Anda di halaman 1dari 23

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Gambaran Lokasi pengambilan data
Pada bab IV membahas tentang hasil dari laporan kasus asuhan

keperawatan dengan asma brochial dengan fokus studi bersihan jalan

nafas tidak efektif. Penilitian dilakukan di Puskesmas Ngawen diruang

rawat inap ruang Anggrek. Jumlah perawat diruang rawat inap berjumlah

11 orang. Jumlah tempat tidur yang ada di rawat inap ada 13 bed. Asuhan

keperawatan Pada Tn S dan Ny S ini mencakup lima tahap proses

keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi

keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.


2. Pengkajian
1) Identitas Klien

Identitas Pasien Tn S Ny S
Nama Tn S Ny S
Umur 28 th 31 th
Pendidikan SMP SD
Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta
Status Menikah Menikah
Alamat Ngawen Ngawen
Nomor Registrasi 19547526 17548760
Diagnosa Medis Asma Bronchiale Asma Bronchiale
33

2) Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit Tn S Ny S
Manajemen
Keluhan Utama
kesehatan Keluarga
Sesak nafas
Tn S mengatakan Ny Snafas
Sesak mengatakan jika
Riwayat penyakit Tn S ada
jika mengeluh
anggotasesak
keluarga
nafas, Keluarga mengatakan
sakit,maka akan segera Ny.
sekarang saat sakit,maka
yang digunakan keluarga
untuk S mengeluh sakit kepala
berobat dan
beraktivitas
selalu rutin memeriksakan
bertambah ketika hendak sholat, tiba
memeriksakan
sesak,ketika batuk
kesehatannya di pelayanan
dahak tiba pasien merasa lemah,
kesehatannya di
susah dikeluarkan,
kesehatan terdekat,kemudian
Namun sesak nafas. Kemudian
pelayanan kesehatan
konrol rawat
kebiasaan Tn Sjalanjarangdi pasien
terdekat dibawa seperti ke
Puskesmas Ngawen
menggunakan pelindung
dengan
diri Puskesmas pada dan tanggal
Rumah
keadaan masker
seperti sesak nafas,
dan jaket
lalu 19 Januari
Sakit, Namun2019 Ny S pukul
tidak
kemudian
untuk mencegah
disarankan
allergen.
untuk 10.00 WIB. Pasien masker
menggunakan datang
mondok. Pasien datang dalam keadaan
ketika terpaparsadar.Pada
debu,
dalam keadaan sadar saat
tetapi memakai dilakukan
jaket
pemeriksaan
untuk melindungi
pasien
dirisesak
dari
nafas danallergen.
paparan batuk berdahak
Nutrisi
Riwayat penyakit Tn S mengatakan
Keluarga mengatakansetiap
pasien
hari Ny.SS mengatakan
Ny memiliki riwayatsetiap
dahulu sudah denga
makan lama teratur,sehari
mempunyai3 penyakit
kali makantekanan
tidak pernah
darah
xriwayat
. asma dan selama tinggi.Makan
telat. Keluarga
sehari 3x.Ny.S
Eliminasi sakit pasien
BAB 1x sehari,
sering kontrol
BAK mengatakan
Pola eminasi bahwa
BAB 1x di
rawat jalanada
3x.,tidak di Puskesmas
gangguan dalam BAK
sehari, keluarganya
3x.,tidaktidak
ada
Ngawen.
eliminasi. ada yang mengalami
gangguan eliminasi. sakit
Istirahat-tidur Tn S,biasanya istirahat tidur sepertiS,biasanya
Ny yang istirahat
dialami
malam ± 8 jam,mulai tidur pasien.
tidur malam ± 7 jam,mulai
Riwayat penyakit Keluarga
pukul 21.00
pasien
malammengatakan
,bangun Di dalam
tidur pukulkeluarganya
22.00
keluarga bahwa
jam 04.00
di dalam
pagi keluarganya juga tidak
malam ,bangunadajam 04.00
yang
tidak ada yang mengalami memiliki
pagi, kemudian
riwayatsetelah
penyakit itu
sakit seperti yang dialami kronis ataupun
bersiap-siap untukmenular
pergi
pasien. Di dalam seperti DM, jantung ,
bekerja.
Psikologi keluarganya
Keluarga mengatakan
juga tidaktidak
ada TBC, AIDS, mengatakan
Keluarga maupun
yang gangguan
ada memiliki mentalriwayat
di Hepatitis.ada
tidak gangguan
penyakit
dalam anggota
kronis
keluarga
ataupun mental di dalam anggota
menular seperti DM, keluarga
Sosial jantung, mengatakan
Keluarga TBC, AIDS,
jika Keluarga mengatakan jika
maupun
Tn S Hepatitis
dalam kehidupan Ny S dalam kehidupan
sehari-hari berinteraksi sehari-hari sangat sopan
dengan tetangga nya sangat dan mudah bergaul
baik dan sopan. dengan tetangga dekat
rumah.
Spiritual Tn S mengatakan jika sehari- Ny S mengatakan jika
hari selalu melakukan sehari-hari selalu
kegiatan ibadah di masjid melakukan kegiatan
ibadah di masjid di dekat
rumah.
3) Pola Kesehatan
34

