Anda di halaman 1dari 48

1

LINGKARAN

A. Definisi
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap
sebuah titik tertentu pada sebuah bidang datar. Jarak tersebut disebut jari-jari
(r) lingkaran dan titik tetap disebut titik pusat (P) lingkaran.

B. Persamaan Lingkaran
1. Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0,0) dan berjari - jari r
Gambar 4.2 memperlihatkan lingkaran yang
berpusat di O(0,0) (titik asal koordinat) dan berjari -
jari r pada sebuah bidang Cartesius.
Misalkan titik 𝑃(𝑥, 𝑦)adalah sembarang titik
yang terletak pada keliling lingkaran. Titik P’ adalah
proyeksi titik P pada sumbu X sehingga ∆OP′P
merupakan segitiga siku - siku di 𝑃′.
Karena titik 𝑃(𝑥, 𝑦) diambil sembarang, maka persamaan 𝑥 2 +
𝑦 2 = 𝑟 2 berlaku untuk semua titik 𝑃(𝑥, 𝑦)yang terletak pada keliling
lingkaran itu. Dengan demikian , dapat disimpulkan bahwa
Persamaan lingkaran dengan pusat O dan jari - jari r adalah

𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2
= 𝑟2

2. Persamaan Lingkaran yang berpusat di 𝐴(𝑎, 𝑏) dan berjari- jari r dengan


menerapkan teorema pythagoras pada
∆AP′P, diperoleh hubungan : 𝐴𝑃 =
√(𝐴𝑃′ )2 + (𝑃𝑃′ )2

⇔𝑟 = √(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2


⇔𝑟 2 = (𝑥−𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2
⇔(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2
2

Jadi, dapat disimpulkan sebagai berikut


Persamaan lingkaran dengan pusat A(a,b) dan jari - jari r adalah (𝒙 −
𝒂)𝟐 + (𝒚 − 𝒃)𝟐 = 𝒓𝟐
Dalam notasi pembentuk himpunan, persamaan lingkaran itu dapat ditulis
sebagai berikut:

𝐿 = {(𝑥, 𝑦)| (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 }


= 𝑟 2}
Persamaan lingkaran (𝒙 − 𝒂)𝟐 + (𝒚 − 𝒃)𝟐 = 𝒓𝟐 disebut persamaan
lingkaran dalam bentuk baku. Artinya, jika suatu persamaan lingkaran
dinyatakan dalam bentuk baku, maka pusat dan jari - jari lingkaran
tersebut dapat ditemukan secara langsung.

Bentuk umum persamaan lingkaran


Dari persamaan lingkaran dengan pusat P(a,b) dan jari-jari r adalah (𝒙 −
𝒂)𝟐 + (𝒚 − 𝒃)𝟐 = 𝒓𝟐 dapat dijabarkan sebagai berikut :
𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑎𝑥 − 2𝑏𝑦 + 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 = 0
Jika -2a = A , -2b = B, dan 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 = C , maka dapat ditulis
bentuk umum persamaan lingkaran:
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 (A,B,C bilangan - bilangan real)
Atau 𝐴𝑥 2 + 𝐴𝑦 2 + 𝐵𝑥 + 𝐶𝑦 + 𝐷 = 0 (A,B,C, dan D bilangan – bilangan
bulat, A≠0). Jika diamati, bentuk umum persamaan lingkaran memiliki
ciri - ciri khusus. Ciri - ciri khusus itu adalah:
1. Peubah x dan peubah y berderajat/berpangkat dua dan tidak memuat
suku perkalian x dengan y (suku xy).
2. Koefisien 𝑥 2 sama dengan koefisien 𝑦 2 .

Menentukan pusat dan jari - jari lingkaran


Secara umum, pusat dan jari - jari lingkaran L ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 +
𝐶 = 0 dapat ditentukan sebagai berikut.
L ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
3

𝐴2 𝐴2 𝐵2 𝐵2
⇔ L ≡ (𝑥 2 + 𝐴𝑥 + )− + (𝑦 2 + 𝐵𝑦 + )− +𝐶 =0
4 4 4 4

𝐴 2 𝐵 2 𝐴2 𝐵2
⇔ L ≡(𝑥 + 2 ) + (𝑦 + 2 ) = + −𝐶
4 4

Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan :


Pusat dan jari - jari lingkaran L ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
ditentukan dengan rumus
𝐴 𝐵
 Pusat (− 2 , − 2 )

𝐴2 𝐵2
 Jari - jari r = √ 4 + −𝐶
4

Contoh :
1. Tentukan pusat dan jari - jari lingkaran dari persamaan x2 + y2 - 2x +
8y - 8 = 0
Penyelesaian :
x2 + y2 - 2x + 8y - 8 = 0
Dari persamaan di atas diperoleh :
A = -2, B = 8 dan C = -8
1 1 1 1
 Pusat (− 2 𝐴, − 2 𝐵) = (− 2 × − 2, − 2 × 8)
=(1, −4)

 Jari - jari = r

1 1 2 2
=√(− 2 𝐴) + (− 2 𝐵) − 𝐶

=√(1)2 + (−4)2 − (−8)

=√25

=5

Jadi, pusat nya adalah (1,-4) dan jari - jarinya adalah 5.


4

C. Kedudukan Titik terhadap Lingkaran


1. Kedudukan titik terhadap lingkaran yang berpusat di O(0,0) dan jari-jari
𝑟 sebagai berikut:
𝑦
a. 𝑃(𝑥, 𝑦) terletak di dalam lingkaran

𝑟 jika 𝑥 2 + 𝑦 2 < 𝑟 2

𝑃(𝑥, 𝑦) 𝑥

b. 𝑦
𝑃(𝑥, 𝑦)
𝑃(𝑥, 𝑦) terletak pada lingkaran
𝑟
Jika 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2
𝑥
O
O

c.
𝑦

𝑃(𝑥, 𝑦)

𝑟
𝑃(𝑥, 𝑦) terletak diluar lingkaran
𝑥
Jika 𝑥 2 + 𝑦 2 > 𝑟 2

Contoh :

1. Tentukan kedudukan titik berikut terhadap lingkaran L= x2 + y2 = 25


a. P(2,3)
b. Q(3,4)
c. R(3,6)
5

Penyelesaian :

a. P(2,3)
 22 + 32
 4+9
 13 < 25
 22 + 32 < 25, maka P(2,3) terletak di dalam lingkaran x2 + y2 = 25

b. Q (3,4)
 32 + 42
 9 + 16
 25 = 25
 32 + 42 = 25, maka Q(3,4) terletak pada lingkaran x2 + y2 = 25

c. R(3,6)
 32 + 62
 9 + 36
 45 > 25
 32 + 62 > 25 maka R(3,6) terletak di luar lingkaran x2 + y2 = 25

2. Kedudukan titik terhadap lingkaran yang berpusat di 𝑀(𝑎, 𝑏) dan jari-jari


𝑟:

a.

𝑃(𝑥, 𝑦) terletak di dalam lingkaran


𝑀(𝑎, 𝑏) jika :

(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 < 𝑟 2


6

b.

𝑃(𝑥, 𝑦) terletak pada lingkaran


𝑀(𝑎, 𝑏) jika :

(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2

c.

