Anda di halaman 1dari 4

Resonansi Bunyi

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang bergetar
dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi
sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, resonansi bunyi pada kolom udara
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dibuat
berbagai macam alat musik. Alat musik pada umumnya dibuat berlubang agar terjadi resonansi
udara sehingga suara alat musik tersebut menjadi nyaring. Contoh alat musik itu antara lain:
seruling, kendang, beduk, ketipung dan sebagainya.

Resonansi sangat penting di dalam dunia musik. Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang
nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Pada gitar terdapat kotak atau ruang udara tempat udara
ikut bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara di dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi
yang sama dengan yang dihasilkan oleh senar gitar. Udara yang mengisi tabung gamelan juga
akan ikut bergetar jika lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung
kolom udara di bawah lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar nyaringnya bunyi
gamelan tersebut. Reonansi juga dipahami untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di
udara.

Untuk mengetahui proses resonansi, kita tinjau dua garputala yang saling beresonansi seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Dua garputala yang saling beresonansi

Jika garputala dipukul, garputala tersebut akan bergetar. Frekuensi bunyi yang dihasilkan
bergantung pada bentuk, besar, dan bahan garputala tersebut.

Resonasi pada Kolom Udara

Apabila pada kolom udara yang terletak di atas permukaan air digetarkan sebuah garputala,
molekul-molekul di dalam udara tersebut akan bergetar. Perhatikan Gambar 3.5.
Gambar 3.5. Sebuah kolom udara di atas permukaan

air digetarkan oleh sebuah garputala

Syarat terjadinya reronansi, yaitu:

(a) pada permukaan air harus terbentuk simpul gelombang;

(b) pada ujung tabung bagian atas merupakan perut gelombang.

Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa organa tertutup. Jadi, resonansi
petama akan terjadi jika panjang kolom udara di atas air ¼ λ, resonansi ke dua ¾ λ, resonansi ke
tiga 5/4 λ, dan seterusnya.

Kolom udara pada percobaan penentuan resonansi di atas berfungsi sebagai tabung resonator.
Peristiwa resonansi ini dapat dipakai untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara.
Agar dapat terjadi resonansi, panjang kolom udaranya adalah l = (2n-1)¼λ dengan n = 1, 2, 3, . .
.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditentukan bahwa resonansi bertuturutan dapat Anda
dengar apabila suatu resonansi dengan resonansi berikutnya memiliki jarak Δl = ½ λ. Jika
frekuensi garputala diketahui, cepat rambat gelombang bunyi di udara dapat diperoleh melalui
hubungan:

v= λf ....................................................(3.7)

Peristiwa resonansi juga dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya,
gelas piala bertangkai bisa pecah bila diletakkan didekat penyanyi yang sedang menyanyi. Hal
ini terjadi karena gelas memiliki frekuensi alami yang sama dengan suara penyanyi sehingga
gelas mengalami resonansi dan mengakibatkan pecahnya gelas tersebut. Peristiwa resonansi juga
dapat menyebabkan runtuhnya jembatan gantung jika frekuensi hentakan kaki serentak orang
yang berbaris di atas jembatan gantung sama dengan frekuensi alami jembatan sehingga
jembatan akan berayun hebat dan dapat menyebabkan runtuhnya jembatan.
Gelombang Bunyi pada Dawai atau Senar

Anda tentu pernah melihat orang memainkan gitar. Pada senar atau dawai pada gitar kedua
ujungnya terikat dan jika digetarkan akan membentuk suatu gelombang stasioner. Getaran ini
akan menghasilkan bunyi dengan nada tertentu, tergantung pada jumlah gelombang yang
terbentuk pada dawai tersebut. Pola gelombang stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik
pertama), nada atas pertama (harmonik kedua) dan nada atas kedua (harmonik ke tiga)
ditunjukkan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Pola Panjang Gelombang pada Dawai.

Frekuensi nada yang dihasilkan tergantung pada pola gelombang yang terbentuk. Secara umum,
ketiga panjang gelombang di atas dapat dinyatakan dengan persamaan :

(3.8)

Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi persamaan :

(3.9)
Keterangan :

v : Cepat rambat gelombang pada dawai (m/s)


fn : Frekuensi nada ke-n (Hz)
λn : Panjang gelombang ke-n
L : Panjang dawai
n : Bilangan yang menyatakan nada dasar, nada atas ke-1, dst. (0, 1, 2, ...)

Pipa organa merupakan sejenis alat musik tiup. Bisa dicontohkan sebagai seruling bambu. Anda
tentu pernah melihat bahwa ada dua jenis seruling bambu. Demikian juga dengan karakteristik
pipa organa. Ada pipa organa terbuka (kedua ujungnya terbuka) dan pipa organa tertutup (salah
satu ujungnya tertutup).

Pipa organa

Pipa organa merupakan semua pipa yang berongga di dalamnya, bahkan Anda dapat
membuatnya dari pipa paralon. Pipa organa ini ada dua jenis yaitu pipa organa terbuka berarti
kedua ujungnya terbuka dan pipa organa tertutup berarti salah satu ujungnya tertutup dan
ujung lain terbuka. Kedua jenis pipa ini memiliki pola gelombang yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai