A. Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah kedudukan titik-titik pada bidang datar yang jaraknya
sama panjang dari suatu titik tertentu. Titik tertentu itu disebut titik pusat
lingkaran dan jarak yang sama tersebut disebut jari-jari lingkaran.
B. Persamaan Lingkaran
1. Persamaan Lingkaran dengan Pusat O(0,0) dan Jari-jari r
P(x0,y0)
O X
Misalkan titik P(x0,y0) adalah sembarang titik yang terletak pada lingkaran,
maka:
𝑶𝑷 = 𝒓
𝒙𝟎 𝟐 + 𝒚𝟎 𝟐 = 𝒓𝟐
Jadi, persamaan lingkaran yang berpusat di 𝑂(0,0) dengan jari-jari 𝑟 adalah
𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2
1
Contoh Soal
Tentukan persamaan jika diketahui :
a. Pusatnya O (0,0) dan berjari-jari 10
b. Pusatnya O(0,00 dan melalui (8,-15)
Penyelesaian :
x2 + y2 = r2
x2 + y2 = 102
x2 + y2 = 100
x2 + y2 = r2
x2 + y2 = 172
x2 + y2 = 289
Y
P ( x0,y0 )
M (a,b)
X
O
2
Jarak MP = r = jari –jari. Titik M (a,b) adalah pusat lingkaran. Andaikata P
(x0,y0) adalah titik yang terletak pada lingkaran, maka dengan menggunakan
definisi lingkaran didapat :
𝑴𝑷 = 𝒓
Contoh :
Tentukan:
a) koordinat titik pusat lingkaran
b) jari-jari lingkaran
c) persamaan lingkaran
Penyelesaian :
a) koordinat titik pusat lingkaran
pusat lingkaran terletak pada x = 5 dengan y = 6 sehingga koordinatnya
adalah (5, 6)
b) jari-jari lingkaran
sesuai gambar diatas, jari-jari lingkaran adalah 5 − 2 = 3
c) persamaan lingkaran
lingkaran dengan titik pusat di (a, b) dengan jari-jari r akan memiliki
persamaan berikut:
(x − a)2 + (y − b)2 = r2
3
dimana a = 5, dan b = 6, sehingga :
(x − 5)2 + (y − 6)2 = 32
(x − 5)2 + (y − 6)2 = 9
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2
⇔ 𝑥 2 − 2𝑎𝑥 + 𝑎2 + 𝑦 2 − 2𝑏𝑦 + 𝑏 2 − 𝑟 2 = 0
⇔ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑎𝑥 − 2𝑏𝑦 + 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 = 0
Misalkan :
Maka:
𝐴 = −2𝑎
1
𝑎=− 𝐴
2
𝐵 = −2𝑏
1
𝑏=− 𝐵
2
𝐶 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2
𝑟 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝐶
𝑟 = √𝑎2 + 𝑏 2 − 𝐶
1 2 1 2
√
𝑟 = (− 𝐴) + (− 𝐵) − 𝐶
2 2
4
1 1
𝑟 = √ 𝐴2 + 𝐵 2 − 𝐶
4 4
𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑎𝑥 − 2𝑏𝑦 + 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 = 0
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
Contoh :
Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran di bawah ini
a. x2 + y2 -2x + 8y – 8 = 0
b. 4x2 + 4y2 – 8x + 24y – 60 = 0
Penyelesaian :
a. Dari persamaan diatas diperoleh :
A = -2, B = 8, C = 8
Untuk mencari titik pusat digunakan rumus :
1 1
Pusat (P) = − 2 𝐴, − 2 𝐵
1 1
= − 2 (−2), − (8)
2
= ( 1, -4)
Sedangkan untuk mencari nilai r digunakan rumus :
1 2 1 2
Jari-jari (r) = √(− 𝐴) + (− 𝐵) − 𝐶
2 2
5
x2 + y2 + 2x + 6y – 39 = 0
Dari persamaan di atas diperoleh :
A = 2, B = 6, dan C = -39
Untuk mencari titik pusat digunakan rumus :
1 1
Pusat (P) = − 2 𝐴, − 2 𝐵
1 1
= − 2 (2), − 2 (6)
= (-1,-3)
Sedangkan untuk mencari nilai r digunakan rumus :
1 2 1 2
Jari-jari (r) = √(− 2 𝐴) + (− 2 𝐵) − 𝐶
= √(−1)2 + (−3)2 + 39
= √49 = 7
C. Kedudukan Titik terhadap Lingkaran
1. Kedudukan titik terhadap lingkaran yang berpusat di 𝑂(0,0) dan jari-jari
𝑟 sebagai berikut:
𝑦
a. 𝑃(𝑥, 𝑦) terletak di dalam lingkaran
jika 𝑥 2 + 𝑦 2 < 𝑟 2
𝑟
𝑥
𝑃(𝑥, 𝑦)
b. 𝑦
𝑃(𝑥, 𝑦)
𝑃(𝑥, 𝑦)terletak pada lingkaran
𝑟
Jika𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2
𝑥
O
6
c.
