Anda di halaman 1dari 13

Tugas Keperawatn Medikal Bedah 2

“Psoriasis”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatn Medikal Bedah 2

Dibimbing oleh: Bapak Syaifuddin Kurnianto, S.Kep.Ners.M.Kep.

Disusun oleh:

Arip Sugiyarta (2B/162303101018)

Dian Nofitasari (2B/162303101028)

Firda Kusuma C. P (2B/162303101048)

Nita Eka Hartanti (2B/162303101085)

Novia Rifka Tiwana (2B/162303101093)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKANTINGGI

UNIVERSITAS JEMBER

PRODI D3 FAKULTAS KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG

Jalan Brigjend Katamso Lumajang 67312 Telepon (0334) 882262

2018
Kata Pengantar

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Psoriosis”. Makalah ini di susun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2 yang dibina
oleh Bapak Syaifuddin Kurnianto, S.Kep.Ners.M.Kep.Prodi D3 Keperawatan
Universitas Jember Kampus Lumajang.

Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak memperoleh bantuan dari


berbagai layanan internet.Oleh karena itu, Penyusun menyadari bahwa dalam
menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini.Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semuanya.

Lumajang, Agustus 2018

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ...........................................................................................................

BAB 1 Pendahuluan ...................................................................................................

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................

BAB 2 Tinjauan Pustaka ...........................................................................................

2.1 Konsep Penyakit ..................................................................................................

2.1.1 Definisi ..............................................................................................................

2.1.2 Etiologi ..............................................................................................................

2.1.3 Manifestasi Klinis .............................................................................................

2.1.4 Klasifikasi .........................................................................................................

2.1.5 Patofisiologi ......................................................................................................

2.1.6 Penatalaksanaan ................................................................................................

2.1.7 Komplikasi .......................................................................................................

2.2 Asuhan Keperawatan ..........................................................................................

2.2.1 Pengkajian .........................................................................................................

2.2.2 Diagnosa Keperawatan .....................................................................................

2.2.3 Intervensi ...........................................................................................................

2.2.4 Evaluasi ............................................................................................................

BAB 3 Penutup ..........................................................................................................

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................

3.2 Saran .....................................................................................................................

3
BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Psoriasis merupakan sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami
proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang
untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang.Berbeda dengan pergantian kulit
pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga sampai empat
minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis berlangsung secara
cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel
kulit yang banyak dan menebal.Psoriasis dapat dijumpai di seluruh belahan
dunia dengan angka kesakitan (insidens rate)yang berbeda. Segiumur,
Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih kerap dijumpai
pada dewasa.
Di dunia, penyakit kulit ini diduga mengenai sekitar 2 sampai 3 persen
penduduk.Data nasional prevalensi psoriasis di Indonesia belum diketahui.
Namun di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, selama tahun 2000 sampai
2001, insiden psoriasis mencapai 2,3 persen. Penyakit ini tidak mengenal usia,
semua umur dapat terkena. Tapi puncak insidensinya di usia dua puluhan dan
lima puluhan.
Tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa penyakit ini lebih dominan
menyerang salah satu jenis kelamin. Pria maupun wanita memiliki peluang
yang sama untuk terserang penyakit ini.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Psoriosis?
2. Bagaimana etiologi dari Psoriosis?
3. Apa saja manifestasi klinis Psoriosis?
4. Apa saja klasifikasi dari Psoriosis ?
5. Bagaimana patofisiologis Psoriosis?
6. Bagaimanan penatalaksanaan Psoriosis?
7. Apa saja komplikasi dari Psoriosis?
8. Bagaimanan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Masalah
Psoriosis?

