Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan paliatif adalah pendekatan meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa
dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa,
dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian
yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis,
sosial atau spiritual. (World Health Organization (WHO) 2016).
MOF akhir nya MBO
Maligna atau ganas mengacu pada sifat penyakit dimana sekelompok sel tumbuh tidak
terkendali, menginvasi dan merusakan jaringan di sekitarnya, dan kadang-kadang
metastasis (menyebar ke lokasi lain di tubuh melalui getah bening).
Maligna adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu penyakit
mempunyai tingkat keganasan yang tinggi dan berpotensi menyebabkan kecacatan
atau kematian.
Menurut American Cancer Society Perawatan paliatif diberikan pada tahap apapun saat
fase aktif kanker, Pasien dengan penyakit kanker sangat membutuhkan perawatan paliatif
karena kanker adalah penyakit yang perkembangannya cepat dan butuh waktu perawatan
yang panjang. Pasien kanker beresiko tinggi mengalami kematian terlebih jika kondisi
prognosis yang semakin buruk.
Konsep paliatif pada pasien maligna adalah sebuah konsep dimana seseorang untuk
meningkatkan kualitas hidup yang mempunyai suatu penyakit dengan tingkat
keganasan yang tinggi dan berpotensi pada kematian.

B. Tujuan :
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep paliatif
2. Mahasiswa mampu mengetahui konsep maligna
3. Mahasiswa mampu mengetahui konsep paliatif maligna

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Paliatif Care


Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan
menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi antara dokter, perawat,
terapis, petugas sosial-medis, psikolog, rohaniwan, relawan, dan profesi lain yang
diperlukan.
Menurut Cancer Council Australia adalah perawatan yang membantu pasien
menjalani hidup senyaman dan sebaik mungkin dengan penyakit terminal yang
dialami. Perawatan paliatif diberikan pada tahap apapun saat fase aktif kanker.
Menurut American Cancer Society, perawatan paliatif adalah perawatan untuk dewasa
dan anak dengan penyakit serius yang berfokus mengurangi penderitaan dan
meningkatkan kualitas hidup pasien serta keluarga, tetapi tidak dimaksud untuk
menyembuhkan penyakit. Perawatan paliatif dapat diberikan kepada semua usia
dan semua stadium panyakit dengan mengurangi gejala, nyeri, dan stress dan diberikan
bersama dengan pengobatan kuratif.
Prinsip dasar perawatan paliatif menurut Committee on Bioethic and Committee on
Hospital Care pada tahun 2000 :
1. Menghormati serta menghargai pasien dan keluarganya
2. Kesempatan atau hak mendapatkan kepuasan dan perawatan paliatif yang pantas
3. Mendukung pemberi perawatan (caregiver)
4. Pengembangan profesi dan dukungan sosial untuk perawatan paliatif

2
Di Indonesia telah ditetapkan di Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 117 bahwa “Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi sistem
jantung, sirkulasi dan sistem pernafasan terbukti telah berhenti secara permanen,
atau apabila kematian batang otak telah dapat dibuktikan.”. (uu no 36 thn 2009)

Calixto Machado, Institute of Neurology and Neurosurgery, Dept of Clinical


Neurophysiology dalam Jurnal Neurologi Internasional 2010 mendefinisikan Kematian
otak sebagai gejala klinis dari otak yang ditandai dengan penghentian kerja otak yang
irreversibel, disebut koma, refleks batang otak tidak ada dan disertai apnea. Mekanisme
yang paling umum dari kematian otak adalah manifestasi dari peningkatan tekanan
intrakranial ke titik di luar tekanan arteri rata-rata. Sehingga tekanan perfusi darah ke
otak menurun yang pada akhirnya menyebabkan permanent cytotoxic injury pada
jaringan saraf di intrakranial. (neurology international 2010 vol 2 e2)

Dari berbagai sumber yang telah menjelaskan tentang definisi kematian batang
otak maka disimpulkan kematian batang otak atau dikenal dengan istilah “brain
death” adalah hilangnya fungsi otak yang irreversibel dan merupakan akhir dari
seluruh kehidupan seorang individu. Maka dari itu sangat penting konsep paliatif
terutama pada pasien maligna sebelum terjadi nya kematian batang otak.

Dengan semakin berkembangnya bidang pengobatan, semakin sulit juga untuk menerima
kematian yang tak terelakkan. Dengan fokus (minimal di rumah sakit) pada terapi kuratif,
membiarkan seseorang meninggal secara “alami” dapat dirasakan seperti sebuah
kegagalan. Kami bisa tidak menyadari bahwa pasien meninggal, Hal ini digambarkan
oleh SUPPORT yang kelemahannya didokumentasikan dalam withdrawing dan
withholding therapy, dengan respon berupa peningkatan jumlah permintaan. Dengan
banyak cerita pribadi yang emosional dari pasien yang merasakan hanya inilah satu-
satunya jalan untuk mendapatkan kematian yang terhormat tanpa melalui penderitaan.
Mayoritas dari praktisi perawatan paliatif menentang untuk melakukan euthanasia legal.

