Anda di halaman 1dari 47

Lingkaran

A. Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah kedudukan titik-titik pada bidang datar yang jaraknya
sama panjang dari suatu titik tertentu. Titik tertentu itu disebut titik pusat
lingkaran dan jarak yang sama tersebut disebut jari-jari lingkaran.

B. Persamaan Lingkaran
1. Persamaan Lingkaran dengan Pusat O(0,0) dan Jari-jari r

P(x0,y0)

O X

Misalkan titik P(x0,y0) adalah sembarang titik yang terletak pada lingkaran,
maka:
𝑶𝑷 = 𝒓

√(𝒙𝟎 − 𝟎)𝟐 + (𝒚𝟎 − 𝟎)𝟐 = 𝒓

(𝒙𝟎 − 𝟎)𝟐 + (𝒚𝟎 − 𝟎)𝟐 = 𝒓𝟐

𝒙𝟎 𝟐 + 𝒚𝟎 𝟐 = 𝒓𝟐
Jadi, persamaan lingkaran yang berpusat di 𝑂(0,0) dengan jari-jari 𝑟 adalah
𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2

1
Contoh Soal
Tentukan persamaan jika diketahui :
a. Pusatnya O (0,0) dan berjari-jari 10
b. Pusatnya O(0,00 dan melalui (8,-15)
Penyelesaian :

a.Pusatnya O (0,0) dan berjari-jari 10 ,adalah

x2 + y2 = r2
x2 + y2 = 102
x2 + y2 = 100

Jadi, persamaan lingkarannya adalah x2 + y2 = 100

b. Pusatnya O(0,00 dan melalui (8,-15), adalah

x2 + y2 = r2
x2 + y2 = 172
x2 + y2 = 289

jadi, persamaan lingkarannya adalah x2 + y2 = 289

2. Persamaan Lingkaran dengan Pusat M(a,b) dan Jari-jari r

Y
P ( x0,y0 )

M (a,b)

X
O

2
Jarak MP = r = jari –jari. Titik M (a,b) adalah pusat lingkaran. Andaikata P
(x0,y0) adalah titik yang terletak pada lingkaran, maka dengan menggunakan
definisi lingkaran didapat :

𝑴𝑷 = 𝒓

√(𝒙𝟎 − 𝒂)𝟐 + (𝒚𝟎 − 𝒃)𝟐 = 𝒓

(𝒙𝟎 − 𝒂)𝟐 + (𝒚𝟎 − 𝒃)𝟐 = 𝒓𝟐

Jadi, persamaan lingkaran yang berpusat di 𝑀(𝑎, 𝑏) dan jari-jari


𝑟 adalah (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2

Contoh :

Diberikan sebuah lingkaran seperti gambar berikut!

Tentukan:
a) koordinat titik pusat lingkaran
b) jari-jari lingkaran
c) persamaan lingkaran

Penyelesaian :
a) koordinat titik pusat lingkaran
pusat lingkaran terletak pada x = 5 dengan y = 6 sehingga koordinatnya
adalah (5, 6)
b) jari-jari lingkaran
sesuai gambar diatas, jari-jari lingkaran adalah 5 − 2 = 3
c) persamaan lingkaran
lingkaran dengan titik pusat di (a, b) dengan jari-jari r akan memiliki
persamaan berikut:
(x − a)2 + (y − b)2 = r2

3
dimana a = 5, dan b = 6, sehingga :
(x − 5)2 + (y − 6)2 = 32
(x − 5)2 + (y − 6)2 = 9

3. Persamaan Umum Lingkaran


Pada pembahasan sebelumnya kita telah memperoleh persamaan lingkaran
yang berpusat di (𝑎, 𝑏) dengan jari-jari 𝑟, yaitu :

(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 . Jika bentuk ini diuraikan, maka diperoleh:

(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2

⇔ 𝑥 2 − 2𝑎𝑥 + 𝑎2 + 𝑦 2 − 2𝑏𝑦 + 𝑏 2 − 𝑟 2 = 0

⇔ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑎𝑥 − 2𝑏𝑦 + 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 = 0

Misalkan :

𝐴 = −2𝑎, 𝐵 = −2𝑏, dan 𝐶 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2

Maka:

 𝐴 = −2𝑎
1
𝑎=− 𝐴
2

 𝐵 = −2𝑏
1
𝑏=− 𝐵
2

 𝐶 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2
𝑟 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝐶

𝑟 = √𝑎2 + 𝑏 2 − 𝐶

1 2 1 2

𝑟 = (− 𝐴) + (− 𝐵) − 𝐶
2 2

4
1 1
𝑟 = √ 𝐴2 + 𝐵 2 − 𝐶
4 4

Persamaan lingkaran menjadi:

𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑎𝑥 − 2𝑏𝑦 + 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 = 0
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0

Persamaan ini disebut bentuk umum persamaan lingkaran yang berpusat di


1 1 1 1
𝑃(− 2 𝐴 , − 2 𝐵) dengan jari-jari 𝑟 = √4 𝐴2 + 4 𝐵 2 − 𝐶

Contoh :
Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran di bawah ini
a. x2 + y2 -2x + 8y – 8 = 0
b. 4x2 + 4y2 – 8x + 24y – 60 = 0
Penyelesaian :
a. Dari persamaan diatas diperoleh :
A = -2, B = 8, C = 8
Untuk mencari titik pusat digunakan rumus :
1 1
Pusat (P) = − 2 𝐴, − 2 𝐵
1 1
= − 2 (−2), − (8)
2

= ( 1, -4)
Sedangkan untuk mencari nilai r digunakan rumus :
1 2 1 2
Jari-jari (r) = √(− 𝐴) + (− 𝐵) − 𝐶
2 2

= √(1)2 + (−4)2 − (−8)


= √25 = 5
b. 4x2 + 4y2 – 8x + 24y – 60 = 0
Karena persamaan umum lingkaran berbentuk 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 +
𝐵𝑦 + 𝐶 = 0, untuk mengubahnya kita harus membagi persamaan
itu dengan 4 menjadi :

5
x2 + y2 + 2x + 6y – 39 = 0
Dari persamaan di atas diperoleh :
A = 2, B = 6, dan C = -39
Untuk mencari titik pusat digunakan rumus :
1 1
Pusat (P) = − 2 𝐴, − 2 𝐵
1 1
= − 2 (2), − 2 (6)

= (-1,-3)
Sedangkan untuk mencari nilai r digunakan rumus :

1 2 1 2
Jari-jari (r) = √(− 2 𝐴) + (− 2 𝐵) − 𝐶

= √(−1)2 + (−3)2 + 39
= √49 = 7
C. Kedudukan Titik terhadap Lingkaran
1. Kedudukan titik terhadap lingkaran yang berpusat di 𝑂(0,0) dan jari-jari
𝑟 sebagai berikut:
𝑦
a. 𝑃(𝑥, 𝑦) terletak di dalam lingkaran

jika 𝑥 2 + 𝑦 2 < 𝑟 2
𝑟

𝑥
𝑃(𝑥, 𝑦)

b. 𝑦
𝑃(𝑥, 𝑦)
𝑃(𝑥, 𝑦)terletak pada lingkaran
𝑟
Jika𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2
𝑥
O