𝑦
𝑃(𝑥, 𝑦)
𝑥 Jika 𝑥 2 + 𝑦 2 > 𝑟 2
a.
Y
b.
𝑌
𝑃(𝑥, 𝑦) 𝑃(𝑥, 𝑦) terletak pada lingkaran
𝑀(𝑎, 𝑏) jika :
𝑀(𝑎, 𝑏)
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2
r
𝑋
𝑌
7
c.
𝑃(𝑥, 𝑦)
a. Cara 1:
Menentukan kedudukan garis 𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 terhadap
lingkaran dengan pusat 𝑀 dan jari-jari 𝑟 = 𝑀𝑃. Titik 𝑃 adalah titik
potong antara garis yang melalui pusat 𝑀 dan tegak lurus dengan garis
𝑔 dengan lingkaran.
8
1) Garis yang memotong lingkaran
𝑃 Perhatikan gambar disamping:
Garis 𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0
𝐴 𝐶 𝐵 𝑔
memotong lingkaran yang
berpusat di 𝑀 dengan jari-jari
𝑀𝑃 jika 𝑀𝑄 < 𝑀𝑃.
𝑀
Titik 𝑄 adalah titik potong
garis 𝑔 dengan garis yang
melalui 𝑀 dan tegak lurus
dengan garis 𝑔.
9
b. Cara 2:
Selain menggunakan cara 1, kedudukan garis 𝑔 ≡ 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
terhadap lingkaran 𝐿 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝑐 = 0 dapat kita
ketahui dengan mensubstitusikan persamaan garis 𝑔 ke lingkaran 𝐿
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝑐 = 0
𝑥 2 + (𝑚𝑥 + 𝑛)2 + 𝐴𝑥 + 𝐵(𝑚𝑥 + 𝑛) + 𝑐 = 0
𝑥 2 + 𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑚𝑥 + 𝐵𝑛 + 𝑐 = 0
𝑥 2 + 𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑚𝑥 + 𝑛2 + 𝐵𝑛 + 𝑐 = 0
(1 + 𝑚2 )𝑥 2 + (2𝑚𝑛 + 𝐴 + 𝐵𝑚)𝑥 + (𝑛2 + 𝐵𝑛 + 𝑐) = 0
10
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 1
𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 + 𝐴(𝑥 + 𝑥1 )
2
1
+ 𝐵(𝑦 + 𝑦1 ) + 𝐶
2
=0
Rumus di atas hanya berlaku untuk Persamaan Garis Singgung melalui titik
pada lingkaran.
