Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 3 No.

1, Maret 2015 ISSN 2355-5785


http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

KOMPARASI HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING


DAN ASSIGNMENT AND RECITATION
Mutmainna, Ferawati
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar fisika peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3
Bajeng menggunakan metode discovery learning dan assignment and recitation yang sesuai dengan
standar KKM, sekaligus untuk mengetahui perbandingan hasil belajar fisika peserta didik yang
menggunakan metode discovery learning dan assignment and recitation. Jenis penelitian yang digunakan
yaitu Quasi Eksperimen dan menggunakan desain Equivalent Time Sampel Desain. Instrumen
pengumpulan data pada penelitian ini berupa instrumen tes dan observasi. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan inferensial yaitu uji “t”. Berdasarkan hasil analisis data dengan
menggunakan statistik deskriptif diperoleh rata-rata hasil belajar dengan mengguunakan metode
discovery learning berada dalam kategori baik dan hasil belajar dengan menggunakan metode
assignment and recitation ini juga berada dalam kategori baik. Sedangkan hasil inferensial yaitu T tabel ˂
Thitung sehingga terdapat perbedaan antara hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode
discovery learning dengan peserta didik yang menggunakan metode assignment and recitation.

Kata kunci: Metode discovery learning,assignment and recitation, hasil belajar

PENDAHULUAN penggunaan suatu metode yang sesuai dengan


tujuan. Ini berarti tujuan pembelajaran dapat
1. Latar Belakang tercapai dengan penggunaan metode yang tepat,
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sesuai dengan standar keberhasilan yang terdapat
sadar untuk menumbuh-kembangkan potensi dalam suatu tujuan.
sumber daya manusia, peserta didik dengan cara Pendidik dianjurkan menggunakan
mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar berbagai macam metode, namun kenyataan yang
mereka. Bangsa ini mengalami persaingan yang banyak dijumpai di kelas-kelas suatu sekolah
semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain, dalam proses pembelajaran fisika selama ini,
sehingga sangat diperlukan pembangunan pendidik menerapkan strategi klasikal dengan
manusia yang berkualitas dan berdaya saing. metode ceramah menjadi pilihan utama sebagai
Kualitas manusia tersebut dihasilkan melalui metode pembelajaran. Dimana pembelajaran
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Hal berpusat pada pendidik, yang meletakkan
ini telah ditetapkan dalam Undang-Undang pendidik sebagai pemberi pengetahuan bagi
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan peserta didik. Penggunaan metode ceramah
Nasional, yaitu: Setiap warga Negara mempunyai tersebut menyebabkan partisipasi rendah,
hak yang sama untuk memperoleh pendidikan kemajuan , perhatian dan minat peserta didik
yang bermutu (Rahman, 2011: 13). tidak dapat dipantau. Dengan dominasi metode
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan tersebut, peserta didik tidak aktif. Ketidakaktifan
yang bernilai edukatif, nilai edukatif yang terjadi peserta didik selama proses pembelajaran
antara pendidik dengan peserta didik. Interaksi merupakan salah satu faktor yang dapat
bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengakibatkan peserta didik sulit memahami
mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk konsep suatu materi.
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan Hal yang sama terjadi pada proses
sebelum proses pembelajaran dilakukan. Seorang pembelajaran fisika di kelas VIII SMP Negeri 3
pendidik menentukan metode yang akan Bajeng, metode ceramah menjadi pilihan utama
digunakan agar tujuan pembelajaran yang telah sebagai metode pembelajaran akibatnya, interaksi
dirumuskan dapat tercapai. pembelajaran dalam kelas relatif masih rendah
Metode mempunyai pengaruh yang cukup dan berlangsung satu arah. Dikelas tersebut,
besar dalam kegiatan belajar mengajar. peserta didik cenderung pasif, tidak berani
Kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta mengungkapkan pendapat atau pertanyaan, dan
didik akan ditentukan oleh kerelevansian minat peserta didik dalam mengikuti

