PERIODE 2018
INDONESIA
2019
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deteksi awal penyimpangan
tumbuh kembang pada bayi-bayi resiko tinggi yang dirawat di RSUD Undata
palu Periode 2018
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan status gizi terhadap perkembangan
b. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab penyimpangan tumbuh
kembang
5
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
2. Ikterus Neonatorum
Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak
terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi
baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL. Ikterus selama usia minggu
pertama terdapat pada sekitar 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi preterm.
Ikterus neonatorum tidak selamanya merupakan ikterus fisiologis, akan
tetapi bila tidak segera ditangani dengan baik akan menimbulkan cacat
seumur hidup atau bahkan kematian. Demikian juga ikterus patologis yaitu
ikterus yang timbul apabila kadar bilirubin total melebihi 12 mg/dl, apabila
tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi yang
membahayakan karena bilirubin dapat menumpuk di otak yang disebut
dengan kern ikterus.
Seringkali prematuritas berhubungan dengan hiperbilirubinemia tak
terkonjugasi pada neonatus. Aktifitas uridine difosfat glukoronil transferase
hepatik jelas menurun pada bayi prematur, sehingga konjugasi bilirubin tak
terkonjugasi menurun. Selain itu juga terjadi peningkatan hemolisis karena
umur sel darah merah yang pendek pada bayi prematur. Pada BBLR,
pembentukan hepar belum sempurna (imaturitas hepar) sehingga
menyebabkan konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk di hepar
tidak sempurna. Seringkali prematuritas berhubungan dengan hiper-
bilirubinemia tak terkonjugasi pada neonatus. Aktifitas Uridine Difosfat
Glukoronil Transferase Hepatik jelas menurun pada bayi prematur, sehingga
kadar bilirubin yang terkonjugasi menurun. Namun pada bayi cukup bulan
8
dan bayi prematur terjadi peningkatan hemolisis karena umur sel darah merah
yang pendek pada neonatus dan pada bayi BBLR, pembentukan hepar belum
sempurna (imaturitas hepar) sehingga menyebabkan konjugasi bilirubin
indirek menjadi bilirubin direk di hepar tidak sempurna
Terdapat dua proses yang melibatkan antara komplikasi (asfiksia,
sepsis, sefalhematom) dengan risiko terjadinya ikterus neonatorum, yaitu; (a)
Produksi yang berlebihan, hal ini melebihi kemampuan bayi untuk
mengeluarkannya, misalnya pada perdarahan tertutup dan sepsis. (b)
Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar, gangguan ini dapat
disebabkan oleh hipoksia dan infeksi. Asfiksia dapat menyebabkan
hipoperfusi hati, yang kemudian akan mengganggu uptake dan metabolisme
bilirubin hepatosit.
3. Prematur
Prematuritas adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan
20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Terdapat 3 subkategori usia kelahiran prematur berdasarkan kategori World
Health Organization (WHO) yaitu:
1) Extremely preterm (<28 minggu)
2) Very preterm (28 hingga <32 minggu)
3) Moderate to late preterm (32 hingga<37 minggu).
4. Asfiksia
Asfiksia Perinatal adalah suatu stres pada janin atau bayi baru lahir
karena kurang tersedianya oksigen dan atau kurangnya aliran darah (perfusi)
ke berbagai organ. Secara klinis tampak bahwa bayi ¡tidak dapat bernapas
spontan dan teratur segera setelah lahir. Dampak dari keadaan asfiksia
tersebut adalah hipoksia, hiperkarbia dan asidemia yang selanjutnya akan
meningkatkan pemakaian sumber energi dan menggangu sirkulasi bayi.
Menurut AAP asfiksia adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh kurangnya
O2 pada udara respirasi, yang ditandai dengan:
Faktor risiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir terdiri dari faktor
ibu, faktor janin dan faktor persalinan/kelahiran.
1) Faktor ibu yaitu: infeksi (korioamnionitis), toksemia/eklampsia,
penyakit kronik ibu (hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal,
penyakit paru dan diabetes melitus).
2) Faktor janin yaitu: prematuritas, bayi KMK, gawat janin, bayi kembar,
kelainan bawaan, inkompatibilitas golongan darah, dan depresi susunan
saraf pusat oleh obat-obatan.