4) Pemeriksaan Fisik

Identitas Pasien Tn S Ny S
Suhu 360 C 360 C
Nadi 100x/menit 120x/menit
Tekanan darah 110/90 mmHg 150/90 mmHg
Pernafasan 30x/menit 34x/menit
GCS 15 15
SPO2 94 % 93%

Head to toes
Identitas Pasien Tn S Ny S
Kepala Mesosepal Mesosepal
Mata Konjungtiva tidak ikterik, Konjungtiva tidak
sklera tak anemis ikterik, sklera tak
anemis
Hidung Tidak ada polip Tidak ada polip
Mulut Bibir kering, bersih Bibir kering, bersih
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran JVP pembesaran JVP
Paru-paru :
- Inspeksi adanya penggunaan otot adanya penggunaan
bantu pernapasan, adanya otot bantu pernapasan,
retraksi intercostal selama adanya retraksi
bernafas. intercostal selama
bernafas.
traktil premitus kanan dan traktil premitus kanan
- Palpasi kiri seimbang, getaran dan kiri seimbang,
dinding dada (+), getaran dinding dada
pengembangan dada (+), pengembangan
simetris dada simetris
- Perkusi Sonor Sonor
35

- Auskultasi terdengar suara ronchi di terdengar bunyi


anterior paru kanan wheezing
Jantung :
- Inspeksi iktus cordis tidak tampak iktus cordis tidak
iktus cordis teraba di ICS ke tampak
- Palpasi IV iktus cordis teraba di
Pekak ICS ke IV
- Perkusi bunyi jantung I-II, tidak ada Pekak
- Auskultasi gallop bunyi jantung I-II, tidak
ada gallop
Abdomen :
- Inspeksi bentuk cembung, tidak ada tidak ada asites
asites bising usus (+) terdengar
- Auskultasi bising usus (+) terdengar sebanyak 13 kali/menit
sebanyak 15 kali/menit tidak ada nyeri tekan,
- Palpasi tidak ada nyeri tekan, turgor turgor kulit baik, tidak
kulit baik, tidak ada masa ada masa
timpani,
tidak ada pembesaran hepar tidak ada pembesaran
- Perkusi
Ekstremitas
- Kekuatan otot :
4-4 4-4
Tangan kanan
-kiri
4-4 4–4
Kaki kanan-kiri
Terpasang infus RL 20 tpm Terpasang infus RL 20
- Ekstremitas atas
pada tangan kiri tpm pada tangan kiri
Mobilias fisik berjalan baik, Mobilias fisik berjalan
Ekstremitas
akral hangat, tidak ada baik, akral hangat, tidak
bawah
edema ada edema
Capilary Refill>3 detik, Capilary Refill>3 detik,
- Kuku kuku bersih dan pendek kuku bersih dan pendek
5) Pemeriksaan Diagostik
Laboratorium
Hematologi Tn S Ny. S
Hb 16 g/dl 12 g/dl
Leukosit 9400 103/UL 9400 103/UL
Eritrosit 6,00 106/mm3 5,50 106/mm3
Trombosit 186.000 103/UL 280.000 103/UL
Hematokrit 47 % 37 %