6
c.
𝑦

𝑃(𝑥, 𝑦)

𝑟 𝑃(𝑥, 𝑦)terletak diluar lingkaran

𝑥 Jika 𝑥 2 + 𝑦 2 > 𝑟 2

2. Kedudukan titik terhadap lingkaran yang berpusat di 𝑀(𝑎, 𝑏) dan jari-jari


𝑟:

a.
Y

𝑃(𝑥, 𝑦) terletak di dalam lingkaran


𝑀(𝑎, 𝑏) jika :
𝑀(𝑎, 𝑏)
r (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 < 𝑟 2
𝑃(𝑥, 𝑦)

b.
𝑌
𝑃(𝑥, 𝑦) 𝑃(𝑥, 𝑦) terletak pada lingkaran
𝑀(𝑎, 𝑏) jika :

𝑀(𝑎, 𝑏)
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2
r

𝑋
𝑌

7
c.

𝑃(𝑥, 𝑦)

𝑃(𝑥, 𝑦) terletak diluar lingkaran


𝑀(𝑎, 𝑏) jika :
𝑀(𝑎, 𝑏)
r (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 > 𝑟 2

3. Kedudukan titik terhadap lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 posisi


sembarang titik 𝑃(𝑥, 𝑦) pada lingkaran dengan persamaan
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 adalah :

a. Jika titik 𝑃(𝑥, 𝑦) terletak di dalam lingkaran, maka:


𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 < 0

b. Jika titik 𝑃(𝑥, 𝑦) terletak pada lingkaran, maka:


𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0

c. Jika titik 𝑃(𝑥, 𝑦) terletak di luar lingkaran, maka:


𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 > 0

4. Kedudukan Garis Terhadap Suatu Lingkaran

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana


kedudukan garis terhadap suatu lingkaran. Garis dapat menyinggung
lingkaran, memotong lingkaran di dua titik, atau bahkan tidak menyentuh
lingkaran (diluar lingkaran). Berikut adalah cara menentukan kedudukan
garis terhadap suatu lingkaran.

a. Cara 1:
Menentukan kedudukan garis 𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 terhadap
lingkaran dengan pusat 𝑀 dan jari-jari 𝑟 = 𝑀𝑃. Titik 𝑃 adalah titik
potong antara garis yang melalui pusat 𝑀 dan tegak lurus dengan garis
𝑔 dengan lingkaran.

8
1) Garis yang memotong lingkaran
𝑃 Perhatikan gambar disamping:
Garis 𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0
𝐴 𝐶 𝐵 𝑔
memotong lingkaran yang
berpusat di 𝑀 dengan jari-jari
𝑀𝑃 jika 𝑀𝑄 < 𝑀𝑃.
𝑀
Titik 𝑄 adalah titik potong
garis 𝑔 dengan garis yang
melalui 𝑀 dan tegak lurus
dengan garis 𝑔.

2) Garis yang menyinggung lingkaran

𝑄=𝑃 Perhatikan gambar disamping:


𝑔 Garis 𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0
menyinggung lingkaran yang
berpusat di 𝑀 dengan jari-jari
𝑀𝑃 jika 𝑀𝑄 = 𝑀𝑃
𝑀

3) Garis diluar lingkaran

Perhatikan gambar disamping:


Q (x2 , y2) Garis 𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0
𝑔
diluar lingkaran di 𝑀 dengan
jari-jari 𝑀𝑃 jika 𝑀𝑄 > 𝑀𝑃.
𝑃 Jari-jari 𝑀𝑃 diperoleh dari
persamaan lingkaran,
sementara 𝑀𝑄 diperoleh
dengan menggunkan rumus
M (x1 , y1)
jarak anatar titik 𝑀(𝑥1 , 𝑦1 )
dengan garis
𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0, yaitu :
𝑎𝑥1 + 𝑏𝑦1 + 𝑐
𝑀𝑄 = 𝑑 = | |
√𝑎2 + 𝑏 2

9
b. Cara 2:
Selain menggunakan cara 1, kedudukan garis 𝑔 ≡ 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
terhadap lingkaran 𝐿 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝑐 = 0 dapat kita
ketahui dengan mensubstitusikan persamaan garis 𝑔 ke lingkaran 𝐿
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝑐 = 0
𝑥 2 + (𝑚𝑥 + 𝑛)2 + 𝐴𝑥 + 𝐵(𝑚𝑥 + 𝑛) + 𝑐 = 0
𝑥 2 + 𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑚𝑥 + 𝐵𝑛 + 𝑐 = 0
𝑥 2 + 𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑚𝑥 + 𝑛2 + 𝐵𝑛 + 𝑐 = 0
(1 + 𝑚2 )𝑥 2 + (2𝑚𝑛 + 𝐴 + 𝐵𝑚)𝑥 + (𝑛2 + 𝐵𝑛 + 𝑐) = 0

Persamaan terakhir adalah persamaan kuadrat dengan tiga


kemungkinan deskriminan (𝐷), yaitu sebagai berikut:

1) 𝐷 > 0, maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar real,


misalkan 𝑥1 dan 𝑥2 . Jika 𝑥1 dan 𝑥2 disubstitusikan ke persamaan
garis 𝑔, maka diperoleh 𝑦1 dan 𝑦2 . Dengan demikian (𝑥1 , 𝑦1 ) dan
(𝑥2 , 𝑦2 ) merupakan dua titik potong lingkaran 𝐿 dengan garis 𝑔.
Jika 𝐷 > 0, garis memotong lingkaran di dua titik

2) 𝐷 = 0, maka persamaan kuadrat mempunyai satu akar real,


misalkan 𝑥1 dan 𝑥2 . Jika 𝑥1 di substitusikan ke persamaan garis 𝑔,
maka diperoleh 𝑦1 . Dengan demikian(𝑥1 , 𝑦1 ) satu-satunya titik
potong antara garis 𝑔 dengan lingkaran 𝐿. Artinya garis 𝑔 hanya
menyinggung lingkaran 𝐿.
Jika 𝐷 = 0, maka garis menyinggung lingkaran.

3) 𝐷 < 0, maka persamaan kuadrat tidak memiliki solusi. Artinya


garis tidak memotong atau menyinggung lingkaran 𝐿.
Jika 𝐷 < 0 maka garis diluar lingkaran.

