Anda di halaman 1dari 13

Demam typhoid dan mekanisme pencernaan usus

Muhamad Firdaus (102017023)


C3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
E-mail: muhamadfirdhaus90@gmail.com

ABSTRAK
Mekanisme pencernaan adalah suatu system dimana makanan yang di makan oleh
manusia di proses, di cerna, dan di serap nutrisinya. Dalam proses nya, pencernaan terdiri
atas banyak organ, di mulai dari mulut sampai ke rectal, hal ini karena pencernaan tidak
dapat di kerjakan oleh 1 organ, mekanisme pencernaan juga membutuhkan enzim dalam
kerjanya. Dalam mekanisme pencernaan ada beberapa factor penghambat, sebagai contoh
adalah terganggunya mekanisme pencernaan akibat suatu infeksi atau bakteri, demam
typhoid adalah salah satu contoh terganggunya mekanisme pencernaan.

Kata kunci : Pencernaan, enzim, demam typoid

ABSTRACT
Digestive mechanism is a system where food is fed by humans in the process, digested,
and absorbed nutrients. In its process, digestion consists of many organs, ranging from
mouth to rectal, this is because digestion can not be in kerjakaan by 1 organ, digestive
mechanism also requires enzyme in its work. In the digestive system there are several
inhibiting factors, for example is the disturbance of digestive mechanisms due to an
infection or bacteria, typhoid fever is one example of disruption of digestive mechanism.

Keywords: Digestion, enzyme, typoid fever

pg. 1
Pendahuluan
Mekanisme pencernaan adalah suatu system dimana makanan yang di makan oleh
manusia di proses, di cerna, dan di serap nutrisinya. Pencernaan manusia di mulai dari organ
mulut, disini makanan di kunyah dan di hancurkan oleh gigi, dan di campurkan dengan
kelenjar saliva yang mengandung enzim amylase, enzim ini berguna untuk membantu
proses pencernaan karbohidrat, yang di lanjutkan ke oesophagus untuk menuju lambung,
lalu kemudia ke usus halus dimana makanan di serap nutrisi nya. Di lanjutkan menuju usus
besar sampai ke daerah rectal, dimana inilah organ untuk membuang sisa pencernaan dalam
bentuk feses.1 Namun dalam mekanisme pencernaan ada factor penghambat, seperti infeksi
atau bakteri, salah satu contohnya demam typhoid, demam tifoid adalah penyakit yang
terjadi karena infeksi bakteri, bakteri menyerang usus halus dan masuk ke aliran darah
sementara, hal ini dapat menyebabkan peradangan.2

Demam typhoid

Tifus (tipes) atau demam tifoid adalah penyakit yang terjadi karena infeksi
bakteri Salmonella typhi dan umumnya menyebar melalui makanan dan minuman yang
telah terkontaminasi. Penyakit ini banyak terjadi di negara-negara berkembang dan biasanya
dialami oleh anak-anak ini dapat membahayakan nyawa jika tidak ditangani dengan baik
dan secepatnya. Tifus dapat menular dengan cepat. Infeksi demam tifoid terjadi ketika
seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi sejumlah kecil
tinja yang mengandung bakteri. Pada kasus yang jarang terjadi, penularan terjadi akibat
terkena urine yang terinfeksi bakteri.2 Penyebab demam tifoid masuk melalui minum atau
makan, makanan atau air yang terkontaminasi bakteri. Orang yang terinfeksi penyakit tifoid
dapat mencemari pasokan air di sekitarnya melalui tinja yang mengandung konsentrasi
tinggi dari bakteri. Kontaminasi pasokan air pada gilirannya mencemari pasokan makanan.
Bakteri dapat bertahan selama berminggu-minggu dalam air atau limbah kering.3 Sekitar 3-
5 persen orang menjadi pembawa bakteri setelah terinfeksi yang merupakan penyebab
demam tifoid. Sedangkan orang lain yang terinfeksi mampu menderita penyakit yang sangat
ringan bahkan tidak tampak sakit. Orang-orang ini dapat menjadi operator bakteri jangka
panjang (penular bakteri) meskipun mereka tidak memiliki gejala dan menjadi sumber
wabah baru demam tifoid selama bertahun-tahun.4 Setelah menelan makanan atau air yang
terkontaminasi, bakteri Salmonella menyerang usus halus dan masuk ke aliran darah