11
Jawab
Persamaan 1 : 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
𝑦 − 1 = 𝑚 (𝑥 − 7)
𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1
Persamaan 2 : 𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 5√1 + 𝑚2
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 5√1 + 𝑚2 → 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1
5√1 + 𝑚2 = 7𝑚 + 1
25(1 + 𝑚2 ) = 49𝑚2 − 14𝑚 + 1
25 + 25𝑚2 = 49𝑚2 − 14𝑚 + 1
24 − 14 − 24 = 0
(4𝑚 + 3)(3𝑚 − 4) = 0
3 4
𝑚1 = − 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑚2 =
4 3
Persamaan Garis singgung 1
𝑚1 = 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1
3 3
𝑦 = − 4 𝑥 − 7 (− 4) + 1
4𝑦 = −3𝑥 + 21 + 4
3𝑥 + 4𝑦 = 25
Persamaan Garis singgung ke 2
𝑚2 = 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1
4 4
𝑦 = 3 𝑥 − 7 (3) + 1
3𝑦 = 4𝑥 − 28 + 3
4𝑥 − 3𝑦 = 25
12
Contoh Soal
1. Tentukan persamaan lingkaran dengan pusat O(0,0) dengan jari – jari:
a. 5 b. 10 c. 8
Jawab :
a. 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25
b. 𝑥 2 + 𝑦 2 = 100
c. 𝑥 2 + 𝑦 2 = 6
Jawab :
a. 𝑟 = √12 = 2√3
b. 𝑟 = √49 = 7
4. Tentukan pusat dan jari – jari lingkaran jika persamaan lingkarannya adalah :
a. 𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑥 + 8𝑦 − 23 = 0
b. 𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑦 − 24 = 0
Jawab :
a. 𝐴 = −10, 𝐵 = 8 𝑑𝑎𝑛 𝐶 = −23
1 1
𝑃𝑢𝑠𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃 = (− 𝐴, − 𝐵) = (5, −4)
2 2
1 1
𝑗𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑎𝑘𝑟𝑎𝑛 𝑅 = √ 𝐴2 + 𝐵2 − 𝐶
4 4
1 1
𝑅 = √ (−10)2 + 8 + 23
4 4
= √25 + 16 + 23
13
= √64 = 8
1 1
𝑃𝑢𝑠𝑎𝑡 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃 = (− 𝐴, − 𝐵) = (0,5)
2 2
1 1
𝐽𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑅 = √ 𝐴2 + 𝐵2 − 𝐶
4 4
1 1
= √ 02 + (−10)2 + 24
4 4
= √0 + 25 + 24 = √49 = 7
14
6. Carilah koordinat titik potong garis 𝑔 ≡ 𝑥 − 𝑦 − 4 = 0 dengan lingkaran
𝐿 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 8𝑥 − 2𝑦 + 12 = 0.
Penyelesaian :
𝑥 2 + (𝑥 − 4)2 − 8𝑥 − 2(𝑥 − 4) + 12 = 0
𝑥 2 + (𝑥 2 − 8𝑥 + 16) − 8𝑥 − 2𝑥 + 8 + 12 = 0
𝑥 2 + 𝑥 2 − 8𝑥 + 16 − 8𝑥 − 2𝑥 + 8 + 12 = 0
2𝑥 2 − 18𝑥 + 36 = 0
𝑥 2 − 9𝑥 + 18 = 0
(𝑥 − 3)(𝑥 − 6) = 0
Sehingga :
𝑥 − 3 = 0 𝑥 = 3 atau (𝑥 − 6) = 0𝑥 = 6
Untuk 𝑥 = 3, diperolrh 𝑦 = 3 − 4 = −1. Titik potongnya 𝐴(3, −1)
Untuk 𝑥 = 6, diperoleh 𝑦 = 6 − 4 = 2. Titik potongnya 𝐵(6,2)
Jadi, koordinat titik potong garis 𝑔 ≡ 𝑥 − 𝑦 − 4 = 0 dengan lingkaran 𝐿 ≡
𝑥 2 + 𝑦 2 − 8𝑥 − 2𝑦 + 12 = 0 adalah 𝐴(3, −1) dan 𝐵(6,2).