D. Persamaan Garis Singgung Lingkaran


1. Persamaan Garis Singgung Melalui Satu titik pada Lingkaran
Rumus Persamaan Garis Singgung ini dapat dirangkum sebagai berikut:

Persamaan Lingkaran Persamaan Garis Singgung


𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2 𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 = 𝑟 2
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 (𝑥 − 𝑎)(𝑥1 − 𝑎) + (𝑦 − 𝑏)(𝑦1
− 𝑏) = 𝑟 2

10
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 1
𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 + 𝐴(𝑥 + 𝑥1 )
2
1
+ 𝐵(𝑦 + 𝑦1 ) + 𝐶
2
=0

Rumus di atas hanya berlaku untuk Persamaan Garis Singgung melalui titik
pada lingkaran.

2. Persamaan Garis Singgung Bergradien m


Rumus persamaan Garis singgung ini digunakan untuk mencari persamaan
garis singgung yang gradiennya diketahui, sejajar atau tegak lurus dengan
suatu garis atau unsure lain yang berhubungan dengan gradien. Rumus-
rumus yang dapat digunakan ialah

Persamaan Lingkaran Persamaan Garis Singgung


𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2 𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟√1 + 𝑚2
2 2 Ubah bentuk persamaan ke(𝑥 −
𝑥 + 𝑦 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 gunakan
rumus
𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟√1 + 𝑚2

3. Persamaan Garis Singgung Melalui Titik di Luar Lingkaran


Ada beberapa metode atau teknik untuk menyelesaikan masalah ini antara
lain: menggunakan rumus, menggunakan garis singgung bergradien m.
a. Menggunakan rumus
Rumus persamaan garis singgung lingkaran melalui titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) pada
lingkaran (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 adalah 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1) adalah
dengan
(𝑦1 − 𝑏)(𝑥1 − 𝑎) ± √(𝑦1 − 𝑏)2 + (𝑥1 − 𝑎)2 − 𝑟 2
𝑚=
(𝑥1 − 𝑎)2 − 𝑟 2

b. Menggunakan rumus persamaan garis singgung bergradien m


Teknik ini menggunakan kesamaan garis dari dua persamaan, persamaan
1 (satu) adalah garis melalui 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan persamaan 2 (dua) adalah
persamaan garis singgng bergradien m.
Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran, 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25 yang
malalui (7,1)

11
Jawab
Persamaan 1 : 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
𝑦 − 1 = 𝑚 (𝑥 − 7)
𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1

Persamaan 2 : 𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 5√1 + 𝑚2
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 5√1 + 𝑚2 → 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1

5√1 + 𝑚2 = 7𝑚 + 1
25(1 + 𝑚2 ) = 49𝑚2 − 14𝑚 + 1
25 + 25𝑚2 = 49𝑚2 − 14𝑚 + 1
24 − 14 − 24 = 0
(4𝑚 + 3)(3𝑚 − 4) = 0
3 4
𝑚1 = − 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑚2 =
4 3
Persamaan Garis singgung 1
𝑚1 = 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1
3 3
𝑦 = − 4 𝑥 − 7 (− 4) + 1

4𝑦 = −3𝑥 + 21 + 4
3𝑥 + 4𝑦 = 25
Persamaan Garis singgung ke 2
𝑚2 = 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1
4 4
𝑦 = 3 𝑥 − 7 (3) + 1

3𝑦 = 4𝑥 − 28 + 3
4𝑥 − 3𝑦 = 25

12
Contoh Soal
1. Tentukan persamaan lingkaran dengan pusat O(0,0) dengan jari – jari:
a. 5 b. 10 c. 8

Jawab :
a. 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25
b. 𝑥 2 + 𝑦 2 = 100
c. 𝑥 2 + 𝑦 2 = 6

2. Tentukan panjang jari – jari lingkaran apabila diketahui persamaannya :


a. 𝑥 2 + 𝑦 2 = 12
b. 𝑥 2 + 𝑦 2 = 49

Jawab :
a. 𝑟 = √12 = 2√3
b. 𝑟 = √49 = 7

3. Tentukan persamaan lingkaran dengan pusat M(5,2) dan jari jari 4.


Jawab :
(𝑥 − 5)2 + (𝑦 − 2)2 = 42
𝑥 2 − 10𝑥 + 25 + 𝑦 2 − 4𝑦 + 4 = 16
+𝑦 2 − 10𝑥 − 4𝑦 + 25 + 4 − 16 = 0
𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑥 − 4𝑦 + 13 = 0

4. Tentukan pusat dan jari – jari lingkaran jika persamaan lingkarannya adalah :
a. 𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑥 + 8𝑦 − 23 = 0
b. 𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑦 − 24 = 0

Jawab :
a. 𝐴 = −10, 𝐵 = 8 𝑑𝑎𝑛 𝐶 = −23
1 1
𝑃𝑢𝑠𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃 = (− 𝐴, − 𝐵) = (5, −4)
2 2
1 1
𝑗𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑎𝑘𝑟𝑎𝑛 𝑅 = √ 𝐴2 + 𝐵2 − 𝐶
4 4

1 1
𝑅 = √ (−10)2 + 8 + 23
4 4

= √25 + 16 + 23

13
= √64 = 8

b. 𝐴 = 0, 𝐵 = −10, 𝑑𝑎𝑛 𝐶 = −24

1 1
𝑃𝑢𝑠𝑎𝑡 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃 = (− 𝐴, − 𝐵) = (0,5)
2 2
1 1
𝐽𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑅 = √ 𝐴2 + 𝐵2 − 𝐶
4 4

1 1
= √ 02 + (−10)2 + 24
4 4

= √0 + 25 + 24 = √49 = 7

5. Tentukan nilai 𝑐 agar garis 𝑦 = 𝑥 + 𝑐 menyinggung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25


Penyelesaian :
𝑦 = 𝑥 + 𝑐 menyinggung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25, maka :
𝑥2 + 𝑦2 = 25 (subsitusikan 𝑦 = 𝑥 + 𝑐)
𝑥 2 + (𝑥 + 𝑐)2 = 25
𝑥 2 + 𝑥 2 + 2𝑐𝑥 + 𝑐 2 = 25
2𝑥 2 + 2𝑐𝑥 + 𝑐 2 − 25 = 0
Karena menyinggung lingkaran maka syarat nilai diskriminan
𝐷 =0
𝑏 2 − 4𝑎𝑐 =0
(2𝑐)2 − 2(2)(𝑐 2 − 25) =0
4𝑐 2 − 8𝑐 2 + 200 =0
−4𝑐 2 + 200 = 0
−4𝑐 2 = −200
𝑐2 = 50
𝑐 = √50
𝑐 = 5√2

Jadi, nilai 𝑐 agar garis 𝑦 = 𝑥 + 𝑐 menyinggung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25


adalah 5√2.