1.3 Tujuan
1. Memahami tentang Psoriosis
2. Memahami etiologi dari Psoriosis
3. Memahami manifestasi klinis Psoriosis
4. Memahami klasifikasi dari Psoriosis
5. Memahami patofisiologis Psoriosis
6. Memahami penatalaksanaan Psoriosis
7. Memahami komplikasi dari Psoriosis
8. Memahami Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Masalah Psoriosis

5
BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Konsep Penyakit

2.1.1 Definisi

Psoriasis adalah peradangan kulit yang bersifat kronik dengan karakteristik


berupa plakeritematosaberbatastegas,skuamakasar, berlapis dan berwarna putih
keperakan terutama pada siku, lutut, scalp, punggung, umbilikus dan lumbal.
Awalnya psoriasis dianggap sebagai penyakit berupa proliferasi dan diferensiasi
abnormal dari keratinosit (Aprilliana & Mutiara, 2017).

Psoriasis adalah penyakit kulit umum yang bersifat kronis (berlanjut lama).
Plak psoriasis adalah tipe yang paling umum dan dicirikan oleh kulit merah yang
ditutupi sisik keperakan dan inflamasi. Plak psoriasis bias juga berupa bercak
bulat/oval yang gatal atau seperti membakar. Plak tersebut biasanya ditemukan di
lengan, kaki, pantat, atau kepala. Lokasi yang paling umum adalah lutut dan siku
(Fitriani, 2013).

Psoriasis adalah penyakit kelainan pada kulit yang bersifat kronik dan
residif, ditandai oleh percepatan pertukaran sel-sel epidermis sehingga terjadi
pergantian kulit epidermis atau proses keratinisasi yang lebih cepat dari biasanya.
Penyakit ini tampak sebagai plak tebal, eritematosa, berbatas tegas, dan papul-
papul yang tertutup oleh sisik seperti perak, biasanya terdapat di daerah tubuh
yang mudah terkena trauma seperti lutut, siku, dan kulit kepala. Erupsi kulit ini
dapat menyerang bagian tubuh manapun, kecuali selaput lendir (Johan &
Hamzah, 2016).

Psoriasi adalah suatu kelainan kulit akibat autoimun, bersifat kronik


berulang, dan ditandai dengan bercak kemerahan disertai sisik yang berlapis, serta
kasar (Foundation, 2017).

2.1.2 Etiologi

Psoriasis merupakan penyakit kulit kronis infl amatorik dengan faktor genetik
yang kuat, dengan ciri gangguan perkembangan dan diferensiasi epidermis,

6
abnormalitas pembuluh darah, faktor imunologis dan biokimiawi, serta fungsi
neurologis. Penyebab dasarnya belum diketahui pasti. Dahulu diduga berkaitan
dengan gangguan primer keratinosit, namun berbagai penelitian telah mengetahui
adanya peran imunologis (Yuliastuti, 2015).

2.1.3 Klasifikasi

a. Psoriasis Vulgaris/Tipe Plakat Kronis/ Chronic Stationary Psoriasis Merupakan


bentuk tersering (90% pasien), dengan karakteristik klinis plakat kemerahan,
simetris, dan berskuama pada ekstensor ekstremitas.
b. Psoriasis Guttata (Eruptif) Guttata berasal dari bahasa Latin “Gutta” yang
berarti “tetesan”, dengan lesi berupa papul kecil (diameter 0,5-1,5 cm) di tubuh
bagian atas dan ekstremitas proksimal.
c. Psoriasis Plakat Berukuran Kecil Pada tipe ini, lesi muncul pada usia yang
lebih tua, kronis, berukuran lebih besar (1-2 cm), dengan skuama lebih banyak
dan tebal. Biasanya muncul pada lanjut usia di beberapa negara Asia.
d. Psoriasis Inversa Pada tipe ini muncul di lipatan-lipatan kulit seperti aksila,
genitokruris, serta leher. Lesi biasanya berbentuk eritema mengkilat berbatas
tegas dengan sedikit skuama, disertai gangguan perspirasi pada area yang
terkena.
e. Psoriasis Eritrodermik Tipe ini mengenai hampir seluruh bagian tubuh, dengan
efl oresensi utama eritema. Skuama tipis, superfi sial, tidak tebal, serta melekat
kuat pada permukaan kulit di bawahnya seperti psoriasis pada umumnya,
dengan kulit yang hipohidrosis. Risiko hipotermia sangat besar karena
vasodilatasi luas pada kulit.4
f. Psoriasis Pustular Psoriasis pustular memiliki beberapa variasi secara klinis
seperti psoriasis pustular generalisata (Von Zumbuch), psoriasis pustular
annular, impetigo herpetiformis, dan psoriasis pustular lokalisata (pustulosis
palmaris et plantaris dan akrodermatitis kontinua).
g. Sebopsoriasis Sebopsoriasis ditandai dengan adanya plak eritematosa dengan
skuama berminyak pada area kulit yang seboroik (kulit kepala, glabella, lipatan
nasolabialis, perioral, serta sternum).

