PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang
kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat (Dinas Kesehatan,
2007).
B. Rumusan Masalah
3. Apakah yang dimaksud dengan aspek sosial budaya berhubungan dengan prilaku
kesehatan ?
6. Apakah yang dimaksud dengan aspek sosial budaya yang mempengaruhi status
kesehatan?
1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuat makalah ini adalah untuk mengetahui apa aspek aspek sosial
budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MAYARAKAT
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok
yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah
tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam
kumpulan manusia tersebut.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling
berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama
lain sebagai anggota masyarakat.
3
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik. Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang
harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
B. KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan mengeanai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut :
• Alat-alat teknologi
• Sistem ekonomi
4
• Keluarga
• Kekuasaan politik
• Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekitar.
• Organisasi ekonomi.
Secara sedarhana dapat diartikan sebagai hasil dari cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya
budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaaan di sebut kultur, yang berasal dari
lata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan.
Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat indonesia pada Ibu hamil, nifas dan Bersalin :
5
b. Masyarakat betawi pantang makan ikan asin ikan laut karna dapat menyebabkan
ASI menjadi asin.
2. Aspek kebudayaan pada proses persalinan
a. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan
b. Minum madu dan telur menambahkan tenaga ssat proses persalinan
c. Minum rendamam air rumput fatimah akan merangsang mulas
3. Aspek kebudayaan pada masa nifas
a. Tidak boleh bersenggama
b. Kaki harus lurus
c. Tidak boleh tidur siang
d. Tidak boleh berpergian
6
Para sosiolog dan antropolog mempunyai pendapat yang berbeda mengenai
perubahan sosial diantaranya (Soekanto, 1990, pp.332-337):
1) Gillin dan Gillin, mengartikan perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang
telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat
2) Larson dan Rogers, mengemukakan pengertian tentang perubahan sosial yang dikaitan
dengan adopsi teknologi yaitu perubahan sosial merupakan suatu proses yang
berkesinambungan dalam suatu bentangan waktu tertentu. Pemakaian teknologi tertentu
oleh suatu warga masyarakat akan membawa suatu perubahan sosial yang dapat
diobservasi lewat perilaku anggota masyarakat yang bersangkutan.
3) Soerjono Soekanto, mendefinisikan perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi
dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem
sosialnya.
1) Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan
baik lambat maupun cepat.
2) Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan
perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
3) Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat
sementara sebagai proses penyesuaian diri.
4) Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya
memiliki hubungan timbal balik yang kuat.
Dari definisi perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial budaya merupakan
suatu perubahan yang menyangkut banyak aspek dalam kehidupan seperti kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi, aturan-aturan hidup berorganisasi, dan filsafat. Jadi, teknologi
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya perubahan sosial budaya.
7
Perubahan sosial mempunyai tiga dimensi, yaitu: struktural, kultural, dan
interaksional. Pertama, dimensi struktural mengacu pada perubahan-perubahan dalam bentuk
struktur masyarakat, menyangkut perubahan dalam peranan, munculnya peranan baru,
perubahan dalam struktur kelas sosial, dan perubahan dalam lembaga sosial. Kedua, dimensi
kultural mengacu pada perubahan kebudayaan dalam masyarakat.Perubahan ini meliputi;
(3)integrasi, merupakan wujud perubahan budaya yang “relatif lebih halus”. Hal ini
disebabkan dalam proses ini terjadi penyatuan unsur-unsur kebudayaan yang saling
bertemu untuk kemudian memunculkan kebudayaan baru sebagai hasil penyatuan berbagai
unsur-unsur budaya tersebut (Martono, 2012, p.6). Ketiga, dimensi interaksional mengacu
pada adanya perubahan hubungan sosial dalam masyarakat.
b. Perubahan dalam jarak sosial. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
menggeser fungsi “tatap muka” dalam proses interaksi. Individu tidak harus bertatap muka
untuk dapat melakukan komunikasi dan interaksi secara langsung. Bahkan ketika dua
individu berada di tempat yang sangat jauh, mereka bisa tetap berkomunikasi meskipun
dalam jarak ribuan kilometer.
