DEPARTEMEN FISIOLOGI
MEDAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
C. Kontraindikasi
Kontraindikasi relatif pada pemasangan kanulasi intravena perifer di lokasi
tubuh tertentu, termasuk:
1. Infeksi kulit sekitar.
2. Flebitis vena/ peradangan vena.
3. Sklerosis vena/ penyempitan pembuluh vena.
4. Infiltrasi/ bocornya intravena sebelumnya.
5. Luka bakar di sekitar lokasi venipuncture.
6. Cedera traumatis proksimal dari lokasi pemasangan.
7. Fistula arteriovenosa di ekstremitas.
8. Prosedur bedah yang mempengaruhi ekstremitas.
Ada situasi yang tidak memungkinkan untuk melakukan pemasangan
kanulasi intravena perifer. Misalnya pada dehidrasi ekstrim atau syok dimana
vena perifer telah kolaps. Pada keadaan dimana pemasangan kanulasi memakan
waktu lama atau tidak mungkin dilakukan, perlu dilakukan pemasangan kanulasi
vena sentral atau intraoseous atau melalui insisi vena besar. (Darwis, Aprisal,
2014)
3. Dekstrosa
Komposisi : glukosa = 50 gr/l (5%), 100 gr/l (10%), 200 gr/l (20%).
Kemasan : 100, 250, 500 ml.
Fungsinya : sebagai cairan resusitasi pada terapi intravena serta untuk keperluan
hidrasi selama dan sesudah operasi. Diberikan pada keadaan oliguria ringan
sampai sedang (kadar kreatinin kurang dari 25 mg/100ml).
Kontraindikasi : Hiperglikemia.
Adverse Reaction : Injeksi glukosa hipertonik dengan pH rendah dapat
menyebabkan iritasi pada pembuluh darah dan tromboflebitis.
7. Asering
Fungsinya: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi:
gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik,
dehidrasi berat, trauma.
Komposisi: Setiap liter asering mengandung: Na 130 mEq, K 4 mEq, Cl 109 mEq,
Ca 3 mEq, Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
a. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang
mengalami gangguan hati
b. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih
baik dibanding RL pada neonatus
c. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada
anestesi dengan isofluran
d. Mempunyai efek vasodilator
e. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000
ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil
risiko memperburuk edema serebra
8. KA-EN 1B
Fungsinya:
a. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada
kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
b. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan
sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
c. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100
ml/jam
Komposisi :
Tiap 1000 ml isi mengandung sodium klorida 2,25 g, anhidrosa
dekstros 37,5 g., Elektrolit (meq/L)
9. Otsu-NS
Fungsinya: Untuk resusitasi, Kehilangan Na > Cl, misal diare, Sindrom yang
berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi
adrenokortikal, luka bakar)
Komposisi : Mengandung elektrolit mEq/L, Na+ = 154, Cl- = 154
PEMBAHASAN
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut,
demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat,
trauma.
Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
o Na 130 mEq
o K 4 mEq
o Cl 109 mEq
o Ca 3 mEq
o Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
o Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang
mengalami gangguan hati
o Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih
baik dibanding RL pada neonatus
o Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada
anestesi dengan isofluran
o Mempunyai efek vasodilator
o Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000
ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil
risiko memperburuk edema serebral
2. Dextrosa
Dextrosa merupakan senyawa yang siap dimetabolisme di dalam tubuh.
Senyawa ini meningkatkan kadar glukosa dalam darah, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan akan kalori. Konsentrasi dektrosa akan menurun apabila terjadi
penurunan jumlah protein dan nitrogen dalam tubuh, dan juga dapat memicu
pembentukan glikogen. Dextrosa merupakan senyawa monosakarida yang sangat
cepat diserap dalam usus halus dengan mekanisme difusi aktif. Dextrosa juga
disimpan sebagai glikogen pada hati dan otot. Metabolisme dextrosa akan
menghasilkan CO2, air dan sumber energi
Indikasi
a. Sebagai terapi parenteral untuk memenuhi kalori pada pasien yang
mengalami dehidrasi.
b. Sebagai terapi pada pasien hipoglikemi yang membutuhkan konsentrasi
glukosa dalam darah, hal ini dipenuhi dengan cara menyimpan dekstrosa
yang ada sebagai cadangan gula dalam darah.