𝑃(𝑥, 𝑦) terletak diluar lingkaran


𝑀(𝑎, 𝑏) jika :

(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 > 𝑟 2

Contoh :
1. Tentukan kedudukan titik P(2, 3 ) terhadap lingkaran L= ( x -1)2 + ( y
- 4)2 = 9
penyelesaian :
 ( 2 -1)2 + ( 3 - 4)2
 ( 1 )2 + ( -1)2
2<9
 ( 2 -1)2 + ( 3 - 4)2 < 9, maka P(2, 3 ) terletak di dalam lingkaran
L= ( x - 1)2 + ( y - 4)2 = 9

2. Tentukan kedudukan titik Q(1,1) terhadap lingkaran L= ( x + 3)2 + (


y - 5)2 = 16
Penyelesaian:
 ( 1 + 3)2 + ( 1- 5)2
7

 ( 4 )2 + ( - 4)2
 32 > 16
 ( 1 + 3)2 + ( 1- 5)2 > 16, maka Q(1,1) ) terletak di luar lingkaran
L= ( x + 3)2 + ( y - 5)2 = 16

3. Tentukan kedudukan titik R(-3,2) terhadap lingkaran L= ( x -1)2 + ( y


– 5 )2 = 25
 ( -3 - 1)2 + ( 2 – 5 )2
 ( −4)2 + ( – 3 )2
 25 = 25
 ( -3 - 1)2 + ( 2 – 5 )2 = 25, maka R(-3,2) terletak pada lingkaran ( x
-1)2 + ( y – 5 )2 = 2

3. Kedudukan titik terhadap lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 posisi


sembarang titik 𝑃(𝑥, 𝑦) pada lingkaran dengan persamaan
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 adalah :

a. Jika titik 𝑃(𝑥, 𝑦) terletak di dalam lingkaran, maka:


𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 < 0

b. Jika titik 𝑃(𝑥, 𝑦) terletak pada lingkaran, maka:


𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0

c. Jika titik 𝑃(𝑥, 𝑦) terletak di luar lingkaran, maka:


𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 > 0

D. Kedudukan Garis Terhadap Suatu Lingkaran


a. Cara 1
1. Garis yang memotong lingkaran
P

A Q B g

M
8

Garis 𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 memotong lingkaran yang berpusat di M


dengan jari-jari MP jika MQ < MP.
2. Garis yang menyinggung lingkaran
Q=P
g

Garis 𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 menyinggung lingkaran yang berpusat di


M dengan jari-jari MP jika MQ = MP.

3. Garis di luar lingkaran


Q
g
P

Garis 𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 diluar lingkaran yang berpusat di M


dengan jari-jari MP jika MQ > MP.

Jari-jari MP diperoleh dari persamaan lingkaran, sementara MQ


diperoleh dengan menggunakan rumus jarak antara titik 𝑀(𝑥1 , 𝑦1 )
dengan garis 𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0, yaitu

𝑎𝑥1 + 𝑏𝑦1 + 𝑐
𝑀𝑄 = 𝑑 = | |
√𝑎2 + 𝑏 2
9

b. Cara 2
Kedudukan garis 𝑔 ≡ 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 terhadap lingkaran 𝐿 = 𝑥 2 + 𝑦 2 +
𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 dapat diketahui dengan mensubtitusikan persamaan
garis g kelingkaran L.
⇒ 𝑥 2 + (𝑚𝑥 + 𝑛)2 + 𝐴𝑥 + 𝐵(𝑚𝑥 + 𝑛) + 𝐶 = 0

⇔ 𝑥 2 + 𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑚𝑥 + 𝐵𝑛 + 𝐶 = 0

⇔ (1 + 𝑚2 )𝑥 2 + (2𝑚𝑛 + 𝐴 + 𝐵𝑚)𝑥 + (𝑛2 + 𝐵𝑛 + 𝐶) = 0

Persamaan terakhir adalah persamaan kuadrat dengan tiga


kemungkinan diskriminan D, yaitu:
1. D > 0, garis memotong lingkaran di dua titik.
2. D = 0, garis menyinggung lingkaran
3. D < 0, garis di luar lingkaran

Contoh :

1. Nyatakan apakah garis 3x + y = -10 memotong lingkaran x2 + y2 – 8x +


4y – 20 = 0 disatu titik, dua titik, atau tidak memiliki titik potong.
Penyelesaian :
Persamaan garis dinyatakan sebagai y = mx + n
3x + y = -10 ↔ y = -10 – 3x
y = -10 – 3x disubtitusikan ke persamaan lingkaran x2 + y2 – 8x + 4y – 20
=0
x2 + (-10 – 3x)2 – 8x + 4(-10 – 3x) – 20 = 0
x2 + (100 + 60x + 9x2) – 8x – 40 – 12x – 20 = 0
10 x2 + 40x + 40 = 0
x2 + 4x + 4 = 0
a = 1, b = 4, dan c = 4
Diskriminan persamaan kuadrat sekutu dihitung.
D = b2 – 4ac = 42 – 4 × 1 × 4
D = 16 – 16 = 0
10

Posisi garis terhadap lingkaran ditentukan oleh diskriminan persamaan


kuadrat sekutu. Oleh karena D = 0 , garis memoton lingkaran di satu titik
atau dikatakan garis menyinggung lingkaran.
Titik singgung tersebut dapat ditentukan dengan mencari penyelesaian x
dari persamaan kuadrat gabungan.
x2 + 4x + 4 = 0
(x + 2)2 = 0 ↔ x = -2
x = -2 disubtitusikan kedalam y = -10 – 3x diperoleh
y = -10 – 3(-2) = -10 + 6 = -4
Dengan demikian, titik singgungnya adalah (-2,-4).

E. Persamaan Garis Singgung Lingkaran


1. Persamaan Garis Singgung Lingkaran yang Melalui Sebuah Titik pada
Lingkaran
a. Untuk lingkaran dengan Pusat di O(0,0) dan Jari-jari r

Perhatikan gambar diatas, persamaan garis singgung dapat ditentukan


sebagai berikut.

𝑦1
 Gradien garis OP adalah mOP = 𝑥1

 Karena garis singgung g tegak lurus OP maka gradiennya


1 1 𝑥1
𝑚𝑔𝑠 = – 𝑚 = – 𝑦1 = – 𝑦1
𝑂𝑃
𝑥1

 Persamaan garis singgung g adalah:


11

y – y1 = 𝑚𝑔𝑠 (x – x1)
𝑥1
 y – y1 = – 𝑦1 (x – x1)

 y1y – y12 = – x1x + x12


 y1y + x1x = x12 + y12
 y1y + x1x = x12 + y12
 x1x + y1y = r2

Jadi persamaan garis singgung lingkaran L≡ x2+ y2 = r2 yang melalui


titik P(x1, y1) pada lingkaran ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

x1x + y1y = r2

b. Untuk lingkaran dengan Pusat di M(a,b) dan Jari-jari r

Untuk menentukan persamaan garis singgung 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) kita perlu


menemukan gradien garis singgung di titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ).

Misalkan gradien 𝑀𝑃 = 𝑚𝑚𝑝 dan gradien garis singgung 𝑚𝑔𝑠 .


