Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Farmasetis Volume 2 No 2, Hal 46 - 51, November 2013

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal


Jurnal Farmasetis Volume 6 No 1, Hal 46 - 51, Mei 2017
ISSN : Cetak 2252-9721
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

EFEK ANTIBAKTERI PERASAN JAHE MERAH


(Zingiber officinale var. Rubrum) TERHADAP BAKTERI
Escherichia coli SECARA IN VITRO

Yuga Putri Pamungkas1, Melani Dewi1


1
RS QIM, 2Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Email : melanie.anggoro@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan : Jahe merah merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh subur diberbagai daerah
di Indonesia sebagai tanaman yang telah dibudidayakan. Rimpang jahe merah biasa digunakan sebagai
ramuan tradisional oleh nenek moyang. Rimpang jahe merah mengandung minyak atsiri yang berguna
sebagai antibakteri. Metode : penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang menggunakan
metode uji difusi sumuran. Bahan uji antibakteri yang digunakan adalah perasan jahe merah murni
yang peroleh dengan cara diblender kemudian diperas sehingga menghasilkan 100% perasan jahe merah.
Setelah itu dibuat pengenceran dengan konsentrasi 25%, 50% dan 75% yang diencerkan
menggunakan aquadest steril. Hasil : Berdasarkan hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan antar
perbandingan konsentrasi 25% dengan 50% ditunjukkan nilai sign (0,029) < 0,05; konsentrasi 25%
dengan 75% ditunjukkan nilai sign (0,002) < 0,05; konsentrasi 25% dengan 100% ditunjukkan nilai
sign (0,000) < 0,05; dan konsentrasi 50% dengan 100% ditunjukkan nilai sign (0,014) < 0,05. Sedangkan
hasil perhitungan pada konsentrasi 50% dengan 75% nilai sign (0,076) > 0,05; dan konsentrasi 75%
dengan 100% ditunjukkan nilai sign (0,317) > 0,05, sehingga dapat di katakan bahwa tidak ada perbedaan
yang bermakna antara konsentrasi perasan jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) terhadap daya
hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Kata Kunci : Jehe merah, Perasan, Escherichia coli

ABSTRACT
Introduction:. Red Ginger is a tropical plant that grows a lot of fertile in various regions in Indonesia
as a cultivated plant. Red ginger rhizome used as a traditional herb by the ancestors. Red ginger rhizome
contains essential oils that are useful as antibacterial. Methods: Research methods include
experimental research using the diffusion test method. Antibacterial test material used is the pure red
ginger juice that is obtained by blend and then squeezed to produce 100% red ginger juice. After that
dilution was made with concentrations of 25%, 50% and 75% diluted using sterile aquadest. Result:
Based on LSD test results showed the difference between comparison of 25% concentration with 50%
indicated sign value (0,029) <0,05; concentration 25% with 75% indicated sign value (0.002) <0.05;
concentration 25% with 100% indicated sign value (0.000) <0,05; and concentration 50% with 100%
indicated sign value (0,014) <0,05. While the calculation results at a concentration of 50% with 75%
sign value (0.076)> 0.05; and concentration of 75% with 100% showed sign value (0.317)> 0.05, so it
can be said that there is no significant difference between the concentration of red ginger (Zingiber
officinale var Rubrum) on the inhibitory growth of Escherichia coli bacteria.

Keywords: Red Jehe, Juice, Escherichia coli


PENDAHULUAN untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Indonesia merupakan negara yang memiliki Sejalan dengan pengobatan kembali ke alam
kekayaan hayati yang cukup besar yang dapat (back to nature) yang berkembang pada
dikembangkan terutama untuk bahan alam masyarakat saat ini, penggunaan berbagai
yang lebih dikenal dengan obat tradisional. tumbuhan serta bahan alam lainnya sebagai
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan alternatif obat terus berkembang semakin
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan besar, baik untuk pengobatan suatu penyakit
hewan, bahan mineral, sediaan sari atau maupun pemeliharaan kesehatan (Hendri,
galenik, atau campuran dari bahan tersebut, 2011).
yang secara turun temurun telah digunakan