pg. 2
sementara. Bakteri dibawa oleh sel darah putih dalam sumsum hati, limpa, dan tulang, yang
akan berkembang biak dan masuk kembali aliran darah. Orang yang terinfeksi tampak
manifestasi klinisnya seperti demam. Bakteri menyerang kandung empedu, sistem empedu,
dan jaringan limfatik usus. Di sini, mereka berkembang biak dalam jumlah yang tinggi.
Bakteri masuk ke dalam saluran usus dan dapat diidentifikasi dalam sampel tinja. Jika hasil
tes tidak jelas, sampel darah akan diambil untuk mendiagnosis. Sampel darah akan diperiksa
peningkatan titer antibodi terkait tifoid dengan tes Widal atau dengan tes Tubex.1 Contoh
lainnya adalah, saat seseorang sedang mengalami penyakit thypus (demam tifoid), yang
salah satu gejalanya adalah demam tinggi. Saat berada dalam kondisi tersebut, secara
otomatis akan terjadi dehidrasi dan akan terlihat 'coating' pada lidah. Hal ini adalah wajar,
sebagai bentuk mekanisme tubuh yang terjadi pada lidah.2

Mekanisme pencernaan usus


Bubur kim atau khimus (makanan yang sudah di hancurkan atau di cerna oleh gaster
atau lambung) akan memasuki usus dua belas jari (duodenum) yang merupakan bagian
muka atau awal dari usus halus. Klep sfingter pilorik merupakan katup yang membatasi
lambung dengan usus halus. Klep ini akan membuka secara perlahan, dan menghantarkan
khimus secara perlahan masuk ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Khimus yang
berasal dari lambung bersifat asam, hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari HCL.
Sementara enzim – enzim yang di dalam lumen usus halus bekerja pada ph yang alkalis
(basa). Dengan demikian, hormon sekretin yang dihasilkan oleh dinding duodenum akan
merangsang pankreas untuk mengeluarkan natrium bikarbonat (NaCO3) untuk menetralkan
keasaman pada kim. Duodenum merupakan bagian pertama dari usus halus yang memiliki
panjang sekitar dua belas jari. Bagian ini merupakan muara bagi sekret kelenjar pencernaan
yaitu hati dan pankreas. Usus halus juga berperan sebagai kelenjar pencernaan karena
menghasilkan hormon pencernaan.5
Dengan natrium bikarbonat, enzim – enzim di dalam usus duodenum dapat bekerja
secara maksimum. Pankreas mengsekresikan beberapa enzim pencernaan yang penting
dalam pencernaan secara kimiawi. Tripsin adalah enzim yang berfungsi untuk memecah
ikatan peptida pada protein kompleks menjadi asam amino; lipase adalah enzim yang
berperan untuk memecah ikatan ester pada lemak kompleks, sehingga pemecahan lemak
akan menghasilkan asam lemak dan gliserol. dan amilase yang berfungsi untuk mengubah
amilum menjadi glukosa. Hati sebagai kelenjar pencernaan berperan dalam menghasilkan
empedu yang berasal dari perombakan sel eritrosit. Hati akan mensekresikan empedunya

pg. 3
yang disimpan di dalam kantung empedu ke dalam lumen duodenum. Peranan cairan
empedu ini sangat penting dalam pencernaan lemak. Hal ini dikarenakan molekul lemak
hanya akan mampu dipecah oleh lipase dalam keadaan teremulsi dengan cairan empedu.
Hal inilah mengapa jika mengalami gangguan fungsi hati atau empedu maka dianjurkan
untuk tidak / mengurangi makanan berlemak.6

Sementara itu, dinding usus halus juga menghasilkan beberapa enzim antara lain
maltase (memecah maltosa), sukrase (memecah sukrosa), laktase (memecah laktosa),
nuklease (memecah asam nukleat. Pencernaan makanan di usus halus merupakan terminal
dari proses pencernaan makanan secara vital. Makanan yang telah diubah menjadi
mikropartikel (nutrisi) seperti glukosa, asam amino, dan asam lemak + gliserol, maka akan
diserap ke dalam tubuh di bagian usus penyerapan (illeum) yang memiliki dinding lumen
berkelok – kelok untuk memudahkan dan memperluas wilayah penyerapan nutrisi. Unsur
makanan yang berukuran mikro seperti vitamin, mineral, dan air tidak memerlukan proses
pencernaan karena ukurannya yang termasuk mikromolekul. Sehingga akan cepat diserap
oleh tubuh. Dengan demikian, tahapan pencernaan makanan yang terjadi di dalam usus
halus ialah digesti dan absorpsi. Sementara itu, sisa makanan yang tak tercerna oleh tubuh
akan didorong ke usus besar untuk dieliminasi.6

