Anda di halaman 1dari 3

Nama : Octavia Erida

Nim : 01031381821085
Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis
Laporan Analisis Indeks Harga Konsumen dan Inflasi di Indonesia

2015 2016 2017 2018 2019


Bulan
IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi
Januari 118,71 -0,24 123,62 0,51 127,94 0,97 132,10 0,62 135,83 0,32
Februari 118,28 -0,36 123,51 -0,09 128,24 0,23 132,32 0,17
Maret 118,48 0,17 123,75 0,19 128,22 -0,02 132,58 0,20

April 118,91 0,36 123,19 -0,45 128,33 0,09 132,71 0,10

Mei 119,50 0,50 123,48 0,24 128,83 0,39 132,99 0,21

Juni 120,14 0,54 124,29 0,66 129,72 0,69 133,77 0,59

Juli 121,26 0,93 125,15 0,69 130,00 0,22 134,14 0,28

Agustus 121,73 0,39 125,13 -0,02 129,91 -0,07 134,07 -0,05

September 121,67 -0,05 125,41 0,22 130,08 0,13 133,83 -0,18

Oktober 121,57 -0,08 125,59 0,14 130,09 0,01 134,2 0,28

November 121,82 0,21 126,18 0,47 130,35 0,2 134,56 0,27

Desember 122,99 0,96 126,71 0,42 131,28 0,71 135,39 0,62

Tingkat Inflasi 3,35 3,02 3,61 3,13 0,32

Analisis :

Dari data di atas, mengacu ke periode 2015-2018, rata-rata inflasi tahunan


umum Indonesia selama 4 tahun adalah 3,27% per tahun. Inflasi tahunan umum
adalah rata-rata kenaikan harga dari seluruh barang yang disurvei oleh Badan
Pusat Statistik dalam setahun. Karena bersifat rata-rata inflasi umum, kita harus
paham bahwa mungkin ada biaya yang naiknya kurang dari rata-rata itu; di sisi
lain, ada biaya yang kenaikannya lebih besar dari angka tersebut.

Kenaikan harga terjadi setiap saat, di mana saja, tak peduli negara dan
rezim siapa. Pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kenaikan harga juga terjadi. Yang berbeda adalah
persentase kenaikannya dan kecepatan naiknya.

Infasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada tahun 2017 terbilang cukup
tinggi selama 4 tahun terakhir yaitu 3,61%. Inflasi yang cenderung tinggi
volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental yaitu Volatile
Food dan Administered prices. Volatie Food adalah Inflasi yang dominan
dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen,
gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik
maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. Sedangkan
Administered Prices) adalah Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks
(kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif
listrik, tarif angkutan, dll.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) terendah yaitu pada tahun 2016
sebesai 3,02%. Hal ini berarti salah satu penyebabnya taitu menurunnya tingkat
konsumsi masyarakat pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2017.
Terendah kedua yaitu pada tahun 2018 sebesar 3,13%.

Jika tahun 2018 dianalisis secara bulanan maka, Inflasi Indeks Harga
Konsumen (IHK) pada November 2018 tetap terkendali dan mendukung
pencapaian sasaran inflasi 2018 sebesar 3,13%. Inflasi IHK pada November 2018
tercatat 0,27%, tidak banyak berbeda dibandingkan dengan inflasi bulan lalu
sebesar 0,28%. Inflasi yang terkendali dipengaruhi inflasi inti yang lebih rendah
dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya serta inflasi volatile food yang
lebih rendah dari pola historis. Sementara itu, inflasi kelompok administered
prices tetap terjaga, meskipun meningkat dibandingkan dengan kondisi bulan
Oktober 2018. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara kumulatif
sampai November 2018 tercatat 2,50% dan secara tahunan mencapai 3,13%.

Bank Indonesia memandang inflasi yang terkendali tidak terlepas dari


konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi
sehingga mendukung pencapaian sasaran inflasi 2018 sebesar 3,13%. Ke depan,
Bank Indonesia akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat
koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah,
guna menjaga inflasi tetap berada pada level yang rendah dan stabil.
Inflasi inti tetap terkendali yakni sebesar 0,22% , tetap stabil dibandingkan dengan
inflasi bulan lalu sebesar 0,29%. Secara tahunan, inflasi inti pada November 2018
tersebut tercatat 3,03%, sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu
yang sebesar 2,94%. Inflasi inti pada bulan November 2018 bersumber dari inflasi
upah tukang bukan mandor, cat tembok, tarif sewa rumah, tarif pulsa ponsel, dan
emas perhiasan. Inflasi inti yang tetap terkendali tidak terlepas dari konsistensi
kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam
menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.

Inflasi volatile food pada November 2018 lebih rendah dari pola historis,
meskipun meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya. Kelompok
volatile food mengalami inflasi 0,23% pada November 2018, meningkat
dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,17%. Namun demikian, realisasi
inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rerata historis inflasi bulan
November dalam tiga tahun terakhir sebesar 0,86%. Secara tahunan, inflasi
kelompok volatile food tercatat 4,32% , melambat dibandingkan dengan inflasi
bulan sebelumnya sebesar 4,48%. Inflasi volatile food pada bulan November 2018
terutama bersumber dari komoditas bawang merah, beras, telur ayam ras, tomat
sayur, dan wortel. Sementara itu, harga komoditas pangan lainnya seperti cabai
merah, daging ayam ras, melon, pepaya, cabai rawit, dan minyak goreng
menurun.

Inflasi kelompok administered prices tetap terjaga, meskipun meningkat


dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya. Inflasi kelompok administered
prices pada bulan November 2018 sebesar 0,52%, meningkat dibandingkan
dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,32%. Peningkatan inflasi kelompok ini
terutama bersumber dari inflasi tarif angkutan udara seiring peningkatan
permintaan menjelang akhir tahun. Peningkatan inflasi juga dipengaruhi dampak
lanjutan dari kenaikan harga Bahan Bakar Khusus pada Oktober 2018. Selain itu,
kenaikan inflasi rokok kretek filter dan rokok kretek juga turut menjadi pendorong
inflasi kelompok administered prices pada bulan ini. Secara tahunan, kelompok
administered prices mengalami inflasi 3,07% (yoy), meningkat dibandingkan
dengan kondisi bulan sebelumnya sebesar 2,74% (yoy).

Anda mungkin juga menyukai