46
46
Jurnal Farmasetis Volume 2 No 2, Hal 46 - 51, Nov 2013
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Dari sekian banyak tanaman obat tradisional jahe merah diambil dari pasar Weleri yaitu di
yang ada di Indonesia, diantaranya tanaman Desa Karanganyar, Kec. Weleri, Kab. Kendal.
jahe merah dengan nama latin Zingiber Bahan
officinale var. Rubrum yang mempunyai Bahan-bahan yang digunakan adalah Biakan
khasiat cukup beragam antara lain sebagai murni Escherichia coli, Perasan jahe merah,
rempah, pemberi aroma, ataupun sebagai obat Aquadest steril, NaCl 0,85%, Media PCA
(Anonim, 2010). Tanaman ini tersebar (Plate Count Agar), BaCl2.2H2O 1% b/v, H2SO4
diseluruh Indonesia, ditanam di kebun atau 1% v/v
pekarangan. Sejak dahulu jahe telah Alat
dimanfaatkan meskipun mungkin tidak secara Alat-alat yang digunakan adalah Cawan petri,
langsung dimaksudkan sebagai bahan Jangka sorong, Jarum ose, Autoclove, Cutton
pengobatan, misalnya pemanfaatan jahe untuk bud, Tabung reaksi, Rak tabung reaksi,
maksud menghangatkan badan Mikropipet, Densinometer, Kapas, Kertas
(Wijayakusuma, 2007). payung, Blender, Bunsen, Inkubator,
Secara tradisional kegunaannya antara lain Erlenmeyer, Vortex, Hot plate, Kasa steril
untuk mengobati penyakit rematik, asma, Tahapan Penelitian
stroke, diabetes, sakit gigi, sakit otot, kram, Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi
tenggorokan, hipertensi, mual, demam dan pembuatan larutan uji, pengenceran larutan uji,
infeksi. Berdasarkan bentuk, warna dan ukuran Pembuatan media nutrient agar, dan Uji daya
rimpang, ada 3 jenis jahe yang dikenal, yaitu hambat jahe merah dengan metode sumuran.
jahe putih besar/jahe badak, jahe putih
kecil/jahe emprit dan jahe sunti atau jahe HASIL DAN PEMBAHASAN
merah. Dari ketiga jenis jahe yang ada, jahe HASIL
merah yang lebih banyak digunakan sebagai Penelitian ini mengenai uji aktivitas antibakteri
obat, karena kandungan minyak atsiri dan dengan menggunakan perasan jahe merah
oleoresinnya paling tinggi dibandingkan (Zingiber officinale var. Rubrum) terhadap
dengan jenis jahe yang lain. Hasil penelitian pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
menunjukkan bahwa bahan aktif jahe Penelitian ini dilakukan secara in vitro dengan
(gingerol) mampu menghambat pertumbuhan metode sumuran menggunakan media PCA
bakteri (Lantera, 2002). (Plate Count Agar). Aktivitas antibakteri terlihat
Escherichia coli merupakan bakteri dengan terbentuknya zona hambatan berupa
Gram negatif berbentuk batang yang termasuk zona bening di daerah sekitar sumuran, zona
dalam family Enterobacteriaceae. Pada tingkat hambatan kemudian diukur dengan
dunia, ETEC (Escherichia menggunakan jangka sorong. Penelitian
colienterohemoragik) telah mengakibatkan diawali dengan mengidentifikasi tanaman yang
lebih dari 600 juta kasus diare dalam setahun. akan digunakan dalam penelitian ini. Hasil
Menurut Wijayakusuma (2006), jahe dapat determinasi yaitu 1b, 2b, 3b, 4b, 12b, 13b, 14b,
mengobati berbagai macam penyakit, salah 17b, 18b, 19b, 20b, 21b, 22b, 23b, 24b, 25b,
satunya adalah penyakit diare (Arisman, 2009). 26b, 27b, 28b, 29b, 30b, 31a, 32a, 33b, 4b,
333a, 334b, 335a, 336a, 337b, 338a, 339b,
METODE 340a, farm 207. Zingiberaceae 1a, 2b, 6a,
Penelitian termasuk dalam penelitian Genus zingiber 1a, 2b, 6a, 7b, Spesies :
eksperimental. Variabel bebas pada penelitian Zingiber officinale roxb. Dari hasil determinasi
ini adalah Konsentrasi Perasan jahe merah menyatakan bahwa tanaman yang
(Zingiber officinale var. Rubrum) sedangkan diidentifikasi adalah tanaman Jahe merah
variabel terikat pada penelitian ini adalah (Zingiber officinale var. Rubrum).
Aktifitas antibakteri yang diamati melalui zona A. Pembuatan Perasan Jahe Merah
hambat. Rimpang jahe merah yang telah bersih
Penelitian ini dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kemudian dikupas dan dipotong – potong lebih
: perasan jahe merah dengan konsentrasi 25%, kecil kemudian diblender, lalu diperas dan
50%, 75%, 100%, kontrol negatif aquadest. disaring. Dari 300 gram rimpang jahe merah,
Sampel perasan jahe merah (Zingiber diperoleh 100 ml perasan jahe merah murni
officinale var. Rubrum) diuji untuk 100%. Kemudian dari 100% perasan jahe
membuktikan adanya efek antibakteri. Sampel

