Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No. 20 Tahun 2003).
Sedangkan menurut Siswoyo (2007:21) pendidikan merupakan proses sepanjang hayat dan
perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam
rangka pemenuhan dan cara komitmen manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial,
serta sebagai makhluk Tuhan.

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses
sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang lebih
baik dan tidak hanya menitikberatkan pada pengembangan pola pikir saja melainkan untuk
mengembangkan semua potensi yang ada pada diri dalam upaya mewujudkan cita-cita dan
tujuan yang diharapkan.

IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau
khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan
cara yang lain (Abdullah. 1998:18). Sedangkan Purnell’s mendefinisikan IPA sebagai
pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang
sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-
teori, dan hipotesa.

Tujuan pendidikan Sekolah Dasar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Pendidikan


Dasar, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung,
pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat
perkembangannya, serta persiapan untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Tujuan pendidikan
dasar tersebut mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, dan masyarakat dunia. Agar tujuan pendidikan dasar tersebut dapat
tercapai, maka peran guru sebagai fasilitator untuk mentransfer ilmu pendidikan serta
membimbing siswa sangatlah penting. Selain itu metode yang digunakan juga harus tepat.

Guru selalu dihadapkan dengan suatu kenyataan tentang keanekaragaman kemampuan siswa
didalam proses pembelajaran. Keanekaragaman tersebut mengakibatkan tingkat penguasaan
materi pelajaran berbeda-beda diantara siswa, sehingga ada siswa yang mampu menguasai
seluruh materi pelajaran, ada siswa yang hanya mampu menguasai beberapa materi pelajaran,
dan ada pula siswa yang memang tergolong memiliki kemampuan akademik yang kurang. Jika
siswa yang tidak mampu menguasai materi pelajaran secara keseluruhan dibiarkan, maka akan
berdampak negatif terhadap penguasaan materi pelajaran pada pembelajaran berikutnya dan
siswa akan mengalami ketertinggalan materi pelajaran.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Cipeujeuh Kecamatan Mande


Kabupaten Cianjur khususnya kelas V yang dilaksanakan tanggal 5 dan 12 Maret 2014 pada
mata pelajaran IPA tentang gaya (gaya magnet, gaya gravitasi, gaya gesek) hasil ulangan IPA
menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa yang maksimal, maka penulis
melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Raka
Joni, Kardiawarman, & Hadisubroto (dalam Wardhani : 2008) tujuan PTK adalah memperbaiki
praktik pembelajaran dengan sasaran akhir belajar siswa. Dengan adanya PTK kesalahan dalam
proses pembelajaran dapat dianalisis dan diperbaiki sedini mungkin, sehingga kesalahan tersebut
tidak akan berlanjut. Jika kesalahan dalam proses pembelajaran telah diperbaiki, maka
diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.

Berdasarkan refleksi dan pengamatan yang dilakukan, rendahnya tingkat penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan tidak dapat
memotivsi siswa untuk belajar lebih aktif. Oleh karena itu penulis berupaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya di kelas V SD Negeri Cipeujeuh Kecamatan
Mande Kabupaten Cianjur dengan menggunakan metode eksperimen. Dengan metode
eksperimen diharapkan siswa lebih termotivasi dan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga
dalam proses pembelajaran aktifitas tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa
akan terlibat secar fisik, emosional dan intelektual yang pada akhirnya diharapkan konsep gaya
yang diajarkan dapat dipahami oleh siswa.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, penulis merefleksi
diri, berdiskusi dengan teman sejawat dan supervisor untuk mengetahui penyebab
rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dan hasilnya adalah
sebagai berikut:
a. Metode pembelajaran yang digunakan tidak dapat memotivsi siswa untuk belajar
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
b. Guru terlalu banyak berceramah dan kurang melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran.
c. Siswa belum berani bertanya untuk materi yang belum jelas kepada guru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi fokus perbaikan dan penelitian
adalah:

1. Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang
gaya pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri Cipeujeuh?
2. Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan aktifitas siswa
tentang gaya pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri Cipeujeuh?

C. Tujuan Perbaikan

Pada mata pelajaran IPA tentang gaya melalui percobaan dilakukan kegiatan penelitian untuk
menemukan kebenaran dengan metode berpikir berdasarkan keilmuan. Kegiatan penelitian
ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapat gambaran bagaimana
perbaikan pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode
eksperimen.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan disiplin siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat
menguasai konsep gaya dalam mata pelajaran IPA dengan baik.
b. Untuk memotivasi belajar siswa agar lebih aktif, kreatif, dan lebih kearah
peningkatan mutu hasil belajar.
c. Sebagai umpan balik terhadap hasil belajar siswa sehingga dapat dipantau sejauh
mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.

D. Manfaat Perbaikan

Berdasarkan permasalahan yang dikaji dan tujuan perbaiakan, maka penulis berharap
penelitian ini dapat bermanfaat untuk:

1. Bagi Guru
a. Meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran .
b. Membantu guru berkembang secara profesional karena dapat menilai dan
memperbaiki pembelajaran.
c. Meningkatkan rasa percaya diri guru karena dapat menganalisis kinerjanya sendiri
sehingga mengetahui dan mampu mengatasi kelemahan dan kekurangannya.
d. Guru mempunyai kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan.

2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman terhadap materi dan hasil belajar.
b. Meningkatkan motivasi dan aktifitas dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas pendidikan disekolah, dengan adanya peningkatan cara
mengajar guru dan hasil belajar siswa.
b. Teknik pembelajaran yang dihasilkan dapat disebarluaskan kepada sekolah lain.

Anda mungkin juga menyukai