(GLS)
SD N KUTOWINANGUN 04
A. PENDAHULUAN
Kemampuan membaca mempunyai peran dan menjadi salah satu kunci dalam
kesuksesan dikehidupan seseorang, karena setiap informasi dan pengetahuan apapun yang
diperoleh tidak terlepas dari kegiatan membaca.Semakin sering seseorang membaca buku
maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya semakin jarang membaca buku
maka pengetahuan yang dimiliki seseorang semakin terbatas.
Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri
nomor 23 tahun 2013 mencanangkan sebuah gerakan literasi sekolah untuk membantu
siswa dalam menumbuhkan budaya membaca dan menulis dilingkungan sekolah. Gerakan
Literasi Sekolah pada dasarnya merupakan kegiatan yang memusatkan kemampuan
membaca dan menulis siswa dengan melibatkan semua warga sekolah (kepala sekolah,
guru, siswa, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem
pendidikan.
Pada saat ini kegiatan literasi telah dipandang sebagai suatu kebutuhan yang wajib
dikuasai oleh setiap siswa di sekolah dasar. Kompetensi literasi pada kelas tinggi
menekankan siswa untuk mampu melakukan analisis secara kritis, seperti melakukan
wawancara, pengamatan lingkungan, menulis laporan, dan melakukan observasi (Widodo
2015:60). Siswa dapat melakukan kegiatan ini dengan cara membuat tulisan pada buku
kemudian mempresentasikan di depan kelas, ataupun memajang hasil observasi di ruang
kelas.
Dari hal inilah kemudian diharapkan minat membaca dan menulis dapat ditumbuhkan
pada siswa sejak dini melalui kegiatan literasi tanpa harus menunggu siswa tersebut
mempunyai keterampilan membaca dan keterampilan menulis yang luas untuk
meningkatkan kecerdasannya. Kemampuan membaca dan menulis seseorang juga
digunakan sebagai tolak ukur dalam tingkat keberhasilan dikehidupan bermasyarakat
mereka. Di sekolah dasar kemampuan membaca dan menulis menjadi hal yang memegang
peranan penting, karena tanpa hal tersebut siswa akan mengalami kesulitan belajar pada saat
itu dan pada masa yang akan datang.
Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri
nomor 23 tahun 2013 mencanangkan sebuah gerakan literasi sekolah untuk membantu
siswa dalam menumbuhkan budaya membaca dan menulis dilingkungan sekolah. Gerakan
Literasi Sekolah pada dasarnya merupakan kegiatan yang memusatkan kemampuan
membaca dan menulis siswa dengan melibatkan semua warga sekolah (kepala sekolah,
guru, siswa, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem
pendidikan.
Pada saat ini kegiatan literasi telah dipandang sebagai suatu kebutuhan yang wajib
dikuasai oleh setiap siswa di sekolah dasar. Kompetensi literasi pada kelas tinggi
menekankan siswa untuk mampu melakukan analisis secara kritis, seperti melakukan
wawancara, pengamatan lingkungan, menulis laporan, dan melakukan observasi (Widodo
2015:60). Siswa dapat melakukan kegiatan ini dengan cara membuat tulisan pada buku
kemudian mempresentasikan di depan kelas, ataupun memajang hasil observasi di ruang
kelas.
Dari hal inilah kemudian diharapkan minat membaca dan menulis dapat ditumbuhkan
pada siswa sejak dini melalui kegiatan literasi tanpa harus menunggu siswa tersebut
mempunyai keterampilan membaca dan keterampilan menulis.
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31, Ayat 3: “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang.”
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Nomor 43
Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
E. Dimensi Literasi
a. Literasi Baca dan Tulis
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis,
mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis,
menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan
pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
b. Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa memperoleh,
menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam angka
dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam
konteks kehidupan sehari-hari; (b) bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam
berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk mengambil keputusan.
c. Literasi Sains
Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi
pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta
mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, membangun
kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan
budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang
terkait sains.
d. Literasi Digital
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital,
alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan,
membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat,
dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Literasi Finansial
Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap
terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi
kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban
sebagai warga masyarakat.
Kegiatan literasi adalah salah satu kegiatan yang wajib dilakukan berdasarkan
kurikulum 2013. Hal ini dilakukan tujuannya tidak lain adalah untuk menumbuhkan
kesadaran dalam diri siswa mengenai pentingnya membaca. Nah, kegiatan literasi itu akan
diwujudkan melalui program gerakan literasi di sekolah berikut ini:
Bukan hanya berkunjung saja, tetapi wajibkan pula siswa untuk meminjam buku,
menyusun resume dari beberapa lembar buku yang telah dibacanya kemudian wajibkan pula
siswa untuk mengembalikan buku.
Pemberdayaan mading di setiap kelas ini dilakukan dengan cara mewajibkan siswa
untuk membaca bebas ataupun mencari referensi apapun di sekitar sekolah setidaknya
selama 10 menit. Setelah itu, wajibkan siswa untuk membuat laporan, karangan ataupun
resum dari apa yang dibacanya ataupun diamatinya, dan hasilnya tempelkan pada mading
kelas. Sebagai langkah awal, program ini bisa dilakukan setiap seminggu sekali.
3. Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses Belajar Dimulai
Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku cerita, novel ataupun
buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti, kearifan lokal, nasionalisme dan
lain-lain yang lebih disesuaikan pada tahap perkembangan siswa.
4. Posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara yang
ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah.
Pohon literasi dibuat oleh siswa secara mandiri. Nantinya daun-daun yang ada pada
pohon literasi ditulis dengan nama-nama siswa sekelas / cita-cita siswa / karakter mulia
yang harus dilakukan.
Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana tersedia
kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk membaca. Tempatnya bisa di
depan kelas, pojok kelas, samping kantin, depan ruang guru, samping mushola sekolah, dll.
Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya literasi
siswa. Papan karya literasi ini bisa diprogramkan di setiap kelas.
Dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding kelas yang berisi kata-kata motivasi
untuk menginspirasi siswa.
Agenda Lomba Duta Literasi sekolah merupakan salah satu program alternatif untuk
memotivasi anak dalam ber-literasi. Beberapa kriteria untuk menjadi Duta Literasi Sekolah
antara lain adalah siapa peminjam buku perpustakaan terbanyak dalam 1 semester / siapa
yang berhasil menyelesaikan banyak buku untuk dibaca dalam 1 semester dll.
10. Mengadakan Lomba Karya Literasi Antar Kelas
Lomba Karya Literasi antar kelas. Lombanya berupa lomba mading antar kelas,
lomba poster antar kelas, lomba membuat pohon literasi antar kelas, dll.
A. PEMBIAYAAN
B. PENUTUP
Gerakan Literasi Sekolah (LGS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.Hal yang paling mendasar
dalam praktik literasi adalah kegiatan membaca. Keterampilan membaca merupakan fondasi
untuk mempelajari berbagai hal lainnya. Kemampuan ini penting bagi pertumbuhan
intelektual peserta didik. Melalui membaca peserta didik dapat menyerap pengetahuan dan
mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi kehidupannya.Membaca memberikan pengaruh
budaya yang amat kuat terhadap perkembangan literasi peserta didik. Keberhasilan Program
ini sangat tergantung dari komitmen seluruh warga besar SD Negeri Kutowinangun 04 dan
pihak terkait secara kolaboratif.
Oleh karena itu diharapkan semua pihak terkait dapat ikut secara proaktif berperan
dalam kegiatan ini sesuai dengan tupoksi masing-masing.