Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.

M
DENGAN KASUS STEMI
Nama :FITRIANI
Nim : 2004003
KELOMPOK 1
Definisi

(STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara permanen akibat


insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif maupun di
pengaruhi oleh banyak faktor ditandai dengan keluhan nyeri dada,
peningkatan enzim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG.

Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah
koroner menurun secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak
aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Trombus arteri koroner
terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskuler, dimana injuri ini
dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan
akumulasi lipid (Sudoyo, 2010).
• TANDA DAN GEJALA
• 1. nyeri dada terasa sesak
• 2. nyeri di salah satu lengan,punggung, leher atau rahang
• 3. kesulitan bernafas
• 4. cemas
• 5. mual
• 6. muncul keringat dingin
SKENARIO

Seorang laki-laki yang bernama Tuan”M” berumur 67 tahun, di bawa


oleh keluarganya ke rumah sakit dikarenakan Tn”M” mengeluh nyeri
dada selama 9 jam hilang timbul dan tidak berhenti dengan istirahat
SMRS disertai dengan keringat dingin dan sesak napas,Klien nampak
lemah dan gelisa, nyeri dirasakan seperti tertekan di dada kiri
tembus ke belakang. Mual dan muntah (-) setelah di rumah sakit di
dapatkan data bahwa Tn”M” menderita penyakit STEMI ( St Elevation
Myocardial Infarction ) dari hasil pemeriksaan EKG di dapatkan
Perubahan pada hasil pemeriksaan EKG tersebut antara lain
Perubahan segment ST (depresi atau elevasi),Perubahan gelombang
T (inversi gelombang T),Gelombang q patologis ,Left Bundle Branch
Block (LBBB), dan didapatkan hasil pemeriksaan dignostik
laboratorium : CKMB ( 148 ) SGOT ( 146 ) Troponin T (-) GDS (-)
Sehingga dianjurkan oleh dokter untuk di Rawat inap , 
Lanjutan…..
dari anamnesis lanjut diketahui klien sebelum terkena Stemi belum
pernah berobat, dan klien bukan perokok aktif dan tidak menderita
diabetes mellitus,waktu kecil dia menderita asma namun belakangan
ini tidak pernah kambuh.pada saat pengkajian di temukan hasil
pemeriksaan fisik yang menunjukkan TTV Klien : TD: 110/80mmHg, N :
80x/i , S : 36,5°c , RR : 22x/i berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan terjadi ST elevasi
myokard infarction dan kemudian klien ditatalaksana dengan
mendapatkan terapi oksigen (O2) 4 Liter/menit karena pada klien
STEMI baik dengan komplikasi ataupun tidak dapat di berikan oksigen
selama 6 jam pertama ,IV NaCl 0,9 20 tetes per menit untuk memenuhi
kebutuhan cairan harian , Aspillet 80 mg/24jam/oral, Clopidogrel 75
mg/24jam/oral, Isosorbid dinitrat 5 mg/24jam/, Captopril 12.5
mg/8jam/oral ,Bisoprolol 1,25mg/24jam/oral, Arixtra 2.5
mg/24jam/subcutan, Ramipril 2,5mg/24jam/oral. 
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

IDENTITAS
• Klien
• Nama initial: Tn’ M.
• Tempat tanggal lahir : 17-08-1954
• Jenis kelamin : laki-laki
• Status perkawinan : kawin
• Jumlah anak :5
• Agama/suku : islam/Bugis
• Warga Negara : indonesia
• Bahasa yang digunakan : Indonesia
• Pendidikan : SLTA
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Jl. Kardu induk maros No 5

Penanggung Jawab
• Nama : Ny. H
• Alamat : Jl. Kardu induk maros No 5
• Hubungan dengan klien : Anak
KEADAAN UMUM
Keadaan umum : Klien berbaring lemah
Penggunaan alat medik : Terpasang monitor, terpasang terapi IV NaCl 0.9 % 20 tetes/menit

 Keluhan utama : Nyeri Dada


Dirasakan 9 jam SMRS disertai dengan keringat dingin dan sesak napas, nyeri dirasakan seperti tertekan di
dada tembus ke belakang. Mual dan muntah (-)
Pengkajian nyeri
P : saat bernapas
Q : tertusu-tusuk tembus di belakang
R : Bagian Dada
S : skala 6
T: Hilang timbul

 Tanda – tanda vital:


Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 137/70 mmHg
Suhu : 36,60 C axilla
Nadi : 98x/menit
Pernafasan : 28 x/menit
Irama : normal
Pemeriksaan diagnostic
 Laboratorium
CKMB ( 148 )
SGOT ( 146 )
Troponin T (-)
GDS (-)
 Penanda jantung
CK (1481.98 )
CKMB ( 146.9 )
 Fungsi hati
SGOT (1481,98)
SGPT (46,9)
 Kimia darah
Elektrolit
Natrium ( 137 )
Kalium ( 5,0 )
Klorida (102
TERAPI OBAT
No Obat Dosis Rute