14
6. Carilah koordinat titik potong garis 𝑔 ≡ 𝑥 − 𝑦 − 4 = 0 dengan lingkaran
𝐿 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 8𝑥 − 2𝑦 + 12 = 0.
Penyelesaian :
𝑥 2 + (𝑥 − 4)2 − 8𝑥 − 2(𝑥 − 4) + 12 = 0
𝑥 2 + (𝑥 2 − 8𝑥 + 16) − 8𝑥 − 2𝑥 + 8 + 12 = 0
𝑥 2 + 𝑥 2 − 8𝑥 + 16 − 8𝑥 − 2𝑥 + 8 + 12 = 0
2𝑥 2 − 18𝑥 + 36 = 0
𝑥 2 − 9𝑥 + 18 = 0
(𝑥 − 3)(𝑥 − 6) = 0
Sehingga :
𝑥 − 3 = 0  𝑥 = 3 atau (𝑥 − 6) = 0𝑥 = 6
Untuk 𝑥 = 3, diperolrh 𝑦 = 3 − 4 = −1. Titik potongnya 𝐴(3, −1)
Untuk 𝑥 = 6, diperoleh 𝑦 = 6 − 4 = 2. Titik potongnya 𝐵(6,2)
Jadi, koordinat titik potong garis 𝑔 ≡ 𝑥 − 𝑦 − 4 = 0 dengan lingkaran 𝐿 ≡
𝑥 2 + 𝑦 2 − 8𝑥 − 2𝑦 + 12 = 0 adalah 𝐴(3, −1) dan 𝐵(6,2).

7. Tentukan persamaan lingkaran yang melalui titik 𝐴(−4,7), 𝐵(−1,7) dan


𝐶(0,5).
Penyelesaian :
Persamaan lingkaran tersebut 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
Karena lingkaran melalui tiga titik yang diketahui, maka:
𝐴(−4,7) 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
(−4)2 + (7)2 + 𝐴(−4) + 𝐵(7) + 𝐶 = 0
16 + 49 − 4𝐴 + 7𝐵 + 𝐶 = 0
−4𝐴 + 7𝐵 + 𝐶 = 0………………..(i)

𝐵(−1,7) 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
(−1)2 + (7)2 + 𝐴(−1) + 𝐵(7) + 𝐶 = 0
1 + 49 − 𝐴 + 7𝐵 + 𝐶 = 0
−𝐴 + 7𝐵 + 𝐶 = −50……………(ii)
𝐶(0,5) 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0

15
(0)2 + (5)2 + 𝐴(0) + 𝐵(5) + 𝐶 = 0
25 + 5𝐵 + 𝐶 = 0
5𝐵 + 𝐶 = −25…………………………………………(iii)
Eliminasi persamaan (i) dan (ii) diperoleh :
−4𝐴 + 7𝐵 + 𝐶 = −65
−𝐴 + 7𝐵 + 𝐶 = −50

-3A = -15
A = 5
Subsitusikan 𝐴 = 5 ke persamaan (i) diperoleh :
−4(5) + 7𝐵 + 𝐶 = −65
−20 + 7𝐵 + 𝐶 = −65
7𝐵 + 𝐶 = −45………………………………(iv)
Eliminasi persamaan (iii) dan (iv) diperoleh :
5𝐵 + 𝐶 = −25
7𝐵 + 𝐶 = −45

−2𝐵 = 20
𝐵 = −10
Subsitusikan 𝐵 = −30 ke persamaan (iii) diperoleh :
5(−10) + 𝐶 = −25
𝐶 = −25 + 50
𝐶 = 25
Sehingga persamaan lingkaran tersebut menjadi :
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
𝑥 2 + 𝑦 2 + 5𝑥 − 10𝑦 + 25 = 0
Jadi, persamaan lingkaran tersebut adalah 𝑥 2 + 𝑦 2 + 5𝑥 − 10𝑦 + 25 = 0.

8. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di titik 𝑃(0,0) dan melalui


titik 𝑅(3,2).
Penyelesaian :
Jari-jari = jarak titik 𝑃(0,0) ke titik 𝑅(3,2)

16
2
𝑟 = √(𝑥𝑝 − 𝑥𝑟 )2 + (𝑦𝑝 − 𝑦𝑟 )

= √(0 − 3)2 + (0 − 2)2


= √9 + 4
= √13
Bentuk umum persamaan lingkaran dengan titik pusat (0,0) dan jari-jari 𝑟
adalah :
𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2
2
𝑥 2 + 𝑦 2 = (√13)
𝑥 2 + 𝑦 2 = 13
Jadi, persamaan lingkaran tersebut adalah 𝑥 2 + 𝑦 2 = 13.

9. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran yang melalui titik (2,4)


dengan persamaan lingkaran (𝑥 − 1)2 + (𝑦 − 2)2 = 5.
Penyelesaian :
Titik (2,4) terletak pada lingkaran (𝑥 − 1)2 + (𝑦 − 2)2 = 5.
Sehingga persamaan garis singgungnya adalah :
(𝑥 − 𝑎)(𝑥1 − 𝑎) + (𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = 𝑟 2
(𝑥 − 1)(𝑥1 − 1) + (𝑦 − 2)(𝑦1 − 2) = 5
(𝑥 − 1)(2 − 1) + (𝑦 − 2)(4 − 2) = 5
(𝑥 − 1)1 + (𝑦 − 2)(2) = 5
(𝑥 − 1) + (2𝑦 − 4) = 5
𝑥 + 2𝑦 − 1 − 4 = 5
𝑥 + 2𝑦 = 10
Jadi, persamaan garis singgung lingkarannya adalah 𝑥 + 2𝑦 = 10.

10. Tentukan posisi dua lingkaran 𝐿1 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 = 9 dan𝐿2 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 6𝑥 −


6𝑦 + 9 = 0. Jika ada, tentukan koordinnat titik potong dan koordinat titik
singgungnya.
Penyelesaian :

17
𝐿1 ≡ 𝑥2 + 𝑦2 = 9
𝐿2 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 6𝑥 − 6𝑦 + 9 = 0

6𝑥 + 6𝑦 − 18 = 0
𝑥+𝑦−3= 0
𝑦 = −𝑥 + 3
Subsitusikan 𝑦 = −𝑥 + 3 ke 𝑥 2 + 𝑦 2 − 9 = 0, diperoleh :
𝑥2 + 𝑦2 = 9
𝑥 2 + (−𝑥 + 3)2 = 9
𝑥 2 + 𝑥 2 − 6𝑥 + 9 = 9
2𝑥 2 − 6𝑥 = 0
𝑥 2 − 3𝑥 = 0
Nilai diskriminan persamaan kuadrat 𝑥 2 − 3𝑥 = 0 adalah
𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝐷 = (−3)2 − 4(1)(0)
𝐷=9
Nilai 𝐷 > 0, maka 𝐿1 dan 𝐿2 berpotongan di dua titik yang berbeda.
Dari 𝑥 2 − 3𝑥 = 0, diperoleh :
𝑥(𝑥 − 3) = 0
𝑥1 = 0 atau 𝑥2 = 3
Untuk 𝑥1 = 0, diperoleh 𝑦 = −(0) + 3 = 3 𝐴(0,3)
Untuk 𝑥2 = 3, diperoleh 𝑦 = −(3) + 3 = 0𝐵(3,0)
Jadi, koordinat titik potongnya adalah 𝐴(0,3) dan 𝐵(3,0).