3. Analisis Masalah
Analisa Data Penyebab (etiologi) Masalah
Tn S
Data Subjektif :
Tn S mengatakan sesak Peningkatan produksi sekret Bersihan jalan nafas tidak
nafas, dan ketika batuk efektif
dahak susah
dikeluarkan
Data Objektif
- RR 30x/menit
- terdengar suara
ronchi di anterior
paru kanan
36

- SPO2 94 %

Ny S
Data Subjektif : Peningkatan produksi sekret Bersihan jalan nafas tidak
Ny S mengeluh sesak efektif
nafas, dan ketika batuk
dahak.
Data Objektif :
- RR 34x/menit
- Pada pemeriksaan
auskulasi paru
terdengar suara
wheezing (+)
- SPO2 93 %

4. Diagnosa Keperawatan

Data Penyebab (etiologi) Masalah


Tn S
Data Subjektif :
Tn S mengatakan sesak Peningkatan produksi sekret Bersihan jalan nafas tidak
nafas, dan ketika batuk efektif
dahak susah
dikeluarkan
Data Objektif
- RR 30x/menit
- terdengar suara
ronchi di anterior
paru kanan
- SPO2 94 %
Ny S
Data Subjektif : Peningkatan produksi sekret Bersihan jalan nafas tidak
Ny S mengeluh sesak efektif
nafas, dan ketika batuk
dahak.
Data Objektif :
- RR 34x/menit
- Pada pemeriksaan
auskulasi paru
terdengar suara
wheezing (+)
- SPO2 93 %
37

5. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi


Keperawatan ( NOC ) (NIC )

Bersihan jalan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen jalan nafas


nafas tidak selama 3 x 24 jam :
efektif  Monitor status respirasi : adanya
berhubungan  Klien mampu mengidentifikasi dan suara nafas tambahan.
dengan mencegah faktor yang dapat menghambat  Identifikasi sumber alergi :
peningkatan jalan nafas obat,makan an, dll, dan reaksi
produksi sekret
 Menunjukkan jalan nafas yang paten yang biasa terjadi
tidak ada batuk yang sulit keluar,  Ajarkan/ diskusikan dgn
 frekuensi pernafasan dalam rentang klien/keluraga untuk menghindari
normal : alergen
Respirasi:Dewasa:16-20/mnt  Ajarkan tehnik nafas dalam dan
batuk efektif
 Tidak ada suara nafas abnormal  Kolaborasi dgn Tim medis :
(wheezing) pemberian O2 3 liter per menit,
 Mampu mengeluarkan sputum dari jalan obat bronkhodilator
nafas
 Tidak ada sianosis, mampu bernafas
dengan mudah
 Ekspansi dinding dada simetris, tidak ada
: penggunaan otot-otot nafas tambahan,
retraksi dinding dada, nafas cuping hidung.

6. Implementasi

Klien Diagnosis Hari/tanggal Jam Tindakan


Keperawatan
Tn S Bersihan jalan nafas 16 Januari 08.00  mengatur posisi semi
tidak efektif 2019 fowler untuk
berhubungan dengan memaksimalkan
peningkatan produksi ventilasi.
sekret 10.00  mempertahankan
pemberian O2 3 liter
per menit
11.00
 Memberikan terapi
nebulizer (ventolin
2,5 mg + Nacl 0,9% )
3x1
 Kolaborasi dengan
dokter pemberian
terapi :
- Infus D5 % drip
aminophilin
38

30tpm

12.00 - Dexamethason
5mg IV 3x1
- Guafenesein
100mg tab 3x1

17 Januari  mengkaji TTV, status


2019 08.00 penafasan, dan
oksigenasi
 Mengajarkan cara
09.00 melakukan batuk
efektif
10.00  Memberikan
pendidikan kesehatan
 Kolaborasi dengan
11.00 dokter pemberian
terapi :
- Infus D5 % drip
aminophilin
30tpm
- Dexamethason
5mg IV 3x1
- Guafenesein
100mg tab 3x1
 Mengkaji TTV,
12.00 status penafasan, dan
oksigenasi