Makro dan mikro usus


1. Usus halus
A. Pengertian usus halus
Usus halus (intestinum) adalah salah satu bagian pencernaan utama yang terletak
setelah lambung. Usus halus beberntuk seperti tabung sempit yang berbelok-belok dan
memenuhi bagian perut bawah. Fungsi utama dari usus halus adalah untuk melakukan
pencernaan secara kimiawi dan penyerapan makanan. Usus halus memiliki diameter lebih
dari 2 cm dan panjang sekitar lebih 6 meter pada orang dewasa. Usus halus terbagi menjadi
3 bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), Usus Kosong (jejunum), dan Usus
Penyerapan (ileum). Usus halus sering disebut sebagai organ pencernaan terpanjang pada
tubuh manusia. 6
B. Fungsi usus halus
Seperti yang telah kami jelaskan di atas, fungsi utama usus halus adalah untuk
menyerap dan mencerna makanan dari lambung. Namun setiap bagian-bagian usus halus
memiliki fungsinya masing-masing yang lebih spesifik, yaitu :

pg. 4
Usus Dua Belas Jari (Duodenum), berfungsi untuk memecah komponen dari lambung
menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat digunakan oleh tubuh. Usus Kosong
(Jejunum), berfungsi untuk melakukan pencernaan dan penyerapan berbagai komponen,
terutama, air, karbohidrat, protein, dan vitamin, serta komponen yang bersifat lipofilik
lainnya. Usus Penyerapan (Ileum), berfungsi untuk penyerapan garam, vitamin B dan
komponen makanan yang tidak diserap oleh Jejunum.6
C. Struktur mikroskopik usus halus
Usus halus memiliki struktur yang sama dengan organ pencernaan lainnya seperti
lambung. Struktur usus halus disusun oleh 4 dinding berikut (Dari luar ke dalam) : Pertama
ada Lapisan Serosa Merupakan lapisan terluar yang terdiri atas pembuluh darah, limfe dan
saraf. Lapisan serosa pada usus halus berupa jaringan ikat yang ditutupi oleh peritoneum
visceral. Lapisan serosa memiliki rongga-rongga kecil tempat keluarnya cairan serosa
yang berfungsi sebagai pelumas gerakan otot. Kemudian Lapisan Otot Lapisan otot pada
usus halus merupakan lapisan otot polos yang bekerja tanpa kita sadari. Terdapat 2 jenis
serabut otot, yaitu serabut otot longitudinal (memanjang) dan serabut otot sirkuler
(melingkar). Kombinasi dari kontraksi kedua jenis otot ini akan menghasilkan gerakan
peristaltik usus yang berfungsi untuk memecah makanan serta membawanya ke organ
pencernaan selanjutnya. Lalu ada Lapisan Submukosa Berupa lapisan jaringan ikat
longgar yang berisi pembuluh darah, limfe, saraf dan kelenjar lendir. Pembuluh darah di
lapisan submukosa usus halus memegang peranan penting dalam mengedarkan makanan
yang diserap. Dan ada Lapisan Mukosa, Lapisan mukosa disusun oleh sel epitel sederhana
dan jaringan ikat tipis. Lapisan mukosa memiliki sel goblet yang dapat menghasilkan
lendir. Lendir ini merupakan sekresi dari seluruh kelenjar yang terdapat di usus halus.
Lapisan yang produksinya dipengaruhi oleh hormon sekretin dan enterokirin ini sering
juga disebut intestinal juice.7

pg. 5
Sel absorptif dengan mikroyili yang diselubungi oleh glikokaliks adalah jenis
terbanyak di epitel usus, lalu ada Sel goblet, terselip di antara sel absorptif, meningkat
jumlahnya ke arah bagian distal, kemudian ada Sel enteroendokrin tersebar di seluruh
epitel dan kelenjar intestinal, kemudian ada Granula sekretorik sel enteroendokrin terletak
di dasar sel dan dekat dengan kapiler, Sel enteroendokrin mengeluarkan banyak hormon
regulator untuk sistem pencernaan, Sel tidak berdiferensiasi di dasar kelenjar intestinal
menggantikan sel luminal yang rusak, lalu ada Sel Paneth dengan granula eosinofilik
merah muda di sitoplasma ditemukan di kelenjar intestinal, Sel Paneth menghasilkan
enzim antibakterial lisuzim untuk mengontrol flora mikroba di usus, selanjutnya ada Sel
M adalah sel khusus yang melapisi nodulus lym, Kelenjar intestinal terletak di antara vili
di sepanjang usus halus, Kelenjar intestinal bermuara ke dalam lumen usus di dasar vili,
Kelenjar duodenal di submukosa duodenurn merupakan ciri khas bagian ini, Kelenjar