11. Soal SNMPTN

Jika titik (-5,k) terletak pada lingkaran


𝑥 2 + 𝑦 2 + 2𝑥 − 5𝑦 − 21 = 0

Maka nilai k adalah. . .

Peyelesaian :

Jika titik (-5,k) terletak pada lingkaran


𝑥 2 + 𝑦 2 + 2𝑥 − 5𝑦 − 21 = 0

18
Maka:

(−5)2 + 𝑘 2 + 2(−5) − 5𝑘 − 21 = 0

→ 25 + 𝑘 2 − 10 − 5𝑘 − 21 = 0

→ 𝑘 2 − 5𝑘 − 6 = 0

→ (𝑘 − 6)(𝑘 + 1) = 0

→ 𝑘 = 6 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘 = −1

12. Garis singgung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25 di titik (-3,4) menyinggung lingkaran


dengan pusat (10,5) dan jari-jari r. NIlai r = ….. (SNMPTN)
Pembahasan:
Garis singgung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25 di titik (-3,4) adalah −3𝑥 + 4𝑦 = 25
Jari-jarinya adalah jarak antara (10,5) ke garis −3𝑥 + 4𝑦 = 25, yaitu:
−3(10) + 4(5) − 25 −30 + 20 − 25 −35
𝑟=| |=| |=| |=7
√(−3)2 + 42 √9 + 16 5

Jadi, nilai r=7

13. Jika 𝐴(1,3), 𝐵(7,5), maka persamaan lingkaran yang mempunyai diameter
𝐴𝐵 adalah….
Penyelesaian:
Titik pusat lingkaran:
1+7 3−5
𝑐=( , ) = (4, −1)
2 2
Panjang jari-jari 𝑅 = jarak titik A atau B ke titik pusat, yaitu:
√(4 − 1)2 + (−1 − 3)2 = √9 + 16 = 5
Jadi persamaan lingkaran dengan pusat 𝑃(4, −1) dan jari-jari 5 adalah:
(𝑥 − 4)2 + (𝑦 + 1)2 = 25
⇒ 𝑥 2 − 8𝑥 + 16 + 𝑦 2 + 2𝑦 + 1 = 0
⇒ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 8𝑥 + 2𝑦 − 8 = 0

19
DIMENSI TIGA
A. Pengantar Dimensi Tiga
Kita tahu bahwa dimensi itu tidak terbatas (dimensi-n). Namun
yangreal hanya sampai dimensi 3. Pada dimensi-1 memiliki panjang,
dimensi-2 memiliki panjang dan lebar, sedangkan dimensi-3 memiliki
panjang, lebar, dan tinggi. z

B. Unsur-Unsur Dimensi Tiga


Unsur-unsur dalam bangun ruang, yaitu titik, garis, dan bidang.
ketiganya merupakan istilah dasar atau pengertian pangkal.
1. Titik
Sebuah titik hanya dapat ditentukan oleh letaknya, tetapi tidak
mempunyai ukuran (tidak berdimensi). Titik tidak memiliki panjang
maupun ketebalan. Bekas tusukan jarum, atau bekas ujung pensil di atas
kertas, dapat dipikirkan sebagai model fisik dari sebuah titik. Sebuah titik
dipresentasikan dengan sebuah noktah dan diberi nama dengan suatu
huruf kapital (A,B,C, dan sebagainya).

A A

B B
A C B
B C
C B

2. Garis (garis lurus)


Himpunan titik-titik yang mempunyai panjang, tetapi tidak mempunyai
luas atau volume. Yang dimaksud garis yaitu garis lurus. Notasi sebuah

20
garis dengan huruf kecil. Misalnya: g, k, l, dan sebagainya. Garis
B
berdimensi satu.

l
A

3. Bidang
Himpunan titik yang mempunyai panjang dan luas, tetapi tidak
mempunyai volume. yang dimaksud bidang, adalah bidang datar. Notasi
bidang biasanya dengan huruf yunani. Bidang berdimensi dua.

D C

A B

C. Istilah Bangun Ruang


Ada beberapa istilah penting yang sering digunakan dalam materi
dimensi tiga. Istilah-istilah berikut antara lain:

H G

E F

D C

A B
1. Bidang gambar, yaitu bidang datar yang akan digunakan untuk
menggambar bangun ruang.
2. Bidang frontal, yaitu bidang yang sejajar dengan bidang gambar.
(Contoh: bidang ABFE dan DCGH).

21
3. Bidang orthogonal, yaitu bidang yang tegak lurus terhadap bidang
frontal. (Contoh: bidang ABCD dan EFGH adalah bidang orthogonal
orizontal, bidang ADHE dan BCGF adalah bidang orthogonal vertical).
4. Bidang proyeksi, yaitu besar perbandingan antara panjang garis
orthogonal pada panjang dan panjang garis orthogonal sebenarnya.
5. Sudut surut, yaitu sudut pada gambar yang dibentuk oleh garis frontal
horizontal arah ke kanan dengan garis orthogonal arah ke belakang yang
berpotongan. (Contoh: 𝜃 adalah sudut surut).
6. Garis orthogonal adalah garis yang letaknya tegak lurus pada bidang
frontal. Misalnya garis BC, AD, EH, dan FG.
7. Garis frontal adalah garis yang terletak pada bidang frontal.

D. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang


Kedudukan titik, garis, dan bidang dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian,
yaitu:
1. Kedudukan Titik terhadap Garis dan Titik Terhadap Bidang
a. Kedudukan Titik Terhadap Garis
1) Titik Terletak pada Garis
Jika titik A dilalui oleh garis g, maka titik A dikatakan terletak pada
garis g. Perhatikan gambar berikut.
g

.
.
A
A

2) Titik di Luar Garis


Jika titik B tidak dilalui oleh garis h, maka titik B dikatakan berada
di luar garis h. Perhatikan gambar berikut.

.
B h

22
Sebagai contoh, simaklah gambar kubus ABCD.EFGH pada
gambar di bawah ini.

H . .G
E . .F
D . .C
. . g
A B
.
Segmen atau ruas garis AB sebagai wakil garis g.
 Titik-titik sudut kubus yang terletak pada garis g adalah titik A dan
titik B.
 Titik-titik sudut kubus yang berada di luar garis g adalah titik-titik
C, D, E, F, G, dan H.
b. Kedudukan Titik Terhadap Bidang
1) Titik Terletak pada Bidang
Jika titik A dapat dilalui oleh bidang , maka dikatakan titik A
terletak pada bidang . Perhatikan gambar berikut.