8
c. Perubahan perantara. Mekanisme kerja individu dalam masyarakat modern banyak
bersifat serba “online”, menyebabkan individu tidak banyak membutuhkan “orang lain”
dalam proses pengiriman informasi. Pada zaman dulu, seorang raja yang ingin
menyampaikan berita untuk kerajaan tetangga, menyuruh prajurit untuk menyampaikan
surat ke kerajaan tetangga tersebut. Namun, pada masa modern sekarang, informasi antar
negara dapat langsung disampaikan tanpa melalui orang lain sebagai perantara.
d. Perubahan dari aturan atau pola-pola. Banyak aturan serta pola-pola hubungan yang
mengalami perubahan seiring perkembangan masyarakat. Emansipasi perempuan dalam
dunia kerja misalnya, telah mengubah cara pandang masyarakat dalam menyikapi
“perempuan yang pulang malam”. Bila sebelumnya perempuan yang sering keluar atau
pulang malam sering dikonotasikan sebagai “perempuan nakal”, namun sekarang
masyarakat telah memandang hal tersebut sebagai hal yang biasa karena pada saat
sekarang banyak perempuan yang bekerja sampai larut malam atau bahkan bekerja pada
malam hari.
5) Perubahan dalam bentuk interaksi. Interaksi antar individu tidak sekaku pada masa lalu
ketika interaksi harus dilakukan secara tatap muka. Di era sekarang, interaksi dapat
dilakukan kapan saja melalui telepon, handphone, email, chatting, facebook,
Yahoo!Messenger, Twitter, Internet Relay Chatting, dan berbagai teknologi canggih
lainnya.
2). Perubahan dalam arti kemunduran (regress) yaitu yang membawa pengaruh kurang
menguntungkan bagi masyarakat.
Jika perubahan sosial dapat bergerak ke arah suatu kemajuan, masyarakat akan
berkembang. Sebaliknya, perubahan sosial juga dapat menyebabkan kehidupan masyarakat
mengalami kemunduran. Kemajuan teknologi di satu sisi merupakan contoh perubahan sosial
yang bersifat kemajuan karena mempermudah aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Namun, di sisi lain kemajuan teknologi juga merupakan contoh perubahan sosial
yang bersifat kemunduran karena manusia menjadi tergantung dengan teknologi (budak
teknologi) bukan manusia yang menguasai teknologi akan tetapi teknologi yang menguasai
manusia.
9
Pengaruh Kemajuan Teknologi Bidang Sosial Budaya
Beberapa bentuk perubahan perilaku sosial budaya akibat teknologi antara lain sebagai
berikut:
Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang
posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis.
Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria
semakin menonjol.
Pengaruh Negatif
Meskipun teknologi memberikan banyak manfaat bagi manusia, namun di sisi lain kemajuan
teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek sosial budaya:
10
c. Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah
tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang
disambungkan dengan telepon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan
dengan dunia luar. Program Internet Relay Chatting (IRC), internet, dan e-mail telah
membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung
internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer
dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini
semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui
program Internet Relay Chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan
orang asing kapan saja (Siti Irene, 2012: 174-175).
Selanjutnya dijelaskan beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan
dan status kesehatan.yang pertama yaitu:
1) Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan golongan
umur.misalnya balita lebih banyak menderita penyakit infeksi, sedangkan golongan usia lebih
banyak menderita penyakit kronis seperti hipertesi, penyakit jantung koroner, kanker dan
lain-lain.
2) Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula. Misalnya
dikalangan wanita lebih banyak menderita penyakit kenker payudar, sedangkan laki-laki
banyak menderita kanker prostat.
3) Pekerjaaan
Ada hubungannya antara pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya dikalangan petani
banyak penykakit cacing akibat kerja yang banyak dilakukan di sawah dengan lingkungan
yang banyak cacing. Sebaliknya buruh yang bekera diindustri, misalnya dipabrik tekstil
banyak yang menderita penyakit saluran pernapasan karena banyak terpapar dengan debu.
4) Sosial Ekonomi
11
Keadaan sosial ekonomi jga berpengaruh pada golongan penyakit. Misalnya pederita obesitas
lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dan
sebaliknya malnutrisi banyak ditemukan dikalangan masyarakata yang status ekonominya
rendah.
1. Self Concept
Self Concept kita ditetentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang kita rasakan
terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepda
orang lain. Apabila orang lain melihat kita positif dan menerima apa yang kita lakukan, kita
akan meneruskan perilaku kita, begitu pula sebaliknya.
2. Image Kelompok
Image kelompok individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Sebagai contoh, anak
seorang dokter akan terpapar oleh oraganisasi kedokteran dan orang-orang dengan
pendidikan tinggi, sedangkan anak buruh atau petani tidak terpapar dengan lingkungan
mendis, dan besar kemungkinan juga tidak bercita-cita untuk menjadi dokter
Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan anatara lain :
Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan
masyarakat, misalnya di New Guinea, pernah terjadi wabah penyakit kuru.penyakit ini
menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus.penderita hamya terbatas pada
anak-anak dan wanita.setelah dilakukan penelitaian ternyata penyakit ini menyebar karena
adanya tadisi kanibalisme.