3) Faktor persalinan kelahiran: polihidramnion, oligohidramnion,
perdarahan pranatal (plasenta previa, solutio plasenta), kelainan his, dan
kelainan tali pusat (tali pusat menumbung, lilitan tali pusat).
10
5. Sepsis Neonatorum
Sepsis neonatal adalah sindrom klinik penyakit sistemik, disertai
bakteremia yang terjadi pada bayi dalam satu bulan pertama kehidupan.
Angka kejadian sepsis neonatal adalah 1-10 per 1000 kelahiran hidup, dan
mencapai 13-27 per 1000 kelahiran hidup pada bayi dengan berat
<1500gram. Angka kematian 13-50%, terutama pada bayi prematur(5-10 kali
kejadian pada neonatus cukup bulan) dan neonatus dengan penyakit berat
dini.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan gawat janin (asfiksia) antara
lain :
a. Faktor ibu
1) Preeklampsia dan eklampsia
2) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
3) Partus lama
4) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
5) Kehamilan Lewat Waktu (Sesudah 42 minggu kehamilan)
b. Faktor Tali Pusat
1) Lilitan Tali Pusat
2) Tali Pusat Pendek
3) Simpul Tali Pusat
4) Prolapsus Tali Pusat
c. Faktor Bayi
1) Bayi Prematur ( Sebelum 37 minggu kehamilan)
2) Persalinan dengan tindakan (Sungsang, Bayi kembar, distosia bahu,
ekstrasi vakum, ekstraksi forsep)
3) Kelainan Bawaan (kongetinal)
4) Air Ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional dengan jenis
rancangan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui deteksi awal
penyimpangan tumbuh kembang pada bayi-bayi resiko tinggi yang dirawat di
RSUD Undata palu Periode 2018.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah bayi-bayi berusia 3 bulan yang dirawat di
perinatologi resiko tinggi RSUD Undata Palu.
a. Kriteria inklusi :
1) Bayi-bayi yang memiliki resiko tinggi seperti hiperbilirubinemia,
asfixia, premature dan infeksi neonatorum.
2) Bayi risiko tinggi yang melakukankontrol di Poliklinik Tumbuh
Kembang setelah menjalani perawatan di Perinatologi RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018.
b. Kriteria ekslusi
1) Bayi yang tak lahir di RSUD Undata Palu atau Pasien Rujukan.
2) Bayirisiko tinggi yang datangkontrol di Poliklinik Tumbuh Kembang
RSUD UNDATA Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018, tetapitidak
menjalani perawatan di ruang Perinatologi RSUD UNDATA.
D. Analisis Data
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Januari
No Kasus Pasien
1 Ikterus neonatorum 6
2 Kelainan kongenital -
3 Asfiksia 14
4 Prematur 13
5 Bronchopneumonia 1
6 Hipoglikemia -
7 Trauma lahir -
8 Infeksi tali pusat -
9 Gangguan nafas -
10 Sepsis neonatal 4
Jumlah 38
2. Februari
No Kasus Pasien
1 Ikterus Neonatorum 1
2 Kelainan Kongenital -
3 Asfiksia 13
4 Prematur 14
5 bronchopneumonia -
6 hipoglikemia 2
7 trauma lahir -
8 infeksi tali pusat -
9 gangguan nafas -
10 sepsis neonatal 1
Jumlah 31
16
3. Maret
No Kasus Pasien
1 Ikterus Neonatorum 1
2 Kelainan Kongenital -
3 Asfiksia 36
4 Prematur 17
5 bronchopneumonia 1
6 hipoglikemia 1
7 trauma lahir -
8 infeksi tali pusat -
9 gangguan nafas 12
10 sepsis neonatal 5