𝑦 −𝑏
𝑚𝑚𝑝 = 𝑥1−𝑎 , karena MP tegak lurus garis singgung maka :
1

𝑚𝑀𝑃 . 𝑚𝑔𝑠 = −1
𝑦1 − 𝑏
. 𝑚𝑔𝑠 = −1
𝑥1 − 𝑎
𝑥1 − 𝑎
𝑚𝑔𝑠 = −
𝑦1 − 𝑏
12

𝑥 −𝑎
Persamaan garis singgung di titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dengan gradien – 𝑦1 −𝑏
1

adalah
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
𝑥 −𝑎
 𝑦 − 𝑦1 =– 𝑦1 −𝑏 (𝑥 − 𝑥1 )
1

 (𝑦 − 𝑦1 )(𝑦1 − 𝑏) = −(𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑥1 )


Jadi, persamaan garis singgung di titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) pada lingkaran
yang berpusat di M(𝑎, 𝑏) adalah (𝑦 − 𝑦1 )(𝑦1 − 𝑏) = −(𝑥1 −
𝑎)(𝑥 − 𝑥1 ).

Bisa diperoleh bentuk lain dari persamaan garis singgung di atas


dengan uraian sebagai berikut :
(𝑦 − 𝑦1 )(𝑦1 − 𝑏) = −(𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑥1 )
 𝑦𝑦1 − 𝑏𝑦 − 𝑦12 + 𝑏𝑦1 = (−𝑥1 + 𝑎)(𝑥 − 𝑥1 )
 𝑦𝑦1 − 𝑏𝑦 − 𝑦12 + 𝑏𝑦1 = −𝑥𝑥1 + 𝑥12 + 𝑎𝑥 − 𝑎𝑥1
 𝑦𝑦1 − 𝑏𝑦 − 𝑦12 + 𝑏𝑦1 + 𝑥𝑥1 − 𝑥12 − 𝑎𝑥 + 𝑎𝑥1 = 0
Kedua ruas tambahkan dengan 𝑟 2
 𝑦𝑦1 − 𝑏𝑦 − 𝑦12 + 𝑏𝑦1 + 𝑥𝑥1 − 𝑥12 − 𝑎𝑥 + 𝑎𝑥1 + ((𝑥1 − 𝑎)2 +
(𝑦1 − 𝑏)2 ) = 𝑟 2
 (𝑦𝑦1 − 𝑏𝑦 − 𝑦12 + 𝑏𝑦1 + 𝑏 2 − 2𝑏𝑦1 + 𝑦12 ) + (𝑥𝑥1 − 𝑥12 − 𝑎𝑥 +
𝑎𝑥1 + 𝑎2 − 2𝑎𝑥1 + 𝑥12 ) = 𝑟 2
 (𝑦𝑦1 − 𝑏𝑦 − 𝑏𝑦1 + 𝑏 2 ) + (𝑥𝑥1 − 𝑎𝑥 − 𝑎𝑥1 + 𝑎2 ) = 𝑟 2
 (𝑥 − 𝑎)(𝑥1 − 𝑎) + (𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = 𝑟 2

Jadi, persamaan garis singgung di titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) pada lingkaran


yang berpusat di 𝑀(𝑎, 𝑏) dengan jari-jari 𝑟 adalah (𝑥 − 𝑎)(𝑥1 −
𝑎) + (𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = 𝑟 2 .

Perhatikan bahwa bentuk ini mirip dengan bentuk 𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 = 𝑟 2


untuk persamaan garis singgung lingkaran yang berpusat di
O(0,0) dengan jari-jari 𝑟. Bentuk lain dari persamaan garis
singgung di titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) pada lingkaran yang berpusat di
13

𝑀(𝑎, 𝑏) dengan jari-jari 𝑟 dapat diperoleh dengan penguraian


lebih lanjut sebagai berikut :

(𝑥 − 𝑎)(𝑥1 − 𝑎) + (𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = 𝑟 2
 𝑥𝑥1 − 𝑎𝑥 − 𝑎𝑥1 + 𝑎2 + 𝑦𝑦1 − 𝑏𝑦 − 𝑏𝑦1 + 𝑏 2 = 𝑟 2
 𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 − 𝑎(𝑥 + 𝑥1 ) − 𝑏(𝑦 + 𝑦1 ) + (𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 ) = 0
1 1
𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 + 𝐴(𝑥 + 𝑥1 ) + 𝐵(𝑦 + 𝑦1 ) + 𝐶 = 0
2 2

Rumus di atas digunakan untuk menentukan garis singgung di


titik (𝑥1 , 𝑦1 ) pada lingkaran dengan persamaan 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 +
𝐵𝑦 + 𝐶 = 0.

2. Persamaan Garis Singgung Lingkaran yang Gradiennya Diketahui


a. Untuk lingkaran dengan Pusat O(0,0) dan Jari-jari r
Persamaan garis singgung pada lingkaran L≡ x2+ y2 = r2 jika gradien
garis singgung m diketahui, dapat ditentukan sebagai berikut.
 Persamaan garis dengan gradien m adalah y = mx +n (n akan
ditentukan kemudian)
 Substitusi y = mx +n ke persamaan lingkaran L≡ x2+ y2 = r2,
diperoleh :
x2+ (mx +n)2 = r2
 x2 + m2x2 + 2mnx + n2 = r2
 (1 + m2)x2 + 2mnx + (n2 – r2) = 0

Nilai Diskriminan dari persamaan kuadrat (1 + m2)x2 + 2mnx + (n2


– r2) = 0 adalah

D = (2mn)2 – 4(1 + m2)(n2 – r2)

 D = 4m2n2 – 4(m2n2 – m2r2 + n2 – r2)


 D = 4m2n2 - 4m2n2 + 4m2r2 – 4n2 + 4r2
 D = 4(m2r2 – n2 + r2)
14

 Karena garis menyinggung lingkaran, maka nilai diskriminan


D=0
4(m2r2 – n2 + r2) = 0
 m2r2 – n2 + r2 = 0
 n2 = r2 (1 + m2)
 n = ± 𝑟√(1 + 𝑚2 )

 Subtitusikan n = ± 𝑟√(1 + 𝑚2 ) ke persamaan garis y = mx +n ,

sehingga diperoleh y = mx ± 𝑟√(1 + 𝑚2 )

Jadi, persamaan garis singgung pada lingkaran L≡ x2+ y2 = r2 dengan


gradien m dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

y = mx ± 𝑟√(1 + 𝑚2 )

b. Untuk lingkaran dengan pusat M(a,b) dengan Jari-jari r

Persamaan garis singgung pada lingkaran L≡ (x – a)2+ (y – b)2 = r2


jika gradien garis singgung m diketahui, dapat ditentukan sebagai
berikut.
 Persamaan garis dengan gradien m adalah y = mx +n (n akan
ditentukan kemudian)
 Substitusi y = mx +n ke persamaan lingkaran L≡ (x – a)2+ (y –
b)2 = r2, diperoleh :
15

(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2
 𝑥 2 − 2𝑎𝑥 + 𝑎2 + (𝑚𝑥 + 𝑛)2 − 2𝑏(𝑚𝑥 + 𝑛) + 𝑏 2 − 𝑟 2 = 0
 𝑥 2 − 2𝑎𝑥 + 𝑎2 + 𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛2 − 2𝑚𝑏𝑥 − 2𝑏𝑛 + 𝑏 2 − 𝑟 2 = 0
 (1 + 𝑚)2 𝑥 2 + (2𝑚𝑛 − 2𝑎 − 2𝑚𝑏)𝑥 + (𝑎2 + 𝑏 2 + 𝑛2 − 2𝑏𝑛 − 𝑟 2 ) = 0