duodenal menembus muskularis mukosa untuk mengeluarkan mukus dan bikarbonat,

Sekresi bikarbonat masuk ke dasar kelenjar intestinal dan melindungi duodenum dari
kimus yang asam.7

pg. 6
D. Bagian – bagian usus halus

1. Duodenum (Usus Dua Belas Jari)


Duodenum merupakan bagian dari usus halus yang terletak tepat setelah lambung dan

pg. 7
sebelum Jejunum (Usus Kosong). Panjang Usus dua belas jari ini kurang lebih sekitar 25
(10 inch) – 38 cm (14,8 inch). Duodenum merupakan bagian usus halus yang terpendek
dibandingkan dengan usus lainnya. Bagian usus halus dimulai dari bulbo duodenale dan
diakhirnya terdapat ligamentum treitz. pH usus dua belas jari normal berkisar pada angka
9. Pada usus halus terdapat struktur histologis yang disebut kelenjar brunner yang
menghasilkan lendir bersifat basa untuk membantu penyerapan dan penetralan pH
makanan. Usus dua belas jari termasuk organ retroperitoneal karena tidak seluruhnya
tertutupi oleh selaput peritoneum.6
Saluran pankreas dan empedu terhubung langsung dengan usus halus, getah pankreas
berfungsi untuk memecah makanan, sedangkan empedu berfungsi untuk pemecahan dan
pencernaan lemak. Hasil pencernaan lambung yang masuk ke usus dua belas jari disebut
Chyme. Duodenum ini berfungsi untuk mengolah, menetralkan, memecah dan mencerna
chyme tersebut.6
2. Jejunum (Usus Kosong)
Jejunum merupakan bagian tengah dari usus halus. Panjang dari jejunum adalah
sekitar 1 – 2,5 meter. Kata jejunum berasal dari bahasa inggris modern yaitu kata sifat
“Jejune” yang berarti lapar. Pengertiannya diambil dari bahasa latin yaitu kata “Jejunus”
yang berarti kosong. Jejunum terletak menggantung dan ditahan oleh mesenterium (bagian
dari selaput peritoneum), letaknya yang menggantung ini memungkinkan jejunum untuk
bergerak selama proses pencernaan berlangsung. Usus kosong ini memiliki luas
permukaan yang sangat besar sehingga terbentuk lipatan-lipatan ususnya. Pada
permukaannya terdapat tonjolan berbentuk seperti jari yang disebut vili. Tonjolan ini
berfungsi untuk menyerap nutrisi makanan. Fungsi utama jejunum adalah untuk
pembelahan nutrisi, penyerapan nutrisi lipofilik dan penyerapan air. Untuk membedakan
Jejunum dengan Duodenum dapat dilihat dengan mulai berkurangnya kelenjar brunner
saat memasuki jejunum dan meningkatnya jumlah vili yang ada. Sedangkan untuk
penilaian untuk membedakan jejunum dengan ileum agak sulit dilakukan secara
makroskopis karena strukturnya lumayan serupa.6
3. Ileum (Usus Penyerapan)
Ileum merupakan bagian usus halus yang terakhir. Pada sistem pencernaan manusia,
Usus penyerapan memiliki panjang sekitar 2-4 meter. pH ileum berkisar antar 7 sampai 8
(netral atau sedikit basa). Pada usus penyerapan juga terdapat struktur seperti tonjolan
yang disebut vili. Sama seperti pada Jejunum (Usus Kosong), vili ini berfungsi untuk
menyerap nutrisi seperti gula, asam amino, asam lemak, gliserol, vitamin dan mineral.

pg. 8
Ileum berfungsi untuk menyerap vitamin B (terutama B12), garam empedu, dan makanan
yang tidak diserap di jejunum.6
E. Enzim yang dikeluarkan oleh usus halus
▪ Enzim Enterokinase, berfungsi untuk mengubah tripsinogen menjadi tripsin.
▪ Enzim Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa dan galaktosa.
▪ Enzim Sukrase, berfungsi untuk mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
▪ Enzim Lipase Usus, berfungsi untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
▪ Enzim Erepsin/dipeptidase, berfungsi untuk mengubah pepton menjadi asam amino.
▪ Enzim Disakarase, merupakan enzim yang berfungsi untuk mengubah disakarida
menjadi monosakarida.6

