Anda di halaman 1dari 3

NAMA KELOMPOK:

1. DEVI INDRASARI MUSTOPA PUTRI


2. EVITA PUTRI PERMATASARI
3. NANDA HARISYA PUTERI

TUGAS DISKUSI

Bayangkan sel sebagai suatu pabrik molekul yang memiliki kapasitas untuk
menghasilkan berbagai macam molekul. Pada suatu kondisi misalnya sel diberi sumber makanan
dengan sumber karbon berupa bubuk kedelai yang mengandung kadar protein tinggi untuk
memproduksi Vitamin Q10. Tiba tiba sel tersebut dipindahkan ke suatu media ampas tebu yang
banyak mengandung karbohidrat kompleks. Asumsikan sel mampu memproduksi enzim enzim
yang mendegradasi.

1. Apakah yang terjadi dengan enzim-enzim yang diproduksi oleh sel tersebut saat terjadi
pergantian nutrisi?

2. Bagaimanakah prediksi anda tentang fluktuasi pertumbuhan sel dan fluktuasi produksi Vit
Q10 ?

Jawaban :

Struktur Q10

Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber
energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen,
oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan
sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya
dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan adalah kondisi
yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh
berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan
bersih dan higienis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba
agar pertumbuhannya terkendali (Anonymous, 2006).

Menurut Waluyo (2005), peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan
pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber
energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan
nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh
elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Jawetz, 2001). Mayoritas komponen
seluler adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor dan elemen ini merupakan penyusun
utama membran, protein, asam nukleat dan struktur seluler lainnya. Elemen ini diperlukan paling
banyak oleh mikroba untuk menyusun komponen selulernya. Oleh karena itu disebut
makronutrien. Elemen lainnya yang sedikit diperlukan oleh mikroba untuk menyusun komponen
selulernya disebut mikronutrien. Elemen lainnya yang sangat sedikit (bahkan tidak terukur)
diperlukan sel untuk menyusun komponen seluler, tetapi harus hadir dalam nutrisinya disebut
trace elemen. Semua elemen yang diperlukan oleh mikroba dipaparkan dalam bab selanjutnya.
Faktor pertumbuhan merupakan molekul organik yang penting bagi pertumbuhan tetapi tidak
mampu disintesis oleh mikroba sendiri seperti vitamin dan asam amino. ( Arudewangga, 2010)

Semua organisme memerlukan karbon, energi dan elektron untuk aktivitas


metabolismenya, dan bakteri telah dikelompokkan berdasarkan metode memperoleh dan
mengunakan ketiga komponen tersebut. Karbon merupakan komponen utama dan penting bagi
sistem hidup khususnya sebagai kerangka makromolekul seluler. Mikroba yang memperoleh
karbon dari karbon dioksida disebut autotrof, sedangkan mikroba yang memperoleh karbon dari
molekul organik disebut heterotrof. Energi untuk keberlangsungan reaksi seluler dapat berasal
dari konversi cahaya atau reaksi oksidasi senyawa organik maupun anorganik. Mikroba
fototrofik mampu mengkonversi cahaya menjadi energi kimia, sedangkan kemotrofik
memperoleh energi dari oksidasi kimiawi baik organik maupun anorganik. Dalam memperoleh
energi diperlukan sumber elektron. Mikroba yang memperoleh elektron dari senyawa organik,
disebut organotrof, sedangkan yang memperoleh elektron dari senyawa anorganik disebut
litotrof. ( Arudewangga, 2010)
1. Pada suatu kondisi misalnya sel diberi sumber makanan dengan sumber karbon berupa
bubuk kedelai yang mengandung kadar protein tinggi untuk memproduksi Vitamin Q10,
namun pada kondisi ini enzim tidak bekerja karea terdapa zat anti-enzim di dalam
kedelai. Zat anti-enzim merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang dapat
menghalangi atau mencegah bekerjanya suatu enzim. Inhibitor ini tidak hanya
mengurangi penyerapan protein. Contoh dari anti enzim ini antara lain terdapat pada
kacang kedelai mentah dimana terdapat suatu globulin dengan berat molekul besar, yang
dapat berikatan dengan tripsin, sehingga menjadi suatu kompleks yang tidak mempunyai
kekuatan sebagai enzim. Anti enzim ini dinamakan tripsin inhibitor. Pada kacang kedelai
juga ditemukan chymotrisin inhibitor. Dengan demikian, Sel yang diberi nutrisi berupa
bubuk kedelai yang mengandung kadar protein tinggi memproduksi enzim yang tidak
bekerja secara optimal untuk mendegradasi karena justru dapat menghasilkan vitamin
Q10, karena protein inhibitor yang ditemukan terutama pada kacang-kacangan
(leguminosa) menghalangi bekerjanya enzim proteolitik. Pada kacang kedelai, perebusan
(pemanasan) menghalangi atau mencegah aktivitas tripsin inhibitor tergantung temperatur
dan lamanya pemanasan.. Sedangkan ketika sel di dipindahkan ke suatu media ampas
tebu yang banyak mengandung karbohidrat kompleks, enzim-enzim tersebut bekerja
secara optimal.
2. -Sel mengalami fluktuasi karena perpindahan media dari lingkungan yang kaya akan
protein ke media yang kaya akan karbohidrat sehingga enzim yang terdapat dalam sel
tersebut menjadi tidak dapat optimal dalam bekerja dan pertumbuhan sel menjadi tidak
stabil.

-Sel mengalami fluktuasi karena perpindahan media dari lingkungan yang kaya akan
protein ke media yang kaya akan karbohidrat sehingga enzim dalam sel tersebut menjadi
tidak dapat optimal dalam bekerja sehingga dapat menghambat produksi vitamin Q10
menjadi vitamin Q10 karena adanya enzim yang dapat mendegradasi vitamin tersebut.

Anda mungkin juga menyukai