47
47
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 1, Hal 46 - 51, Mei 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
merah kemudian dibuat pengenceran dengan Hasil pengamatan uji daya hambat perasan
cara: jahe merah dengan metode sumuran dapat
Konsentrasi 25%; 50%; 75%; 100%. dilihat pada gambar 1, 2, dan tabel 1 hingga 4.
B. Uji Daya Hambat Perasan Jahe Merah
dengan Metode Sumuran

Gambar 2. Media setelah diinkubas

Tabel 1.
Hasil pengukuran diameter zona hambat
Konsentrasi Perasan Jahe Merah
Ulangan ke- Daya Hambat (mm)
Control 25% 50% 75% 100%

Diameter I 0 0 0 10,04 12,09


Diameter II 0 0 0 10,85 10,04
I
Diameter III 0 0 0 11,35 12,65
Diameter IV 0 0 0 9,75 12,00
Rata-rata 0 0 0 10,49 11,69
Diameter I 0 0 8,05 10,65 13,40
Diameter II 0 0 7,25 9,55 14,35
II
Diameter III 0 0 6,50 9,00 13,35
Diameter IV 0 0 6,35 8,05 10,90
Rata-rata 0 0 7,04 9,31 13,00
Diameter I 0 0 10,22 10,40 10,18
Diameter II 0 0 9,49 7,80 10,40
III Diameter III 0 0 10,13 8,45 10,47
Diameter IV 0 0 8,05 10,63 12,63
Rata-rata 0 0 9,47 9,36 11,08

Tabel 2.
Hasil rata-rata diameter uji daya hambat perasan jahe merah
Konsentrasi Rata-rata Diameter daya hambat (mm)
0% 0
25% 0
50% 5.5033
75% 9.7200
100% 11.9233

48
48
Jurnal Farmasetis Volume 2 No 2, Hal 46 - 51, Nov 2013
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Rata-rata diameter zona hambat (mm)


14
12
10
Diameter zona hambat (mm)

8
Rata-rata
6 diameter zona
hambat (mm)
4
2
0
0% 25% 50% 75% 100%

Konsentrasi (%)