18 Januari  mengauskultasi bunyi


2019 08.00 nafas,
 mengatur posisi semi
10.00
fowler untuk
memaksimalkan
ventilasi
 Memberikan
10.30
fisioterapi dada
11.00  Kolaborasi dengan
dokter pemberian
terapi :
- Infus D5 % drip
aminophilin
30tpm
- Dexamethason
5mg IV 3x1
- Guafenesein
100mg tab 3x1
 mengkaji TTV, status
12.00 penafasan, dan
oksigenasi
39

Ny s Bersihan jalan nafas 19 Januari 08.00  mengkaji TTV, status


tidak efektif 2019 penafasan, dan
berhubungan dengan oksigenasi
peningkatan produksi 09.00  Memberikan
sekret oksigenasi
10.00
 Mengajaran cara
melakukan relaksasi
10.15 nafas dalam
 Memberikan terapi
nebulizer
10.30  Mengajarkan cara
batuk efektif.
11.00  Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi.
- Infus D5 % drip
aminophilin 30tpm
- Injeksi
Dexametason 5mg
1x1 IV
- Ambroxol 3x1 tab.
- Aminophilin 200
mg 3x1.
20 Januari 08.00  Mengajaran cara
2019
melakukan relaksasi
nafas dalam
09.00
 Memberikan terapi
10.00 nebulizer
 Mengajarkan cara
batuk efektif.
11.00  Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi.
- Infus D5 % drip
aminophilin 30tpm
- Injeksi
Dexametason 5mg
1x1 IV
- Ambroxol 3x1 tab.
- Aminophilin 200
mg 3x1
12.00  mengkaji TTV, status
penafasan, dan
oksigenasi
21 Januari 08.00
2019
 Mengajaran cara
melakukan relaksasi
nafas dalam
09.00
 Memberikan terapi
40

10.00 nebulizer
 Mengajarkan cara
11.00 batuk efektif.
 Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi.
- Infus D5 % drip
aminophilin 30tpm
- Injeksi
Dexametason 5mg
1x1 IV
- Ambroxol 3x1 tab.
- Aminophilin 200
mg 3x1
 mengkaji TTV, status
penafasan, dan
oksigenasi

7. Evaluasi

Klien Diagnosis Keperawatan Hari/tanggal Evaluasi


Tn S Bersihan jalan nafas tidak 16 Januari S : Tn S mengatakan masih
efektif berhubungan 2019 merasakan sesak nafas, badan
dengan peningkatan lemas,
produksi sekret O : Kesadaran Composmentis
- TD 110/90 mmHg, Nadi
100x/menit, RR
30x/menit, S 36,00C
- Posisi klien semi fowler
- Terpasang O2 3lt/menit,
Infus D5% 30tpm
- Klien kooperatif dan
mmpu melakukan batuk
efektif, dahak yang
keluar sedikit dan kental
berwarna kuning.
- Obat Injeksi IVsudah
masuk (+) dan obat oral
sudah masuk (+)
- Terdengar suara
wheezing, menggunakan
otot bantu pernapasan
A:
- Masalah bersihan jalan
nafas tidak efektif belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor status respirasi :
adanya suara nafas
tambahan.
- Ajarkan tehnik nafas
dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan
41

dokter dalam pemberian


terapi
17 Januari
2019 S : Tn S mengatakan sesak nafas
dan batuk berkurang sedikit.
O : Kesadaran : Composmentis
- TD 110/80 mmHg, Nadi
88x/menit, RR
20x/menit, S 36,00C
- Terpasang O2 3lt/menit,
Infus D5% 30tpm
- Klien kooperatif ,mampu
mempraktikan latihan
yang diajarkan, dahak
yang dikeluarkan
berwarna putih kental
- Klien dan keluarga
memahami pendikan
kesehatan yang diberikan
perawat.
- Obat Injeksi IVsudah
masuk (+) dan obat oral
sudah masuk (+)
- Masih terdengar suara
wheezing, menggunakan
otot bantu pernapasan
A:
- Masalah bersihan jalan
nafas tidak efektif
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor status respirasi :
adanya suara nafas
tambahan.
- Ajarkan tehnik nafas
dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
terapi
18 Januari
2019
S : Tn S mengatakan sudah tidak
sesak nafas dan batuk, kondisi
membaik
O : Kesadaran : Composmentis
- TD 120/78 mmHg, Nadi
82x/menit, RR
16x/menit, S 36,00C
- Infus D5% 30tpm
- Klien kooperatif ,mampu
menjalani terapi dengan
baik sampai selesai
- Obat Injeksi IVsudah
masuk (+) dan obat oral
sudah masuk (+)
- Tidak terdengar suara
42