 Karena garis menyinggung lingkaran, maka nilai diskriminan D = 0

𝐷 = (2𝑚𝑛 − 2𝑚𝑏 − 2𝑎)2 − 4(1 + 𝑚2 )(𝑎2 + 𝑏 2 + 𝑛2 − 2𝑏𝑛 − 𝑟 2 )


 0 = 4(𝑚(𝑛 − 𝑏) − 𝑎)2 − 4(𝑎2 + 𝑏 2 + 𝑛2 − 2𝑏𝑛 − 𝑟 2 + 𝑚2 𝑎2 +
𝑚2 𝑏 2 + 𝑚2 𝑛2 − 2𝑚2 𝑏𝑛 − 𝑚2 𝑟 2 )
 0 = (𝑚2 𝑛2 − 2𝑚2 𝑏𝑛 + 𝑚2 𝑏 2 − 2𝑚𝑎𝑛 + 2𝑚𝑎𝑏 + 𝑎2 ) −
(𝑎2 + 𝑏 2 + 𝑛2 − 2𝑏𝑛 − 𝑟 2 + 𝑚2 𝑎2 + 𝑚2 𝑏 2 + 𝑚2 𝑛2 −
2𝑚2 𝑏𝑛 − 𝑚2 𝑟 2 )
 0 = (−𝑏 2 − 𝑚2 𝑎2 + 2𝑚𝑎𝑏) + (−2𝑚𝑎𝑛 − 𝑛2 + 2𝑏𝑛) +
(𝑟 2 𝑚2 𝑟 2 )
 𝑟 2 (1 + 𝑚2 ) = (𝑏 2 + 𝑚2 𝑎2 − 2𝑚𝑎𝑏) + (𝑛2 + 2𝑚𝑎𝑛 − 2𝑏𝑛)
 𝑟 2 (1 + 𝑚2 ) = (𝑏 − 𝑚𝑎)2 + (𝑛2 + 2𝑚𝑎𝑛 − 𝑏𝑛)
 𝑟 2 (1 + 𝑚2 ) = [𝑛 − (𝑏 − 𝑚𝑎)]2
 ±√𝑟 2 (1 + 𝑚2 ) = 𝑛 − (𝑏 − 𝑚𝑎)
 𝑛 = 𝑏 − 𝑚𝑎 ± 𝑟√1 + 𝑚2
Subsitusikan 𝑛 = 𝑏 − 𝑚𝑎 ± 𝑟√1 + 𝑚2 ke persamaan y = mx +n :
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑏 − 𝑚𝑎 ± 𝑟√1 + 𝑚2
 𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟√1 + 𝑚2
Jadi, persamaan garis singgung bergradien 𝑚 pada lingkaran yang
berpusat di (𝑎, 𝑏) dan jari-jari 𝑟 adalah 𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ±
𝑟√1 + 𝑚2 .

3. Persamaan Garis Singgung Lingkaran yang Melalui Sebuah Titik di Luar


Lingkaran
16

Kita akan mencari garis yang menyinggung lingkaran yang berpusat di


𝑀(𝑎, 𝑏) dan melalui titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) di luar lingkaran yang terpusat di
𝑀(𝑎, 𝑏).
Misalkan persamaan garis singgung lingkaran yang melalui titik
𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah:
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 ).
Menentukan nilai m dapat kita lakukan dengan cara berikut :
Persamaan garis singgung lingkaran bergradien 𝑚 pada lingkaran yang
berpusat di 𝑀(𝑎, 𝑏) dan jari-jari 𝑟 adalah :
𝑦1 − 𝑏 = 𝑚(𝑥1 − 𝑎) ± 𝑟√1 + 𝑚2
 (𝑦1 − 𝑏) − 𝑚(𝑥1 − 𝑎) = ±𝑟√1 + 𝑚2
2 2
 ((𝑦1 − 𝑏) − 𝑚(𝑥1 − 𝑎)) = (±𝑟√1 + 𝑚2 )
 (𝑦1 − 𝑏)2 + 𝑚2 (𝑥1 − 𝑎)2 − 2(𝑦1 − 𝑏)(𝑥1 − 𝑎) = 𝑟 2 + 𝑟 2 𝑚2
 ((𝑥1 − 𝑎)2 − 𝑟 2 )𝑚2 − 2(𝑦1 − 𝑏)(𝑥1 − 𝑎)𝑚 + ((𝑦1 − 𝑏)2 − 𝑟 2 = 0
Persamaan ini adalah persamaan kuadrat dengan variabel m,
dengan m adalah akar-akar persamaan kuadrat :
2(𝑦1 − 𝑏)(𝑥1 − 𝑎) ± √22 (𝑦1 − 𝑏)2 (𝑥1 − 𝑎)2 − 4((𝑥1 − 𝑎)2 − 𝑟 2 ((𝑦1 − 𝑏)2 − 𝑟 2 )
𝑚 =
2((𝑥1 − 𝑎)2 − 𝑟 2 )

(𝑦1 −𝑏)(𝑥1 −𝑎)±𝑟√(𝑦1 −𝑏)2 +(𝑥1 −𝑎)2 −𝑟 2


 𝑚=
(𝑥1 −𝑎)2 −𝑟 2

Dengan mensubsitusikan nilai m ke persamaan 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 −


𝑥1 ), maka diperoleh persamaan garis singgung lingkaran yang melalui
titik (𝑥1 , 𝑦1 ).
17

Contoh :
1. Tentukan persamaan garis singgung pada x2 + y2 = 25 yang melalui titik
(7,1).
Penyelesaian :
Langkah 1
Titik (7,1) dicek apakah terletak pada lingkaran atau diluar lingkaran
x2 + y2 = 25
x2 + y2 = 72 + 12
49 + 1 = 50 > 25 → titik (7,1) terletak diluar lingkaran.
Langkah 2
Persamaan garis singgung melalui titik (7,1) dimisalkan
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
𝑦 − 1 = 𝑚(𝑥 − 7) ↔ y = mx (1 – 7m), selanjutnya nilai m ditentukan.
Langkah 3
Persamaan y = mx (1 – 7m) disubtitusikan ke dalam persamaan lingkaran,
diperoleh persamaan kuadrat sekutu.
x2 + y2 = 25
x2 + [mx (1 – 7m)]2 = 25
x2 + [m2x2 + 2m(1 – 7m)x + (1-7m)2] - 25 = 0
(1 + m2)x2 + 2m(1 – 7m)x + (49m2 – 14m – 24) = 0
a = (1 + m2) , b = 2m(1 – 7m) , c = 49m2 – 14m – 24
Langkah 4
Diskriminan persamaan kuadrat sekutu dihitung. Agar garis menyinggung
lingkaran maka D = 0.
D = b2 – 4ac
[2m(1 – 7m)]2 – 4(1 + m2)( 49m2 – 14m – 24) = 0
4m2(1 – 14m + 49m2) – 4(49m4 – 14m3 + 25m2 – 14m – 24) = 0
4m2 – 100m2 + 56m + 96 = 0
96m2 – 56m – 96 = 0
12m2 – 7m – 12 = 0
1
(12m – 16)(12m + 9) = 0
2
18

(12m – 16) atau (12m + 9) = 0


16 4 9 3
m = 12 = 3 atau m = - 12 = - 4

Langkah 5
Subtitusikan nilai m ke persamaan y = mx (1 – 7m) sehingga diperoleh dua
garis singgung.
4 4 3 3
y = 3x (1 – 73) y = - 4x (1 – 7(- 4) )
4 28 3 21
y = 3x (1 – 3 ) y = - 4x (1 + ))
4

