PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.
Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil. Hidup dalam berkelompok tentulah tidak mudah. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah
saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.
Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga
kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Untuk mewujudkan nya dibutuhkan sosok seorang panutan yang dapat
di andalkan. Sosok itu dapat disebut dengan pemimpin. Dengan berjiwa
pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan
dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik,
kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang
berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik.
Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu
sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin
besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan
relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap
umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak
lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara
optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik,
yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya
pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.
Kepemimpinan dipandang sangat penting karena dua hal: pertama,
adanya kenyataan bahwa penggantian pemimpin seringkali mengubah kinerja
suatu unit, instansi atau organisasi; kedua, hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi
adalah kepemimpinan, mencakup proses kepemimpinan pada setiap jenjang
organisasi, kompetensi dan tindakan pemimpin yang bersangkutan.
Kenyataan dan/atau gagasan, serta hasil penelitian tersebut tak dapat dibantah
kebenarannya. Semua pihak maklum adanya, sehingga muncul jargon “ganti
pimpinan, ganti kebijakan”, bahkan sampai hal-hal teknis seperti ganti tata
ruang kantor, ganti kursi, atau ganti warna dinding. Demikianlah,
kepemimpinan itu merupakan fenomena yang kompleks sehingga selalu
menarik untuk dikaji.
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun
tetap sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya
suatu organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban.
Masalah kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya
untuk dibahas di sepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman
sekarang ini yang semakin buruk saja moral dan mentalnya. Ibaratnya,
semakin sulit mencari pemimpin yang baik (good leader). Pemimpin yang
baik sebenarnya pemimpin yang mau berkorban dan peduli untuk orang lain
serta bersifat melayani. Tetapi, kenyataannya berbeda. Bila kita lihat sekarang
para pemimpin kita, dari lapisan bawah sampai lapisan tertinggi, dari pusat
hingga ke daerah-daerah. Banyak pemimpin yang hadir dengan tanpa
mencerminkan sosok pemimpin yang seharusnya, malah terlihat adanya
pemimpin-pemimpin yang jauh dari harapan rakyat, tidak peduli dengan
nasib rakyat bawah, dan hampir tidak pernah berpikir untuk melayani
masyarakat. Karena kepemimpinan mereka lebih dilandasi pada keinginan
pribadi dan lebih mengutamakan kepentingan kelompok.
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih
dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap,
dan perilaku organisasinya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral
dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat
prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan penting
dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai
tujuan mereka. Dengan melihat latar belakang masalah tersebut penulis
terdorong untuk membuat makalah yang berjudul “Kepemimpinan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, rumusan
permasalahan yang terdapat dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan?
2. Apa hubungan pemimpin, kepemimpinan, dan kekuasaan?
3. Apa saja teori-teori Kepemimpinan?
4. Apa saja tipe-tipe Kepemimpinan?
5. Apa saja syarat-syarat Kepemimpinan ?
6. Bagaimana masalah-masalah dalam Kepemimpinan?
7. Bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui hubungan pemimpin, kepemimpinan, dan kekuasaan
3. Untuk mengetahui teori-teori Kepemimpinan
4. Untuk mengetahui tipe-tipe Kepemimpinan
5. Untuk mengetahui syarat-syarat Kepemimpinan
6. Untuk mengetahui masalah-masalah dalam Kepemimpinan
7. Untuk mengetahui cara menjadi pemimpin yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan
pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka.
Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai
tujuan bersama.
Menurut Keating, kepemimpinan merupakan suatu proses atau
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Stoner, kepemimpinan
adalah proses mengarahkan dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan
dengan pekerjaan anggota kelompok.
Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut : Pertama, kepemimpinan
menyangkut orang lain bawahan atau pengikut. Kesediaan meruntuk
menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu
menentukan status kedudukan pemimpin dan membuat proses dan membuat
proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas
kepemimpinan sesorang akan menjadi tidak relevan.Kedua, kepemimpinan
menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para
pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang
untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para
anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin
secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak
langsung. Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para
bawahanatau pengikut, pemimpin juga dapat mempergunkan pengaruh.
Dengan katalain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa
yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan
melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer dapat
mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas
tertentu,tetapi dia juga dapat mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara
bagaimana tugas itu dilakasanakan dengan tepat.
C. Teori-Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan
secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara
keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya
kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan
sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di
Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu
dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The
Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh
dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat –
sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat
dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain :
sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan
yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan
mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena
pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil
mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan
pendirian yang diyakini kebenarannya.
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri
yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini
kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada
pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
E. Syarat-syarat Kepemimpinan
Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:
1. Kekuasaan
Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang
kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan
untuk berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.
2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga
pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan
secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa. Sementara
itu Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus
mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain:
a. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara,
kemampuan menilai.
b. Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
c. Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri,
agresif.
d. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu
bergaul.
e. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggidantenar.
Nawawi, Hadari & Hadari, M. Martini. 2004. Kepemimpinan yang Efektif. Gadjah
Mada University Press : Yogyakarta
https://www.kompasiana.com/taniaprtw/5b66aa24677ffb0aac7f2f85/hubungan-
kekuasaan-dan-kepemimpinan (Diakses pada 28 Maret 2019)
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/20/teori-teori-kepemimpinan/
(Diakses pada 28 Maret 2018)
https://rizqiyahratna.wordpress.com/2015/04/01/tipe-tipe-kepemimpinan-beserta-
kelebihan-dan-kekurangannya/ (Diakses pada 30 Maret 2018)
https://www.cermati.com/artikel/5-tips-menjadi-pemimpin-ideal-yang-disukai-
bawahan (Diakses pada 31 Maret 2018)
http://kumpulanfiledokument.blogspot.com/2014/08/makalah-kepemimpinan.html
(Diakses pada 30 Maret 2018)