wheezing, tidak
menggunakan otot bantu
pernapasan, dahak yang
keluar banyak ,dan
berwarna putih.
A:
- Masalah bersihan jalan
nafas sudah teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Monitor status respirasi :
adanya suara nafas
tambahan.
- Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
terapi
Ny S Bersihan jalan nafas tidak 19 Januari S : Ny S mengatakan merasakan
efektif berhubungan 2019 sesak nafas, batuk
dengan peningkatan O : Kesadaran Composmentis
produksi sekret - TD 150/90 mmHg, Nadi
120x/menit, RR
34x/menit, S 36,50C
- Terpasang O2 3lt/menit,
Infus D5% 30tpm
- Klien kooperatif dan
mampu melakukan batuk
efektif, dahak yang
keluar sedikit dan kental
berwarna putih.
- Obat Injeksi IVsudah
masuk (+) dan obat oral
sudah masuk (+)
- Terdengar suara
wheezing di intercostal
IV, menggunakan otot
bantu pernapasan,
adanya retraksi otot
intercosta
A:
- Masalah bersihan jalan
nafas tidak efektif belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor status respirasi :
adanya suara nafas
tambahan.
- Ajarkan tehnik nafas
dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
terapi
20 Januari
S : Ny S mengatakan sesak nafas,
2019
sudah berkurang, masih batuk
O : Kesadaran Composmentis
43

- TD 135/84 mmHg, Nadi


88x/menit, RR
24x/menit, S 36,50C
- Terpasang O2 3lt/menit,
Infus D5% 30tpm
- Klien mampu melakukan
batuk efektif, dahak yang
keluar banyak dan kental
berwarna putih.
- Obat Injeksi IVsudah
masuk (+) dan obat oral
sudah masuk (+)
- Terdengar suara
wheezing di intercostal
IV, menggunakan otot
bantu pernapasan,
adanya retraksi otot
intercosta
A:
- Masalah bersihan jalan
nafas tidak efektif
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor status respirasi :
adanya suara nafas
tambahan.
- Ajarkan tehnik nafas
dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
terapi
21 Januari
2019
S : Ny S mengatakan masih
batuk,masih tampak lemas
O : Kesadaran Composmentis
- TD 120/82 mmHg, Nadi
86x/menit, RR
20x/menit, S 36,50C
- Terpasang O2 3lt/menit,
Infus D5% 30tpm
- Klien mampu melakukan
batuk efektif, dahak yang
keluar banyak dan kental
berwarna putih.
- Obat Injeksi IVsudah
masuk (+) dan obat oral
sudah masuk (+)
- Terdengar suara
wheezing di intercostal
IV, menggunakan otot
bantu pernapasan,
adanya retraksi otot
intercosta
A:
- Masalah bersihan jalan
44

nafas tidak efektif


teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
- Monitor status respirasi :
adanya suara nafas
tambahan.
- Ajarkan tehnik nafas
dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
terapi

B. PEMBAHASAN

1. Pengkajian

a) Identitas Klien

Pada pengkajian kedua klien terdiagnosa asma bronchiale. Kedua

klien tersebut bernama Tn. S dan Ny. S. Tn. S merupakan seorang laki-

laki dengan usia 28 tahun, sedangkan Ny. S merupakan seorang

perempuan dengan usia 50 tahun dan kedua klien menderita asma

bronchiale yang disebabkan oleh faktor alergen. Menurut muttaqin


45

(2008) bahwa salah satu penyebab yang menimbulkan terjadinya

serangan asma adalah faktor alergen seperti debu, tungau, spora jamur,

dan bulu binatang.