Hal ini adalah sikap fatalism yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan,beberapa anggota
masyarakat di kalangan kelompok yang beragama Islam percaya bahwa anak adalah ttipan
Tuhan,dan sakit atau mati itu adalah takdir,sehingga masyarakat kurang berusaha untuk
12
mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan seseorang dari
kematian.
Sikap ethnosentrime adalah sikap yang memandang bahwa kebudayaan sendiri yang paling
baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.misalnya orang-orang barat merasa
bangga terhadap kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya,dan selalu beranggapan
bahwa kebudayaannya paling maju,sehingga merasa superior terhadap budaya dari
masyarakat yang sedang berkembang.
Oleh karena itu,sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari sikap yang menganggap
bahwa petugas adalah orang yang paling pandai,paling mengetahui tentang masalah
kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan masyarakat setempat
sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam masalah kesehatan
masyarakat.dalam hal ini memang petugas lebih menguasai tentang masalah kesehatan,tetapi
masyarakat dimana mereka bekerja lebih mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.
Seperti halnya dengan rasa bangga terhadap statusnya, norma dimasyarakat sangat
mempengaruhi perilaku kesehatan dari anggota masyarakatnya yang mendukung norma
tersebut. sebagai contoh,untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami
hambatan karena adanya norma yang melarang hubungan antara dokter sebagai pemberi
layanan dengan ibu hamil sebagai pengguna layanan
Contoh lain adalah masih banyak petugas kesehatan yang merokok meskipun mereka
mengetahui bagaimana bahaya merokok terhadap kesehatan.
13
F. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi
terhadap perilaku kesehatan
Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain bagaimana cara
makan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil dan besar,dan lain-lain.
kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi
tua.kebiasaan tersebut sangat mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk
diubah.
Tidak ada perubahan yang terjadi dalam isolasi,atau dengan perkataan lain,suatu
perubahan akan menghasilkan perubahan yang kedua dan perubahan yang ketiga.apabila
seorang pendidik kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat,maka
yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan
perubahan,menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh terhadap perubahan,dan
berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebutapabila
ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia tahu tentang proses perubahan
kebudayaan,maka ia harus dapat mengantisipasi reaksi yang muncul yang mempengaruhi
outcome dari perubahan yang telah direncanakan.
a. Definisi Makanan
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsusr-
unsur/ikatan kimia yang dapat diubah oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan dalam tubih.
Sebagai suatau konsep budaya, makanan (food) bukan lah semata-mata suatu produk organik
dengan kuantitas-kualitas biokimia yang dapat dipakai oleh organisma termasuk manusia
untuk mempertahankan hidupnya. Akan tetapi makanan sebagai sesuatu yang akan dimakan,
diperlukanpengesahan budaya. Lewat konsep-konsep budaya itulah seumlah makanan yang
menurut ilmu gizi sangat bermanfaat untuk dikomsumsi, tetapi dalam praktek bisa jadi justru
dihindari.
Contohnya :
14
1. Adanya pantangan bayi dan anak tidak diberikan daging, ikan, telur, dan makanan
yang dimasak dengan santan kelapa parut sebab dipercaya akan menyebabkan cacingan, sakit
perut, dan sakit mata.
2. Bagi gadis dilarang makan buah-buahan : pepaya, nanas dan jenis pisang tertentu
(yang dianggap tabu) karena ada hubungan yang erat dengan siklus haid, hubungan kelamin
dan reproduksi.
Jadi, dapat kita pahami bahwa adanya masalah gizi di Indonesia bukan hanya masalah sosek,
tapi juga kerena alasn-alasan budaya, dimana ada ketersidiaan makanan tetapi terpaksa tidak
dikomsumsi karena kepercayaan atau ketidaklaziman atau karean larangan agama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun kesejahteraan
sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk
memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi
lebih baik. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup.
Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber social,
budaya dan personal. Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang
buruk, dan juga hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Seperti dengan cara
memperbaiki 4 aspek utama kesehatan, yaitu genetik, lingkungan, perilaku dan pelayanan
kesehatan.
B. Saran
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka perlu
peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat,.Penyedia layanan
kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan
pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan.,Dibutuhkan
kerjasama dalam merumuskan dan mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai
15
karakteristik daerah setempat sehingga tahap perubahan menuju masyarakat sehat dalam
pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat
dan pada akhirnya memiliki self belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung
jawab bersama. Selain itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan
jaringan organisasi Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah
penting didalam mengembangkan sistem kesehatan masyarakat dengan tujuan menuju
masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan masyarakat semaksimal mungkin. Dengan
partisipasi semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang berada di masyarakat seperti
Kader Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka, Sarjana Penggerak Pedesaan dan organisasi
lainnya serta didukung oleh MUSPIDA setempat.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18
19
20
21