𝐵(−1,7) 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
(−1)2 + (7)2 + 𝐴(−1) + 𝐵(7) + 𝐶 = 0
1 + 49 − 𝐴 + 7𝐵 + 𝐶 = 0
−𝐴 + 7𝐵 + 𝐶 = −50……………(ii)
𝐶(0,5) 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
15
(0)2 + (5)2 + 𝐴(0) + 𝐵(5) + 𝐶 = 0
25 + 5𝐵 + 𝐶 = 0
5𝐵 + 𝐶 = −25…………………………………………(iii)
Eliminasi persamaan (i) dan (ii) diperoleh :
−4𝐴 + 7𝐵 + 𝐶 = −65
−𝐴 + 7𝐵 + 𝐶 = −50
−
-3A = -15
A = 5
Subsitusikan 𝐴 = 5 ke persamaan (i) diperoleh :
−4(5) + 7𝐵 + 𝐶 = −65
−20 + 7𝐵 + 𝐶 = −65
7𝐵 + 𝐶 = −45………………………………(iv)
Eliminasi persamaan (iii) dan (iv) diperoleh :
5𝐵 + 𝐶 = −25
7𝐵 + 𝐶 = −45
−
−2𝐵 = 20
𝐵 = −10
Subsitusikan 𝐵 = −30 ke persamaan (iii) diperoleh :
5(−10) + 𝐶 = −25
𝐶 = −25 + 50
𝐶 = 25
Sehingga persamaan lingkaran tersebut menjadi :
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
𝑥 2 + 𝑦 2 + 5𝑥 − 10𝑦 + 25 = 0
Jadi, persamaan lingkaran tersebut adalah 𝑥 2 + 𝑦 2 + 5𝑥 − 10𝑦 + 25 = 0.
16
2
𝑟 = √(𝑥𝑝 − 𝑥𝑟 )2 + (𝑦𝑝 − 𝑦𝑟 )
17
𝐿1 ≡ 𝑥2 + 𝑦2 = 9
𝐿2 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 6𝑥 − 6𝑦 + 9 = 0
−
6𝑥 + 6𝑦 − 18 = 0
𝑥+𝑦−3= 0
𝑦 = −𝑥 + 3
Subsitusikan 𝑦 = −𝑥 + 3 ke 𝑥 2 + 𝑦 2 − 9 = 0, diperoleh :
𝑥2 + 𝑦2 = 9
𝑥 2 + (−𝑥 + 3)2 = 9
𝑥 2 + 𝑥 2 − 6𝑥 + 9 = 9
2𝑥 2 − 6𝑥 = 0
𝑥 2 − 3𝑥 = 0
Nilai diskriminan persamaan kuadrat 𝑥 2 − 3𝑥 = 0 adalah
𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝐷 = (−3)2 − 4(1)(0)
𝐷=9
Nilai 𝐷 > 0, maka 𝐿1 dan 𝐿2 berpotongan di dua titik yang berbeda.
Dari 𝑥 2 − 3𝑥 = 0, diperoleh :
𝑥(𝑥 − 3) = 0
𝑥1 = 0 atau 𝑥2 = 3
Untuk 𝑥1 = 0, diperoleh 𝑦 = −(0) + 3 = 3 𝐴(0,3)
Untuk 𝑥2 = 3, diperoleh 𝑦 = −(3) + 3 = 0𝐵(3,0)
Jadi, koordinat titik potongnya adalah 𝐴(0,3) dan 𝐵(3,0).
Peyelesaian :
18
Maka:
(−5)2 + 𝑘 2 + 2(−5) − 5𝑘 − 21 = 0
→ 25 + 𝑘 2 − 10 − 5𝑘 − 21 = 0
→ 𝑘 2 − 5𝑘 − 6 = 0
→ (𝑘 − 6)(𝑘 + 1) = 0
→ 𝑘 = 6 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘 = −1
13. Jika 𝐴(1,3), 𝐵(7,5), maka persamaan lingkaran yang mempunyai diameter
𝐴𝐵 adalah….