Berdasarkan hasil pengkajian Tn. S menderita asma bronchiale

ditandai dengan sesak napas, batuk dan terdengar suara ronchi pada

lapang paru. Tn.S sudah sejak lama menderita asma bronchiale dan

sering dirawat jalan di puskesmas ngawen. Tn. S mengkonsumsi obat

asma ketika asma meyerang. Total nilan Tn. S dari pengukuran Asthma

Control Test adalah 20 sehingga Tn. S dikategorikan sebagai asm

aterkontrol sebagian, dibuktikan dengan Tn. S saat terjadi serangan

asma langsung dibawa ke Puskesmas Ngawen. Sedangkan Pada

pengkjaian Ny. S menderita asma bronchiale ditandai dengan sesak

nafas, adanya batuk, gelisah, badan terasa lemas, dan terdengar suara

wheezing pada lapang paru. Total nilai Ny. S dari pengukuran Asthma

Control Test adalah 20 sehingga Ny. S dikategorikan sebagai asma

terkontrol sebagian, dibuktikan dengan Ny. S saat terjadi serangan asma

saat bertambah parah langsung dibawa ke pelayanan kesehatan ke

Puskesmas Ngawen Kabupaten Blora. Menurut Susanti dan Chan

(2014), bahwa efektifitas penggunaan ACT secara mandiri oleh pasien

untuk mendeteksi secara dini perubahan tingkat kontrol pasien untuk

mengetahui tingkat kekambuhan asma. Dapat disimpilkan bahwa kedua

klien tergolong menderita asma terkontrol sebagian, namun

perbedaannya Tn. S jika asma kambuh dan serangan bertambah


46

langsung membawanya ke Puskesmas namun Ny. S jika terjadi asma

langsung membawanya ke fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas.

b) Keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang

Hasil yang didapat dari kedua pasien adalah pasien mengalami

sesak nafas, hal ini sesuai dengan Sundaru (2016) bahwa keluhan utama

dirasakan pada klien asma adalah sesak napas. Tn. S dan Ny. S dapat

mengeluarkan dahak. Selanjutnya Tn. S pada pemeriksaan fisik

terdengar suara ronchi pada lapang paru, dan pada Ny. S terdengar

suara wheezing.

Jadi, kedua pasien disimpulkan sama-sama mengalami sesak napas

dan batuk berdahak. Pada Tn.S dan Ny. S sama-sama mampu

mengeluarkan dahak. Namun pada pemeriksaan fisik suara yang

terdengar pada Tn. S adalah suara ronchi pada lapang paru sedangkan

pada Ny. S suara wheezing.

c) Genogram

Klien 1 Tn. S
47

Keterangan :

: Perempuan -------- : Serumah

: Laki-laki : menikah

: Penderita : Garis keturunan

X : Meninggal

Penjelasan :

Klien tinggal bersama ayah dan ibunya. Klien adalah anak

pertama dari dua bersaudara, adiknya berjenis kelamin laki-laki. Dalam

keluarganya belum ada yang menderita penyakit yng dialami klien dan

dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan dan

kronis seperti TB, DM, Hipertensi, Gagal jantung, Hepatitis, HIV/AID

Genogram Klien 2 Ny. S

Klien 1 Ny. S
48

Keterangan :

: Perempuan -------- : Serumah

: Laki-laki : menikah

: Penderita : Garis keturunan

X : Meninggal

Penjelasan :

Klien tinggal bersama suaminya dan ketiga anak lelakinya.

Klien adalah anak pertama dari ketiga bersaudara, klien mempunyai

satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Dalam keluarganya belum

ada yang menderita penyakit yng dialami klien dan dalam keluarganya

tidak ada yang menderita penyakit keturunan dan kronis seperti TB,

DM, Hipertensi, Gagal jantung, hepatitis, HIV/AIDS.

d) Manajemen Kesehatan

Pada pengkajian kedua klien didapatkan bahwa Tn. S jarang

menggunakan pelindung diri seperti masker dan jaket untuk mencegah

terkena alergen sedangkan Ny. S tidak menggunakan masker namun

memaika jaket untuk melindungi dirinya dari paparan alergen.

e) Pemeriksaan fisik

Dilihat dari kedua data klien pada inspeksi kedua klien terdapat

adanya pengunaan otot bantu pernapasan, adanya retraksi intercosta


49

selama bernapas, dan frekuensi napas Tn. S 30 x/mnt, dan Ny. S 34

x/mnt. Menurut Priharjo (2006), menyebutkan bahwa penggunaan otot

bantu pernapasan tambahan karena adanya retraksi intercosta, ini

merupakan usaha yang lebih saat bernapas.

