Anda di halaman 1dari 46

Case Report Session

PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA PADA ANAK SEKOLAH

Oleh :

Annisa Apriliana 1740312293

Pembimbing:
dr. Hardisman, MHID, Dr.PH (Med)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan

program kesehatan, anak-anak juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau

karena terorganisir dengan baik. Jika melihat data tahun 2012 maka diperkirakan

jumlah anak sekolah dasar dan lanjutan mencapai 43 juta jiwa. Di antara anak usia

sekolah tersebut terdapat anak disabilitas yang juga memiliki hak yang sama

untuk memperoleh layanan kesehatan.1

Masalah kesehatan yang dialami peserta pendidik sangat kompleks dan

bervariasi. Pada usia sekolah dasar, permasalahan kesehatan peserta didik

umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan gizi, kesehatan gigi, kelainan

refraksi, kecacingan, dan penyakit menular terkait perilaku hidup bersih dan sehat.

Pada peserta didik di tingkat lanjutan Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Umum (SMU) biasanya terkait

perilaku berisiko di antaranya kebiasaan merokok dan melakukan hubungan

seksual di luar nikah.1

Berdasarkan data Riskesdas 2007 disebutkan bahwa untuk masalah

kesehatan mata, sebesar 1,1% anakusia 6-14 tahun mengalami kelainan refraksi

dan 0,2% anak usia 6-14 tahun mengalami kebutaan.3 Berdasarkan hasil Riskesdas

2010 masalah status gizi anak usia sekolah dan remaja menunjukan bahwa anak

usia 6-12 tahun 15,1% sangat pendekdan 20,5% pendek,4,6% sangat kurus dan

7,6% kurus ,serta 9,2 % mengalami kegemukan.2 Hasil riskesdas tahun 2013

menyatakan bahwa karies untuk anak diatas usia 12 tahun 72,6% ,karies aktif

2
umur 12 tahun 53,7%. Dan 73,6% dari anak usia 12 tahun memerlukan

penambalan gigi, sedangan yang sudah dilakukanpenambalan gigi baru 3,2%.

Sampai tahun 2013, hasil survey pada anak Sekolah Dasar menunjukan prevalensi

kecacingan antara 0-85,9 %( survey di 175 kab/kota) dengan rata rata prevalensi

28,12%.1

Melihat permasalahan yang ada, pelayanan kesehatan di sekolah melalui

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), UKS berdiri dengan kerjasama puskesmas

dengan sekolah yang berada di wilayah kerja puskesmas. Trias UKS terdiri dari

pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah

sehat. Pendidikan kesehatan melalui pelatihan kepada kader sekolah (dokter kecil

/ kader kesehatan remaja). Program UKS diutamakan pada upaya peningkatan

kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif. Upaya Promotif dengan

pendidikasn kesehatan melalui pembinaan dokter kecil pada anak SD dan

pelatihan kader kesehatan remaja pada SMP dan SMA. Upaya preventif melalui

kegiatan penjaringan kesehatan (skrining kesehatan) dan pemeriksaan kesehatan

berkala yang rutin pada peserta didik.1

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pemeriksaan kesehatan berkala pada anak sekolah di wilayah

kerja Puskesmas Andalas?

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui pemeriksaan kesehatan berkala pada anak sekolah di wilayah

kerja Puskesmas Andalas.

3
1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk pada

berbagai literatur, serta laporan tahunan Puskesmas Andalas tahun 2018.

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-

sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama.

UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan

selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan

derajat kesehatan yang optimal.

2.1.1 Tujuan UKS

a. Tujuan Umum UKS

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah/madrasah adalah untuk meningkatkan

mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku

hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan

lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan

yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia

seutuhnya.

b. Tujuan Khusus UKS

Memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan

peserta didik yang di dalamnya mencakup:

1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip

hidup sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan;

2. Sehat, baik dalam arti fisik, mental maupun sosial dan;

5
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap Pengaruh buruk

penyalahgunaan narkotika, Obat-obatan dan bahan bebahaya, alkohol

(minuman keras), rokok dan sebagainya.

c. Sasaran UKS

Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi:

a. Sasaran Primer : peserta didik

b. Sasaran Sekunder : guru, pamong belajar/ tutor, komite sekolah/orang tua,

pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan, serta TP UKS disetiap

jenjang

c. Sasaran Tertier : Lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai

pada sekolah dan perguruan agama beserta lingkungannya.

d. Ruang Lingkup Program UKS

Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga

Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, yang meliputi aspek:

1. Pemberian pengetahuan dan keterampilan tentang prinsip-prinsip hidup

sehat;

2. Penanaman perilaku/kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal pengaruh

buruk dari luar;

3. Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Penyelenggaraan pelayanan Kesehatan di sekolah antara lain dalam bentuk:

1. Pelayanan kesehatan;

2. Penjaringan kesehatan peserta didik

6
3. Pengobatan ringan dan P3K maupun P3P;

4. Pencegahan penyakit (imunisasi, PSN, PHBS, PKHS);

5. Penyuluhan kesehatan;

6. Pengawasan warung sekolah dan perbaikan gizi;

7. Pencatatan dan pelaporan tentang keadaan penyakit dan status gizi dan hal

lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan;

8. Rujukan kesehatan ke puskesmas;

9. UKGS;

10. Pemeriksaan berkala.

c. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat, baik fisik, mental, sosial

maupun lingkungan yang meliputi:

1. Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,

keamanan, kerindangan, kekeluargaan );

2. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan;

3. Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, peserta didik,

pegawai sekolah, komite sekolah dan masyarakat sekitar).

2.1.2 Pemeriksaan Kesehatan Berkala

a. Definisi

Pemeriksaan Kesehatan Berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang

dilaksanakan secara berkala dengan jarak waktu yang disesuaikan dengan

besarnya risiko kesehatan yang dihadapi. Pemeriksaan ini berfungsi untuk

memantau, memelihara serta meningkatkan status kesehatan siswa dengan tujuan

untuk memperoleh data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan

7
anak sekolah maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program

pembinaan kesehatan sekolah.

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeriksaan

kesehatan berkala merupakan usaha-usaha dalam pelayanan kesehatan yang

terprogram dan dilakukan secara rutin oleh pelaksana pelayanan kesehatan untuk

mengetahui tingkat kesehatan badan peserta didik dan mengenal kelainan-

kelainan kesehatan sedini mungkin sedangkan penjaringan merupakan langkah

awal untuk skrining pada siswa tahun ajaran baru dimana kedua pemeriksaan ini

mefokuskan untuk deteksi dini dalam upaya preventif.

b. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal dalam

mendukung proses belajar

c. Tujuan Khusus

1. Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik, sehingga bila

terdapat masalah dapat segera ditindak lanjuti

2. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan

peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun

program pembinaan kesehatan sekolah.

3. Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi program pembinaan peserta didik.

d. Landasan Hukum

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 tentang

Penyandang Cacat

8
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 79

(Kesehatan Sekolah)

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 80-81

(Kesehatan Olahraga)

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang

Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi

Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas).

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

6. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

Standar Pelayanan Minimal

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan

9. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan,

Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 6/X/PB Tahun 2014,

Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2014

tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah

10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan Kesehatan Kabupaten/Kota

e. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pelaksanaan Pemeriksaan Berkala dilakukan dengan 2 (dua) rangkaian

kegiatan yaitu pengisian kuesioner oleh peserta didik/orangtua/wali peserta didik

dan pemeriksaan fisik oleh tenaga Kesehatan, guru atau kader kesehatan.

9
1. Pengisian Kuesioner Oleh Peserta Didik/Orang Tua/Wali Peserta

Didik

a) Pemeriksaan riwayat kesehatan peserta didik

Pemeriksaan riwayat kesehatan peserta didik meliputi pengisian kuesioner

terkait jenis gejala/kejadian terkait kesehatan yang pernah diderita oleh peserta

didik seperti alergi makanan tertentu, alergi obat tertentu, cedera serius akibat

kecelakaan, kejang berulang, pingsan, tranfusi darah berulang dan ataupun

penyakit lainnya. Peserta didik yang memiliki riwayat kesehatan tertentu memiliki

kemungkinan memiliki penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi kondisi

kesehatan peserta didik mengakibatkan kesakitan dan mengganggu proses belajar

pada masa yang akan datang. Keterangan riwayat kesehatan peserta didik dapat

digunakan oleh petugas kesehatan untuk membantu petugas kesehatan dalam

menentukan diagnose penyakit maupun pengobatan bagi peserta didik.

Pemeriksaan riwayat kesehatan peserta didik dilakukan pada peserta didik SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.

Tujuan: Untuk mendeteksi risiko masalah kesehatan peserta didik

berdasarkan gejala/kejadian terkait kesehatan yang pernah dialami oleh peserta

didik.3

b) Penilaian status imunisasi

Penilaian status imunisasi meliputi jenis imunisasi yang diberikan melalui

program imunisasi lanjutan yaitu Bulan Imunisasi Anak Sekolah, salah satu

vaksinnya terkait program TT 5 dosis (long life). Pemeriksaan status imunisasi

dilakukan pada peserta didik SD/MI. 3

10
Tujuan: Untuk mengetahui status imunisasi peserta didik atas imunisasi

DT, Campak, dan TT

c) Riwayat kesehatan keluarga

Pemeriksaan riwayat kesehatan keluarga peserta didik meliputi pengisian

kuesioner terkait penyakit yang pernah diderita oleh keluarga peserta didik (ayah,

ibu, kakek, nenek) seperti Tuberkulosis, diabetes mellitus, hepatitis, asma,

penyakit jantung, stroke, obesitas, tekanan darah tinggi, kanker/tumor ganas,

anemia, thalasemia dan hemofilia. Peserta didik yang memiliki riwayat kesehatan

keluarga tertentu memiliki kemungkinan diturunkan penyakit tertentuatau

dipengaruhi oleh gaya hidup/kebiasaan/kondisi kesehatan tertentu dalam keluarga

yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan peserta didik / mengakibatkan

kesakitan dan mengganggu proses belajar. Keterangan riwayat kesehatan keluarga

peserta didik dapat digunakan oleh petugas kesehatan untuk membantu petugas

kesehatan dalam menentukan diagnose penyakit maupun pengobatan bagi peserta

didik. Pemeriksaan riwayat kesehatan keluarga peserta didik dilakukan pada

peserta didik SD/MI , SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat. 3

Tujuan: Untuk mendeteksi risiko masalah kesehatan peserta didik

berdasarkan penyakit yang mungkin diturunkan / terkait kebiasaan/gaya hidup di

keluarga / penyakit menular yang diderita keluarga.

d) Pemeriksaan gaya hidup

Pemeriksaan gaya hidup meliputi pengisian kuesioner terkait pubertas pola

sarapan, jajan di sekolah, risiko merokok dan risiko minum minuman beralkohol.

Peserta didik yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok/terpapar

rokok di keluarga/rumah dan minum minuman beralkohol) dapat mengakibatkan

11
peserta didik lebih berisiko menderita penyakit pada saluran pernapasan atau ikut

melakukan perilaku berisiko tersebut sehingga pada akhirnya dapat

mengakibatkan kesakitan dan mengganggu proses belajar. Pemeriksaan kesehatan

reproduksi dapat dilakukan pada peserta didik mulai dari kelas 4 SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat. 1

Tujuan: Untuk mendeteksi perilaku dan masalah kesehatan terkait gaya hidup

e) Pemeriksaan kesehatan reproduksi

Pemeriksaan risiko kesehatan reproduksi meliputi pengisian kuesioner

terkait pubertas dan masalah kesehatan terkait. Peserta didik yang mengalami

masalah kesehatan pada organ reproduksi berisiko mengalami kehamilan yang

seringkali mengakibatkan peserta didik dikeluarkan dari sekolah, atau penyakit

menular seksual yang mengakibatkan kesakitan sehingga mengganggu proses

belajar. Pemeriksaan kesehatan reproduksi dapat dilakukan pada peserta didik

mulai dari kelas 4 SD/MI , SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.1

Tujuan: Untuk mendeteksi perilaku dan masalah kesehatan terkait

kesehatan reproduksi.

2. Pemeriksaan Fisik Oleh Tenaga Kesehatan, Guru atau Kader

Kesehatan Sekolah

a) Pemeriksaan Tanda Vital

Pemeriksaan tanda vital dilakukan melelui pengukuran suhu tubuh ketiak,

tekanan darah (sistolik dan diastolik), denyut nadi per menit, frekuensi napas per

menit serta auskultasi jantung dan paru. Peserta didik yang mengalami masalah

dengan tanda vital dapat mengindikasikan masalah infeksi, hipertensi, penyakit

paru (Asma, Tuberkulosis), jantung, yang jika tidak segera diobati berisiko

12
mengganggu proses belajar mengajar, karena malaise (lemah), sakit kepala, sesak

napas, napsu makan menurun. Tuberkulosis dapat menularkan peserta didik

lainnya. Pemeriksaan tanda vital dapat dilakukan pada peserta didik SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat. 1

Tujuan : Mengetahui kelainan suhu tubuh, tekanan darah, kelainan denyut

nadi dan kelainan paru dan jantung.

b) Pemeriksaan Status Gizi

Untuk menilai status gizi peserta didik melalui penjaringan kesehatan

dilakukan melalui:

 pengukuran antropometri dengan menggunakan Indeks berat badan dan tinggi

badan(BB/TB), indeks tinggi badan berdasarkan umur (TB/U),

 pemeriksaan kelopak mata bawah dalam, bibir, lidah dan telapak tangan untuk

mendeteksi dugaan anemia gizi besi.1

Masalah gizi kurang, khususnya gizi buruk dapat terjadi karena keadaan

kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan rendahnya konsumsi energi

(karbohidrat, protein dan lemak) dalam makanan sehari-hari dan atau disertai

penyakit infeksi, sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG), juga

sering disertai dengan kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Anak

yang menderita gizi kurang tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal

sehingga dapat menurunkan kecerdasan anak. Demikian juga pada anak yang

menderita gizi lebih yaitu kegemukan dan obesitas dapat menyebabkan penyakit

degeneratif seperti diabetes, jantung koroner, hipertensi, osteoporosis dan kanker.