3y = 4x + 3 – 28 4y = -3x + 4 + 21
4x – 3y – 25 = 0 3x + 4y – 25 = 0
19

Soal - Soal
1. Lingkaran L ≡ (x – 3)2 + (y – 1)2 = 1 memotong garis y = 1. Persamaan garis
singgung di titik potong lingkaran dan garis y = 1 adalah ...
Soal UN
Penyelesaian :
Lingkaran L ≡ (x – 3)2 + (y – 1)2 = 1 memotong garis y = 1 di titik :
(x – 3)2 + (1 – 1)2 = 1
→ (x – 3)2 + 0 = 1
↔ x2 – 6x + 9 – 1 = 0
↔ x2 – 6x + 8 = 0
→ x = 2 atau x = 4
Jadi titik potongnya adalah (2,1) dan (4,1).
Persamaan L ≡ (x – 3)2 + (y – 1)2 = 1
L ≡ x2 – 6x + 9 + y2 – 2y + 1 – 1 = 0
→ x2 + y2 – 6x – 2y + 9 = 0
Sehingga persamaan garis singgung pada lingkaran L pada titik (2,1) adalah :
1 1
→ 2x + y - 2 ∙6(2 + x) - 2 ∙2(1+y) + 9 = 0

→ 2x + y – 6 – 3x – 1 – y + 9 = 0
→ -x + 2 = 0 → x = 2
Persamaan garis siggung pada lingkaran L pada titik (4,1) :
1 1
→ 4x + y - 2 ∙6(4+x) - 2 ∙2(1+y) + 9 = 0

→ 4x + y – 12 – 3x – 1 – y + 9 = 0
→x–4=0→x=4

2. Persamaan lingkaran yang mempunyai diameter AB dengan A(-2,2) dan B(2,-


2) adalah.....
Penyelesain :
Diketahui diameter suatu lingkaran adalah AB dengan titik A(-2,2) dan B(2,-2)
maka :
1
Jari-jari = 2 diameter
20

1
= 2 √2 − (−2))2 + (−2 − 2)2 )
1
= 2 √32

= 2√2

Pusat lingkaran :

(2−2),(−2+2)
( )=(0,0)
2

Sehingga persamaan lingkarannya :

𝑥 2 + 𝑦 2 = ( 2√2 )2


𝑥 2 + 𝑦 2 = 4.2


𝑥2 + 𝑦 2= 8


𝑥 2 + 𝑦 2 − 8= 0

3. Supaya garis y = x + a menyinggung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 - 6x -2y + 2 = 0


haruslah.......
Soal SPMB
Penyelesaian :
Garis y = x + a menyinggung 𝑥 2 + 𝑦 2 - 6x -2y + 2 = 0 maka :
𝑥 2 + (x + a )2 - 6x – 2(x+a) + 2 = 0

𝑥 2 + 𝑥 2 + 2𝑎𝑥 + 𝑎2 - 𝑦 2 - 6x -2x – 2a + 2 = 0

2𝑥 2 + (2𝑎 − 8)𝑥 + ( 𝑎2 − 2𝑎 + 𝑎) = 0

Syarat menyinggung D=0 maka :

(2𝑎 − 8)2 + 4(2)( 𝑎2 − 2𝑎 + 2) = 0


4𝑎2 − 32𝑎 + 64 − 8𝑎2 + 16𝑎 − 16 = 0

−4𝑎2 − 16𝑎 + 48 = 0

−𝑎2 − 4𝑎 + 12 = 0

(-a-6) (a-2) =0
21


-a - 6 = 0 , a-2 = 0
-a = 6 , a=2
a = -6
sehingga diperoleh a= -6 dan a=2

4. Lingkaran yang sepusat dengan lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 − 4𝑥 + 6𝑦 + 17 = 0 dan


menyinggung garis 3x – 4y + 7 = 0 mempunyai persamaan.....
Soal SPMB
Penyelesaian :
Diketahui : lingkaran dengan pusat sama dengan lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 − 4𝑥 +
6𝑦 + 17 = 0, maka pusat lingkaran ∶
1 1
= − 2 (−4), -2 (6) = ( 2, -3 )

Lingkaran menyinggung garis 3x – 4y + 7 = 0 maka, jarak titik pusat


dengan garis 3x – 4y + 7 = 0 merupakan jari-jari .
Sehingga :
𝑎(𝑝)+ 𝑏(𝑝)+𝑐 3(2)− 4(−3)+7
R= √𝑎2 +𝑏 2
=
√32 +(−4)2

16+12+7
=
√25

=5

Jadi persamaan lingkarannya adalah :

(x-2)2 + (y+3)2 =25

5. Salah satu persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2 + 6x – 4y – 7 = 0 yang


tegak lurus garis y = 7 – 2x adalah ....
Penyelesaian
 x2 + y2 + 6x – 4y – 7 = 0
Pusat ( -3, 2)
Jari-jari = r = √(−3)2 + (2)2 − (−7) = 0 = √20
 y = 7 – 2x → gradien m1 = (-2)
22

1
 Karena tegak lurus maka m2 = 2
1
 Persamaan garis singgung lingkaran dengan (-3,2), r = √20 dan m = 2
adalah :
1 1 2
( y – 2) = 2 (x + 3) ± √20 √(2) + 1 → dikali 2
2y – 4 = ( x + 3) ± 10
x – 2y = -7 ± 10
Untuk yang (+) → x – 2y = 3
Untuk yang (-) → x – 2y = -17
6. Tentukan kedudukan garis 𝑔 ≡ 3𝑥 − 4𝑦 + 5 = 0 terhadap lingkaran 𝐿 ≡
(𝑥 − 3)2 + (𝑦 − 1)2 = 25.
Penyelesaian:
Lingkaran L berpusat di M(3, 1) dengan jari-jari r = 5.
Jarak antara pusat M (3, 1) dengan garis g adalah

3×3−4×1+5
𝑑=| |=2
√32 + (−4)2

Karena d < r maka garis g memotong lingkaran L di dua titik.

7. Tentukan kedudukan garis 𝑦 = 3𝑥 + 3 terhadap lingkaran dengan persamaan


𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑥 − 2𝑦 = 3.

Penyelesaian:

Subtitusikan persamaan garis 𝑦 = 3𝑥 + 3 kedalam persamaan lingkaran, maka


diperoleh:

⇒ 𝑥 2 + (3𝑥 + 3)2 − 2𝑥 − 2(3𝑥 + 3) = 3

⇔ 𝑥 2 + 9𝑥 2 + 18𝑥 + 9 − 2𝑥 − 6𝑥 − 6 = 3

⇔ 10𝑥 2 + 10𝑥 = 0

⇔ 𝑥(𝑥 + 1) = 0

𝑥 = 0atau𝑥 = −1

Maka garis g memotong lingkaran L di titik (3, 0) dan (-1, 0)


23

Dimensi Tiga

A. Pengantar Dimensi Tiga

Kita tahu bahwa dimensi itu tidak terbatas (dimensi-n). Namun yang
nyata (real) hanya sampai dimensi tiga. Pada dimensi-1 memiliki panjang,
dimensi-2 memiliki panjang dan lebar, sedangkan dimensi-3 memiliki
panjang, lebar dan tinggi. z

B. Unsur-Unsur Dimensi Tiga

Unsur-unsur dalam bangun ruang yaitu titik, garis dan bidang. Ketiganya
merupakan istilah dasar atau pengertian pangkal.