7
h. Napkin Psoriasis Bentuk ini biasanya muncul pada usia 3-6 bulan di area kulit
yang terkena popok (diaper area).
i. Psoriasis Linear Bentuk yang jarang. Lesi kulit berupa lesi linear terutama di
tungkai, kadang muncul sesuai dermatom kulit tungkai. Kadang merupakan
bentuk dari nevus epidermal infl amatorik linear verukosa (Yuliastuti, 2015).

2.1.4 Manifestasi Klinis

a. Kuku Perubahan kuku muncul pada sekitar 40% pasien dengan psoriasis.
Lekukan kuku (nail pitting) merupakan gambaran yang paling sering muncul,
pada berbagai jari kecuali jempol. Deformitas kuku lainnya akibat kerusakan
matriks kuku adalah onikodistrofi (kerusakan lempeng kuku), crumbling nail,
serta titik kemerahan pada lunula.
b. Geographic Tongue Geographic tongue atau benign migratory glossitis
merupakan kelainan idiopatik yang berakibat hilangnya papil fi liformis lidah.
Lesi biasanya berupa bercak eritematosa berbatas tegas menyerupai peta dan
berpindah-pindah.
c. Artritis Psoriatika Merupakan bentuk klinis psoriasis ekstrakutan yang paling
sering muncul, pada sekitar 40% pasien psoriasis. Terkait kuat dengan faktor
genetic (Yuliastuti, 2015).

8
1.1.5 Patofisiologi

Faktor penyebab:
1. Hiperproliferasi epidermis
2. Peningkatan kecepatan mitosis
3. Abnormalitas diferensiasi sel
epidermis

Peningkatan jumlah sel


pada epidermis & dermis

Sel CD 3+ & CD 8+ Sel CD 11+ (dermis


(pada kapiler dermis bagian atas)
dan epidermis)

Akumulasi sel

Penebalan epidermis
pada stratum korneum

Sekresi sitokin

inflamasi

Lesi pada kulit

Kerusakan
integritas kulit

9
1.1.6 Penatalaksanaan
a. Terapi Topikal

Sebagian besar kasus psoriasis dapat ditatalaksana dengan pengobatan


topikal meskipun memakan waktu lama dan juga secara kosmetik tidak baik,
sehingga kepatuhan sangat rendah.

1) Kortikosteroid Glukokortikoid dapat menstabilkan dan menyebabkan


translokasi reseptor glukokortikoid. Sediaan topikalnya diperg unakan sebagai
lini pertama pengobatan psoriasis ringan hingga sedang di area fl eksural dan
genitalia, karena obat topikal lain dapat mencetuskan iritasi.
2) Vitamin D3 dan Analog Setelah berikatan dengan reseptor vitamin D, vitamin
D3 akan meregulasi pertumbuhan dan diferensiasi sel, mempengaruhi fungsi
imun, menghambat proliferasi keratinosit, memodulasi diferensiasi epidermis,
serta menghambat produksi beberapa sitokin pro-infl amasi seperti interleukin
2 dan interferon gamma. Analog vitamin D3 yang telah digunakan dalam
tatalaksana penyakit kulit adalah calcipotriol, calcipotriene, maxacalcitrol, dan
tacalcitol.
3) Anthralin (Dithranol) Dithranol dapat digunakan untuk terapi psoriasis plakat
kronis, dengan efek antiproliferasi terhadap keratinosit dan antiinfl amasi yang
poten, terutama yang resisten terhadap terapi lain. Dapat dikombinasikan
dengan phototherapy UVB dengan hasil memuaskan (regimen Ingram).
4) Tar Batubara Penggunaan tar batubara dan sinar UV untuk pengobatan
psoriasis telah diperkenalkan oleh Goeckerman sejak tahun 1925. Efeknya
antara lain mensupresi sintesis DNA dan mengurangi aktivitas mitosis lapisan
basal epidermis, serta beberapa komponen memiliki efek antiinfl amasi.
5) Tazarotene Merupakan generasi ketiga retinoid yang dapat digunakan secara
topikal untuk mereduksi skuama dan plak, walaupun efektivitasnya terhadap
eritema sangat minim. Efi kasinya dapat ditingkatkan bila dikombinasikan
dengan glukokortikoid potensi tinggi atau phototherapy.
6) Inhibitor Calcineurin Topikal Takrolimus (FK 506) merupakan antibiotik
golongan makrolid yang bila berikatan dengan immunophilin (protein pengikat
FK506), membentuk kompleks yang menghambat transduksi sinyal limfosit T

