STEMI
Ruang ICU RSUD. Dr. Haryoto Lumajang
KELOMPOK 25 :
Putri Dwi Anggraeni
Imroatus Sholehah
Inge Oktaviani
Aprilia Ni’matus S
DEFINISI
STEMI (ST Elevasi Myocard Infarction)
merupakan bagian dari sindrom koroner akut
yang ditandai dengan adanya elevasi segmen ST.
Stemi terjadi karena oklusi total pembuluh
darah koroner.
ETIOLOGI
1. Faktor yang tidak dapat dirubah :
• Usia
• Jenis kelamin
• Ras
• Riwayat keluarga
Keluhan Utama :
Klien mengatakan nyeri dada mendadak sebelah kiri
menjalar ke punggung.
Hasil Kasus :
• RR: 26x/mnt
• Suara napas vesikuler
• Dispnea
B2 BLOOD
Adanya jaringan parut pada dada klien. Denyut nadi perifer melemah.
Thrill pada IMA tanpa komplikasi biasanya tidak ditemukan. Tekanan
darah biasanya menurun akibat penurunan. Bunyi jantung tambahan
akibat kelainan katup biasanya tidak ditemukan pada IMA tanpa
komplikasi. Batas jantung tidak mengalami pergeseran
Hasil Kasus :
• Hasil pemeriksaan EKG abnormal (acute MI/ stemi palpitasi)
• Akral dingin
• Berkeringat
• TD: 140/80 mmHg
• HR: 86x/mnt
B3 BRAIN
Kesadaran umum klien biasanya Composmentis.
Hasil Kasus :
• Kesadaran : composmentis
• GCS: 4 : 5 : 6
E : 4 (dapat membuka mata secara spontan)
M : 5 (dapat menggerakkan semua ekstremitas
V : 6 (dapat berkomunikasi secara verbal)
• Pupil isokor ka/3mm ki/3mm
B4 BLADDER
Pengukuran volume output urine dengan intake cairan klien.
Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria pada
klien dengan IMA karena merupakan tanda awal syok
kardiogenik.
Hasil Kasus :
• Terpasang kateter
• Jumlah urin ± 600-800 cc/hari
• Oliguria
B5 BOWEL
Klien biasanya mengalami mual dan muntah. Pada palpasi
abdomen ditemukan nyeri tekan pada keempat kuadran,
penurunan peristaltic usus yang merupakan tanda utama IMA.
Hasil Kasus :
• Mukosa bibir kering
• Mual
B6 BONE
Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan. Klien sering
merasa kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup
menetap, dan perubahan postur tubuh.
Hasil Kasus :
• Kekuatan otot 5
• Dapat menggerakkan semua ekstremitas
• Tampak lemah dan lelah
DAFTAR DIAGNOSA YANG MUNCUL
Nyeri Akut
Penurunan curah
jantung
Ketidakefektifan
pola napas
INTERVENSI
Diagnosa Hasil yang dicapai Intervensi
keperawatan (noc) (nic)
Nanda
Nyeri akut Tujuan : setelah dilakukan tindakan 1. Catat karakteristik nyeri, lokasi,
keperawatan 3x24 jam diharapkan intensitas, lamanya dan penyebaran
terdapat penurunan respon nyeri 2. Atur posisi fisiologis
dada dengan Kriteria Hasil : 3. Menganjurkan klien untuk istirahat
1. Klien menyetakan secara 4. Berikan oksigen tambahan sesuai
verbal penurunan rasa nyeri indikasi
2. TTV dalam rentang normal 5. Berikan lingkungan yang tenang dan
3. Wajah rileks batasi pengunjung
6. Ajarkan relaksasi napas dalam saat
nyeri
7. Kolaborasi pemberian terapi
farmakologis
IMPLEMENTASI
TANGGAL No JAM IMPLEMENTASI
DX KEP
21/12/18 1 13.00 1. Mengkaji karakteristik nyeri secara komprehensif
P: nyeri timbul secara mendadak dan tidak hilang dengan istirahat
Q: nyeri seprti ditusuk
R: lokasi nyeri di dada tembus punggung
S: skala nyeri 5
T: waktu timbulnya nyeri tiba-tiba dan berlangsung lama
13.00 1. Memposisikan klien semi fowler
13.05 2. Menganjurkan klien untuk istirahat
13.00 3. Memberikan oksigen nasal kanul 4 lpm
13.20 4. Memberikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
13.30 5. Mengajarkan relaksasi napas dalam saat nyeri
14.00 6. Memberikan terapi farmakologis
injeksi:
- Ranitidine 2x1
- Diviti 2x1
Per oral:
- Aspilet 1x80 mg
- CPG 1x75 mg
- Atorvastatin 1x1
- MST 2x1
EVALUASI
S: klien mengatakan nyeri berkurang
O:
TD = 260/135 mmHg
RR = 15x/menitN= 112x/menit
Wajah rileks
Tidak merintih kesakitan
Wajah tidak menyeringai
Skala nyeri 3
P: Lanjutkan Intervensi