Pada anak yang menderita Anemia Gizi Besi dapat menyebabkan rendahnya

kemampuan belajar dan produktivitas kerja serta menurunnya antibodi sehingga

13
mudah terserang penyakit infeksi. Anak dengan anemia memiliki indeks

perkembangan psikomotor dan prestasi yang lebih rendah daripada anak yang

normal. Pemeriksaan status gizi dapat dilakukan pada peserta didik SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat. 1

Tujuan: Untuk mendeteksi secara dini masalah gizi kurang, gizi lebih dan

kekurangan zat gizi mikro antara lain Anemia Gizi Besi (AGB).

c) Pemeriksaan Kebersihan Diri

Kebersihan diri adalah penampilan diri dalam hal ini rambut, kulit dan

kuku yang bersih yang mencerminkan kesehatan. Peserta didik yang mengalami

kelainan/ penyakit dari kebersihan rambut, kulit dan kuku dapat mengganggu

kenyamanan/ kelancaran proses belajar peserta didik. Rambut, kulit dan kuku

yang tidak dijaga kebersihannya dapat menimbulkan kutu rambut, dermatitis,

jamur, yang menimbulkan gejala gatal dan dapat menular ke peserta didik lainnya

sehingga akan mengganggu proses belajar-mengajar. Melalui kebersihan diri

dapat menghindarkan diri dari penyakit diare, infeksi saluran pernapasan,

pneumonia (radang paru), infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Salah

satu cara sederhana yang dapat dilakukan adalah cuci tangan pakai sabun (setelah

bermain/beraktivitas, sebelum makan dan sesudah makan dan setelah buang air

besar/kecil), mandi sehari 2 kali dengan sabun mandi dan cuci rambut minimal 2

kali seminggu. Pemeriksaan kebersihan diri dapat dilakukan pada peserta didik

SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.2

Tujuan: Untuk mendeteksi kelainan/ penyakit dari kebersihan rambut, kulit

dan kuku serta mengetahui cara menjaga kebersihan diri meliputi rambut, kulit

dan kuku.

14
d) Pemeriksaan Kesehatan Indera Penglihatan

Pemeriksaan kesehatan indera penglihatan dilakukan melalui pemeriksaan

mata luar, tajam penglihatan dan pemeriksaan buta warna Peserta didik yang

mengalami gangguan tajam penglihatan atau radang mata dapat menimbulkan

keluhan sakit kepala, kesulitan membaca sehingga mengganggu proses belajar

mengajar. Radang Mata dapat ditularkan ke peserta didik lain. Pemeriksaan

kesehatan indera penglihatan dapat dilakukan pada peserta didik SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.1,2

Tujuan: Mendeteksi adanya penyakit pada mata, gangguan penglihatan

seperti kelainan refraksi/gangguan tajam penglihatan dan buta warna pada peserta

didik serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan).

e) Pemeriksaan Kesehatan Indera Pendengaran

Pemeriksaan telinga dilakukan melalui pemeriksaan telinga luar dan fungsi

pendengaran dengan tes berbisik dan tes penala.. Peserta didik yang mengalami

gangguan pendengaran mengakibatkan gangguan bicara yang berdampak pada

gangguan komunikasi, emosional, hubungan sosial dan juga mempengaruhi nilai

akademik/ prestasi belajar. Pemeriksaan telinga dapat dilakukan pada peserta

didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat. 3

Tujuan: Mendeteksi adanya gangguan fungsi pendengaran pada peserta

didik serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan).

f) Pemeriksaan Pemakaian Alat Bantu

Pemeriksaan pemakaian alat bantu yang dilaksanakan di sekolah dilakukan

kepada peserta didik dengan disabilitas yang meliputi pemeriksaan penggunaan

alat bantu penglihatan, pendengaran, tongkat/kurk, kursi roda, kaki/tangan/mata

15
prostesa. Peserta didik dengan disabilitas yang menggunakan alat bantu yang

sesuai dengan disabiltasnya akan membantu aktifitas dan proses belajar serta

meningkatkan kemandirian peserta didik. Pemeriksaan pemakaian alat bantu

dapat dilakukan pada peserta didik di sekolah inklusi dan Sekolah Luar Biasa

(SLB).1,2

Tujuan: Mengetahui dan menindaklanjuti penggunaan alat bantu pada

bantu peserta didik dengan disabilitas

g) Pemeriksaan Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan

kegiatan sehari-hari secara efektif dan efisien dalam jangka waktu relatif lama

tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Kebugaran jasmani tidak sama

dengan kesehatan. Peserta didik yang sehat belum tentu bugar, tetapi anak yang

bugar pasti sehat. Peserta didik yang bugar tidak mudah lelah, sehingga dapat

mengerjakan tugas atau pekerjaan di sekolah lebih lama dan lebih baik. Makin

tinggi tingkat kebugaran jasmani peserta didik, makin baik kemampuan fisik yang

dapat mendukung prestasi belajarnya. Peserta didik yang bugar setelah pulang

dari sekolah masih mampu melakukan kegiatan lain seperti bermain,

bersosialisasi dengan teman sebaya, menambah keterampilan mengikuti kursus-

kursus tambahan dan kegiatan lain sesuai kesenangannya tanpa merasa kelelahan

yang berlebihan. Peserta didik yang kekurangan aktivitas fisik berisiko obesitas,

pendek, penyakit kardiovaskuler dan metabolik. Pemeriksaan kebugaran jasmani

dapat dilakukan pada peserta didik SD/MI (kelas 4-6), SMP/MTs,

SMA/SMK/MA dan sederajat.1 Tujuan :

 Mengetahui tingkat kebugaran jasmani peserta didik.

16
 Meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik dengan menyusun latihan

fisik terprogram sesuai dengan hasil pengukuran kebugaran jasmani.

 Memotivasi peserta didik untuk meningkatkan aktivitas fisik, latihan fisik,

dan olahraga.