1. Titik

Sebuah titik hanya dapat ditentukan oleh letaknya, tetapi tidak


mempunyai ukuran (tidak berdimensi). Titik tidak memiliki panjang
maupun ketebalan. Bekas tusukan jarum tau bekas ujung pensil di atas
kertas, dapat dipikirkan sebagai model fisik dari sebuah titik. Sebuah titik
direpresentasikan dengan sebuah noktah dan diberi nama dengan suatu
huruf kapital (A, B, C, dan sebagainya)

C
24

2. Garis (garis lurus)

Garis adalah himpunan titik-titik yang mempunyai panjang tetapi


tidak mempunyai luas atau volume. Notasi sebuah garis menggunakan
huruf kecil, misalnya g, k, l dan sebagainya. Garis merupakan dimensi-1.

A l

3. Bidang

Bidang yaitu himpunan titk-titik yang mempunyai panjang dan luas,


tetapi tidak mempunyai volume, yang dimaksud yaitu bidang datar. Notasi
bidang biasanya menggunakan huruf Yunani. Bidang merupakan dimensi-
2.

C. Istilah Bangun Ruang

Ada beberapa istilah penting yang digunakan dalam materi dimensi 3.


Istilah-istilah tersebut antara lain :
25

1. Bidang gambar, yaitu bidang datar yang akan digunakan untuk


menggambar bangun ruang

2. Bidang frontal, yaitu bidang datar yag sejajar dengan bidang gambar
(bidang ABFE dan DCGH)

3. Bidang orthogonal, yaitu bidang yang tegak lurus terhadap bidang frontal
(bidang ABCD dan EFGH adalah bidang orthogonal horizontal, bidang
ADHE dan BCGF adalah bidang orthogonal vertikal)

4. Garis frontal adalah garis yang terletak pada bidang frontal

5. Garis orthogonal adalah garis yang letaknya tegak lurus pada bisang
frontal (garis BC, AD, EH dan FG)

6. Perbandingan proyeksi, yaitu besar perbandingan antara panjang garis


orthogonal pada gambar dan panjang orthogonal sebenarnya

7. Sudut surut, yaitu sudut pada gambar yang dibentuk oleh garis frontal
horizontal arah ke kanan dengan garis orthogonal arah ke belakang yang
berpotongan (𝜃 adalah sudut surut)
26

D. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Dimensi Tiga

Kedudukan titik, garis dan bidang dalam dimensi tiga dibagi dalam
beberapa kelompok, yaitu :

1. Kedudukan titik terhadap titik lain

Kedudukan titik terhadap titik lain ada dua macam, yaitu :

a. Titik berimpit dengan titik lain

A=B

b. Titik tidak berimpit terhadap titik lainnya

A B

2. Kedudukan titik terhadap garis

Kedudukan titik terhadap garis ada dua macam, yaitu :

a. Titik terletak pada garis, yaitu titik yang letaknya tepat pada garis.
Contohnya titik B terletak pada garis g atau garis g melalui titik B

b. Titik tidak terletak pada garis (titik di luar garis), yaitu titik yang tidak
terletak tepat pada garis walaupun garis itu diperpanjang. Titik C
berada di luar h atau garis h tidak melalui titk C
27

3. Kedudukan titik terhadap bidang

Kedudukan titik terhadap bidang ada dua macam, yaitu :

a. Titik terletak pada bidang, yaitu titik yang letaknya tepat berada pada
bidang. Titik B terletak pada bidang 𝛼 atau bidang 𝛼 melalui titik B.

b. Titik tidak terletak pada bidang (titik di luar bidang), yaitu titik yang
tidak terletak tepat pada bidang walaupun bidang tersebut diperluas.
Titik D tidak terletak pada bidang 𝛼 atau bidang 𝛼 tidak melalui titik D
28

4. Kedudukan garis terhadap garis lain

Kedudukan garis terhadap garis lain terbagi menjadi empat macam, yaitu :

a. Dua garis berimpit, apabila kedua garis itu memiliki dua buah titik
persekutuan dengan sendirinya kedua garis tersebut memiliki semua
titik persekutuan yang sama. Garis g berimpit dengan garis h

b. Dua garis berpotongan, apabila kedua garis itu terletak pada bidang
yang sama dan memiliki satu titik perpotongan atau persekutuan. Titik
persekutuan tersebut dikatakan dengan titik potong. Garis g
berpotongan dengan garis h pada satu titik persekutuan yaitu titik A

c. Dua garis sejajar, apabila keduanya terletak pada sebuah bidang dan
tidak mempunyai satupun titik persekutuan. Garis g sejajar dengan
garis h
29

d. Dua garis saling bersilangan, apabila kedua garis tersebut tidak terletak
pada suatu bidang, sehingga tidak saling berpotongan dan tidak saling
sejajar. Garis g menembus bidang 𝛼, garis g dan garis h bersilangan
karena tidak memiliki titik potong dan titik sejajar

5. Kedudukan garis terhadap bidang

Kedudukan garis terhadap bidang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

a. Garis terletak pada bidang, yaitu garis yang setidaknya memiliki dua
titik berpotongan dengan bidang. Pada gambar tersebut, garis g
seluruhnya terletak pada bidang 𝛼. Maksudnya semua titik yang
terletak pada garis g, maka semua titik tersebut terletak pada bidang 𝛼.
Sebuah garis g dikatakan terletak pada satu bidang, jika setiap titik
yang terletak pada garis g, maka setiap titik tersebut terletak pada
bidang
30

b. Garis sejajar bidang, yaitu garis yang tidak terletak pada bidang itu dan
tidak memiliki titik perpotongan walaupun garis diperpanjang atau
bidang diperluas. Pada gambar tersebut, garis g tidak terletak pada
bidang 𝛼 dan garis h terletak pada bidang 𝛼. Garis g dan garis h saling
sejajar, sehingga dapat dikatakan garis g sejajar dengan dengan bidang
𝛼. Sebuah garis g dan sebuah bidang dikatakan sejajar jika keduanya
tidak bersekutu pada satu titikpun, walaupun garis-garis tersebut
diperpanjang

c. Garis berpotongan atau menembus bidang, yaitu garis yang hanya


memiliki satu titik potong dengan bidang. Pada gambar tersebut, garis
g meotong atau menembus bidang 𝛼. Garis g dan bidang 𝛼 dikatakan
berpotongan jika keduanya mempunyai tepat satu titik, yaitu titik A.
hal tersebut dikatakan juga titik A merupakan titik tembus garis g
terhadap bidang 𝛼
31

6. Kedudukan bidang terhadap bidang lain

Kedudukan bidang terhadap bidang lain dapat dikelompokkan dalam tiga


macam, yaitu :

a. Dua bidang berimpit, apabila jika setiap titik yang terletak pada bidang
yang satu juga terletak pada bidang yang lain

b. Dua bidang sejajar, apabila kedua bidang tidak memiliki garis


perpotongan walaupun kedua bidang itu diperluas

c. Dua bidang berpotongan, apabila kedua bidang itu mempunyai garis


persekutuan. Bidang 𝛼 berpotongan dengan bidang 𝛽
32

E. Proyeksi Garis Pada Bidang

1. Proyeksi titik pada bidang

Definisi :

Jika dari titik A ditarik garis AA’ ( A’ pada bidang 𝛼 ) yang tegak lurus
pada bidang 𝛼 maka A’ dinamakan proyeksi titik A pada bidang 𝛼.