Jumlah 73
4. April
No Kasus Pasien
1 Ikterus Neonatorum -
2 Kelainan Kongenital -
3 Asfiksia 25
4 Prematur 16
5 bronchopneumonia -
6 hipoglikemia 1
7 trauma lahir -
8 infeksi tali pusat -
9 gangguan nafas 9
10 sepsis neonatal 2
Jumlah 53
5. Mei
No Kasus Pasien
1 Ikterus Neonatorum -
2 Kelainan Kongenital -
3 Asfiksia 9
4 Prematur 1
5 bronchopneumonia -
6 hipoglikemia -
7 trauma lahir -
8 infeksi tali pusat -
17
9 gangguan nafas 4
10 sepsis neonatal 2
Jumlah 16
6. Juni
No Kasus Pasien
1 Ikterus Neonatorum -
2 Kelainan Kongenital 4
3 Asfiksia 13
4 Prematur 10
5 bronchopneumonia -
6 hipoglikemia 2
7 trauma lahir 2
8 infeksi tali pusat -
9 gangguan nafas -
10 sepsis neonatal 2
Jumlah 33
7. Juli
No Kasus Pasien
1 Ikterus Neonatorum -
2 Kelainan Kongenital -
3 Asfiksia 24
4 Prematur 7
5 bronchopneumonia -
6 hipoglikemia 5
7 trauma lahir -
8 infeksi tali pusat -
9 gangguan nafas -
10 sepsis neonatal 1
Jumlah 37
8. Agustus
No Kasus Pasien
1 Ikterus Neonatorum -
2 Kelainan Kongenital -
3 Asfiksia 24
4 Prematur 3
5 bronchopneumonia -
6 hipoglikemia 3
18
7 trauma lahir -
8 infeksi tali pusat -
9 gangguan nafas -
10 sepsis neonatal 6
Jumlah 36
9. September
No Kasus Pasien
1 Ikterus Neonatorum -
2 Kelainan Kongenital -
3 Asfiksia 17
4 Prematur 14
5 bronchopneumonia -
6 hipoglikemia 4
7 trauma lahir -
8 infeksi tali pusat -
9 gangguan nafas -
10 sepsis neonatal 10
Jumlah 45
10. Oktober
N No Kasus Pasien
1 Ikterus Neonatorum -
2 Kelainan Kongenital -
3 Asfiksia 5
4 Prematur 4
5 bronchopneumonia -
6 hipoglikemia -
7 trauma lahir -
8 infeksi tali pusat 2
9 gangguan nafas -
10 sepsis neonatal 1
Jumlah 12
11. November
No Kasus Pasien
1 Ikterus Neonatorum 4
2 Kelainan Kongenital -
3 Asfiksia 5
19
4 Prematur 7
5 bronchopneumonia 2
6 hipoglikemia 1
7 trauma lahir -
8 infeksi tali pusat -
9 gangguan nafas -
10 sepsis neonatal 5
Jumlah 24
12. Desember
No Kasus Pasien
1 Ikterus Neonatorum -
2 Kelainan Kongenital -
3 Asfiksia 14
4 Prematur 7
5 bronchopneumonia 1
6 hipoglikemia -
7 trauma lahir -
8 infeksi tali pusat -
9 gangguan nafas -
10 sepsis neonatal 11
Jumlah 33
1 80 Asfixia 199
2 72 Premature 113
3 85 Infeksi Neonatorum 50
4 82 Total 374
5 54
6 64
7 59
8 52
9 57
10 52
11 59
12 54
770
20
Tanggal BB PB LK Status
Nama JK Diagnosis Kunjungan Denver
Lahir (gr) (cm) (cm) Gizi
BBLR+CTEV
By Ny Purwati L 11/05/2017 4200 56 38 (-2) Jan-18 GDD
Bilateral
Asfiksia berat +
By. ny.nurfat P 23/08/2017 2700 51 35 (-3) Feb-18 GDD
RDN
By. rumaisa P 30/08/2017 Gizi buruk 2700 47 35 (-2)(-3) Mar-18 GDD
Asfiksia berat+
By. Adriani P 01/07/2017 3800 54 38 (-1)(-2) Apr-18 Normal
RDN
By. Ny.
P 28/02/2017 Premature 4000 58 37 (-2)(-3) Mei-18 Normal
Irkayana
By. Ny.
L 15/01/2018 Gizi buruk 4200 56 38 (-1)(-2) Jun-18 Normal
Deviana
By. Ny. Diana L 20/09/2017 Premature+RDS 3000 51 36 (-2)(-3) Jul-18 Normal
By. Ny. Lin Premature + ikterik
P 16/01/2018 4000 56 42 (-2) Agust-18 GDD
Desriana neonatorum
Hipoglikami
By. Wati P 24/08/2017 Sistomatitis + 3200 53 37 (-2)(-3) Sep-18 GDD
Infeksi Neonatus
By. Ny.