Gambar 3.
Hubungan antara konsentrasi dengan diameter daya hambat

Tabel 3. Hasil LSD test


(I) (II) 95% Confidence Interval
Mean
Konsentrasi Konsentrasi Std.
Difference Sig.
Perasan Jahe Perasan Jahe Error Lower Bound Upper Bound
(I-II)
Merah Merah
25 % 50 % -5.50333* 2.06555 .029 -10.2665 -.7402
75 % -9.72000* 2.06555 .002 -14.4832 -4.9568
100 % -11.92333* 2.06555 .000 -16.6865 -7.1602
50 % 25 % 5.50333* 2.06555 .029 .7402 10.2665
75 % -4.21667 2.06555 .076 -8.9798 .5465
100 % -6.42000* 2.06555 .014 -11.1832 -1.6568
75 % 25 % 9.72000* 2.06555 .002 4.9568 14.4832
50 % 4.21667 2.06555 .076 -.5465 8.9798
100 % -2.20333 2.06555 .317 -6.9665 2.5598
100 % 25 % 11.92333* 2.06555 .000 7.1602 16.6865
50 % 6.42000* 2.06555 .014 1.6568 11.1832
75 % 2.20333 2.06555 .317 -2.5598 6.9665

Tabel 4.
Hasil signifikan
Konsentrasi Nilai sign. P value Keterangan Kesimpulan
I vs II 0,029 0,05 Nilai sign < 0,05 Signifikan
I vs III 0,002 0,05 Nilai sign < 0,05 Signifikan
I vs IV 0,000 0,05 Nilai sign < 0,05 Signifikan
II vs III 0,076 0,05 Nilai sign > 0,05 Tidak signifikan
II vs IV 0,014 0,05 Nilai sign < 0,05 Signifikan
III vs IV 0,317 0,05 Nilai sign > 0,05 Tidak signifikan

49
49
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 1, Hal 46 - 51, Mei 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Keterangan : Ada tidaknya perbedaan antar konsentrasi
I = konsentrasi 25% perasan jahe merah dapat diketahui dengan
II = konsentrasi 50% menggunakan LSD test. Dari hasil uji statistik
III = konsentrasi 75% yaitu pada tabel 4.6 pada halaman 43
IV = konsentrasi 100 % menunjukkan adanya perbedaan antar
perbandingan konsentrasi 25% dengan 50%
PEMBAHASAN ditunjukkan nilai sign (0,029) < 0,05;
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek konsentrasi 25% dengan 75% ditunjukkan nilai
pemberian berbagai konsentrasi dari perasan sign (0,002) < 0,05; konsentrasi 25% dengan
rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. 100% ditunjukkan nilai sign (0,000) < 0,05;
Rubrum) terhadap pertumbuhan bakteri dan konsentrasi 50% dengan 100%
Escherichia coli secara in vitro menggunakan ditunjukkan nilai sign (0,014) < 0,05. Sedangkan
metode sumuran. hasil perhitungan pada konsentrasi
Setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam pada 50% dengan 75% nilai sign (0,076) > 0,05; dan
suhu 370 C, dilakukan pengamatan. Uji konsentrasi 75% dengan 100% ditunjukkan
terhadap daya antibakteri dari perasan jahe nilai sign (0,317) > 0,05, sehingga dapat di
merah (Zingiber officinale var. Rubrum) katakan bahwa tidak ada perbedaan yang
terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli bermakna antara konsentrasi perasan jahe
menunjukkan hasil yang positif dengan adanya merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
zona bening pada media yang telah ditumbuhi terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri
oleh bakteri tersebut. Escherichia coli.