Pengukuran kebugaran tidak bermanfaat bila tidak ditindak lanjuti dengan

latihan fisik terprogram. Peserta didik perlu mendapat latihan fisik terprogram

dalam bentuk kurikulum maupun ekstrakurikuler pelajaran olahraga yang disusun

setelah mengetahui tingkat kebugaran jasmaninya. Jenis latihan fisik yang

diberikan disesuaikan dengan umur dan kemampuan fisiknya, sehingga dapat

memaksimalkan tumbuh kembang anak, mencegah kegemukan dan faktor risiko

penyakit yang menyertainya.1

h) Cara Pemeriksaan

Pengukuran kebugaran jasmani peserta didik menggunakan instrumen Tes

Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) yang telah disepakati dan ditetapkan

menjadi suatu instrumen yang sesuai dengan kondisi anak Indonesia dan berlaku

di Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam penjaringan kesehatan peserta

didik adalah Single test. Single Test yaitu Tes lari jarak menengah dapat menjadi

pilihan yang disesuaikan dengan kelompok usia dan jenis kelamin. Single test lari

1000 meter untuk usia 10-12 tahun putera/puteri, 1600 meter untuk usia 13-19

tahun putera/puteri.1

i) Persiapan Pemeriksaan

Kepala puskesmas berkoordinasi dengan seluruh kepala sekolah/guru UKS

di wilayah kerja untuk menentukan pembagian tugas tim pelaksana, waktu dan

tempat pelaksanaan pemeriksaan.

17
1. Tim Pelaksana

Dalam melaksanakan penjaringan kesehatan, petugas kesehatan dibantu

oleh guru dan kader kesehatan sekolah (dokter kecil/ kader kesehatan remaja).

Dalam rangka mengatasi keterbatasan sumber daya kesehatan, kepala puskesmas

dapat meminta bantuan dinas kesehatan dan institusi pendidikan, organisasi

profesi atau mitra potensial bidang kesehatan lainnya. Sebelum melaksanakan

penjaringan/pemeriksaan berkala, pihak puskesmas dan pihak sekolah

berkoordinasi untuk mengidentifikasi kegiatan, pembagian tugas dan tanggung

jawab.

Tabel 2.1. Pembagian Tugas Tim Pelaksana Penjaringan Kesehatan Berdasarkan


Kegiatan
Dokter

Kepala Kepala Tim jaga Guru Kecil/ Kader Orang Penanggung


Kegiatan
Puskesmas sekolah kesehatan UKS kesehatan tua jawab

remaja

1 2 3 4 5 6 7 8

Data peserta
√ Sekolah
didik

Koordinasi

pelaksanaan

:
√ √ √ √ √ √ Sekolah
menyepakat

i tempat,

waktu

18
dan

penyediaan

form

informed

consent,kue

sioner dan

form

pemeriksaan

Koordinasi

teknis √ √ √ √ √ Puskesmas

pelaksanaan

penjaringan/

pemeriksaan

berkala

Menyediaka

n alat
√ √ Puskesmas
Pemeriksaa

Informed

Consent

peserta
√ √ √ Sekolah
didik dan

orangtua

peserta

19
didik

Pelaksanaan

Penjaringan √ √ √ Puskesmas

Kesehatan

Umpan
√ √
balik hasil
Puskesmas
pemeriksaan

ke sekolah

Umpan

balik hasil
√ √ Sekolah
pemeriksaan

ke orang tua

Tatalaksana
√ √ √ √ √ Puskesmas
rujukan

j) Sasaran Penjaringan Kesehatan Dan Pemeriksaan Berkala

Sasaran kegiatan penjaringan kesehatan adalah seluruh peserta didik baru

pada tahun ajaran baru kelas 1, 7 dan 10 di sekolah/madrasah, baik negeri atau

swasta termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB) Sasaran kegiatan pemeriksaan

Berkala adalah peserta didik selain kelas 1, 7 dan 10 (kelas 2 - 6 di SD/MI, kelas 8

dan 9 di SMP/MTs serta kelas 11 dan 12 di SMA/SMK/MA) termasuk Sekolah

Luar Biasa (SLB).

20
k) Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat penjaringan kesehatan/ permeriksaan berkala dilaksanakan di

sekolah. Pelaksanaan di luar sekolah adalah di Puskesmas, yang mungkin

dilakukan bila disepakati dengan sekolah untuk peserta didik yang tidak hadir

pada waktu pelaksanaan penjaringan kesehatan/ pemeriksaan berkala di sekolah.

Waktu pelaksanaan penjaringan kesehatan yang terbaik adalah pada tahun ajaran

baru yaitu antara bulan Juli sampai Desember, tetapi dalam menghadapi

keterbatasan tenaga kesehatan di puskesmas maka diberikan kesempatan

sepanjang satu tahun ajaran untuk menjangkau seluruh SD/MI, SMP/MTs,

SMA/SMK/MA.

Tahun ajaran dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan yang dimaksud

yaitu dapat dilakukan sepanjang satu tahun ajaran (Juli sampai dengan Juni) :

 Bulan Juli sampai dengan Desember untuk peserta didik baru kelas 1, 7, dan

10

 Bulan Januari sampai dengan Juni untuk peserta didik baru kelas 1, 7, dan

10 yang belum dilakukan penjaringan pada tahun sebelumnya.

Pemeriksaan berkala dilakukan 1 kali dalam setahun bagi peserta didik,

yang waktu pelaksanaannya dapat dilakukan sepanjang satu tahun ajaran ( Juli

sampai dengan Juni).1

l) Sarana dan Prasarana

Sebelum melaksanakan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala

perlu didukung dengan sarana dan prasarana seperti yang dapat digambarkan pada

tabel berikut :

21
Tabel 2.2. Sarana dan Pra sarana Penjaringan dan Pemeriksaan Kesehatan
Sarana Fungsi

Ruangan untuk pemeriksaan Tempat pemeriksaan

Meja dan kursi pemeriksaan Tempat pemeriksaan

Formulir lembar persetujuan Bukti persetujuan pemeriksaan

Dokumentasi riwayat kesehatan,

Kuesioner status imunisasi, kesehatan mental,

intelegensia, perilaku berisiko

Formulir Pencatatan Hasil Penjaringan/


Dokumentasi hasil pemeriksaan untuk
pemeriksaan berkala/ Buku rapor
peserta didik
kesehatanku

Formulir rekapitulasi hasil penjaringan Dokumentasi hasil pemeriksaan untuk

kesehatan untuk Puskesmas puskesmas

Formulir Pelaporan Penjaringan Dokumentasi hasil kegiatan

Kesehatan dari Puskesmas ke Dinas penjaringan kesehatan yang dilakukan

Kesehatan Kab/Kota oleh Puskesmas

Formulir Rujukan Surat pengantar rujukan peserta didik

Form umpan balik hasil penjaringan Dokumentasi hasil pemeriksaan untuk

kesehatan untuk sekolah sekolah

Pemeriksaan status gizi, tanda vital,

UKS Kit pemeriksaan penglihatan,

pemeriksaan pendengaran

UKGS Kit Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut

22
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang

Puskesmas, daftar peralatan untuk kegiatan luar gedung (UKS dan UKGS),

sebagai berikut:

Tabel 2.3. Daftar UKS Kit


Sarana Fungsi

1 2

Timbangan dewasa Pemeriksaan berat badan

Pengukur tinggi badan Pemeriksaan tinggi badan

Tabel Indeks Massa Tubuh Pemeriksaan status gizi

Stetoskop Pemeriksaan Auskultasi Jantung

paru

Sphygmomanometer dengan manset Pemeriksaan Tekanan darah

anak dan dewasa

Torniket Karet Pemeriksaan Tekanan darah

Thermometer klinis Pemeriksaan Suhu Tubuh

Timer Pemeriksaan frekuensi napas dan

denyut nadi

Garpu Tala 512 HZ/ 1024 HZ / 2084 Pemeriksaan Tajam Pendengaran

HZ

Pengait serumen Tindakan membersihkan serumen

Speculum hidung (Lempert) Pemeriksaan Rongga Hidung

Speculum telinga dengan ukuran kecil, Pemeriksaan Liang Telinga

sedang, besar

Sudip lidah, logam panjang 12 cm Pemeriksaan Tenggorok

23
Snellen, alat untuk pemeriksaan visus Pemeriksaan Tajam Penglihatan

1 2

Tes buta warna (ISHIHARA) Pemeriksaan Buta Warna

Pinhole Pemeriksaan Refraksi

Tas Kanvas tempat kit Tempat Kit

Tabel 2.4. Daftar UKGS Kit


Sarana Fungsi

Alat

Kaca Mulut + Tangkai Kaca Mulut Pemeriksaan Gigi

Sonde Lengkung Pemeriksaan Gigi

ekskavator berujung dua Pemeriksaan Gigi

Pinset Gigi Pemeriksaan Gigi

Perlengkapan

Head lamp / Senter Pemeriksaan Gigi

Baki Logam tempat alat steril Pemeriksaan Gigi

tertutup

Toples pembuangan kapas Pemeriksaan Gigi

Baskom tempat cairan steril Pemeriksaan Gigi

Handuk Pemeriksaan Gigi

Tas alat tempat KIT Pemeriksaan Gigi

Bahan Habis Pakai

Kapas Pemeriksaan Gigi

Masker Pemeriksaan Gigi

24
Sarung tangan Pemeriksaan Gigi

Cairan disinfekta (Klorin 0,5%) Pemeriksaan Gigi

Sabun tangan atau antiseptik Pemeriksaan Gigi

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan (Informed consent) merupakan sebuah kesepakatan

atas tindakan/pelayanan kesehatan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan

kepada masyarakat, setelah sebelumnya tenaga kesehatan memberikan informasi,

komunikasi kepada masyarakat tersebut. Dalam kegiatan penjaringan kesehatan,

yang akan diperiksa adalah peserta didik yang termasuk dalam kategori anak.

Seorang anak berada dalam kuasa asuh dari orang tua. Orang tua memiliki

kewajiban untuk mengasuh, mendidik, membina, memelihara, melindungi dan

menumbuhkembangkan anak. Maka pada lembar persetujuan untuk penjaringan

kesehatan peserta didik, informasi dan kesepakatan harus diberikan oleh orang

tua/wali. Formulir lembar persetujuan, dibagikan oleh guru kepada peserta didik

sebelum pelaksanaan penjaringan kesehatan. Formulir lembar persetujuan direkap

dan disimpan oleh sekolah. Bagi orang tua peserta didik yang menolak

penjaringan kesehatan/pemeriksaan berkala di sekolah, wajib melampirkan hasil

pemeriksaan kesehatan siswa di luar sekolah yang dibuktikan dengan formulir

penjaringan kesehatan yang berisi hasil pemeriksaan yang disahkan oleh fasilitas

kesehatan.

m) Alur Persiapan dan Pelaksanaan

Dalam melakukan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala

diperlukan persiapan dan dilanjutkan dengan tahapan proses pelaksanaan

25
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala. Persiapan penjaringan dapat

dilakukan minimal satu minggu sebelum pelaksanaan Penjaringan dan

Pemeriksaan Berkala. Berikut digambarkan dalam Gambar alur dibawah ini:

Gambar 2.1 Alur Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala.

26
BAB 3

ANALISIS SITUASI

3.1 Kondisi Geografis

Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan wilayah kerja

meliputi 10 kelurahan dengan luas 16,06 km2, terletak 00 58’ 4” LS/LU dan 1000

21’ 11” BT, dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Padang Utara,Kuranji

Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Selatan

Sebelah Barat : Kecamatan Padang Barat

Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

Sepuluh kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah

sebagai berikut:

1. Kelurahan Sawahan

2. Kelurahan Jati Baru

3. Kelurahan Jati

4. Kelurahan Sawahan Timur

5. Kelurahan Kb.Marapalam

6. Kelurahan Andalas

7. Kelurahan Kubu Dlm.Parak Karakah

8. Kelurahan Parak Gadang Timur

9. Kelurahan Simpang Haru

10. Kelurahan Ganting Parak Gadang

27
PETA PUSKESMAS ANDALAS

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Andalas

3.2 Kondisi Demografis

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Andalas pada tahun 2018 berjumlah

85.937 orang, terdiri dari penduduk asli dan pendatang. Sejumlah 22.675 orang di

antara tercatat sebagai Keluarga Miskin (Gakin) dan telah mendapatkan

penjaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dalam bentuk

Jamkesmas sejumlah 16.604 orang dan Jamkesda sejumlah 6.870 orang. Hingga

tahun 2018 kepesertaan keluarga miskin dalam Jamkesmas sudah hampir 100%.

Tabel 3.1 Data distribusi penduduk berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas
Andalas 2018
Anak Balita

Busui/ Bufas

Lansia (60+)

Bu
JML PDDK

mi
Bum Buli
NO KELURAHAN L P Bayi Balita l PUS
il Re n
sti
1 SAWAHAN 5586 2794 2792 100 385 485 109 22 104 104 1089 390

2 JATI BARU 7047 3525 3522 127 484 611 137 27 131 131 1373 492

3 JATI 10484 5244 5240 189 721 910 204 41 195 195 2044 732

SAWAHAN
4 4728 2365 2363 85 325 410 92 18 88 88 922 330
TIMUR
KB.
5 6445 3224 3221 116 443 559 125 25 120 120 2815 450
MARAPALAM

6 ANDALAS 11601 5803 5798 209 797 1006 226 45 215 215 2263 810

28
KB. DLM
7 PARAK 14437 7221 7216 259 994 1253 281 56 268 268 1809 1008
KARAKAH
PARAK GDG
8 9281 4642 4639 167 638 805 181 36 172 172 971 648
TIMUR
SIMPANG
9 4984 2493 2491 90 342 432 97 19 93 93 1256 348
HARU
GANTING PRK
10 11344 5674 5670 204 780 984 221 44 210 210 2212 792
GADANG
PUSKESMAS 85937 42985 42952 1546 5909 7455 1673 35 1596 1596 16034 6000

Tabel 3.1 Menjelaskan sasaran penduduk di Kecamatan Padang Timur

wilayah kerja Puskesmas Andalas pada tahun 2018 yang terdiri dari 10

Kelurahan. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kelurahan Kubu Dalam Parak

Kerakah.