P a g e | 46
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 3 No. 1, Maret 2015 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

pembelajaran rendah. Hal ini dapat dilihat dari Discovery/penemuan, yaitu para peserta didik
sedikitnya peserta didik yang mendengarkan diharuskan menemukan prinsip atau hubungan
penjelasan pendidik, bahkan ada peserta didik yang sebelumnya tidak diketahuinya yang
yang diam saja dan ada juga yang bermain-main merupakan akibat dari pengalaman belajarnya
sendiri saat pendidik sedang menerangkan yang telah “diatur” secara cermat dan seksama
pelajaran. Jika hal tersebut terjadi secara terus- oleh guru (Rohani, 2004: 37).
menerus, dapat mengakibatkan hasil belajar yang
diperoleh kurang optimal, ini terlihat pada nilai Menurut Sund discovery adalah proses mental
pelajaran IPA terpadu peserta didik yang tidak dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu
memenuhi standar KKM yaitu 70. Dengan konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan
perolehan hasil belajar yang kurang optimal, proses mental tersebut antara lain: mengamati,
maka dikatakan bahwa tujuan pembelajaran tidak mencerna, menggolongkan, membuat dugaan,
tercapai. Untuk mengatasi permasalahan diatas menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan,
maka, diperlukan metode pembelajaran yang dan sebagainya. Dalam metode ini siswa
dapat mengaktifkan peserta didik dalam dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami
pembelajaan. Metode discovery learning dengan proses mental itu sendiri, guru hanya
metode assignment and recitation adalah dua membimbing dan memberikan instruksi
metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan (Roestiyah, 2008: 20).
peserta didik. Metode discovery learning adalah
Menurut Richard discovery learning adalah suatu
metode pembelajaran yang melibatkan peserta
cara mengajar, yang melibatkan siswa dalam
didik dalam proses aktivitas secara terbuka
proses kegiatan mental melalui tukar pendapat,
melalui diskusi kelompok, membaca sendiri,
dengan cara diskusi, seminar, membaca sendiri,
mencoba sendiri dan menemukan sendiri, dan
dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar
metode assignment and recitation adalah metode
sendiri (Roestiyah, 2008: 20).
pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik
dalam mengerjakan tugas dan selanjutnya akan Discovery learning adalah belajar dan
dipertanggungjawabkan. Yang diharapkan kedua menemukan sendiri, dalam sistem belajar
metode tersebut dapat meningkatkan hasil belajar mengajar, guru menyajikan bahan pelajaran tidak
peserta didik dan mencapai KKM yang tinggi, dalam bentuk final, tetapi peserta didik diberikan
oleh karena itu peneliti mencoba peluang untuk mencari dan menemukannya
mengkomparasikan metode pembelajaran sendiri.
discovery learning dengan metode assignment
and recitation. Menurut Bruner dalam (Bahri, 2006: 19) prosedur
yang harus diperhatikan dalam penggunaan
2. Tujuan metode discovery yaitu:
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Simulation. Guru mulai bertanya dengan
perbandingan antara hasil belajar fisika peserta mengajukan persoalan atau menyuruh anak
didik yang menggunakan metode discovery didik untuk membaca atau mendengarkan
learning dan assignment and recitation pada kelas uraian yang memuat permasalahan.
VIII D SMP Negeri 3 Bajeng. 2) Problem statement. anak didik diberikan
kesempatan mengidentifikasi berbagai
3. Tinjauan Pustaka permasalahan. Permasalahan yang dipilih
Metode pembelejaran merupakan cara- harus menarik dan fleksibel untuk dipecahkan,
cara yang digunakan pengajar atau instruktur permasalahan yang dipilih tersebut harus
untuk menyajikan informasi atau pengalaman dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau
baru, menggali pengalaman peserta belajar, hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban
menampilkan unjuk kerja peserta belajar dan lain- sementara atas pernyataan yang diajukan.
lain (Uno, 2009: 65). 3) Data collection. Untuk menjawab pernyataan
a. Metode Discovery Learning atau membuktikan benar tidaknya hipotesis
yang telah dirumuskan. anak didik diberikan
kesempatan untuk mengumpulkan berbagai

