A B C
Esophagus (escophagus) adalah bagian dari usus depan yang tidak berdiferensiasi yang
berfungsi mendorong makanan dari faring ke tembolok.
Tembolok (crop) merupakan pembesaran usus bagian depan yang berfungsi sebagai
penyimpan makanan. Seringkali bila tembolok kosong akan melipat secara longitudinal dan
tranversal tetapi pada Periplanata (Dictyoptera) tembolok hanya mengalami perubahan
kecil pada volumenya karena apabila tembolok tidak berisi makanan, tembolok tersebut diisi
oleh udara.
Mesenteron
Mesenteron memiliki dua bagian, yaitu dari depan kantung gastrik dan ventrikulus. Sel mesenteron
berbentik tiang dengan mikrovili. Mikrovili adalah tonjolan-tonjolan halus berbentuk jari-jari.
Mikrovili memfasilitasi penyerapan nutrisi (Pratiwi et al., 2017). Mesenteron berasal dari jaringan
endodermal, karena tidak dijumpai intima. Intima digantikan fungsinya oleh selaput peritrofik
sebagai pelindung sel epithelium atau disebut juga kulumnar karena bentuknya silinder. Sel
kolumner memiliki fungsi menyerap makanan dan mengeluarkan enzim (Ahdiyah & Purwani,
2015). Mesenteron merupakan tempat utama pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan.
Proktodeum
Pilorus, bagian depan dari saluran ini tempat berpangkalnya tabung malphigi.
Illeum, berfungsi sebagai penyerapan air dari hemolimf atau juga penyerapan amonia pada
serangga “blowfly”. Pada rayap di illeum ini terdapat kantung-kantung tempat organisme
lain bersimbiosis (Chapman, 1982).
Rektum, berfungsi sebagai reabsorbsi air, asam amino dan pada serangga tertentu memiliki
insang trakea. Pada rektum ini terjadi diferensiasi sel-sel, ada yang memanjang dan ada yang
membentuk bantalan.
Anus, bagian ujung saluran dari system pencernaan dan berfungsi sebagai tempat keluarnya
faeses atau kotoran.
A. Pencernaan
B. Penyerapan
Kebanyakan pencernaan terjadi di dalam usus tengah tempat dimana enzim disekresikan,
tetapi karena cairan-cairan usus bagian tengah dimuntahkan kembali, sejumlah pencernaan
dapat terjadi juga di tembolok. Enzim yang berkaitan dengan pencernaan terdapat dalam air liur
dan sekresi usus bagian tengah. Enzim yang terdapat di bagian usus tengah disesuaikan dengan
makanan (Pratiwi et al., 2017). Bila suatu serangga utamanya memakn protein maka protease
menjadi penting, sedangkan serangga yang makan madu tidak terdapat protease. Serangga yang
memakan bagian ploem yang tidak mengandung polisakarida atau protein tidak terdapat amilase
dan protease, tetapi invertase (Efendi, 2002).
Produk pencernaan diserap di dalam usus tengah dan sedikit pada usus bagian belakang.
Terdapat sejumlah penyerapan kembalui dari air seni pada usus bagian belakangini. Sel-sel yang
berhubungan dengan penyerapan mirip dengan sel-sel yang menghasilkan enzim (Biologi,
2016). Tidak terjadi fagositas terhadap partikel makanan, semua subtansi diserap dalam bentuk
cairan (Ahdiyah & Purwani, 2015). Proses penyerapan dapat terjadi akibat proses yang aktif dan
pasif terutama tergantung pada konsentrasi relatif subtansi di dalam dan di luar usus, difusi
terjadi dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Pergerakan air yang pasif yang
mencakup pergerakan dari larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang rendah ke tekanan
osmisis yang tinggi(Dono et al., 2010). Pergerakan aktif tergantung dari beberapa proses
metabolik untuk pergerakan subtansi terhadap konsentrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahdiyah, I., & Purwani, K. I. (2015). Pengaruh Ekstrak Daun Mangkokan (Nothopanax
scutellarium) sebagai Larvasida Nyamuk Culex sp. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 4(2), 2337–
3520. https://media.neliti.com/media/publications/15598-ID-pengaruh-ekstrak-daun-
mangkokan-nothopanax-scutellarium-sebagai-larvasida-nyamuk.pdf. diakses tanggal 4
November 2018
Biologi, B. (2016). Jurnal Ilmu-ilmu Hayati, 15(3). https://library.unej.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=188495&keywords=. diakses tanggal 4 November 2018
Dalgleish, T., Williams, J. M. G. ., Golden, A.-M. J., Perkins, N., Barrett, L. F., Barnard, P. J., …
Watkins, E. (2007). [ No Title ]. Journal of Experimental Psychology: General, 136(1), 23–42.
http://psycnet.apa.org/record/2007-01821-002. diakses tanggal 4 November 2018
Digestive_System. (n.d.). https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-
diseases/digestive-system-how-it-works. diakses tanggal 4 November 2018
Dono, D., Ismayana, S., & Prijono, D. (2010). Resistensi_Dono, 7(1), 9–27.
https://www.researchgate.net/publication/286644981_Status_and_biochemical_resistance_of_
Crocidolomia_pavonana_F_Lepidoptera_Crambidae_to_profenofos_and_the_susceptibility_of
_the_pest_to_Barringtonia_asiatica_seed_extract. diakses tanggal 4 November 2018
Efendi, Z. (2002). digitized by USU digital library 1. Seminar, (1987), 1–7.
https://doi.org/10.1136/bmj.326.7386.417. https://www.elsevier.com/promo/digital-
commons/institutional-repository?dgcid=RN_AGCM_Sourced_300001592&utm_source=en.
diakses tanggal 4 November 2018
Hasnah, Husnih, & Fardhisa, A. (2012). Pengaruh Ekstrak Rimpang Jeringau (Acorus calamus L.)
Terhadap Mortalitas Ulat Grayak Spodoptera litura F. Jurnal Floratek, 7, 115–124.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=111161&val=3944. diakses tanggal 4
November 2018
Mawuntu, M. S. C. (2015). Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak dan Daun Pepaya dalam Pengendalian
Plutella xylostella L. (Lepidoptera; Yponomeutidae) pada Tanaman Kubis di Kota Tomohon.
Ilmiah Sains, 16(1), 24–29. Retrieved from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JIS/article/view/12468. diakses tanggal 4 November
2018
Pada, L., Studi, P., Biologi, P., & Unsri, F. (2010). FORUM MIPA Vol. 13 No. 1 Edisi Januari 2010.
Cara Serangga Mematahkan Pertahanan Tanaman, 13(1), 1–9.
http://eprints.unsri.ac.id/view/creators/Riyanto=3ARiyanto=3A=3A.html. diakses tanggal 4
November 2018
Pratiwi, D. M., Utami, D. B., Pd, M., Primandiri, P. R., & Pd, M. (2017). Artikel Serangga
Pengunjung Pada Tanaman Tin ( Ficus Carica L .) Oleh : Dibimbing Oleh : Universitas
Nusantara Pgri Kediri Surat Pernyataan Artikel Skripsi Tahun 2017, 01(10).
https://nanopdf.com/download/artikel-serangga-pengunjung-pada_pdf. diakses tanggal 4
November 2018