Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS PROSEDUR

Pembuatan media

1. Penambahan NaCl berfungsi sebagai sumber mineral yang dapat mempengaruhi


pertumbuhan mikroba dan juga menjaga sel dalam keadaan yang isotonis.
NaCl merupakan larutan yang steril dimana tidak ditumbuhi dan tidak ada mikroba
sehingga cocok digunakan sebagai media. Fungsi NaCl mengurangi kelarutan oksigen
sehingga mikroba aerob dapat dicegah pertumbuhannya.
2. Penambahan Baktoagar berfungsi untuk memadatkan media
3. Penambahan Susu Skim berfungsi sebagai media untuk isolasi mikroba penghasil
protease. Susu skim merupakan susu yang mengandung protein kasein (yang
keberadaannya dibuktikan dengan warna putih pada susu) dimana degradasi protein
oleh bakteri penghasil protease menyebabkan warna putih berubah menjadi tidak
berwarna
4. Penambahan akuades untuk mengencerkan sampel
5. Dididihkan hingga larutan jernih untuk menghomogenkan baktoagar
6. Erlenmeyer ditutup dengan sumbat kapas untuk menghindari adanya kontaminasi saat
proses autoklaf
7. Diautoklaf untuk menghilangkan mikroba-mikroba pengganggu
8. Disterilkan agar tidak ada kontaminan

Seleksi mikroba

1. 9,9 ml akuades untuk mengencerkan sampel


2. Dipanaskan bibir cawan secara merata dan dibuka tutup cawan dekat spirtus untuk
meminimalisir kontaminasi
3. Diambil 100 mikroliter hasil pengenceran untuk identifikasi adanya bakteri
4. Diteteskan di media padat untuk menumbuhkan bakteri
5. Diratakan dengan batang spreader (metode sebar) yang telah disterilkan dengan
pemanasan agar bakteri tumbuh secara merata dan tidak terjadi tumpang tindah
sehingga mudah dalam identifikasi.
6. Diletakkan pada inkubator suhu 37˚C merupakan suhu optimum untuk pertumbuhan
bakteri.

PEMBAHASAN

Proses seleksi mikroba penghasil enzim protease dilakukan pada medium agar yang
mengandiung susu skim. Metode yang digunakan untuk menuang sampel limbah tempe pada
medium adalah metode sebar atau spread. Setelah proses penuangan belum dapat diamati
secara lagsung pertumbuhan mikroba, dilakukan penginkubasian pada alamari es dan diamati
setiap harinya selama 5 hari. Proses pengamatan dilakukan pada hari pertama, kedua, dan
kelima. Hari ketiga dan ke empat tidak dilakukan pengamatan karena hari libur. Sampel yang
spesifik diamati adalah sampel pengenceran 106 dan dibandingkan dengan sampel
pengenceran lainnya serta sampel dari limbah tahu oleh kelas lain. Pada sampel pengenceran
106 hari pertama terlihat bercak-bercak kecil pada medium. Hari kedua, bercak yang muncul
terlihat jelas. Hari kelima, bercak yang muncul terlihat semakin jelas namun tidak dapat
teramati zona bening tiunggal. Bercak terlihat memblok di beberapa sisi medium. Tidak dapat
ditentukan diamter masing-masing zona karena ukuran yang sangat kecil dan tidak merata.
Berdasarkan pengamatan menandakan bahwa tidak didapatklan koloni tunggal pada proses
seleksi mikroba penghasil enzim protease dari limbah tempe dengan pengenceran 106 oleh
kelompok 7. Hal ini dimungkinkan terjadi karena adanay beberapa faktor, yaitu : kesalahan
praktikan ketika proses penyebaran sampel di atas media. Penyebaran yang tidak merata
dapat menyebabkan penumpukan koloni sehingga mikroba tidak dapat tumbuh dnegan baik,
dan tidak dapat mendegradasi ikatan protein pada susu skim yang ditandai dengan tidak
terbentukanya zona bening. Faktor lain adalah kurang sterilnya media yang digunakan yang
disebabkan saat penuangan sampel pada media terlalu terbuka dan tidak dekat dengan nyala
api sehingga memungkinkan masuknya kontaminan ke dalam media tersebut. Batang
spreader juga dapat berpengaruh pada proses seleksi mikroba. Kurang panasnya batang dapat
menyebabkan masih tumbuhnya kontaminan pada batang pengaduk yang akhirnya
mengganggu pertumbuhan mikroba, selain itu terlalu panasnya batang spreader yang
langsung digunakan untuk meratakan sampel pada media dapat menyebabkan mikroba mati.

Hasil pada pengenceran 106 dibandingkan dengan pengenceran lain yang berbeda pada
sampel yang sama. Pada seluruh pengenceran, (102, 104,106,108, serta tanpa pengenceran)
zona bening dapat diamati dengan jelas pada pengenceran 104 oleh keplompok 2. Diameter
Zona bening yang diperoleh adalah: .... cm. zona bening media adalaah....cm. dari hasil
pengukuran tersebut maka dapat ditentukan jumlah koloni (mikroba) penghasil enzi protease
adalah sebanyak .... (d zona bening/ d media)

Hasil yang didapatkan tersebut dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada isolasi
mikroba dari pabrik tahu oleh offering C. Berdasarkan pengamatan tersebut, data terbaik
yang diperoleh adalah diameter zona bening= ... diameter media=.... jumlah=....

Dari kedua sumber limbah tersebut, limbah yang potensial mengandung mikroba penghasil
enzim protease adalah limbah/......

Kesimpulan:

1. Prinsip dari isolasi mikroba penghasil enzim protease adalah....


2. isolasi mikroba penghasil enzim protease dari limbah pabrik tempe diperoleh jumlah
mikroba adalah sebanyak...
3. Media selektif untuk isolasi mikroba penghasil enzim protease dapat dibuat dengan
cara mencampurkan baktoagar dengan susu skim yang telah diautoklaf

Anda mungkin juga menyukai