P a g e | 47
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 3 No. 1, Maret 2015 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

informasi yang relevan, dengan cara membaca tugas, yaitu assignment and recitation. Namun
literatur, mengamati objek, wawancara dengan demikian, kedua istilah tersebut sebenarnya
nara sumber, melakukan uji coba sendiri, dan tidak sama. Di masa lalu, tugas (assignment)
sebagainya. sering disamakan dengan pekerjaankan rumah
4) Data processing. Semua informasi hasil sedangkan resitasi (Bahri, 2006: 85) adalah
bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, metode penyajian bahan dimana guru
semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, memberikan tugas tertentu agar siswa
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan melakukan kegiatan belajar.
cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat Dari defenisi diatas dapat disimpulkan
kepercayaan tertentu. bahwa assignment and recitatioan merupakan
5) Verification atau pembuktian. Berdasarkan suatu metode yang mengaktifkan siswa untuk
hasil pengolahan data dan tafsiran atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis guru setelah menjelaskan suatu materi dan
yang telah dirumuskan sebelumnya kemudian selanjutnya akan dipertanggung jawabkan.
dicek, apakah terjawab atau tidak, terbukti atau Langkah-langkah metode pemberian tugas dan
tidak. resitasi yaitu:
6) Generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan 1) Fase pemberian tugas
hasil verifikasi tadi, peserta didik belajar Tugas yang diberikan pada sisiwa hendaknya
menarik kesimpulan. mempertimbangkan:
a) Tujuan yang akan dicapai.
Sistem belajar yang dikembangkan bruner ini
b) Jenis tugas yang tepat dan jelas sehingga
menggunakan landasan pemikiran pendekatan
siswa mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
belajar mengajar. Hasil belajar dengan cara ini
c) Sesuai dengan kemampuan siswa.
lebih mudah dipahami dan diingat.
d) Ada petunjuk/ sumber yang dapat membantu
Keunggulan metode discovery learning: pekerjaan siswa.
1) Membantu siswa untuk mengembangkan, e) Sediakan waktu yang cukup untuk
mempersiapkan, serta menguasai keterampilan mengerjakan tugas tersebut.
dalam proses pembelajaran. 2) Fase pelaksanaan tugas
2) Siswa memperoleh pengetahuan sangat a) Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru.
pribadi/ individual sehingga dapat kokoh/ b) Diberikan motivasi sehingga siswa mau
mendalam tertinggal dalam jiwa siswa bekerja
tersebut. c) Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri,
3) Membangkitkan gairah belajar siswa. tidak menyuruh orang lain.
4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk d) Di anjurkan siswa mencatat hasil-hasil yang
berkembang dan maju sesuai dengan ia peroleh dengan baik dan sistematis.
kemampuannya masing-masing. 3) Fase mempertanggungjawabkan tugas
5) Memperkuat dan menambah kepercayaan diri (resitasi)
siswa. Hal yang harus dikerjakan pada fase ini:
Kelemahan metode discovery learning: a) Laporan siswa baik lisan maupu tertulis dari
1) Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan apa yang telah dikerjakan.
mental, memiliki keberanian dan keinginan b) Ada tanya jawab/diskusi kelas.
yang kuat untuk mengetahui keadaan c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes
sekitarnya dengan baik. maupun non tes atau cara lain.
2) Bila kelas terlalu besar penggunaan metode ini Metode tugas dan resitasi memiliki beberapa
akan kurang efektif. kelebihan kakurangan antara lain:
3) Membutuhkan waktu yang relatif lama
dibandingkan dengan metode belajar menerima 1) Kelebihannya
a) Lebih merangsang siswa dalam melakukan
b. Metode Assignment and Recitation aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
Terdapat dua istilah yang sering dituka- b) Dapat mengenbangkan kemandirian siswa
pakaikan di dalam membahas metode pemberian diluar pengawasan guru.