Keterangan :

A = Titik yang di proyeksikan


((proyektum)

A’ = Proyeksi

AA’ = Garis yang memproyeksikan


(proyektor)

α = Bidang proyeksi

Oleh karena AA’, tegak lurus pada bidang k maka proyeksi ini
dinamakan proyeksi orthogonal yang selanjutnya disingkat proyeksi

2. Proyeksi garis pada bidang

Proyeksi suatu bangunan


pada suatu bidang adalah
himpunan proyeksi semua titik
pada bangunan itu ke bidang 𝛼.
Jika semua titik pada garis PQ
diproyeksikan kebidang 𝛼 maka
dapat dibuktikan bahwa semua
proyeksinya terletak pada satu
bidang yang disebut bidang
33

proyektor dan semua proyeksinya terletak pada satu garis P’Q’. Garis P’Q’
disebut proyeksi garis PQ pada bidang 𝛼.

Jika garis PQ tegak lurus bidang 𝛼 maka proyeksinya pada bidang 𝛼


terbentuk sebuah titik (titik P’)

Jika garis PQ memotong 𝛼 dititik Q maka untuk melukis


proyeksinya cukup dilukis titik P’ yang merupakan proyeksi lain dari titik
P. Garis P’Q adalah proyeksi garis PQ pada bidang 𝛼.

F. Jarak pada dimensi tiga

1. Jarak antara dua titik

Jarak antara dua titik adalah panjang garis


lurus yang menghubungkan kedua titik
itu.

Jarak titik A dan titik B adalah panjang rias garis AB.

2. Jarak titik ke garis


Jarak titik ke garis adalah panjang garis tegak lurus dari titik ke garis.

AB menunjukkan jarak antara titik A dan garis g oleh panjang ruang garis
AB yang tegak.
34

3. Jarak antara titik dengan bidang

Jarak antara titik dengan bidang adalah panjang garis tegak lurus dari
titik kebidang atau panjang garis lurus dari titik ke titik proyeksinya pada
bidang.

Jarak antara T dan bidang di tunjukkan oleh garis m yang tegak lurus
bidang α atau panjang ruas garis TT’.

4. Jarak garis ke garis

Dua garis yang memiliki jarak memiliki dua kemungkinan yaitu dua
garis yang sejajar dan bersilangan. Jarak dari dua garis yang sejajar
andaikan garis g dan h adalah panjang ruas garis AA’ yang mana A
terletak pada garis g dan A’ terletak pada garis h serta ruas garis AA’
tegak lurus terhadap garis g dan garis h. Secara lebih jelasnya adalah
sebagai berikut :

Jarak dua garis yang bersilangan diibaratkan dua garis sejajar.


Misalkan garis p dan q saling bersilangan, maka jarak antara keduanya
adalah panjang ruas garis TT’ yang mana titik T terletak pada garis g dan
titik T’ terletak pada garis h serta TT’ tegak lurus terhadap garis g dan
garis h
35

5. Jarak Garis ke Bidang

Kedudukan garis yang mempunyai jarak terhadap bidang adalah


hanya garis yang sejajar bidang. Mislkan garis g sejajar bidang α yang
dimaksud jarak garis g terhadap bidang α adalah panjang ruas garis AA’
yang mana titik A terletak pada garis g dan titik A’ terletak pada bidang α
serta ruas garis AA’ tegak lurus terhadap garis g dan bidang α.

6. Jarak Bidang ke Bidang

Dua bidang yang memiliki jarak hanya ada satu kemungkinan, yaitu
bidang α dan bidang β sejajar. Jarak antar keduanya adalah ruas garis AB
yang mana titik A’ terletak pada bidang 𝛽 dan titik A terletak pada bidang
∝ serta ruas garis AA’ tegak lurus terhadap bidang α dan bidang β.
36

Contoh :

1. Diketahui : sebuah balok PQRS.TUVW dengan PQRS.TUVW dengan AB = 4


cm, BC = 3 cm, dan BF = 4 cm

Ditanya : hitunglah jarak antara :

a. Titik A dan bidang BCGF


b. Garis AB dan garis DC

c. Garis AB dan garis FG

d. Garis AB dan bidang CDHG

e. Bidang ABCD dan bidang EFGH

Jawab :

a. Jarak dari titik A ke bidang BCGF adalah panjang garis tegak lurus
dari titik A ke bidang BCGF. Jadi jarak dari titik A ke bidang BCGF
adalah panjang AB = 4cm
b. Jarak antar garis AB dan garis DC adalah panjang ruas garis BC
karena BC tegak lurus terhadap garis AB dan garis DC. Jadi, jarak
antara garis AB dan garis DC adalah 3 cm

c. Jarak antar garis AB dan FG adalah panjang ruas garis BF karena BF


tegak lurus terhada garis PQ dan garis FG. Jadi, jarak antara garis AB
dan FG adalah 4 cm.
37

d. Jarak antara garis AB dan bidang CDHG adalah panjang ruas garis BC
karena garis BC tgak lurus terhadap garis AB dan bidang CDHG. Jadi’
jarak antara garis AB dan bidang CDHG adalah 3 cm

e. Jarak antara bidang ABCD dan bidang EFGH adalah panjang ruas
garis BF karena garis BF tegak lurus terhadap bidang ABCD dan
bidang EFGH. Jadi, jarak antara bidang ABCD dan bidang EFGH
adalah 4 cm.

G. Sudut pada Dimensi Tiga

1. Sudut antara 2 garis yang besilangan

Sudut antara garis g dan h yang bersilangan dapat ditentukan dengan cara,
yaitu ;

- Membuat garis yang sejajar terhadap salah satu garis (missal g’//g) dan
menyentuh garis lain (garis).

- Sudut yang dibentuk g’ dan h sama dengan sudut antara g dan h.

Contoh (Gambar) :

- FB//CG dan BE

- Sudut antara BE dan BF sama dengan < EBF = 45°

2. Sudut antara garis dan bidang


38

Sudut antara garis dan bidang yang tidak sejajar sama dengan sudut
antara garis dan proyeksi garis pada bidang.

Karena garis AC adalah poyeksi EC pada bidang ABCD maka sudut


antara garis EC dan bidang ABCD adalah < ACE.

A B

3. Sudut antara 2 bidang bersilangan :

Sudut antara bidang α dan β yang tak sejajar ditentukan sebagai


berikut :

- Tentuksn sebuah titik (P) pada garis potong kedua bidang

- Melalui titik P dibuat garis g yang terletak pada α dan garis h yang
terletak pada β, garis g dan h keduanya tegak lurus garis potong.

H. Bidang Irisan dalam Dimensi tiga


39

Irisan antara bidang dengan bangun ruang adalah sebuah bangun datar
yang dibatasi oleh garis-garis potong antara bidang itu dengan bidng-bidang
sisi dari bangun ruang tersebut, sehingga irisan itu membagi bangun ruang
menjadi dua bagian.