Penyelesaian:
Titik pusat lingkaran:
1+7 3−5
𝑐=( , ) = (4, −1)
2 2
Panjang jari-jari 𝑅 = jarak titik A atau B ke titik pusat, yaitu:
√(4 − 1)2 + (−1 − 3)2 = √9 + 16 = 5
Jadi persamaan lingkaran dengan pusat 𝑃(4, −1) dan jari-jari 5 adalah:
(𝑥 − 4)2 + (𝑦 + 1)2 = 25
⇒ 𝑥 2 − 8𝑥 + 16 + 𝑦 2 + 2𝑦 + 1 = 0
⇒ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 8𝑥 + 2𝑦 − 8 = 0
19
DIMENSI TIGA
A. Pengantar Dimensi Tiga
Kita tahu bahwa dimensi itu tidak terbatas (dimensi-n). Namun
yangreal hanya sampai dimensi 3. Pada dimensi-1 memiliki panjang,
dimensi-2 memiliki panjang dan lebar, sedangkan dimensi-3 memiliki
panjang, lebar, dan tinggi. z
A A
B B
A C B
B C
C B
20
garis dengan huruf kecil. Misalnya: g, k, l, dan sebagainya. Garis
B
berdimensi satu.
l
A
3. Bidang
Himpunan titik yang mempunyai panjang dan luas, tetapi tidak
mempunyai volume. yang dimaksud bidang, adalah bidang datar. Notasi
bidang biasanya dengan huruf yunani. Bidang berdimensi dua.
D C
A B
H G
E F
D C
A B
1. Bidang gambar, yaitu bidang datar yang akan digunakan untuk
menggambar bangun ruang.
2. Bidang frontal, yaitu bidang yang sejajar dengan bidang gambar.
(Contoh: bidang ABFE dan DCGH).
21
3. Bidang orthogonal, yaitu bidang yang tegak lurus terhadap bidang
frontal. (Contoh: bidang ABCD dan EFGH adalah bidang orthogonal
orizontal, bidang ADHE dan BCGF adalah bidang orthogonal vertical).
4. Bidang proyeksi, yaitu besar perbandingan antara panjang garis
orthogonal pada panjang dan panjang garis orthogonal sebenarnya.
5. Sudut surut, yaitu sudut pada gambar yang dibentuk oleh garis frontal
horizontal arah ke kanan dengan garis orthogonal arah ke belakang yang
berpotongan. (Contoh: 𝜃 adalah sudut surut).
6. Garis orthogonal adalah garis yang letaknya tegak lurus pada bidang
frontal. Misalnya garis BC, AD, EH, dan FG.
7. Garis frontal adalah garis yang terletak pada bidang frontal.
.
.
A
A
.
B h
22
Sebagai contoh, simaklah gambar kubus ABCD.EFGH pada
gambar di bawah ini.
H . .G
E . .F
D . .C
. . g
A B
.
Segmen atau ruas garis AB sebagai wakil garis g.
Titik-titik sudut kubus yang terletak pada garis g adalah titik A dan
titik B.
Titik-titik sudut kubus yang berada di luar garis g adalah titik-titik
C, D, E, F, G, dan H.
b. Kedudukan Titik Terhadap Bidang
1) Titik Terletak pada Bidang
Jika titik A dapat dilalui oleh bidang , maka dikatakan titik A
terletak pada bidang . Perhatikan gambar berikut.
.A
A
23
Sebagai contoh, simaklah gambar kubus ABCD.EFGH pada
gambar di bawah ini.
H . .G
E . .F
D U . .C
. .
A B
Bidang DCGH sebagai wakil bidang U.
Titik-titik sudut kubus yang terletak pada bidang U adalah titik C, D,
G, dan H.