P a g e | 48
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 3 No. 1, Maret 2015 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

c) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin diinginkaan, dan bisa juga sebagai hasil
siswa penggunaan metode tertentu.
d) Mengemembangkan kreativitas siswa. Hasil belajar adalah gambaran tentang apa yang
2) Kekurangannya harus digali, dipahami dan dikerjakan peserta
a) Siswa sulit dikontrol, apakah ia yang didik, hasil belajar merefleksikan keleluasaan,
mengerjakan tugas ataukah orang lain. kedalaman, kerumitan dan harus digambarkan
b) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-
yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan teknik penilaian tertentu (Arifin, 2010: 26).
adalah anggota tertentu saja sedangkan
anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan 4. Manfaat Penelitian
baik. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
c) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai berikut :
dengan perbedaan individu siswa. a. Bagi peneliti, menyampaikan informasi
d) Sering memberikan tugas yang monoton (tidak tentang pengaruh dari metode discovery
bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan learning dengan assignment and recitation
siswa. terhadap hasil belajar fisika peserta didik.
b. Bagi guru bidang studi khususnya fisika dapat
c. Hasil Belajar menjadikan motode discovery learning dan
assignment and recitation sebagai salah satu
Tujuan utama evaluasi dalam pendidikan adalah metode alternative dalam proses belajar
untuk mengetahui hasil belajar peserta didik mengajar.
disamping mengetahui mutu proses pendidikan c. Bagi peserta didik dapat memberikan motivasi
secara umum dan mutu proses belajar-mengajar belajar, melatih keterampilan, bertanggung
secara khusus. Kenyataan menunjukkan bahwa jawab pada setiap tugas dan mengembangkan
kedua aspek tersebut sangat erat hubungannya. kemampuan berpikirnya.
Hasil belajar yang baik ditunjukkan oleh nilai
ujian yang tinggi merupakan indikator dari
METODE PENELITIAN
proses belajar mengajar yang baik pula (Ishak
dan Syamsuduha, 2011: 8-9). Jenis penelitian ini, yaitu penelitian Quasi
Menurut Gagne dalam (Uno, 2009: 137) eksperimen yaitu dengan mengambil satu kelas
menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan secara langsung dari populasi. Serta
kepastian terukur dari perubahan individu yang menggunakan desain Equivalent Time Sampel
Desain.
diinginkan berdasarkan ciri-ciri atau variabel
bawaannya melalui perlakuan pengajaran Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes
tertentu. hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda yang
Menurut Bloom dalam (Suprijono, 2010: 6) terdiri dari 5 butir soal dan lembar observasi
hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, sebagai instrumen pelengkap.
afektif, dan psikomotorik. Teknik sampling yang digunakan adalah
Menurut Romiszowski dalam (Abdurrahman, Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel
2003: 38) hasil beajar merupakan keluaran dari berdasarkan dari arahan pembimbing dan guru
suatu sistem pemprosesan masukan. Masukan mata pelajaran di sekolah. Sehingga diperoleh
dari system tersebut berupa macam-macam kelas VIII D sebagai kelas eksperimen kedua
informasi sedangkan keluarannya adalah metode pembelajaran yang akan diterapkan.
perbuatan atau kinerja. Perbuatan merupakan Dengan mengambil sampel dari kelas yang
petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi. menurut guru mata pelajaran di sekolah
mempunyai kemampuan yang berada pada
Menurut keller dalam (Uno, 2009: 137) hasil kategori cukup, diharapkan setelah metode
belajar adalah semua efek yang dapat dijadikan pembelajaran diterapkan, hasil belajar yang
sebagai indikator tentang nilai dari suatu diperoleh peserta didik meningkat dan mencapai
penggunaan metode dibawah kondisi yang standar KKM.
berbeda. Efek ini bisa berupa efek yang sengaja
dirancang, karena itu ia merupakan efek yang HASIL DAN PEMBAHASAN

P a g e | 49
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 3 No. 1, Maret 2015 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