.A
A

2) Titik di Luar Bidang


Jika titik B tidak dapat dilalui oleh bidang , maka dikatakan titik B
berada di luar bidang . Perhatikan gambar berikut.
B .
A

23
Sebagai contoh, simaklah gambar kubus ABCD.EFGH pada
gambar di bawah ini.

H . .G
E . .F
D U . .C
. .
A B
Bidang DCGH sebagai wakil bidang U.
 Titik-titik sudut kubus yang terletak pada bidang U adalah titik C, D,
G, dan H.
 Titik-titik sudut kubus yang berada di luar bidang U adalah titik-titik
A, B, F, dan E.

2. Kedudukan Garis Terhadap Garis dan Garis Terhadap Bidang


a. Kedudukan Garis Terhadap Garis Lain
Kemungkinan kedudukan sebuah garis terhadap garis lain dalam sebuah
bangun ruang adalah berpotongan, sejajar, atau bersilangan.
1) Dua Garis Berpotongan
Dua buah garis g dan h dikatakan berpotongan, jika kedua garis itu
terletak pada sebuah bidang dan mempunyai sebuah titik persekutuan.
Dalam geometri bidang, titik persekutuan itu disebut titik potong
antara kedua garis. Jika dua garis berpotongan pada lebih dari satu
titik, maka kedua garis itu dikatakan berimpit. Dapat diilustrasikan
dengan gambar berikut.
h g h
.
A .
.
.
g
Garis g dan h berpotongan Garis g dan h berimpit
.

24
2) Dua Garis Sejajar
Dua buah garis g dan h dikatakan sejajar, jika kedua garis itu
terletak pada sebuah bidang dan tidak mempunyai satupun titik
persekutuan. Dapat diilustrasikan dengan gambar berikut.

g
h.

.
3) Dua Garis Bersilangan
Dua buah garis g dan h dikatakan bersilangan (tidak berpotongan
dan tidak sejajar) jika kedua garis itu tidak terletak pada sebuah
bidang. Jika garis g terletak pada bidang dan garis h di luar
bidang .
Garis hmenembus bidang di titik A, sedangkan titik A tidak
terletak pada garis g. Dalam hal demikian, dikatakan garis g dan
garis h bersilangan. Dapat dilustrasikan dengan gambar berikut.

h
A
.
g

Sebagai contoh, simaklah gambar kubus ABCD.EFGH pada


gambar di bawah ini.

H . .G
E . .F
D . .C
. . g
A B
.

25
Rusuk AB sebagai wakil garis g.
 Rusuk-rusuk kubus yang berpotongan dengan garis g adalah AD,
AE, BC, dan BF.
 Rusuk-rusuk kubus yang sejajar dengan garis g adalah DC, EF,
dan HG.
 Rusuk-rusuk kubus yang bersilangan dengan garis g adalah CG,
DH, dan FG.
 Rusuk yang berimpit dengan garis g adalah AB.

b. Kedudukan Garis Terhadap Bidang


1) Garis Terletak pada Bidang
Sebuah garis g dikatakan terletak pada bidang , jika garis g dan
bidang sekurang-kurangnya mempunyai dua titik persekutuan.
Dapat diilustrasikan dengan gambar berikut.

g
. .
B
A .

2) Garis Sejajar Bidang


Sebuah garis h dikatakan sejajar bidang , jika garis h dan bidang
tidak mempunyai satu pun titik persekutuan. Dapat diilustrasikan
dengan gambar berikut.
h

26
3) Garis Memotong atau Menembus Bidang
Sebuah garis k dikatakan memotong atau menembus bidang , jika
garis k dan bidang hanya mempunyai sabuah titik prsekutuan. Titik
persekutuan itu disebut titik potong atau titik tembus. Pada ilustrasi
berikut, titik tembusnya ditandai dengan titik A.

.
A

Sebagai contoh, simaklah gambar kubus ABCD.EFGH pada gambar di


bawah ini.Bidang alas ABCD sebagai wakil bidang U.

H . .G
E . .F
D . .C
U . .
A B
 Rusuk-rusuk kubus yang terletak pada bidang U adalah rusuk-rusuk
AB, AD, BC, dan CD.
 Rusuk-rusuk kubus yang sejajar dengan bidang U adalah rusuk-
rusuk EF, EH, FG, dan GH.
 Rusuk-rusuk kubus yang memotong atau menembus bidang U
adalah rusuk-rusuk EA, FB, GC, dan HD.
3. Kedudukan Bidang Terhadap Bidang Lain
Kemungkinan kedudukan sebuah bidang terhadap bidang lain dalam
sebuah bangun ruang adalah berimpit, sejajar, atau berpotongan.
a. Dua Bidang Berimpit

27
Bidang dan bidang daikatakan berimpit, jika setiap titik yang terletak
pada bidang juga terletak pada bidang atau sebaliknya. Dapat
diilustrasikan dengan gambar berikut.

b. Dua Bidang Sejajar


Bidang dan bidang dikatakan sejajar apabila kedua bidang itu tidak
mempunyai satu pun titik persekutuan. Dapat diilustrasikan dengan
gambar berikut

c. Dua Bidang Berpotongan


Bidang dan bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu tepat
memiliki sebuah garis persekutuan.
Garis persekutuan atau garis potong merupakan tempat kedudukan titik-
titik persekutuan bidang dan bidang . Garis persekutuan antara bidang
dan bidang dituliskan sebagai . Dapat diilustrasikan dengan
gambar berikut.

28
Sebagai contoh, simaklah gambar kubus ABCD.EFGH pada gambar di
bawah ini.Bidang alas ABCD sebagai wakil bidang U.

H . .G
E . .F
D . .C
. U .
A B

 Bidang sisi kubus yang berimpit dengan bidang U adalah bidang sisi
ABCD.
 Bidang sisi kubus yang sejajar dengan bidang U adalah bidang sisi
EFGH.
 Bidang-bidang sisi kubus yang berpotongan dengan bidang U adalah
bidang-bidang sisi ABFE, BCGF, CDHG, dan ADHE.

E. Jarak Garis ke Garis, Garis ke Bidang, dan Bidang ke Bidang


1. Jarak antara dua titik

Jarak antara dua titik adalah panjang garis


lurus yang menghubungkan kedua titik
itu.

Jarak titik A dan titik B adalah panjang rias garis AB.

2. Jarak titik ke garis


Jarak titik ke garis adalah panjang garis tegak lurus dari titik ke garis.

AB menunjukkan jarak antara titik A dan


garis g oleh panjang ruang garis AB yang
tegak.

29
3. Jarak antara titik dengan bidang

Jarak antara titik dengan bidang adalah panjang garis tegak lurus dari
titik kebidang atau panjang garis lurus dari titik ke titik proyeksinya pada
bidang.

Jarak antara T dan bidang di tunjukkan oleh garis m yang tegak lurus
bidang α atau panjang ruas garis TT’.