3
B. Definisi Kanker
Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit
yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah
tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker adalah
pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal
yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke organ
lain. Suatu neoplasia akan berubah menjadi kanker apabila bersifat maligna/ganas,
artinya pertumbuhannya tidak lagi terkendali dan tumor tumbuh langsung di jaringan
didekatnya (invasi), menyebar (metasatase) ke tempat yang lebih jauh, atau keduanya.
(tumor yang tidak bermetastase tidak dapat disebut kanker, tetapi disebut tumor jinak

Gambar 1. Diagram Paliatif.

4
Gambar 2.

Ca Paru

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Severe Dyspnea Severe Confusion Severe Pain

Rata-rata gejala yang terjadi pada pasien 3 hari menjelang ajal: nyeri berat, dipsneu berat
dan penurunan kesadaran. MOSF (Multiple Organ Sistem Failure). Jelaskan pada
keluarga tentang keadaan pasien. Melakukan tes batang otak dan tes napas jika sudah
tidak terbantu dengan ALS

C. Patofisiologi Kanker
St 1. : terbatas pada mukosa
St.2 : menembus dinding otot
St. 3 dan st. 4 : metastase ke organ tubuh lainnya seperti kelenjar adrenal, tulang,
otak, hati, dan paru paru lainnya.

5
Ca Paru

Gr 1

Gr 2

Stadium 3 & 4

Metastase

Lung Paru
Otak
lainnya

Gagal
nafas

MBO

D. Peranan perawatan paliatif penyakit kanker

DIAGNOSA TUJUAN NOC NIC


KEPERAWATAN
Nyeri Akut b.d Nyeri NOC I : Kontrol Nyeri NIC I : Manajemen
proses metastase berkurang Kriteria Hasil : Nyeri
kanker 1. Mengetahui faktor penyebab Aktivitas
nyeri 1. Lakukan pengkajian
2. Mengetahui permulaan nyeri secara
terjadinya nyeri menyeluruh meliputi
3. Menggunakan tindakan lokasi, durasi,
pencegahan kualitas, keparahan
4. Melaporkan gejala nyeri dan faktor
5. Melaporkan kontrol nyeri pencetus nyeri.
2. Observasi

6
NOC II : Tingkat Nyeri ketidaknyamanan non
Kriteria Hasil : verbal.
1. Melaporkan nyeri berkurang 3. ajarkan untuk teknik
atau hilang nonfarmakologi misal
2. Frekuensi nyeri berkurang relaksasi, guide
3. Lamanya nyeri berlangsung imajeri, terapi musik,
4. Ekspresi wajah saat nyeri distraksi.
5. Posisi tubuh melindungi 4. Kendalikan faktor
lingkungan yang
Skala Penilaian NOC : dapat mempengaruhi
1. Tidak pernah dilakukan respon pasien
2. Jarang dilakukan terhadap
3. Kadang dilakukan ketidaknyamanan
4. Sering dilakukan misal suhu,
5. Selalu dilakukan lingkungan, cahaya,
kegaduhan.
5. Kolaborasi :
pemberian Analgetik
sesuai indikasi

NIC II : Manajemen
Analgetik
Aktivitas
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas
dan tingkat nyeri
sebelum mengobati
pasien.
2. Cek obat meliputi
jenis, dosis, dan
frekuensi pemberian
analgetik.
3. Tentukan jenis
analgetik ( Narkotik,
Non-Narkotik)
disamping tipe dan
tingkat nyeri.
4. Tentukan Analgetik
yang tepat, cara
pemberian dan
dosisnya secara tepat.
5. Monitor tanda – tanda
vital sebelum dan
setelah pemberian
analgetik.
Ketidakseimbangan Kebutuhan NOC : Status Gizi NIC : Pengelolaan

7
nutrisi kurang dari nutrisi Kriteria Hasil : Nutrisi
kebutuhan tubuh terpenuhi Aktivitas
b.d masukan 1. Toleransi terhadap diet yang 1. berikan asupan
makanan tidak dianjurkan nutrisi melalui stomach
adekuat dan Pasien mau makan diet yang tube/ NGT.
rangsangan muntah diberikan minimal habis ½ 2. kolaborasi
porsi, nafsu makan baik. pemberian nutrisi secara
2. Melaporkan keadekuatan parenteral
tingkat energi 3. Monitor jumlah
Pasien tidak lemas dan pemasukan nutrisi dan
lemah. kalori.
3. Menyatakan keinginan untuk 4. Kolaborasi :
makan. a. Diskusikan
4. Nilai laboratorium misal dengan ahli gizi dalam
Albumin dan Globulin menentukan jumlah
dalam batas normal kebutuhan kalori dan
Albumin normal : 3,5 – 5,3 protein.
gr/dl b. Diskusikan
Globulin normal : 2,7 – 3,2 dengan dokter
gr/dl kebutuhan stimulasi
Hemoglobin : 12 – 16 gr/dl nafsu makan, makanan
SGOT : L<37, P<31 uI/L pelengkap.
SGPT : L<41, <31 uI/L
Skala penilaian NOC :
1. Tidak adekuat
2. Ringan
3. Sedang
4. Kuat
5. Adekuat total

Anda mungkin juga menyukai