2.Usus besar
A. Pengertian usus besar (colon)
Usus besar adalah salah satu organ pencernaan yang merupakan lanjutan dari usus
halus. Usus besar sering juga disebut sebagai kolon. Fungsi utama dari usus besar adalah
untuk melakukan penyerapan makanan yang tidak mampu diserap di usus besar, Juga
Menyerap air dan garam sehingga dapat mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.

pg. 9
Melalui penyerapan air tersebut usus besar juga berperan dalam membentuk konsistensi
feses (cair atau padat). Diameter usus besar sekitar 6 cm dengan panjang 1,5 meter. Sisa
dari makanan yang melewati usus besar akan berakhir di bagian rektum yang merupakan
muara dari usus besar (anus).8
B. Fungsi usus besar (colon)
 Menyerap cairan dan garam dari makanan yang telah melalui usus besar.
 Untuk mencaga keseimbangan cairan dan elektrolit melalui penyerapan air dalam saluran

pencernaan.
 Sebagai tempat diproduksinya vitamin K yang berfungsi sebagai salah satu komponen
pembekuan darah.
 Melindungi saluran pencernaan dari infeksi bakteri dengan lendirnya.
 Tempat penyimpanan limbah dan pengeluaran kotoran yang tidak diperlukan oleh
tubuh.8

C. Struktur usus besar


Secara garis besar usus besar memiliki struktur dinding yang sejenis dengan usus
halus dan sebagian besar organ pencernaan lainnya. Struktur usus besar disusun oleh 4
dinding berikut (Dari luar ke dalam) :
1. Lapisan Serosa
Merupakan lapisan terluar yang terdiri atas pembuluh darah, limfe dan saraf. Lapisan
serosa pada usus besar berupa jaringan ikat yang ditutupi oleh peritoneum visceral.
Lapisan serosa memiliki rongga-rongga kecil tempat keluarnya cairan serosa yang
berfungsi sebagai pelumas gerakan otot.
2. Lapisan Otot
Lapisan otot pada usus besar merupakan lapisan otot polos yang bekerja tanpa kita
sadari. Terdapat 2 jenis serabut otot, yaitu serabut otot longitudinal (memanjang) dan
serabut otot sirkuler (melingkar). Kombinasi dari kontraksi kedua jenis otot ini akan
menghasilkan gerakan peristaltik usus yang berfungsi untuk memecah makanan serta
membawanya ke organ pencernaan selanjutnya.
3. Lapisan Submukosa
Berupa lapisan jaringan ikat longgar yang berisi pembuluh darah, limfe, saraf dan
kelenjar lendir. Pembuluh darah di lapisan submukosa usus besar memegang peranan
penting dalam mengedarkan makanan yang diserap.
4. Lapisan Mukosa

pg. 10
Lapisan mukosa disusun oleh sel epitel sederhana dan jaringan ikat tipis. Lapisan
mukosa memiliki sel goblet yang dapat menghasilkan lendir. Lendir ini merupakan sekresi
dari seluruh kelenjar yang terdapat di usus besar. Lapisan yang produksinya dipengaruhi
oleh hormon sekretin dan enterokirin ini sering juga disebut intestinal juice.
D. Bagian – bagian usus besar (colon)
Secara makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi 6 bagian utama, Suplai nutrisi
dan oksigen usus halus berasal dari arteri mesenterika superior (atas) dan arteri
mesenterika inferior (bawah). 6 bagian usus halus adalah :
1. Sekum (Caecum)
Sekum atau Caecum merupakan bagian pertama dari usus besar yang berbentuk
seperti kantong. Bisa dikatakan bahwa Sekum adalah gabungan dari bagian terakhir usus
halus (ileum) dengan bagian pertama usus besar. Sekum memiliki panjang sekitar 7 cm.
Fungsi utama dari kantong ini adalah untuk melakukan penyerapan nutrisi yang tidak
diserap di usus halus.
2. Kolon Ascendens
Kolon Asenden merupakan kolon yang berbentuk vertikal dan memanjang ke atas
dimulai dari dasar perut (kanan) sampai ke hati. Kolon asenden merupakan bagian awal
dari usus besar. Fungsi utama dari kolon asenden adalah untuk menyerap makanan yang
belum terserap di usus halus.
3. Kolon Tranversum
Kolon tranversum merupakan lanjutan dari kolon asenden dengan bentuk horizontal.
Kolon tranversum melekat pada perut, jaringan yang bertugas untuk menopang perlekatan
ini disebut jaringan omentum. Fungsi utama dari kolon tranversum adalah untuk
menyempurnakan penyerapan nutrisi dari makanan dan membantu memadatkan feses.
4. Kolon Desenden
Kolon Desenden merupakan lanjutan dari kolon tranversum yang bergerak
memanjang ke bawah dan berakhir di kolon sigmoid. Kolon desenden berfungsi sebagai
tempat penampungan feses sementara dan membantu menyesuaikan kepadatan feses.
5. Kolon Sigmoid
Kolon Sigmoid adalah lanjutaan dari kolon desenden, berukuran pendek dan
berbentuk seperti huruf S. Kolon sigmoid terletak di sisi kiri bawah perut. Kolon sigmoid
memiliki jaringan otot kuat sehingga dapat menjalankan fungsinya yaitu untuk menekan
feses agar menuju ke rektum.
6. Rectum