4. Jarak Dua Garis Sejajar


Misalkan diketahui garis g dan garis h sejajar. Jarak antara garis g dan garis
h yang sejajar ini dapat digambarkan dengan cara sebagai berikut :
 Buatlah bidang α yang melalui garis g dan garis h
 Buatlah garis k yang memotong tegak lurus terhadap garis g dan
garis h, misalnya titik-titik potong itu berturut-turut adalah titik A
dan titik B
 Panjangan ruas AB ditetapkan sebagai jarak antara garis g dan
garis h yang sejajar.

30
5. Jarak Dua Garis Bersilangan
Misalkan diketahui garis g dan garis h sejajar. Jarak antara garis g dan garis
h yang bersilangan dapat digambarkan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
 Buatlah garis g’ sejajar garis g sehingga memotong garis h. Garis
g’ dan h membentuk bidang α
 Buatlah garis k yang tegak lurus terhadap g’ dan h. Garis k dan h
membentuk bidang β dan bidang β ditembus oleh garis g di titik P
 Buatlah garis melalui P dan sejajar garis k sehingga memotong
garis h dititik Q
 PQ tegak lurus terhadap garis g dan juga terhadap garis h, sehingga
panjang garis PQ ditetapkan sebagai jarak garis g dan garis h yang
bersilangan.

6. Jarak Garis dan Bidang yang sejajar


Misalkan diketahui garis g dan bidang α sejajar. Jarak antara garis g dan
bidang α yang sejajar ini dapat digambarkan dengan cara sebagai berikut :
 Ambil sebarang titik P pada garis g
 Buatlah garis k yang melalui titik P dan tegak luru bidang α
 Garis k memotong atau menembus bidang α dititik Q
 Panjang ruas garis PQ ditetapkan sebagai jarak antara garis g
dan bidang α yang sejaja

31
7. Jarak Dua Bidang Sejajar
Misalkan bidang α sejajar dengan bidang β. Jarak antara bidang α dan
bidang β yang sejajar itu dapat digambarkan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
 Ambil sebarang titik P pada garis α
 Buatlah garis k yang melalui titik P dan tegak luru bidang β
 Garis k memotong atau menembus bidang β dititik Q
 Panjang ruas garis PQ ditetapkan sebagai jarak antara bidang α
dan bidang β yang sejajar

F. Sudut Pada Dimensi Tiga


1. Sudut Antara Garis dan Garis
Kedudukan garis g dan garis h dalam ruang dapat berpotongan,
berimpit, sejajar, atau bersilangan. Berdasarkan kedudukan garis g dan garis
h dalam ruang itu, dapat diamati fakta-fakta sebagai berikut:
a. Dalam hal garis g berimpit dengan garis h atau garis g sejajar dengan
garis h, maka sudut yang dibentuk oleh kedua garis itu sama dengan nol.
b. Dalam hal garis g berpotongan dengan garis h atau garis g bersilangan
dengan garis h, maka terdapat sudut yang dibentuk oleh kedua garis itu

Cara menentukan besar sudut antara dua garis yang berpotongan dan sudut
antara dua garis yang bersilangan yaitu :

a. Sudut antara Dua Garis berpotongan


Misalkan garis g dan garis h berpotongan dititik P sehingga kedua garis
terletak pada sebuah bidang α. Sudut garis g dan garis h yang

32
berpotongan dapat digambarkan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
 Ambil sebarang titik A pada garis g dan sebarang titik B pada garis h
 Besarkan sudut APB ditetapkan sebagai ukuran sudut antara garis g
dan garis h yang berpotongan
b. Sudut antara Dua Garis Bersilangan
Besar sudut antara dua garis yang bersilangan dapat ditentukan dengan
menggunakan pertolongan sifat sudut dalam geometri bidang datar. Sifat
yang dimaksud dikemukakan sebagai berikut
“ Dua buah sudut dikatakan sama besar, jika kaki-kaki kedua sudut itu
sejajar dan searah”
Misalkan diketahui garis g dan garis h bersilangan. Garis g menembus
bidang α di P dan garis h terletak pada bidang α. Sudut garis g dan garis
h yang bersilangan itu dapat digambarkan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
 Ambil sebarang titik O pada bidang α
 Melalui titik O, buatlah garis g’ sejajar dengan garis g dan garis h’
sejajar dengan garis h
 Sudut yang dibentuk oleh garis g’ dan garis h’ ditetapkan sebagai
ukuran besar sudut antara garis g dan garis h yang bersilangan
2. Sudut antara Garis dan Bidang
Langkah menentukan sudut antara garis g dan bidang α:
 Proyeksikan garis g pada bidang v (garis g’)
 Sudu antara garis g dan bidang v adalah sudut antara garis g dan garis g’

H G

E F

D C
A B

33
3. Sudut antara Bidang dan Bidang
Langkah mencari sudut antara bidang u dan bidang v :
 Tentukan garis potong (garis g) antara bidang u dan bidang v
 Buat garis dari masing-masing bidang u dan bidang v (garis m dan garis
n) yang tegak lurus garis g dan pertemukan dalam satu titik
 Θ adalah sudut antara bidang u dan bidang v

G. Bidang Irisan dalam Dimensi tiga


Irisan antara bidang dengan bangun ruang adalah sebuah bangun datar yang
dibatasi oleh garis-garis potong antara bidang itu dengan bidng-bidang sisi dari
bangun ruang tersebut, sehingga irisan itu membagi bangun ruang menjadi dua
bagian.

Untuk menggambarkan bidang irisan secara garis besar adalah dengan cara
menggunakan bantuan bidang diagonal bangun ruang dan menggunakan
sumbu afnitasi, serta yang harus diketahui terlebih dahulu adalah tiga titik
yang terletak pada bangun ruang yang dilalui oleh bidang.

Contoh :

Diketahui kubus ABCD.EFGH.Titik P,Q dan R terletak pada rusuk CG, BF


dan AE. Menggambar bidang irisan dengan bantuan garis diagonal dan sumbu
afinitas.

 Menggambar bidang irisan dengan bantuan Garis Diagonal

34
1. Buat garis diagonal pada bidang ABCD dan bidang EFGH

2. Buat garis yang menghubungkan titik potong diagonal kedua bidang


tersebut

3. Buat garis yang menghubungkan titik P dan titik R

4. Buat garis yang menghubungkan titik Q dengan titik potong antara


garis PR dengan garis pada langkah 3 serta perpanjang hingga
memotong garis DH titik potong pada garis DH adalah titk S

5. Bidang PQRS adalah bidang irisan pada kubus ABCD.EFGH

 Menggambar bidang irisan dengan bantuan sumbu afinitas

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan titik-titik P,Q dan masing-


masing titik tengah rusuk AE, EH, dan AB . lukislah irisan limas dengan
bidang PQR

Langkah-langkah :

1. Buat garis melalui PQ sehingga memotong perpanjangan DA dititik K


dan perpanjangan DH dititik M

2. Buat garis melalui KR sehingga memotong rusuk BC dititik S dan


perpanjangan DH dititik L

35
3. Buat garis melalui ML sehingga memotong rusuk GH di titik U dan
rusuk CG dititik T

4. Bidang PQRSTU yang terjadi adalah bidang irisan yang dimaksudkan

36
Contoh soal

1. Diketahui sebuah balok ABCD.EFGH dengan AB=4cm, BC = 3 cm, dan AE


= 12 cm. Maka panjang diagonal ruang BH adalah . . . cm.