Besar daya antibakteri dari masing – masing SIMPULAN DAN SARAN


sampel dapat diketahui dengan cara melakukan Simpulan
pengukuran diameter zona bening 1. Perasan jahe merah (Zingiber officinale
menggunakan jangka sorong yang merupakan var. Rubrum) mempunyai aktivitas
zona hambat dari sampel. Hasil diameter zona antibakteri terhadap bakteri Escherichia
bening dapat dilihat pada gambar 2. coli.
2. Ada perbedaan daya hambat perasan jahe
Dari hasil pengukuran zona hambat merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
pada konsentrasi 25%, 50%, 75% dan
pertumbuhan bakteri, data diuji distribusinya
100% terhadap pertumbuhan bakteri
dengan menggunakan uji normalitas Shapiro- Escherichia coli.
Wilk didapatkan bahwa varians data pada
3. Semakin tinggi nilai konsentrasi perasan
setiap konsentrasi memiliki signifikansi
jahe merah (Zingiber officinale var.
(p>0,05). Maka dapat diambil kesimpulan
Rubrum) maka semakin tinggi pula daya
bahwa distribusi data adalah normal. Data
hambat pada pertumbuhan bakteri
perasan jahe merah memenuhi syarat uji one
Staphylococcus.
way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%,
dilanjutkan dengan uji LSD, untuk Saran
membandingkan antar konsentrasi perasan jahe 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
merah. untuk mengetahui senyawa spesifik yang
berkhasiat sebagai antibakteri pada
Metode one way ANOVA digunakan untuk rimpang jahe merah.
mengetahui apakah aktivitas antibakteri yang 2. Dapat dilakukan penelitian yang sama
dihasilkan oleh tiap konsentrasi larutan uji menggunakan perasan jahe merah
mempunyai perbedaan bermakna secara (Zingiber officinale var. Rubrum) dengan
statistik untuk menyimpulkan potensi dari bakteri yang berbeda, misalnya bakteri
aktivitas antibakteri dengan berbagai Stapylococcus.
konsentrasi perasan jahe merah. Uji one way 3. Sediaan jahe merah (Zingiber officinale
ANOVA data perasan jahe merah memiliki var. Rubrum) diuji aktivitas
signifikansi < 0,05 dengan keputusan menolak antibakterinya sehingga dapat mengetahui
H0 yang bearti ada aktifitas antibakteri perasan tentang kekuatan antibakteri dalam
jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) sediaan tersebut.
terhadap bakteri Escherichia coli.

50
50
Jurnal Farmasetis Volume 2 No 2, Hal 41 - 45, November 2013
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
DAFTAR PUSTAKA Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah
Cushnie, T.P. Tim and Andrew J. Lamb. 2005. (Zingiber officinale varian Rubrum)
Antimicrobial Activity of Flavonoids, Terhadap Shigella dysenteriae Isolat
International Journal of 2312-F Secara in Vitro, Jurnal,
Antimicrobial Agents vol 27, issue 2, Fakultas Kedokteran Universitas
pp.181. Brawijaya, Malang.

Hariana, Arief. H,. 2009, Tumbuhan Obat & Setiabudi, R. dan Gan, V. S. H. 2007.
Khasiatnya seri 1. Penebar Farmakologi dan Terapi Edisi V.
Suwadaya, Jakarta. Farmakologi FUI. Jakarta.

Hendri, Wasito. 2011, Obat Tradisional Tjay, T. H. Dan Rahardja K., 2010, Obat-obat
Kekayaan Indonesia. Graha Ilmu. Penting Edisi VI. PT Elek Media
Komputindo, Jakarta.
Jawetz et al. 2005. Mikrobiologi Kedokteran.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Wijayakusuma, Hembing. 2006. Tanaman
Berkhasiat Obat Di Indonesia.
Jawetz et al. 2007. Mikrobiologi Kedokteran Pustaka Kartini.
Edisi 23. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. Wiryawan, K. G., S. Suharti. dan Bintang, M.
2005. Kajian Antibakteri Temulawak,
Lantera, T. 2002. Khasiat dan Manfaat Jahe Jahe dan Bawang Putih terhadap
Merah: Si Rimpang Ajaib. Salmonella lyphimuriam serta
Pengaruh Bawang Putih terhadap
AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Performans dan Respon Imun Ayam
Pedaging. Media Peternakan.
Santiko, Pandu. B., Sarwono, Imam., &
Winarsih, Sri., 2010, Uji Antibakteri

51
51

Anda mungkin juga menyukai