pg. 11
Rectum merupakan bagian terakhir dari usus halus dengan struktur lapisan mukosa
yang tebal dan kaya akan pembuluh darah. Fungsi utama dari rektum adalah tempat
penyimpanan sementara feses yang kemudian akan disekresikan keluar melalui anus.
Penumpukan feses akan merangsang saraf yang terdapat pada rektum untuk melakukan
defekasi (BAB).8

E. Mikroskopik usus besar (colon)


Fungsi utama adalah mengabsorpsi air dan elektrolit, Epitel terdiri dari epitel selapis
silindris dengan banyak sel goblet,

Sel goblet menghasilkan mukus untuk melumasi kanalis analis agar tinja mudah keluar,
Tidak ada enzim atau bahan kirniawi yang dihasilkan, tetapi sel enteroendokrin terdapat
di epitel, Tidak terdapat plika sirkularis, vili, atau sel Paneth, kelenjar intestinal terletak
lebih dalam, Jumlah nodulus limfoid soliter dengan sel yang meningkat terdapat di larnina
propria, Muskularis eksterna mengandung lapisan sirkular dalam dengan Iapisan luar yang
tersustm dalam tiga berkas, taenia coli, Kontraksi taenia coli membentuk sakulus atau

haustra.9

Kesimpulan

Dalam sistem pencernaan, tidak hanya 1 organ yang bekerja, melaikan beberapa organ
yang saling bekerja sama, dan juga di perlukan sebuah enzim untuk membantu proses
pencernaan, apabila ada satu saja organ yang terganggu maka fungsi atau keseimbangan
dari mekanisme pencernaan akan terganggu pula, sebagai contoh infeksi suatu bakteri yang
menyebabkan peradangan akan mengganggu proses pencernaan bahkan bisa sampai

pg. 12
membuat dehidrasi, sehingga penting untuk mengkontrol makanan yang masuk ke dalam
tubuh.

Daftar Pustaka
1. Chandra W, Agus S. Mekanisme Pencernaan Normal. Ed3. Jakarta;EGC;2012.h.42-
67
2. Snell,RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem.Jakarta: EGC;2014.h.332-56
3. Ramadhani D, Wahid N. Ilmu Penyakit Dalam. Ed-2. Jakarta: EGC; 2012.h.342-77
4. Wulandari, Sintia P. Penyakit endemik dan cara pencegahannya. Jakarta: Gramedia;
2012: h. 219-20
5. Hernawati. Sistem pencernaan manusia pada kodisi normal [serial online]. Diunduh
dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197003311997022-
HERNAWATI/FILE_14.pdf.
6. Pendit B, Mahode AA, Ramadhani D. Fisiologi manusia: digestive 1. Ed-2. Jakarta:
EGC; 2012.h.342-87
7. Victor PE. Atlas of histology. Ed-11. Moscow: Idaho; 2008.h.324-28
8. Isharmanto.mikroskopik dan makroskopik usus besar. 02 Maret 2010. Diunduh dari :
http://www.biologigonz.com/2010/03/ mikroskopik dan makroskopik usus besar.html
11 Juni 2017.
9. Victor PE. Atlas of histology. Ed-11. Moscow: Idaho; 2008.h.330-35

pg. 13

Anda mungkin juga menyukai