Untuk menggambarkan bidang irisan secara garis besar adalah dengan cara
menggunakan bantuan bidang diagonal bangun ruang dan menggunakan
sumbu afinitasi, serta yang harus diketahui terlebih dahulu adalah tiga titik
yang terletak pada bangun ruang yang dilalui oleh bidang.

Contoh :

Diketahui kubus ABCD.EFGH.Titik P,Q dan R terletak pada rusuk CG, BF


dan AE. Menggambar bidang irisan dengan bantuan garis diagonal dan sumbu
afinitas.

 Menggambar bidang irisan dengan bantuan Garis Diagonal

1. Buat garis diagonal pada bidang ABCD dan bidang EFGH

2. Buat garis yang menghubungkan titik potong diagonal kedua bidang


tersebut

3. Buat garis yang menghubungkan titik P dan titik R

4. Buat garis yang menghubungkan titik Q dengan titik potong antara


garis PR dengan garis pada langkah 3 serta perpanjang hingga
memotong garis DH titik potong pada garis DH adalah titk S
40

5. Bidang PQRS adalah bidang irisan pada kubus ABCD.EFGH

 Menggambar bidang irisan dengan bantuan sumbu afinitas

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan titik-titik P,Q dan masing-


masing titik tengah rusuk AE, EH, dan AB . lukislah irisan limas dengan
bidang PQR

Langkah-langkah :

1. Buat garis melalui PQ sehingga memotong perpanjangan DA dititik K


dan perpanjangan DH dititik M

2. Buat garis melalui KR sehingga memotong rusuk BC dititik S dan


perpanjangan DH dititik L

3. Buat garis melalui ML sehingga memotong rusuk GH di titik U dan


rusuk CG dititik T

4. Bidang PQRSTU yang terjadi adalah bidang irisan yang dimaksudkan


41
42

Soal-Soal

1. Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah 8 cm. Jarak titik G dan P adalah....

Penyelesaian :

⇔ Panjang AC = 8√2

1 1
PC = 2 (𝐴𝐶) = 2 (8√2) = 4√2

⇔ Perhatikan ∆PCG siku - siku di C!

PG = √(𝑃𝐶)2 + (𝐶𝐺)2

=√(4√2)2 + (8)2

=√32 + 64

=√96 = √(16)(6) = 4√6

2. Diketahui balok ABCD.EFGH sebagai berikut :


Jika panjang diagonal 𝐴𝐹 = 2√5 cm, maka luas bidang diagonal ACGE adalah
. . . 𝑐𝑚2
43

𝐴𝐶 = √𝐴𝐵 2 + 𝐴𝐷2

= √42 + 32

= √25

= 5 𝑐𝑚

𝐴𝐸 = √𝐴𝐹 2 − 𝐴𝐵 2

2
= √2√5 − 42

= √20 − 16

= 2 𝑐𝑚

Luas bidang 𝐴𝐶𝐺𝐸 = 𝐴𝐶. 𝐴𝐸

=5 ×2

= 10

Jadi, luas bidang ACGE adalah 10 𝑐𝑚2

3. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang sisi 6 cm, dan titik P merupakan
titik potong diagonal EG dan FH. Jarak antara titik B dan titik P adalah...
Soal UN
Penyelesaian :
44

Perhatikan segitiga BFP siku-siku di F

1
Panjang 𝐵𝐹 = 6 𝑐𝑚, 𝐹𝑃 = 3√2 𝑐𝑚 (2 dari diagonal sisi kubus)

Sehingga,

𝐵𝑃 = √𝐵𝐹 2 + 𝐹𝑃2 (menggunakan teorema phytagoras)

2
𝐵𝑃 = √62 + (3√2)

= √36 + 18

= √54

= 3√6

Jadi, jarak titik B ke tiik P adalah 3√6 cm

4. Diketahui T.ABCD limas beraturan. Panjang rusuk alas 12 cm, dan panjang
rusuk tegak 12√2 cm. Jarak A ke TC adalah ...
Soal SPMB/SNMPTN
Penyelesaian :

AC merupakan diagonal bidang dari persegi ABCD yang memiliki panjang sisi
12 cm maka AC = 12√2.
Perhatikan segitiga ACT sama sisi (AC=CT=TA) maka panang CE = 6√2 cm.
Dari segitiga AEC, siku-siku di E berlaku teorema Phytagoras:
AE = √𝐴𝐶 2 − 𝐶𝐸 2

= √(12√2)2 − (6√2)2
45

= √288 − 72
= √216
= 6√6
Jadi, jarak titik A ke garis TC adalah 6√6 cm.

5. Limas T.ABC pada gambar dibawah

Merupakan limas segitiga beraturan dan panjang AB= 12, jarak titik T ke AD
adalah......
Soal SPMB/SNMPTN
Penyelesaian :
Limas T.ABC beraturan maka, ABC sama sisi jadi, BD=6
Perhatikan segitiga ABD siku-siku di D sehingga :

𝐴𝐷 = √𝐴𝐵 2 − 𝐵𝐷2

= √122 − 62

= √144 − 36

= √108

= 6 √3

Titik O merupakan titik berat AOT maka :

2 2
AO = 3 AD = 3 6 √3 = 4 √3
46

Perhatikan AOT siku-siku di O sehingga :

TO = √𝐴𝑇 2 − 𝐴𝑂2

2
= √132 − (4 √3)

= √169 − 48

= √121 = 11

6. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjan rusuk 4. Jika I tengah-tengah


AB dan J tengah-tengah FG maka luas segitiga ICJ sama dengan ...
Soal SPMB
Penyelesaian :

Perhatikan segitiga IBC :


IC2 = IB2 + BC2 → IC = √𝐼𝐵 2 + 𝐵𝐶 2
= √22 + 42
= √20
= 2√5
Panjang CJ = IC = 2√5
Misal dibuat segitiga IJB , siku-siku di B maka:
IJ2 = JB2 + IB2 (JB = JC)

→ IJ = √(2√5)2 + 22 = √20 + 4 = √24 = 2√6

Segitiga ICB merupakan segitiga sama kaki maka titik P berada ditengah-
1
tengah IJ sehingga, IP = 2IJ = √6
47

Perhatikan segitiga ICP , siku-siku di P, maka:

PC2 = IC2 - IP2 → PC = √(2√5)2 − (√6)2

= √20 − 6
= √14
1
Sehingga luas segitiga ICJ = 2IJ × PC
1
= ×2√6 × √14
2

= √84
= 2√21

7. Diketahui limas beraturan T.ABCD dengan panjang rusuk 6 cm. Titik P pada
CT sehingga TP : PC = 2 : 1. Jarak P kebidang BDT adalah ...
Soal SNMPTN
Penyelesaian :

Panjang TC = 6 cm, TP: PC = 2 : 1 maka : TP = 4 cm dan PC = 2 cm.


Jarak P kebidang BDT adalah garis PG. Perhatikan segitiga TOC. Dengan
konsep kesebangunan maka :
𝑇𝑃 𝑃𝑄
= 𝑂𝐶
𝑇𝐶
4 𝑃𝐺
→ 6 = 3√2

→ PQ = 3√2

8. Diketahui sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4cm. Jarak titik
C kebidang AFH adalah…
48

Penyelesaian :

H G
A’ E A’ G
F
E
C’
C’

D C

A C
A B
Jarak C kebidang AFH

2 2 8
𝐶𝐶 ′ = 𝑎√3 = (4)√3 = √3
3 3 3

Anda mungkin juga menyukai