Titik-titik sudut kubus yang berada di luar bidang U adalah titik-titik
A, B, F, dan E.
24
2) Dua Garis Sejajar
Dua buah garis g dan h dikatakan sejajar, jika kedua garis itu
terletak pada sebuah bidang dan tidak mempunyai satupun titik
persekutuan. Dapat diilustrasikan dengan gambar berikut.
g
h.
.
3) Dua Garis Bersilangan
Dua buah garis g dan h dikatakan bersilangan (tidak berpotongan
dan tidak sejajar) jika kedua garis itu tidak terletak pada sebuah
bidang. Jika garis g terletak pada bidang dan garis h di luar
bidang .
Garis hmenembus bidang di titik A, sedangkan titik A tidak
terletak pada garis g. Dalam hal demikian, dikatakan garis g dan
garis h bersilangan. Dapat dilustrasikan dengan gambar berikut.
h
A
.
g
H . .G
E . .F
D . .C
. . g
A B
.
25
Rusuk AB sebagai wakil garis g.
Rusuk-rusuk kubus yang berpotongan dengan garis g adalah AD,
AE, BC, dan BF.
Rusuk-rusuk kubus yang sejajar dengan garis g adalah DC, EF,
dan HG.
Rusuk-rusuk kubus yang bersilangan dengan garis g adalah CG,
DH, dan FG.
Rusuk yang berimpit dengan garis g adalah AB.
g
. .
B
A .
26
3) Garis Memotong atau Menembus Bidang
Sebuah garis k dikatakan memotong atau menembus bidang , jika
garis k dan bidang hanya mempunyai sabuah titik prsekutuan. Titik
persekutuan itu disebut titik potong atau titik tembus. Pada ilustrasi
berikut, titik tembusnya ditandai dengan titik A.
.
A
H . .G
E . .F
D . .C
U . .
A B
Rusuk-rusuk kubus yang terletak pada bidang U adalah rusuk-rusuk
AB, AD, BC, dan CD.
Rusuk-rusuk kubus yang sejajar dengan bidang U adalah rusuk-
rusuk EF, EH, FG, dan GH.
Rusuk-rusuk kubus yang memotong atau menembus bidang U
adalah rusuk-rusuk EA, FB, GC, dan HD.
3. Kedudukan Bidang Terhadap Bidang Lain
Kemungkinan kedudukan sebuah bidang terhadap bidang lain dalam
sebuah bangun ruang adalah berimpit, sejajar, atau berpotongan.
a. Dua Bidang Berimpit
27
Bidang dan bidang daikatakan berimpit, jika setiap titik yang terletak
pada bidang juga terletak pada bidang atau sebaliknya. Dapat
diilustrasikan dengan gambar berikut.
28
Sebagai contoh, simaklah gambar kubus ABCD.EFGH pada gambar di
bawah ini.Bidang alas ABCD sebagai wakil bidang U.
H . .G
E . .F
D . .C
. U .
A B
Bidang sisi kubus yang berimpit dengan bidang U adalah bidang sisi
ABCD.
Bidang sisi kubus yang sejajar dengan bidang U adalah bidang sisi
EFGH.
Bidang-bidang sisi kubus yang berpotongan dengan bidang U adalah
bidang-bidang sisi ABFE, BCGF, CDHG, dan ADHE.
29
3. Jarak antara titik dengan bidang
Jarak antara titik dengan bidang adalah panjang garis tegak lurus dari
titik kebidang atau panjang garis lurus dari titik ke titik proyeksinya pada
bidang.
Jarak antara T dan bidang di tunjukkan oleh garis m yang tegak lurus
bidang α atau panjang ruas garis TT’.