Penyelesaian :

𝐵𝐷 = √𝐴𝐵 2 + 𝐴𝐷2

= √42 + 32

= √25

= 5 cm

𝐵𝐻 = √𝐵𝐷 2 + 𝐷𝐻 2

= √52 + 122

= √169

= 13 𝑐𝑚

37
2. Diketahui balok ABCD.EFGH sebagai berikut :
Jika panjang diagonal 𝐴𝐹 = 2√5 cm, maka luas bidang diagonal ACGE
adalah . . . 𝑐𝑚2

𝐴𝐶 = √𝐴𝐵 2 + 𝐴𝐷2

= √42 + 32

= √25

= 5 𝑐𝑚

𝐴𝐸 = √𝐴𝐹 2 − 𝐴𝐵 2

2
= √2√5 − 42

= √20 − 16

= 2 𝑐𝑚

Luas bidang 𝐴𝐶𝐺𝐸 = 𝐴𝐶. 𝐴𝐸

=5 ×2

= 10

Jadi, luas bidang ACGE adalah 10 𝑐𝑚2

38
3. Diketahui limas TABCD berikut ini:
Sudut antara bidang TAB dan bidang alas ABCD adalah α, nilai sin α = ....

Penyelesaian :

Perhatikan gambar berikut :

Dari gambar diatas diketahui bahwa sudut α sama dengan sudut TPO,
sehingga sin α = sin sudut TPO

𝑇𝑃 = √𝑇𝐴2 − 𝐴𝑃2

= √52 − 32

39
= √16

= 4 𝑐𝑚

𝑇𝑂 = √𝑇𝑃2 − 𝑂𝑃2

= √42 − 32

= √7

𝑇𝑂
Selanjutnya, sin αsin 𝛼 = 𝑇𝑃

√7
=
4

1
= √7
4

4. Suatu bidang P.ABC memiliki alas berupa segitiga sama sisi dan PA tegak
lurus alas. Jika 𝐴𝐵 = 4 𝑐𝑚dan 𝑃𝐴 = 2√3𝑐𝑚 maka besar sudut antara bidang
ABC dengan bidang PBC adalah . . .

Penyelesaian :

Sudut antara bidang ABC dengan bidang PBC adalah sudut α

40
Untuk menentukan besar sudut α terlebih dulu akan ditentukan nilai tan α

𝐴𝑂 = √𝐴𝐵 2 − 𝐵𝑂2

= √42 − 22

= √12

= 2√3

𝑇𝐴
Selanjutnya, tan 𝛼 = 𝐴𝑂

2√3
=
2√3

=1

Dari sini diperoleh bahwa 𝛼 = 45°

5. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang sisi 6 cm, dan titik P merupakan
titik potong diagonal EG dan FH. Jarak antara titik B dan titik P adalah...

Penyelesaian :

Perhatikan segitiga BFP siku-siku di F


1
Panjang 𝐵𝐹 = 6 𝑐𝑚, 𝐹𝑃 = 3√2𝑐𝑚 (2 𝑑𝑎𝑟𝑖𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙𝑠𝑖𝑠𝑖𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠)

Sehingga,

41
𝐵𝑃 = √𝐵𝐹 2 + 𝐹𝑃2 (𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑚𝑎 𝑝ℎ𝑦𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑎𝑠)

2
𝐵𝑃 = √62 + (3√2)

= √36 + 18

= √54

= 3√6

Jadi, jarak titik B ke tiik P adalah 3√6 cm

6. Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm, titik P adalah tepat
ditengah CG, tentukan jarak titik C ke garis AP!

Pembahasan:
Posisi titik C dan garis AP pada kubus sebagai berikut:

Cari panjang AP terlebih dahulu,

dilanjutkan menentukan jarak C ke AP,

42
7. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Jarak titik G ke
diagonal BE adalah….
Pembahasan:
Sketsa kubusnya dulu, beri nama titik-titik sudutnya. Diberi tanda titik dan
garis yang hendak dicari jaraknya.

Tambahkan 2 garis lagi, hingga muncul segitiga BGE.

Pada segitiga BGE, EB sama panjangnya dengan BG, sama juga dengan GE
yaitu 6√2 (dapatnya dari rumus langsung diagonal sisi). Karena sama sisi,
maka garis x tegak lurusnya akan di tengah-tengah garis EB. Terapkan
pythagoras untuk segitiga BGJ untuk mendapat panjang x:

43
Metode kedua, bisa juga dengan penggunaan setengah luas segitiga, seperti
beberapa soal terdahulu. Namun di sini perlu digunakan rumus luas segitiga
yang ada sinusnya, karena diketahui dua sisi dan sudut diantaranya, tengok
catatan jika lupa. Misal perlu sudutnya, ∠E = ∠B = ∠ G = 60°karena sama
sisi:

8. Diketahui limas beraturan T.ABCD dengan ABCD adalah persegi yang


memiliki panjang AB = 4 cm dan TA = 6 cm. Jarak titik C ke garis AT
=.....(UN Matematika IPA 2014)
Pembahasan :
Sketsa soalnya seperti berikut ini

Dengan pythagoras dapat ditentukan panjang AC,

44
dan juga tinggi limas TP

Akhirnya dari segitiga ACT diperoleh nilai x

9. Pada kubus ABCD.EFGH, P pada EH dengan EP : PH = 1 : 2 dan titik Q pada


GH dengan GQ : QH = 1 : 2. Perpanjangan AP dan CQ berpotongan di
perpanjangan DH di titik R.

Jika panjang rusuk kubus adalah 6 maka volume ACD.PQH adalah ….

Pembahasan:

45
Perhatikan segitiga DCR!

Segitiga CDR sebangun dengan segitiga HQR sehingga diperoleh


perbandingan:

6x = 24 + 4x
2x = 24
x = 12

Volume bangun ACD.PQH merupakan pengurangan dari volume limas


R.ACD dengan limas R.PQH. Mari kita tentukan volume masing-masing
limas tersebut!

Volume limas R.ACD (V1)

V1 = ⅓ × La × t
= ⅓ × L ΔACD × DR
= ⅓ × ½ . 6 . 6 × 18
= 108

Volume limas R.PQH (V2)

46
V2 = ⅓ × La × t
= ⅓ × L ΔPQH × HR
= ⅓ × ½ . 4 . 4 × 12
= 32

Dengan demikian, volume ACD.PQH adalah:


V = V1 − V2
= 108 − 32
= 76
Jadi, volume bangun ruang ACD.PQH adalah 76 satuan volume

47

Anda mungkin juga menyukai