3.3 Data sekolah dan jumlah siswa di wilayah kerja Puskesmas Andalas

Data sekolah di wilayah kerja Puskesmas Andalas, terdapat sebanyak 104

sekolah yang terdiri dari 32 TK, 51 SD, 13 SMP/MTs, 16 SMA/SMK dan 2 SLB.

Jumlah siswa pada masing- masing sekolah tahun ajaran 2018/2019 dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Anak Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun
ajaran 2018/2019.3

NO. SEKOLAH JUMLAH

SD/MIN
1 SD. 01 316
2 SD. 02 145
3 SD. 03 256
4 SD. 04 141
5 SD. 05 315
6 SD. 06 168

29
7 SD. 07 91
8 SD. 08 192
9 SD. 09 168

10 SD. 10 96

11 SD. 11 129
12 SD. 12 144
13 SD. 13 166
14 SD. 14 146
15 SD. 15 108
16 SD. 16 76
17 SD. 17 115
18 SD. 18 157
19 SD. 20 139
20 SD. 21 175
21 SD. 22 483
22 SD.23 463
23 SD.24 266
24 SD.25 104
25 SD.26 207
26 SD.27 95
27 SD.28 132
28 SD.29 240
29 SD.30 269

30 SD.31 89

31 SD.32 334

32 SD.33 310

33 SD.34 233

34 SD.35 240

30
35 SD. KARTIKA 1- 10 351
36 SD. KARTIKA 1- 11 731
37 SD. BUDI MULIA 648
38 SD. MHD. 01 150
39 SD. MHD. 04 50
40 SD. MHD. 07 102
41 SD. MHD. 11 100
42 SD. ADABIAH 385
43 SD. IT. ARAFAH 139
44 SD. YOS SUDARSO 182
45 SD. PGAI 58
46 SD. PERTIWI 2 436
47 SD. PERTIWI 3 322
48 SD. IT. PERMATA 302
49 SD NIBRAS 115
50 SD MAKKAH 101
51 SD TELKOM 51
JUMLAH 8868

Tabel 3.3 Jumlah Anak Sekolah Menengah Pertama Wilayah Kerja Puskesmas
Andalas Tahun Ajaran 2018/2019.3

NO. SEKOLAH JUMLAH

SMP/MTsN
1 SMP 5 811
2 SMP 9 633
3 SMP 8 706
4 SMP 30 774
5 SMP 31 771

31
6 SMP KARTIKA 1-7 501
7 SMP T.A.P 104
8 SMP YOS SUDARSO 86
9 MTS PGAI 149
10 SMP PGAI 193
11 SMP BUDI MULIA 150
SMP
12 370
MUHAMMADIYAH
13 SMP ADABIAH 542
JUMLAH 5790

Tabel 3.4 Jumlah Anak Sekolah Menengah Atas Wilayah Kerja Puskesmas
Andalas Tahun Ajaran 2018/2019.3

NO. SEKOLAH JUMLAH

SMA/K/MAN
1 SMA ADABIAH II 2973
2 SMA ADABIAH I 3003
3 SMK KARTIKA 1-2 1470
4 SMK 6 3309
5 SMK KARTIKA 1-1 555
6 SMA KARTIKA 1-5 2449
7 SMK N 2 3801
8 SMK KOSGORO I 1378
9 SMK KOSGORO II 186
10 SMK PERBANKAN 1005
11 SMK OLAHRAGA 168
12 SMA PGAI 1160
13 MA PGAI 243
SMA BUKIT
14 1430
BARISAN
15 SMK TRI ABDI P 207
16 SMA 10 PADANG 701
JUMLAH 7152

Dari tabel di atas dapat dilihat keseluruhan jumlah anak di wilayah kerja

Puskesmas Andalas, dengan total anak SD sebanyak 8868 anak, anak SMP

sebanya 5790 anak, dan total anak SMA sebanyak 7152 anak.3

32
3.4 Data Pemeriksaan Berkala pada Anak Sekolah di Wilayah Kerja

Puskesmas Andalas Tahun Ajaran 2018/2019

Pemeriksaan Kesehatan berkala yang dilakukan 1 kali setahun dengan

sasaran hanya pada anak kelas 2-6 SD, 2-3 SMP, 2-3 SMA. Berikut tabel data

pemeriksaan kesehatan berkala tahun ajaran 2018/2019:

Tabel 3.5 Data Pemeriksaan Berkala pada Anak SD di Wilayah Kerja


Puskesmas Andalas Tahun Ajaran 2018/2019.3
BERKALA
NO SEKOLAH %
SASARAN DIPERIKSA
1 SD. 01 57 53 93%
2 SD. 02 28 25 89%
3 SD. 03 56 53 95%
4 SD. 04 28 14 50%
5 SD. 05 55 46 84%
6 SD. 06 24 16 67%
7 SD. 07 13 13 100%
8 SD. 08 27 27 100%
9 SD. 09 27 27 100%
10 SD. 10 11 8 73%
11 SD. 11 28 21 75%
12 SD. 12 25 23 92%
13 SD. 13 36 30 83%
14 SD. 14 30 25 83%
15 SD. 15 24 17 71%
16 SD. 16 33 21 64%
17 SD. 17 23 23 100%
18 SD. 18 47 40 85%
19 SD. 20 28 13 46%
20 SD. 21 52 45 87%
21 SD. 22 98 69 70%
22 SD.23 116 95 82%
23 SD.24 42 39 93%
24 SD.25 17 15 88%
25 SD.26 32 26 81%
26 SD.27 20 17 85%
27 SD.28 25 23 92%
28 SD.29 48 41 85%
29 SD.30 56 51 91%
30 SD.31 28 25 89%
31 SD.32 57 50 88%
32 SD.33 56 53 95%

33
33 SD.34 61 53 87%
34 SD.35 38 30 79%
35 SD. KARTIKA 1- 10 25 24 96%
36 SD. KARTIKA 1- 11 95 83 87%
37 SD. BUDI MULIA 108 108 100%
38 SD. MHD. 01 4 4 100%
39 SD. MHD. 04 12 12 100%
40 SD. MHD. 07 12 8 67%
41 SD. MHD. 11 9 3 33%
42 SD. ADABIAH 85 55 65%
43 SD. IT. ARAFAH 22 20 91%
44 SD. YOS SUDARSO 29 27 93%
45 SD. PGAI 9 6 67%
46 SD. PERTIWI 2 56 50 89%
47 SD. PERTIWI 3 103 103 100%
48 SD. IT. PERMATA 53 52 98%
49 SD NIBRAS 13 12 92%
50 SD MAKKAH 20 17 85%
51 SD TELKOM 74 72 97%