Hasil dan pembahasan penelitian ini adalah memiliki nilai pada kategori baik. Sehingga dapat
sebagai berikut: disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta
didik pada materi alat optik dengan penerapan
Menurut Hamsa B Uno, Metode pembelajaran metode assignment and recitation berada pada
merupakan cara-cara yang digunakan pengajar kategori baik.
atau instruktur untuk menyajikan informasi atau
pengelaman baru, menggali pengalaman peserta Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan hasil
belajar, menampilkan unjuk kerja peserta belajar. belajar peserta didik yang menggunakan metode
Penerapan metode pembelajaran discovery assignment and resitation mampu mencapai
learning dan assignment and recitation yang standar keberhasilan suatu proses pembelajaran
dikembangkan dalam pembelajaran fisika di kelas yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil
VIII D SMP Negeri 3 Bajeng pada materi alat belajar peserta didik telah mencapai standar KKM
optik dilakukan dengan tes hasil belajar dan secara individu tetapi tidak mampu mencapai
dokumentasi pada pelaksanaan metode standar KKM secara klasikal, sebagaimana yang
pembelajaran. dikemukakan oleh Diknas bahwa, pembelajaran
dikatakan tuntas jika 75% dari jumlah peserta
Penelitian ini dilaksanakan dalam satu kelas, didik mencapai nilai 70.
selama 4 kali pertemuan pada materi alat optik.
pertemuan pertama dan ketiga yang menggunakan Hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata hasil
metode pembelajaran assignment and recitation belajar peserta didik pada materi alat optik yang
dan pertemuan kedua dan keempat menggunakan menggunakan metode discovery learning 78,33
metode pembelajaran discovery learning. Pada dengan standar deviasi 13,667, dimana skor
setiap pertemuan setelah proses pembelajran maksimum yang dicapai peserta didik yaitu 100
selesai dilakukan tes, berupa tes hasil belajar yang dan skor minimum 50 jarak antara skor
terdiri dari 5 butir soal pilihan ganda. maksimum dengan skor minimum sebesar 50. Hal
ini disebabkan metode discovery learning
Hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata hasil merupakan metode belajar dan menemukan
belajar peserta didik pada materi alat optik yang sendiri, dalam sistem belajar mengajar, pendidik
menggunakan metode assignment and resitation menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk
71,00 dengan standar deviasi 13,983, dimana skor keseluruhan, tetapi peserta didik diberikan
maksimum yang dicapai peserta didik yaitu 100 peluang untuk mencari dan menemukan sendiri.
dan skor minimum 50 jarak antara skor Terkadang peserta didik harus memiliki kesiapan
maksimum dengan skor minimum sebesar 50. Hal dan kematangan mental, memiliki keberanian dan
ini disebabkan metode assignment and recitation keinginan yang kuat untuk mengetahui keadaan
merupakan metode yang mengaktifkan peserta sekitarnya dengan baik. Sehingga pada saat
didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang pemberian tes hasil belajar beberapa diantara
diberikan oleh pendidik setelah menjelaskan suatu mereka memperoleh hasil yang kurang maksimal.
materi dan selanjutnya dipertanggung jawabkan,
hanya saja metode ini menyebabkan peserta didik Dari keseluruhan nilai yang diperoleh, jika
sulit dikontrol, untuk tugas kelompok tidak jarang dikelompokkan kedalam 4 kategori berdasarkan
yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah PERMENDIKBUD No.81 C Tahun 2015 yaitu
anggota tertentu saja sehingga pada saat kategori baik sekali, baik, cukup, kurang.
pemberian tes secara individu, ada beberapa Terdapat masing-masing 2 peserta didik yang
peserta didk yang mendapat nilai dibawah standar memiliki nilai pada kategori kurang, dan cukup,
KKM. 18 peserta didik berada pada kategori baik serta 8
peserta didik pada kategori sangat. Sehingga
Dari keseluruhan nilai yang diperoleh, jika dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar
dikelompokkan kedalam 4 kategori berdasarkan siswa pada materi alat optik dengan penerapan
PERMENDIKBUD No.81 C Tahun 2015 yaitu metode discovery learning berada pada kategori
kategori baik sekali, baik, cukup, kurang. baik
Terdapat masing-masing 5 peserta didik yang
memiliki nilai pada kategori kurang, cukup dan Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan hasil
sangat baik, serta terdapat 15 peserta didik yang belajar peserta didik yang menggunakan metode