Pada auskultasi Tn. S terdengar suara ronchi di anterior paru kanan

dan kiri, sedangkan pada Ny. S terdengar suara wheezing di intercosta

IV. Menurut Muttaqin (2008), bahwa suara wheezing pada pernapasan

diakibatkan dari bronkospasme, edema mukosa dan dinding bronkus

serta hipersekresi mukus. Menurut Ikawati (2014), terjadinya ronchi

diakibatkan oleh adanya tubrukan aliran udara dengan sputum yang ada

di saluran napas sehingga menyebabkan suara yang khas saat inspirasi

karena tingginya tekanan paru pada saat inspirasi, selain itu ronchi juga

mengakibatkan hilangnya stabilitas jalan napas perifer akibat

penumpukan sekret yang berlebih.

Dari pemeriksaan fisik kedua klien sama-sama menggunakan otot

bantu pernapasan, terdapat retraksi otot intercosta, terdengar suara

ronchi pada Tn. S dan wheezing pada Ny. S.

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan pada klien adalah ketidakefektifan bersihan

jalan napas berhubungan dengan adanya sekret ya g tertahan. Dapat

dilihat dari data kedua klien mengalami sesak napas, batuk dengan
50

berdahak, perubahan frekuensi pernapasan >20 x/mnt, terdapat suara

tambahan wheezing dan ronchi.

3. Intervensi Keperawatan

Dari data fokus yang didapat dari kedua klien, rencana

keperawatan yang telah dirumuskan pada kedua klien untuk mengatasi

masalah keperawatan klien yaitu berfokus pada ketidakfektifan bersihan

jalan napas karena kedua klien sama-sama mengeluh sesak napas dan

data objektifnya yaitu batuk berdahak, terdapat sputum, terdengar suara

ronchi pada Tn. S dan wheezing pada Ny. S, adanya penggunaan otot

bantu pernapasan, retraksi otot intercosta, serta peningkatan frekuensi

pada Tn. S RR 30 x/mnt dan Ny. S RR 34x/mnt.

Adapun tindakan keperawatan yang dilakukan selama 3x24 jam

untuk mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas yaitu

posisikan pasien semifowler untuk memaksimalkan ventilasi,

memotivasi pasien untuk napas dalam dengan pelan, ajarkan agar dapat

melakukan batuk efektif, pemberian tindakan nebulizer, berikan

perawatan oksigen, monitoring status pernapasan, auskultasi suara

napas, edukasi pasien tentang penyakit yang dideritanya, kolaborasi

dengan tim medis dalam pemberian obat.

4. Implementasi dan Respon


51

Berdasarkan rencana keperawatan pada Tn. S dan Ny. S , penulis

telah melakukan implementasi keperawatan tanggal 16-18 Januari 2019

pada Tn. S dan pada tanggal 19-21 januari 2019 pada Ny. S. Sesuai

dengan rencana keperawatan yang dilakukan yaitu memposisikan

pasien semifowler untuk memaksimalkan ventrikel, memotivasikan

pasien untuk napas dalam dengan pelan, mengajarkan agar dapat

melakukan batu efektif, memberikan tindakan nebulizer, memonitor

status pernapasan, auskultasi suara napas, pendidikan kesehatan

mengenai penyakit dan cara pencegahan kekambuhan asma serta

kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi masalah

ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan adanya

sekret yang berlebih.

Untuk manajemen jalan napas menurut Nurarif dan Kusuma

(2015); Bulecheck (2013), tindakan yang dilakukan yaitu mengatur

posisi klien pada posisi semifowler untuk memaksimalkan ventilasi.

Respon klien Tn. S sampai hari ketiga sudah tidak merasakan sesak

napas. Sedangkan pada Ny. S sampai hari ketiga masih masih kadang-

kadang merasakan sesak napas.

Melakukan tindakan mengajarkan teknik batuk efektif, respon Tn.