30
5. Jarak Dua Garis Bersilangan
Misalkan diketahui garis g dan garis h sejajar. Jarak antara garis g dan garis
h yang bersilangan dapat digambarkan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Buatlah garis g’ sejajar garis g sehingga memotong garis h. Garis
g’ dan h membentuk bidang α
Buatlah garis k yang tegak lurus terhadap g’ dan h. Garis k dan h
membentuk bidang β dan bidang β ditembus oleh garis g di titik P
Buatlah garis melalui P dan sejajar garis k sehingga memotong
garis h dititik Q
PQ tegak lurus terhadap garis g dan juga terhadap garis h, sehingga
panjang garis PQ ditetapkan sebagai jarak garis g dan garis h yang
bersilangan.
31
7. Jarak Dua Bidang Sejajar
Misalkan bidang α sejajar dengan bidang β. Jarak antara bidang α dan
bidang β yang sejajar itu dapat digambarkan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
Ambil sebarang titik P pada garis α
Buatlah garis k yang melalui titik P dan tegak luru bidang β
Garis k memotong atau menembus bidang β dititik Q
Panjang ruas garis PQ ditetapkan sebagai jarak antara bidang α
dan bidang β yang sejajar
Cara menentukan besar sudut antara dua garis yang berpotongan dan sudut
antara dua garis yang bersilangan yaitu :
32
berpotongan dapat digambarkan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
Ambil sebarang titik A pada garis g dan sebarang titik B pada garis h
Besarkan sudut APB ditetapkan sebagai ukuran sudut antara garis g
dan garis h yang berpotongan
b. Sudut antara Dua Garis Bersilangan
Besar sudut antara dua garis yang bersilangan dapat ditentukan dengan
menggunakan pertolongan sifat sudut dalam geometri bidang datar. Sifat
yang dimaksud dikemukakan sebagai berikut
“ Dua buah sudut dikatakan sama besar, jika kaki-kaki kedua sudut itu
sejajar dan searah”
Misalkan diketahui garis g dan garis h bersilangan. Garis g menembus
bidang α di P dan garis h terletak pada bidang α. Sudut garis g dan garis
h yang bersilangan itu dapat digambarkan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
Ambil sebarang titik O pada bidang α
Melalui titik O, buatlah garis g’ sejajar dengan garis g dan garis h’
sejajar dengan garis h
Sudut yang dibentuk oleh garis g’ dan garis h’ ditetapkan sebagai
ukuran besar sudut antara garis g dan garis h yang bersilangan
2. Sudut antara Garis dan Bidang
Langkah menentukan sudut antara garis g dan bidang α:
Proyeksikan garis g pada bidang v (garis g’)
Sudu antara garis g dan bidang v adalah sudut antara garis g dan garis g’
H G
E F
D C
A B
33
3. Sudut antara Bidang dan Bidang
Langkah mencari sudut antara bidang u dan bidang v :
Tentukan garis potong (garis g) antara bidang u dan bidang v
Buat garis dari masing-masing bidang u dan bidang v (garis m dan garis
n) yang tegak lurus garis g dan pertemukan dalam satu titik
Θ adalah sudut antara bidang u dan bidang v
Untuk menggambarkan bidang irisan secara garis besar adalah dengan cara
menggunakan bantuan bidang diagonal bangun ruang dan menggunakan
sumbu afnitasi, serta yang harus diketahui terlebih dahulu adalah tiga titik
yang terletak pada bangun ruang yang dilalui oleh bidang.
Contoh :
34
1. Buat garis diagonal pada bidang ABCD dan bidang EFGH
Langkah-langkah :
35
3. Buat garis melalui ML sehingga memotong rusuk GH di titik U dan
rusuk CG dititik T
36
Contoh soal
Penyelesaian :
𝐵𝐷 = √𝐴𝐵 2 + 𝐴𝐷2
= √42 + 32
= √25
= 5 cm
𝐵𝐻 = √𝐵𝐷 2 + 𝐷𝐻 2
= √52 + 122
= √169
= 13 𝑐𝑚
37
2. Diketahui balok ABCD.EFGH sebagai berikut :
Jika panjang diagonal 𝐴𝐹 = 2√5 cm, maka luas bidang diagonal ACGE
adalah . . . 𝑐𝑚2
𝐴𝐶 = √𝐴𝐵 2 + 𝐴𝐷2
= √42 + 32
= √25
= 5 𝑐𝑚
𝐴𝐸 = √𝐴𝐹 2 − 𝐴𝐵 2
2
= √2√5 − 42
= √20 − 16
= 2 𝑐𝑚
=5 ×2
= 10
38
3. Diketahui limas TABCD berikut ini:
Sudut antara bidang TAB dan bidang alas ABCD adalah α, nilai sin α = ....
