Anda di halaman 1dari 3

Arus bolak-balik, apa itu?

Posted on October 10, 2011

pengantar: artikel ini pertama kali saya muat pada hari Minggu, 8 April 2007, di blog saya
febdian.net yang berbasis drupal. Saya muat lagi di sini.

Nyaris semua orang pernah dengar, pernah memakainya dalam kalimat sehari-hari: arus
bolak-balik, atau AC (alternating current). Tapi ketika ditanya apa itu arus bolak-balik,
kebanyakan dari kita angkat bahu atau menggeleng. Jangankan orang kebanyakan seperti
kita, para mahasiswa yang sedang mengambil kuliah Fisika Dasar pun banyak yang angkat
bahu.

“Apa itu AC,” kata saya membuka tes awal di sebuah praktikum Fisika Dasar. “Arus bolak-
balik, Pak,” kata mereka.

“Ya, apa itu arus bolak-balik?” tanya saya balik.

Mereka mulai saling pandang. Saya coba bantu mereka dengan mengganti pertanyaan, “Yang
bolak-balik apanya?”.

“Arusnya Pak…”

Wah, saya ingin tertawa tapi miris: Mahasiswa yang sedang praktikum listrik tidak tahu apa
itu arus bolak-balik. Mau menangis tapi ini lucu, lebih tepatnya lucu menertawakan nasib
sendiri (kalau tidak ingin mengatakan sebuah kebodohan). Saya tidak ingin membahas aspek
sosial atau kondisi pendidikan Indonesia yang mungkin layak disalahkan atas nasib ini.
Mental enggan dan manja yang melekat erat pada jiwa mahasiswa kita untuk mengubah nasib
juga mungkin pantas untuk disalahkan.

Namun kali ini saya ingin membahas sedikit tentang apa itu arus bolak-balik. Mudah-
mudahan tulisan secuil ini bisa membantu kita untuk memahami arus bolak-balik — setidak-
tidaknya setelah membaca tulisan ini kita bisa mengerti apa itu arus bolak-balik saat
mengucapkannya dalam kalimat sehari-hari.

Sebelum arus bolak-balik, mari kita pahami yang lebih sederhana dulu: arus searah (direct
current).

Arus searah dihasilkan oleh sumber listrik yang kutubnya tetap, misalnya batu baterai. Di
dalam batu baterai terdapat reaksi kimia sehingga tercipta perbedaan potensial antara ujung A
(kutub positif) dan ujung B (kutup negatif). Perbedaan potensial ini kalau dipakaikan ke
dalam sebuah rangkaian tertutup akan membuat arus mengalir dari kutup positif ke kutub
negatif seperti diilustrasikan dalam Gambar 1 kiri.
Gambar 1.

Perlu diingat, pengertian arus dalam listrik adalah muatan positif yang bergerak, disimbolkan
dengan panah biru dalam Gambar 1. Walau sebenarnya yang bergerak adalah elektron
(muatan negatif) yang digambarkan sebagai panah merah* dalam Gambar 1. Dengan
demikian kita bisa buat grafik Perubahan Perbedaan Tegangan (V) terhadap Waktu seperti
pada Gambar 1 kanan. Untuk ujung A, perbedaan tegangan tidak berubah terhadap waktu.
Begitu juga dengan ujung B.

Bagaimana seandainya kutub positif dan kutub negatif dari baterai tersebut berganti-ganti
terhadap waktu? Misalnya pada waktu t1 ujung A adalah positif dan ujung B adalah negatif.
Kemudian pada waktu t2 ujung A adalah negatif dan B adalah positif. Dan siklus ini terus
berlangsung sampai sumber listrik tersebut dimatikan. Inilah yang disebut arus bolak-balik:
kutub sumber listrik berganti-ganti tiap waktu. Kondisi ini diilustrasikan oleh Gambar 2.

Gambar 2.

Kalau pergantian kutub itu terjadi 60 kali dalam satu detik, maka dikatakan frekuensi sumber
AC tersebut adalah 60 Hertz (seperti banyak dipakai di Amerika Serikat). Kalau pergantian
kutub itu terjadi 50 kali dalam satu detik, maka frekuensi sumber AC tersebut adalah 50
Hertz (seperti banyak dipakai di Eropa dan Asia termasuk di Indonesia).

Tentu sekarang kita paham apa maksud “frekuensi arus PLN adalah 50 Hz”. Karena
perbedaan tegangan berubah-ubah setiap waktu, maka untuk praktis besarnya perbedaan
tegangan arus bolak-balik dinyatakan dalam rms (root mean square, akar dari kuadrat rata-
rata) perbedaan tegangan maksimum. Ini sebenarnya hanya permainan statistik, tidak
mengandung fenomena fisis yang baru. Harga rms dari perbedaan tegangan bernilai
perbedaan tegangan maksimum dibagi akar dua (garis putus-putus hitam pada Gambar 2).

Bayangkan, jika kita tidak memakai konsep rms, hanya dengan konsep rata-rata biasa, maka
rata-rata tegangan listrik bolak-balik adalah nol! (Perhatikan kembali gambar 2.)

Bicara tentang kestabilan, tentu arus searah lebih stabil (lihat grafik perubahan perbedaan
tegangan terhadap waktu untuk masing-masing jenis arus). Dan, umumnya alat-alat
elektronik beroperasi dengan arus searah. Hal ini boleh menjadi pertanyaan: kenapa kita
memakai arus bolak-balik sebagai sumber listrik utama? Jawabannya adalah dipengaruhi
faktor ekonomi: membuat sumber arus bolak-balik (generator) jauh lebih murah daripada
sumber arus searah. Untuk menjadikan arus bolak-balik menjadi searah tidaklah begitu sulit,
walau hasilnya tidak sestabil arus dari baterai tapi harga kestabilan ini dikompensasi sangat
baik oleh biaya pengadaan sumber listrik.
Memang pada akhirnya keindahan fisika harus sedikit “dirusak” oleh faktor ekonomi jika
ingin menikmati fisika dalam tataran praktis

Catatan kaki:

* Ada kesalahan pada gambar, harusnya panah merah ke arah kanan, bukan kiri seperti pada
gambar.

Anda mungkin juga menyukai