P a g e | 50
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 3 No. 1, Maret 2015 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

discovery learning mencapai standar KKM baik dengan nilai sign. < = 0,05 (0,044 < 0,05)
secara individu maupun secara klasikal. untuk kepercayaan 95% .
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Diknas
bahwa, pembelajaran dikatakan tuntas jika 75%
dari jumlah peserta didik mencapai 70. Dengan DAFTAR PUSTAKA
demikian dapat disimpulkan bahwa metode Agung, Leo dan Wahyuni, Sri, 2013,
pembelajaran discovery learning dapat digunakan Perencanaan Pembelajaran Sejarah;
sebagai salah satu metode pembelajaran untuk Ombak. Yogyakarta.
mencapai standarisasi ketuntasan belajar. Ali, Sidin dan Khaeruddin, 2012, Evaluasi
Pembelajaran; Badan Penerbit UNM,
Hasil penelitian dari kedua kelompok yang diuji Makassar.
dengan satatistik inferensial, nilai sign. < = 0,05
(0,044 < 0,05) untuk kepercayaan 95% H0 ditolak Arifin, Zaenal, 2010, Evaluasi Pembelajaran
Prinsisp Teknik Prosedur; Remaja
artinya terdapat perbedaan hasil belajar fisika Rosdakarya, Bandung.
peserta didik yang diajar dengan menggunakan
metode discovery learning dan yang diajar Bahri, D, S dan Zain, Aswan, 2006, Startegi
Belajar-Mengajar; PT Rineka Cipta,
dengan menggunkan metode assignment and Jakarta.
recitation.
Berdasarkan hasil penelitian dan didukung oleh Getting, Abd. Rahman, 2011, Menuju Guru
teori–teori belajar yang telah dikemukakan Profesional dan Ber-Etika; Grha Guru,
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Yogyakarta.
terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta Ishak, Baego dan Syamsuduha, 2011, Buku Daras
didik yang diajar dengan menggunakan metode Evaluasi Pendidikan; Alauddin Press,
discovery learning dan yang diajar dengan Makassar.
menggunkan metode assignment and recitation. Lotuconsina, Nurkhalisa, 2013, Pengelolaan
Kelas dalam pembelajaran; PT Raja
PENUTUP Grafindo Persada Alauddin University
Press, Makassar.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas Muhibbin, Syah, 2006, Psikologi Belajar.
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Jakarta:..
1. Rata-rata hasil belajar fisika peserta didik Muslich, Masnur, 2007, KTSP (Kurikulum
kelas VIII D SMP Negeri 3 Bajeng pada Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar
materi alat optik yang menggunkan metode Pemahaman dan Pengembangan; Bumi
Aksara, Jakarta.
discovery learning sebesar 78,33 yang
dikategorikan baik, dan telah mencapai Rafiqah, 2013, Pengembangan Perangkat
standar KKM secara individu maupun secara Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme;
Alauddin University Press, Makassar.
klasikal, karena 87% dari jumlah peserta
didik yang mendapat nilai 70. Rahman, Getteng, A, 2011, Menuju Guru
2. Rata-rata hasil belajar fisika peserta didik Profesional Dan Ber-Etika; PT Grha
kelas VIII D SMP Negeri 3 Bajeng pada Guru, Yogyakarta.
materi alat optik yang diajar dengan Roestiyah, 2008, Startegi Belajar Mengajar; PT
menggunakan metode assignment and Rineka Cipta, Jakarta.
resitation sebesar 71,00 yang dikategorikan Rohani, Ahmad, 2004, Pengelolaan Pengajaran;
baik, dan telah mencapai standar KKM secara PT Rineka Cipta , Jakarta.
individu tetapi tidak mampu mencapai Sanjaya, wina, 2010, Strategi Pembelajaran
standar KKM secara klasikal, karena hanya Berorientasi Standar Proses Pendidikan;
67% dari jumlah peserta didik yang Kencana, Jakarta.
mendapat nilai 70. Suprijono, Agus, 2009, Cooperatif Learning;
3. Terdapat perbedaan antara hasil belajar fisika Pustaka Belajar, Yogyakarta.
siswa yang diajar dengan metode discovery
lerning dan hasil belajar siswa yang diajar
dengan metode assignment and recitation

P a g e | 51

Anda mungkin juga menyukai