Kontra Indikasi
Pada pasien hiperglikemi (diabetes), pasien gangguan ginjal, gangguan
absorpsi glukosa-galaktosa, sepsis akut
Efek Samping
1. Poliuria: peningkatan jumlah urin, yang disebabkan karena gula yang ada
menyerap air dengan kuat dalam tubuh.
2. Nyeri setempat: hal ini disebabkan karena konsentrasi sediaan yang terlalu
tinggi, biasanya diberikan pada pasien yang membutuhkan nutrisi
parenteral dengan konsentrasi dekstrosa yang tinggi.
3. Hiperglikemia: terjadi peningkatan kadar gula dalam darah dan glukosuria.
Menurut UK Health Department (2009), glukosa atau dekstrosa
hipertonik terutama jika mungkin memiliki pH rendah dan dapat menyebabkan
iritasi vena dan tromboflebitis
a. Dextrose 5%
Keterangan
Komposisinya adalah glukosa anhidrous dalam air untuk injeksi. Larutan dijaga
pada pH antara 3,5 sampai 6,5 dengan natrium bikarbonat. Larutan dextrose 5%
iso-osmosis dengan darah. Larutan dextrose injeksi merupakan larutan jernih dan
tidak berwarna
Sifat Fsikokimia
Dextrose berisi satu molekul air hidrasi atau anhydrous. Kristal tidak berwarna
atau putih, serbuk kristal atau granul. Tidak berbau dan mempunyai rasa manis.
Larut 1 dalam 1 bagian air dan 1 dalam 100 bagian alkohol sangat larut dalam air
mendidih larut dalam alkohol mendidih.
Subkelas Terapi
Parenteral
Indikasi
Dextrose 5% & 10% : '- pengganti cairan atau karbohidrat (dextrose 5% lebih
sering sebagai pengganti cairan).1,4 '- sumber energi '- hipoglikemia '-
penatalaksanaan emergensi hiperkalemia dengan kalsium dan insulin.
Dosis Pemberian
Farmakologi
Stabilitas Penyimpanan
Simpan dibawah suhu 25C.
Kontraindikasi
Efek Samping
Efek samping yang sering terjadi: injeksi dextrose, khususnya jika hipertonik
dapat menurunkan pH dan dapat menyebabkan iritasi vena dan thrombophlebitis.4
Hiperglikemia dan glukosuria dapat terjadi pada pemberian dengan kecepatan
lebih dari 0,5 g/kg/jam.2 Ada juga yang menyebutkan diatas 0,8 g/kg/jam.3
Penggunaan jangka lama dapat menimbulkan gangguan keseimbangan cairan dan
asam basa serta pengenceran konsentrasi elektrolit, yang dapat menimbulkan
udem, hipokalemia, hipomagnesia dan hipofosfatemia. Dapat juga terjadi
defisiensi vitamin B kompleks.
Interaksi Makanan
Tidak ada data
Interaksi Obat
Pengaruh Anak
Gunakan dengan hati-hati pada bayi yang dilahirkan oleh ibu pengidap diabetes.
Pengaruh Kehamilan
Keamanan pada kehamilan belum diketahui dengan baik. Gunakan hanya jika
manfaat lebih besar dibanding kerugiannya.
Pengaruh Menyusui
Tidak ada data
Parameter Monitoring
1. asupan dan output cairan tubuh 2. gejala hiperglikemia, udem dan hipokalemia
Peringatan
2. Larutan dextrose harus digunakan dengan hati-hati pada pasien diabetes atau
diketahui intoleran karbohidrat.2,3 Pemberian infus secra cepat atau insufisiensi
metabolik dapat menimbulkan hiperglikemia dan glikosuria. Glukosa darah dan
urin harus dipantau secara reguler.
Mekanisme
Mengkompensasi kehilangan atau kekurangan karbohidrat dan cairan; menjadi
sumber nutrisi yang diberikan secara parenteral dan meningkatkan kadar gula
darah pada keadaan hipoglikemia.
Monitoring
1.Perbaikan keseimbangan cairan dan elektrolit.