Tabel 3.6 Data Pemeriksaan Berkala pada Anak SMP di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Tahun Ajaran 2018/2019.3
BERKALA
NO SEKOLAH %
SASARAN DIPERIKSA
1 SMP 5 288 272 94%
2 SMP 9 224 197 88%
3 SMP 8 251 245 98%
4 SMP 30 252 240 95%
5 SMP 31 272 245 90%
6 SMP KARTIKA 1-7 198 178 90%
7 SMP T.A.P 5 3 60%
8 SMP YOS SUDARSO 21 21 100%
9 MTS PGAI 28 27 96%
10 SMP PGAI 25 25 100%
11 SMP BUDI MULIA 87 77 89%
SMP
12 MUHAMMADIYAH 114 104 91%
13 SMP ADABIAH 130 121 93%

34
Tabel 3.7 Data Pemeriksaan Berkala pada Anak SMA di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Tahun Ajaran 2018/2019.3
BERKALA
NO SEKOLAH %
SASARAN DIPERIKSA
1 SMA ADABIAH II 220 207 94%
2 SMA ADABIAH I 335 327 98%
3 SMK KARTIKA 1-2 241 173 72%
4 SMK 6 468 429 92%
5 SMK KARTIKA 1-1 52 38 73%
6 SMA KARTIKA 1-5 207 207 100%
7 SMK N 2 498 455 91%
8 SMK KOSGORO I 41 18 44%
9 SMK KOSGORO II 20 13 65%
10 SMK PERBANKAN 0 0 0%
11 SMK OLAHRAGA 8 8 100%
12 SMA PGAI 17 13 76%
13 MA PGAI 15 11 73%
14 SMA BUKIT BARISAN 8 8 100%
15 SMK TRI ABDI P 5 4 80%
16 SMA 10 PADANG 290 285 98%

3.5 Laporan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala Anak Sekolah di

Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun Ajaran 2018/2019

Pemeriksaan berkala kesehatan anak sekolah dengan sasaran kelas 2-6 SD,

kelas 2-3 SMP, dan 2-3 SMA dilakukan pada bulan Maret-Mei 2018, berikut hasil

laporan dari pemeriksaan kesehatan berkala tahun ajaran 2018/2019 di wilayah

kerja Puskesmas Andalas:

35
1400

1200 1282

1000
Sangat Kurus
800 kurus
Normal
600
gemuk
400 Obesitas

200
212
111 166 2
0
Status Gizi SD

Gambar 3.2 Pemeriksaan Status Gizi pada siswa SD di Wilayah Kerja Andalas
Tahun Ajaran 2018/2019

1800

1600
1558
1400

1200

1000
Normal
800
Stunting
600

400

200
213
0
TB/U SD

Gambar 3.3 Pemeriksaan TB/U pada siswa SD di Wilayah Kerja Andalas Tahun
Ajaran 2018/2019

36
800
Rongga mulut tidak
700 sehat
710
Karies
600
614
500 Masalah lainnya

400
Infeksi
300
Buta warna
200

100 Infeksi telinga


132
24 0 0 0
0 Serumen telinga
Masalah Kesehatan SD

Gambar 3.4 Pemeriksaan Berkala pada siswa SD di Wilayah Kerja Andalas


Tahun Ajaran 2018/2019

Pada bagan di atas tampak permasalahan pada anak SD di wilayah kerja

Puskesmas Andalas adalah karies gigi, stunting, dan gangguan rongga mulut.

1200

1112
1000

800 Sangat Kurus


Kurus
600
Normal
Gemuk
400
Obesitas

200 276

115 105 0
0
Status gizi

Gambar 3.5 Pemeriksaan Status Gizi pada siswa SMP di Wilayah Kerja Andalas
Tahun Ajaran 2018/2019

37
1800

1600
1564
1400

1200

1000
Normal
800
Stunting
600

400

200
181
0
TB/U SMP

Gambar 3.6 Pemeriksaan TB/U pada siswa SMP di Wilayah Kerja Andalas Tahun
Ajaran 2018/2019

500
Rongga mulut tidak
450 sehat
400 430 Karies
350
300 Masalah lainnya

250 291
Infeksi
200
150 Buta warna
100
Infeksi telinga
50 83
17 0 0 0
0 Serumen telinga
Masalah Kesehatan SMP

Gambar 3.7 Pemeriksaan Berkala Pada Siswa SMP di Wilayah Kerja Andalas
Tahun Ajaran 2018/2019

38
1800

1600
1621
1400

1200 Sangat Kurus

1000 Kurus
Normal
800
Gemuk
600 Obesitas
400

200
96 220 157 3
0
Status gizi
Gambar 3.8 Pemeriksaan Status Gizi pada siswa SMA di Wilayah Kerja Andalas
Tahun Ajaran 2018/2019

2000
1800
1600
1400
1200
1000 Normal

800 Stunting

600
400
200
0
TB/U SMA

Gambar 3.9 Pemeriksaan Status Gizi pada siswa SMA di Wilayah Kerja Andalas
Tahun Ajaran 2018/2019

39
450

400
407 400 400
350 rongga mulut tidak sehat
300 Karies gigi
250 Masalah mulut lainnya

200 Infeksi
Buta Warna
150
155 149 Infeksi telinga
100
Serumen telinga
50
0 0
0
Masalah Kesehatan

Gambar 3.10 Pemeriksaan Berkala Anak SMA/SMK di Wilayah Kerja Andalas


Tahun Ajaran 2018/2019

Pada bagan di atas tampak permasalahan pada anak SMP dan SMA secara

garis besar hampir sama dengan siswa SD yaitu karies gigi, serumen telinga, dan

penglihatan kurang. Dari bagan di atas, terdapat sebuah perbedaan permasalahan

yang diperiksakan pada siswa SMA/K/MAN yaitu adanya pemeriksaan buta

warna. Pemeriksaan buta warna ini wajib dilakukan di seluruh SMA/K/MAN di

wilayah kerja Puskesmas Andalas.

40
BAB 4

PEMBAHASAN

Pemeriksaan kesehatan berkala pada anak sekolah merupakan salah satu

dari trias UKS. UKS meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan

peserta didik dilakukan melalui trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan

kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Pemeriksaan kesehatan

berkala termasuk dalam pelayanan kesehatan oleh UKS. UKS menitikberatkan

pada promotif dan preventif, penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala

bertujuan dalam preventif untuk mendeteksi dini masalah kesehatan pada peserta

didik agar dapat ditindaklanjuti segera bila terdeteksi masalah kesehatan pada

peserta didik.