P 16/09/2017 Gizi kurang 2800 52 35 (-3) Okt-18 GDD
Raiqah
By.amat L 19/10/2017 Infeksi neonatus 3800 53 35 (-2)(-3) Nov-18 GDD
By.Febri L 11/11/2017 Hiperbilirubinemia 3500 56 38 (-3) Des-18 GDD
Premature +
By. Elizer P 14/09/2018 4100 58 40 (-1)(-2) Des-18 Normal
hiperbilirubinemia
By. Satria L 18/08/2017 Asfiksia Berat 2650 50 35 (-3) Apr-18 GDD
An. Glory P 30/06/2018 Down syndrome 5600 60 40 (0)(+2) Sep-18 Normal
By. Dwi chili P 21/07/2018 Infeksi neonatal 4000 56 38,5 (-2)(-3) Okt-18 GDD
An. Gabriel P 16/08/2018 Hydrocephal 6000 59 40 (0)(-1) Nov-18 Normal
By. Ny. Siti
P 19/05/2018 Infeksi neonatal 4300 57 39 (-2) Agust-18 Normal
hajar
By. Ny. Sri
P 14/06/2018 RDN + Serotinus 5200 60 40 (+1)(0) Sep-18 Normal
aryanti
Gawat janin +
By. Febrina P 12/07/2018 4100 57 38,5 (-2)(-3) Okt-18 Normal
asfiksia
By. Ny.
P 25/09/2018 Hipoglikemia 3900 55 38 (-1)(-2) Des-18 GDD
Rosella
An.
L 28/06/2018 Hiperbilirubinemia 4500 59 36 (-2)(-3) Sep-18 GDD
Raldiansyah
By. Muh
L 18/08/2018 Infeksi neonatal 4300 57 42 (-1) Nov-2018 Normal
ibrahim
By. Henli L 28/04/2018 Bronkopneumonia 3900 55 37 (-2)(-3) Jul-18 GDD
By.Ny. Fimosis+non iliasis
P 26/05/2018 3200 49 33 (-3) Agust-18 GDD
Nimade + ISK
By. Ny.
P 14/03/2018 Hiperbilirubinemia 5000 59 39 (0)(+1) Jun-18 Normal
chintya
An. Raya P 23/04/2018 Pneumonia 4800 57 38.5 (0)(-1) Jul-18 Normal
By.Ny. Ivan L 27/02/2018 Post RDS 5000 59 44 (-1)(-2) Mei-18 Normal
By. Ny. Dedi L 30/03/2018 Infeksi neonatal 5200 61 38 (-1)(-2) Agust-18 GDD
21
BBLR + RDN
An. Yunita P 16/08/2018 6000 59 40 (0)(-1) Nov-18 Normal
sedang
By. Ny. Sri
P 19/05/2018 Post RDN 4300 57 39 (-2) Agust-18 Normal
juniati
By.Ny.
P 15/01/2018 VSD 4200 56 38 (-1)(-2) Jun-18 Normal
Nurdiana
By.Ny gusti BBLR + Infeksi
P 20/09/2017 2700 51 35 (-3) Feb-18 GDD
ayu neonatus
By. Bila L 20/04/2018 Asfiksia Berat 3800 54 36 (-2)-(-3) Mei-18 GDD
By. Nyonya BBLR+Asfiksia
P 14/06/2018 2300 49 30 (-3) Maret-18 GDD
yuni fatah sedang
Ikterus+
An. Alfa L 21/02/2018 2400 62 42 (-3) Febr-2018 GDD
konjungtivitis
ASFIKSIA
Status
Nama JK TL Diagnosis BB PB LK Kunjungan Denver
Gizi
By. ny.nurfat P 23/08/2017 2700 51 35 (-3) Feb-18 GDD
By. Adriani P 01/08/2017 3800 54 38 (-1)(-2) Apr-18 Normal
By. Satria L 18/08/2017 2650 50 35 (-3) Apr-18 GDD
By. Bila L 20/04/2018 3800 54 36 (-2)-(-3) Mei-18 GDD
By. Ny. Desi P 10/02/2018 4500 57 37 (-1)(-2) Mei-18 GDD
By. Ny.