10
dan transkripsi interleukin 2. Meskipun takrolimus tidak efektif dalam
pengobatan plak kronis psoriasis, namun terbukti efektif untuk psoriasis fasialis
dan inversa.
7) Emolien Emolien seperti urea (hingga 10%) sebaiknya digunakan selama
terapi, segera setelah mandi, untuk mencegah kekeringan pada kulit,
mengurangi ketebalan skuama, mengurangi nyeri akibat fi sura, dan
mengurangi rasa gatal pada lesi tahap awal.

2.1.7 Komplikasi

Menurut observasi dan follow up oleh Ryan dan Baker (1968) terhadap
104 orang pasien PPG, 2/3 berlanjut menjadi eritroderma, 1/3 mengalami
poliartritis dan 5 orang mengalami komplikasi berupa hipokalsemia.

Hipokalsemia mungkin berhubungan dengan hipoparatiroidisme dan dapat


menyebabkan tetani, delirium, serta kejang. Komplikasi lain yang dapat terjadi di
antaranya infeksi sekunder bakteri, hipoalbumineamia sekunder karena
kehilangan protein plasma ke jaringan, malabsorpsi, malnutrisi, renal tubular
nekrosis akut akibat oliguria.8,10-12 Komplikasi yang mengancam jiwa
disebabkan oleh cardiorespiratory failure dan acute respiratory distress syndrome.
12,13 Komplikasi akibat pengobatan adalah toksisitas dan kerusakan hati (Johan
& Hamzah, 2016)

2.2 Asuhan Keperawatan

11
BAB 3 Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit psoriasis


merupakan salah satu penyakit/gangguan system integument dimana kulit
mengalami peradangan kronis (sering kambuh) yang disebabkan oleh beberapa
faktor. Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat
predileksi. Yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka,
ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.

Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak)


dengan skuama diatasnya. Skuama berlapis-lapis kasar, dan berwarna putih serta
transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilim Auspitz dan Kobner.
Ada dua tipe pengobatan pada penderita psoriasis yaitu pengobatan sistemik dan
pengobtan topical dimana pengobatan sistemik lebih banyak memberikan efek
samping.

3.2 Saran

Kepada pembaca disarankan dapat mengambil pelajaran dari makalah ini


sehingga apabila ada tanda dan gejala penyakit psoriasis maka kita dapat
melakukan tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut kearah yang
lebih buruk.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aprilliana, K.F. & Mutiara, H., 2017. Psoriasis Vulgaris Pada Laki-laki 46 Tahun.
JAgromedUnila, Volume 4, p.Nomor 1.

Fitriani, D., 2013. Pengobatan Mandiri. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Foundation, M.C., 2017. Autoimmune: The True Story. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Yuliastuti, D., 2015. Psoriasis. CDK, Vol. 42, p.No. 12.

Reyshiani, j. & R. amir, h., 2016. Gejala Klinis dan terapi psoriasis pustulosa
generalisata tipe vont zumbuch. CDK-237, 43, p.117.

13

Anda mungkin juga menyukai