Penyelesaian :
Dari gambar diatas diketahui bahwa sudut α sama dengan sudut TPO,
sehingga sin α = sin sudut TPO
𝑇𝑃 = √𝑇𝐴2 − 𝐴𝑃2
= √52 − 32
39
= √16
= 4 𝑐𝑚
𝑇𝑂 = √𝑇𝑃2 − 𝑂𝑃2
= √42 − 32
= √7
𝑇𝑂
Selanjutnya, sin αsin 𝛼 = 𝑇𝑃
√7
=
4
1
= √7
4
4. Suatu bidang P.ABC memiliki alas berupa segitiga sama sisi dan PA tegak
lurus alas. Jika 𝐴𝐵 = 4 𝑐𝑚dan 𝑃𝐴 = 2√3𝑐𝑚 maka besar sudut antara bidang
ABC dengan bidang PBC adalah . . .
Penyelesaian :
40
Untuk menentukan besar sudut α terlebih dulu akan ditentukan nilai tan α
𝐴𝑂 = √𝐴𝐵 2 − 𝐵𝑂2
= √42 − 22
= √12
= 2√3
𝑇𝐴
Selanjutnya, tan 𝛼 = 𝐴𝑂
2√3
=
2√3
=1
5. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang sisi 6 cm, dan titik P merupakan
titik potong diagonal EG dan FH. Jarak antara titik B dan titik P adalah...
Penyelesaian :
Sehingga,
41
𝐵𝑃 = √𝐵𝐹 2 + 𝐹𝑃2 (𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑚𝑎 𝑝ℎ𝑦𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑎𝑠)
2
𝐵𝑃 = √62 + (3√2)
= √36 + 18
= √54
= 3√6
6. Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm, titik P adalah tepat
ditengah CG, tentukan jarak titik C ke garis AP!
Pembahasan:
Posisi titik C dan garis AP pada kubus sebagai berikut:
42
7. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Jarak titik G ke
diagonal BE adalah….
Pembahasan:
Sketsa kubusnya dulu, beri nama titik-titik sudutnya. Diberi tanda titik dan
garis yang hendak dicari jaraknya.
Pada segitiga BGE, EB sama panjangnya dengan BG, sama juga dengan GE
yaitu 6√2 (dapatnya dari rumus langsung diagonal sisi). Karena sama sisi,
maka garis x tegak lurusnya akan di tengah-tengah garis EB. Terapkan
pythagoras untuk segitiga BGJ untuk mendapat panjang x:
43
Metode kedua, bisa juga dengan penggunaan setengah luas segitiga, seperti
beberapa soal terdahulu. Namun di sini perlu digunakan rumus luas segitiga
yang ada sinusnya, karena diketahui dua sisi dan sudut diantaranya, tengok
catatan jika lupa. Misal perlu sudutnya, ∠E = ∠B = ∠ G = 60°karena sama
sisi:
44
dan juga tinggi limas TP
Pembahasan:
45
Perhatikan segitiga DCR!
6x = 24 + 4x
2x = 24
x = 12
V1 = ⅓ × La × t
= ⅓ × L ΔACD × DR
= ⅓ × ½ . 6 . 6 × 18
= 108
46
V2 = ⅓ × La × t
= ⅓ × L ΔPQH × HR
= ⅓ × ½ . 4 . 4 × 12
= 32
47