L 13/03/2018 4300 57 39 (-1)(-2) Jun-18 Normal
Nursifa
SEPSIS
Status
Nama JK TL Diagnosis BB PB LK Kunjungan Denver
Gizi
By. Amat L 13/10/2017 3900 55,5 37 (-2)(-3) Jan-18 GDD
By.Dwi Chili L 16/11/2017 4300 57 39,5 (-1)(-2) Feb-18 Normal
By. Siti hajar L 26/12/2017 4000 56 38,5 (-2)(-3) Mar-18 Normal
By. Ny.
P 17/01/2018 4100 56 40 (-2)(-3) Apr-18 Normal
Raldiansyah
By. Dedi
L 20/02/2018 3900 55 38 (-2)(-3) Mei-18 GDD
Puspita
IKTERUS
Status
Nama JK TL Diagnosis BB PB LK Kunjungan Denver
Gizi
An. Alfa P 11/11/2017 4000 57 38,3 (-2)(-3) Feb-18 GDD
By. Leli P 30/12/2017 3900 56 38 (-2)(-3) Mar-18 GDD
By. Ny. Sari L 16/01/2018 4500 57 39 (-1)(-2) Apr-18 GDD
22
B. Pembahasan
1. Premature
Tumbuh
32%
46%
22%
Dari grafik diatas jumlah bayi lahir premature yang memiliki gizi
baik berjumlah 17 bayi, gizi kurang 8 bayi dan gizi buruk 12 bayi.
Dari hal ini menunjukkan bayi usia 3 bulan yang lahir prematur rerata
memiliki gizi kurang, hal ini dapat disebabkan karena pada bayi
premature sering terjadi kesulitan minum dan organ pencernaan yang
masih imatur menyebabkan kebutuhan nutrisi pada pada bayi
premature kurang dari kebutuhan tubuhnya sehingga menyebabkan
kekurangan gizi (Ananditha, 2017).
23
Kembang
sehingga bayi yang lahir premature memiliki resiko yang lebih besar
untuk terjadi keterlambatan motorik kasar (Ananditha, 2017)
2. Asfixia
Jumlah bayi lahir Asfixia yang dirawat di Ruang perinatologi
risiko tinggi (peristi) RS Undata Palu berjumlah 199 orang yang
diambil menjadi sampel yaitu 6 bayi.
Tumbuh
33%
Gizi Baik
50%
Gizi Kurang
17%
Gizi Buruk
Dari grafik diatas jumlah bayi lahir asfixia yang memiliki gizi baik
berjumlah 3 bayi, gizi kurang 1 bayi dan gizi buruk 2 bayi. Dari hal ini
menunjukkan bayi usia 3 bulan yang lahir asfixia cenderung memiliki
gizi baik dibandingankan dengan bayi yang lahir premature.
Kembang
33%
Denver
67% GDD
Normal
3. Infeksi Neonatorum
Tumbuh
0% 20%
Gizi Baik
Gizi Kurang
80%
Gizi Buruk
Kembang
40%
Denver
60% GDD
Normal
kemokin otak pada fase awal berperan dalam disfungsi dari SSP dan
perubahan permiabilitas sawar darah otak. nitrit oksida, asam amino
eksitatori, siklooksigenase dan Dan sepsis tidak hanya berhubungan
dengan disfungsi ROS, dimana dapat merugikan otak imatur karena otak
akut, tetapi dapat juga menyebabkan defisit kognitif meningkatkan
kerentanan sel yang sedang maturasi (Aminingrum, 2015)
4. Ikterus Neonatorum
Jumlah bayi lahir dengan Ikterus neonatorum yang dirawat di
Ruang perinatologi risiko tinggi (peristi) RS Undata Palu berjumlah
12 orang yang diambil menjadi sampel yaitu 7 bayi.
Tumbuh
0%
Kembang
Normal
0%
Denver
GDD
GDD Normal
100%
BAB V
PENUTUP
kerusakan yang berbeda-beda. Pada bayi premature kerusakan yang terjadi bisa
terjadi karena berbagai faktor. Pengamatan jangka panjang pada bayi risiko tinggi
tidak cukup sampai masa balita saja, tetapi minimal sampai usia sekolah, dimana
defisit neurologi minor baru terdeteksi atau kemampuan otak yang lebih tinggi
kerusakan otak serta mengetahui apa yang dapat terjadi pada bayi risti , maka kita