S dan Ny. S berbeda dari hari pertama sampai hari ketiga. Hari pertama

klien Tn. S dahak yang keluar sedikit dengan warna putih sedangkan

pada Ny. S dahak tidak keluar. Pada hari kedua pada Tn. S mampu

mengeluarkan dahak, dahak yang keluar lebih banyak, berwarna putih


52

sedangkan pada Ny. S mampu mengeluarkan dahak, jumlah dahak

sedikit berwarna putih. Pada hari ketiga Tn. S terjadi perubahan yang

significan pada Tn. S mampu mengeluarkan dahak banyak bewarna

putih dan sudah tidak batuk sedangkan pada Ny. S mampu

mengeluarkan dahak, jumlahnya lebih banyak dari hari kedua, warna

dahak putih, dan masih batuk.

Selanjutnya mengauskultasikan suara napas, catat area ventilasinya

menurun atau tidak dan adanya suara napas tambahan. Hari pertama

dan kedua respon Tn. S masih terdengar suara ronchi sedangkan pada

hari ketiga sudah tidak ditemukan suara ronchi. Pada Ny. S pada hari

pertama, kedua dan ketiga masih terdengar suara wheezing.

Tindakan selanjutnya diberikan obat bronkodilator dengan tepat,

respon kedua klien tidak ada alergi. Pada hari ketiga , klien Tn. S sudah

tidak merasakan seska napas sedangkan klien Ny. S masih merasakan

sesak napas. Memberikan perawatan nebulizer dengan respon klien Tn.

S selama 3 hari, klien merasa lega dan dahak yang keluar banyak

hingga sudah tidak lagi batuk dan keluar dahak. Sedangkan pada Ny. S

dahak yang keluar masih sedikit dan masih merasakan batuk.

Memberikan obat injeksi dexamethason 5 mg iv 3x1 sehari, injeksi

salbutamol 4 mg 3x sehari, tablet gg 100 mg 3x1 sehari pada Tn. S dan

terapi obat Injeksi dexamethason 5 mg iv, pemberian tablet ambroxol 3x1,

dexamethason tablet 3x1, dan aminophilin 200 mg 3x1 pada Ny. S.

Respon kedua klien tidak mengalami alergi.


53

Melakukan Pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang diderita

klien. Pada hari pertama Tn. S mengetahui tentang penyakitnya karena

sudah lama menderita penyakit asma, sedangkan pada Ny. S tidak

mengetahui tentang penyakitnya tersebut. Pada hari kedua Tn. S

mampu mengetahui yang menyebabkan kekambuhan penyakitnya

terjadi, sedangkan pada Ny. S mampu mengetahui penyebab

penyakitnya. Pada hari ketiga Tn. S mengetahui bagaimana cara untuk

mencegah penyakitnya agar tidak kambuh, sedangkan pada Ny. S

mampu mengetahui perawatan dirumah mengenai penyakitnya.

Jadi dapat disimpulkan selama 3 hari, bahwa Tn. S sudah tidak

mengalami sesak napas, tidak ada batuk dan tidak ada sekret.

Sedangkan pada Ny. S masih ada batuk, sudah tidak ada sesak napas,

dan masih ada sedikit sekret, suara napas wheezing masih ada.

5. Evaluasi

Evaluasi pada klien pertama Tn. S sudah tidak merasakan sesak

napas, sudah tidak ada batuk dan tidak mengeluarkan dahak, tidak ada

suara tambahan ronchi, RR 23x/mnt. Sedangkan pada Ny. S sudah tidak

ada sesak napas,masih ada batuk, suara napas masih ada wheezing,

sputum masih ada, RR 20 x/mnt, klien masih nampak lemas, terpasang

nasal kanul 2lpm, mampu melakukan batuk efektif. Menurut Nurarif


54

dan Kusuma (2015), bahwa hasil yang diharapkan pada klien asma

mampu mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih

(mampu mengeluarkan sputum dan bernapas dengan mudah):

menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama

napas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal 16.20 x/mnt, tidak

ada suara napas abnormal seperti wheezing/ronchi), mampu

mengidentifikasi dan mencegah faktor yang menghambat jalan napas

seperti debu, serat kapas, atau kain. Namun pada kedua klien tersebut

sudah dilakukan 3x24 jam, klien Tn. S sudah tidak terdengar ronchi

namun pada Ny. S masih terdengar suara wheezing. Jadi hasil dari

evaluasi tersebut pada Tn. S sudah mampu mewujudkan kriteria hasil

sedangkan pada Ny. S belum mewujudkan kriteria hasil.

Anda mungkin juga menyukai