Puskesmas Andalas telah melaksanakan program UKS dalam upaya

preventif yaitu penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala pada

sekolah di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Pada laporan pemeriksaan berkala

Puskesmas Andalas yang telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 70 sekolah terdiri

dari 51 SD, 13 SMP, dan 16 SMA.

Pemeriksaan berkala telah dilakukan oleh Puskesmas Andalas pada bulan

Maret-Mei 2018, pemeriksaan berkala sudah mencapai standar, pemeriksaan

berkala sedikitnya 1 kali dalam setahun dengan sasaran kelas 2-6 bagi SD, kelas

2-3 SMP, kelas 2-3 SMA. Pelaksanaannya sudah tepat yaitu dilakukan sepanjang

tahun ajaran (Juli-Juni).

Pemeriksaan Berkala pada SD, SMP dan SMA dari 70 sekolah, dengan

pencapaian terendah pada SMK Perbankan, yaitu 0%. Kendala dalam pelaksanaan

ini hingga angka pencapaian pelaksanaan pemeriksaaan berkala pada anak SMK

41
dikarenakan metode belajar yang susah untuk penentuan jadwal pihak puskesmas

dengan pihak siswa. Siswa SMK tidak hanya di satu lokal saja tetapi kelas mereka

tergantung mata pelajaran jurusannya hingga jadwal seriap siswa yang berbeda-

beda menyebabkan kesulitan kepada tenaga kesehatan dari puskesmas untuk

memeriksanya. Selain susahnya tentang jadwal, kebanyakan siswa kabur saat

pemeriksaan berkala sulit mencapai 100%.

Hasil pemeriksaan berkala dari SD, SMP dan SMA ditemukan data

terbanyak pada gigi karies, penglihatan yang kurang, serumen telinga, dan gizi

kurus. Setelah terdeteksi masalah kesehatan terbanyak pada siswa sekolah di

wilayah kerja Puskesmas Andalas, masalah-masalah ini bisa ditindaklanjuti oleh

tenaga kesehatan di puskesmas. Untuk promotif dari UKS maka dilakukanlah

penyuluhan tentang kebersihan diri, edukasi tentang kebersihan gigi dan gizi.

Kendala yang dihadapi pemegang program dalam melaksanakan

pemeriksaan kesehatan berkala pelaksanaan yang belum optimal di beberapa

sekolah akibat kurangnya kerjasama oleh tim pelaksana sesuai petunjuk teknis

yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015,

yaitu dilaksanakan oleh tim pelaksana UKS yang terdiri dari kepala

sekolah/madrasah, guru pembina UKS/pembina UKS, ketua komite

sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah, petugas uks puskesmas, guru dan

siswa.

Solusi yang dapat diberikan kepada pemegang program adalah meminta

bantuan kepada mitra potensial bidang kesehatan, contohnya seperti mahasiswa

kesehatan yang sedang praktik di Puskesmas Andalas. Solusi ini telah sesuai

dengan petunjuk teknis yang menyatakan bahwa dalam rangka mengatasi

42
keterbatasan sumber daya kesehatan, kepala puskesmas dapat meminta bantuan

dinas kesehatan dan institusi pendidikan, organisasi profesi, atau mitra potensial

bidang kesehatan lainnya.

43
BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh pada penulisan makalah ini yaitu:

1. UKS (Unit Kesehatan Sekolah) terdiri dari tiga kegiatan, salah satunya

pelayanan kesehatan yaitu penjaringan dan pemeriksaan berkala pada anak

sekolah yang merupakan upaya preventif pada anak sekolah.

2. Pemeriksaan berkala pada anak sekolah baik di tingkat SD, SMP, maupun

SMA belum ada yang mencapai 100% terhitung sejak bulan Maret hingga Mei

2018.

3. Pemeriksaan berkala pada anak sekolah di wilayah kerja Puskesmas Andalas

dilakukan sepanjang tahun ajaran 2018/2019 dengan waktu pelaksanaan pada

bulan Maret-Mei 2018. Pemeriksaan berkala ini sudah mencukupi standar

sesuai petunjuk teknis.

4. Masalah yang ditemukan pada pemeriksaan berkala anak sekolah untuk SMP

dan SMA adalah kurangnya kesadaran pada murid terhadap kesehatan dan

kendala dalam jadwal pertemuan dengan murid, terutama pada murid SMA /

SMK yang memiliki metode pembelajaran yang berpindah kelas.

5. Kurangnya kerjasama tim pelaksana UKS masih menjadi kendala dalam

pelaksanaan pemeriksaan berkala ini.

44
5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:

1. Perlunya koordinasi, baik antara kepala puskesmas sebagai pembina UKS dan

kepala sekolah sebagai ketua tim pelaksana UKS, untuk menindaklanjuti

kinerja tim pelaksana UKS yang belum optimal. Jika dirasakan perlu, kepala

puskesmas dapat melakukan advokasi kepada Kepala Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Tingkat Kecamatan untuk membuat kebijakan mengenai

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala di tingkat sekolah.

2. Perlunya koordinasi baik dengan pihak guru SMK untuk menindak lanjutkan

permasalahan dalam penentuan jadwal pemeriksaan berkala pada murid SMK,

sehingga tenaga kesehatan tidak kewalahan untuk memeriksa murid. Sebaiknya

dipilih satu hari dimana semua murid dikumpulkan untuk diperiksa mengingat

kesusahan tenaga kesehatan untuk memeriksa murid SMK yang metode

pembelajarannya tidak dalam satu lokal saja tetapi berganti kelas.

3. Hendaknya pemeriksaan berkala dilakukan tidak dalam 3 bulan berturut-turut,

tapi diberi jeda 3 bulan sekali agar siswa-siswi yang sebelumnya berhalangan

hadir dapat diperiksa.

4. Sebaiknya dimasukkan data pemeriksaan di Sekolah Luar biasa baik dalam

sasaran program hingga pencatatan dan pelaporan pemeriksaan kesehatan

berkala pada anak sekolah tidak hanya terbatas pada sekolah biasa saja..

45
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. Petunjuk teknis penjaringan kesehatan dan pemeriksaan

berkala di satuan dasar dan menengah. DIPA TA. 2015

2. Tim Esensi. Mengenal UKS. Jakarta: Esensi Erlangga Group.2012

3. Puskesmas Andalas. Laporan tahunan unit kesehatan sekolah 2018. Padang:

Puskesmas Andalas. 2018.

4. Puskesmas Andalas. Laporan Tahunan Puskesmas Andalas Tahun 2018.

Padang: Puskesmas Andalas; 2018.

5. Ahmad S. Usaha kesehatan sekolah. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

2009

46

Anda mungkin juga menyukai