1. Aspillet 80 mg/24jam Oral

2. Clopidogrel 75 mg/24jam Oral

3. Isosorbid dinitrat 5 mg/24jam Sublingual

4. Atoruastamin 40 mg/24jam Oral

5. Bisoprolol 1,25mg/24jam Oral

6. Furosemide 40 mg/12jam Intra vena

7. Captopril 12.5 mg 8jam Oral

8. Ramipril 2,5mg/24jam Oral

  Arixfra 2,5mg/24jam Oral


Data Subjektif Data Objektif
1. Klien nampak lemah
1. Klien mengeluh nyeri dada
2. Klien nampak nyeri
2.Klien mengeluh nyeri dada 3. Klien nampak gelisah
tembus belakang 4. Pengkajian nyeri
3. Klien mengeluh sesak P : saat bernapas
Q:tertusu-tusuk tembus di belakang
napas
R : Bagian Dada
4. Klien mengeluh lemah S : skala 5
5. klien mengeluh gelisah T: Hilang timbul
 
Vital sign
 
  TD :120/80mmHg
  N : 98 x/menit
 
P : 22x/menit
 
S : 36.70C
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pecedera


fisiologis iskemia
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan
gangguan perfusi jaringan
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan frekuensi dan irama jantung
Rencana Keperawatan
NO Diagnosa Tujuan / Hasil yang diharapkan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi 1. Mengetahui derajat dan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam lokasi,karakteristik, lokasi nyeri, serta
agen pecedera dengan durasi, frekuensi, membantu menentukan
fisiologis iskemia Kriteria Hasil kualitas,intensitas penyebab dan efek
- Keluhan Nyeri Menurun nyeri nyeri.
  - Meringis menurun 2. Ajarkan teknik non 2. Suplay oksigen ke
  - Sikap protektif menurun farma kologi untuk jaringan kurang akan
    mengurangi nyeri. menyebabkan nyeri
  3. Kalaborsi pemberian 3. Untuk mengurangi rasa
  obat analgetik nyeri’
  4. Kontrol lingkungan 4. Menghilangkan nyeri
  yang dapat dan menurunkan
  memperberat rasa respon inflama
  nyeri (mis: suhu,
  ruangan,
  pencahayaan,
  kebisingan)
5. Tingkatkan istirahat
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1.mengidentifikasi pasien 1. Kecepatan dan upaya
pola nafas yang
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam perlunya pemasangan alat mungkin meningkat
dengan dengan jalan nafas buatan karena nyeri., demam,
hiperfentilasi   2.Monitor pola nafas dan penurunan volume
 
Kriteria Hasil : abnormal sirkulasi
-Dispnea menurun 3.Posisikan pasien untuk 2. Sianosis menunjukkan
-penggunaan otot bantu napas memaksimalkan ventilasi kondisi hipoksia atau
-kedalaman napas membaik 4.mempertahankan jalan komplikasi paru
  nafas yang paten 3. Merangsang fungsi
    pernafasan/ ekspansi
 
  paru.
  4. Meningkatkan
  pengiriman oksigen ke
  paru untuk kebutuhan
  sirkulasi.
 
 
 
 
 
 
 
3. Penurunan curah     1. Takikardia dapat
jantung Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TD, nadi,
berhubungan suhu, dan RR terjadi saat jantung
dengan keperawatan selama 3x24 berupaya untuk
2. monitor jumlah dan
perubahan jam dengan meningkatkan
frekuensi jantung   irama jantung
Kriteria Hasil 3. Anjurkan untuk curahnya bersepon
-kekuatan nadi perifer menurunkan stress terhadap demam,
meningkat hipoksia dan
-tekanan darah membaik 4. monitor adanyan
perubahan tekanan asidosis karena
-takikardia membaik
darah iskemia
2. Mengetahui fungsi
struktural jantung
3. Menurunkan beban
kerja jantung dan
memaksimalkan
curah jantung
4. Meningkatkan
ketersediaan
oksigen dan obat
untuk meningkatkan
kotrantilitas
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. Nyeri akut berhubungan Kamis 09.15 S: -Klien mengatakan nyeri
dengan agen pecedera 04/2/2021
fisiologis iskemia 1. Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, dada sudah tidak ada.
durasi, frekuensi, kualitas,intensitas  
nyeri  
Hasil : sudah tidak nyeri O: Keadaan klien nampak
09.35 membaik
 
2. Mengajarkan teknik non farmakologi A: masalah teratasi
untuk mengurangi nyeri.  
Hasil : Pasien paham teknnik non
P: hentikan Intervensi
farmakologi
09.45
3.meng kolaborasi pemberian obat
analgetik
Hasil : telah di berikan Cedocard
10.00
4.Mengontrol lingkungan yang dapat
memperberat rasa nyeri (mis: suhu,
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Hasil: klien mampu mengontrol kondisi
lingkungan
10.30
5. Meningkatkan istirahat
Hasil : kondisi klien membaik
Ketidakefektifan pola Kamis 10.45 S: Klien tidak sesak
nafas yang 4/02/2021  
berhubungan dengan 1.Mengidentifikasi pasien
O: Masalah
hiperfentilasi perlunya pemasangan alat jalan ketidakefektifan pola
  nafas buatan napas teratasi
   
Hasil : klien paham
  A: masalah teratasi
11.00
 
2.Memonitor pola nafas abnormal
Hasil : P : 20x/i klien Nampak P: hentikan intervensi
 
tidak sesak
11.15
3. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Hasil : Klien dalam posisi semi
fowler (45-60 derajat)
11.30
4.mempertahankan jalan nafas
yang paten
Hasil : pernafasan normal
 
 
 
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai