Anda di halaman 1dari 5

LIKUIFAKSI DI SULAWESI TENGAH-PALU

ARTIKEL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Penyehatan yang
diampu oleh :
Dr. Rina Marina Masri, M.P

Oleh :

Jasmine Hasna Paradilla

1603369

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
LIKUIFAKSI DI SULAWESI TENGAH-PALU

Likuifaksi adalah fenomena hilangnya kekuatan tanah akibat getaran gempa


bumi. Likuifaksi terjadi pada tanah yang berpasir lepas (tidak padat) dan jenuh air
(Tohari et. al., 2015). Dikarenakan lapisan tanah dengan ukuran pasir merupakan
lapisan yang memiliki porositas baik, sehingga memungkinkan lapisan ini
menyimpan dan mengalirkan air. Lapisan yang memiliki porositas yang baik memicu
penyerapan air dalam lapisan yang menyebabkan lapisan tersebut jenuh air.
Pada September 2018 lalu, Kawasan Palu Sulawesi Tengah telah diguncang
gempa sebesar 7,4 SR. Gempa yang terjadi menyebabkan beberapa daerah seperti
Kelurahan Petobo mengalami fenomena alam yang disebut Likuifaksi.
Para ahli memandang daerah yang terkena gempa pada hari Jumat 28 Oktober
2018 lalu memang rawan terjadi likuifaksi karena susunan tanah yang berpasir. Tanah
semacam itu biasanya yang mudah bersentuhan dengan air.
Enam tahun lalu, ESDM sudah melakukan penelitian terkait gejala alam ini di
beberapa tempat, termasuk Sulawesi Tengah. Dan hasil penelitian pun menyatakan
bahwa di Palu memang memiliki potensi likuifaksi, karena di bagian tengah kota Palu
rata-rata endapan berumur masih muda, banyak pasir, lumpur yang masih belum
terikat dan masih gembur.
Secara keseluruhan tatanan stratigrafi kota Palu disusun oleh tiga kelompok
batuan yaitu : kelompok batuan Pra-Tersier, kelompok batuan Tersier dan Kelompok
Batuan Kuarter (Hall, 2010), Kelompok batuan Pra-Tersier dapat dijumpai berupa
batuan sedimen laut dan berupa batuan metamorfik yang keduanya diterobos oleh
batuan granit dan granodiorit yang berumur Tersier, serta tertindih tidak selaras oleh
Kelompok batuan Kuarter yaitu yang terdiri dari beberapa endapan, yaitu : endapan
rombakan, endapan sungai, endapan limpah banjir endapan alur sungai purba serta
endapan kipas aluvium.
Tatanan Stratigrafi Sulawesi (dimodifikasi oleh Hall, 2000)

Berdasarkan hasil studi dari tim revisi peta gempa Indonesia (dalam Irsyam
M, dkk, 2010) struktur geologi aktif yang melewati Kota Palu adalah berupa PK
(Palu Koro Fault) dan MF (Matano Fault) keduanya merupakan sesar aktif yan
banyak dijumpai disekitar lembah Palu.
Berdasarkan Peta Zonasi Gempa Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum (2010), Kota Palu memiliki percepatan gempa permukaan sebesar 1
- 1,2 g di sepanjang dataran Teluk Palu.
Peta Zonasi Gempa Indonesia

Menurut klasifikasi zona gempa Indonesia (Firmansyah, J & Irsyam, M,


1999) gempa yang terjadi di wilayah Palu termasuk dalam tipe zona perubahan
(transform zone) yaitu gempa yang diakibatkan karena dua lempeng tektonik
bergerak saling menggelangsar (slide each other), sejajar namun berlawanan arah.
Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Gempa yang terjadi pada
zona ini umumnya merupakan gempa pada kerak dangkal (shallow crustal
earthquakes) yang diakibatkan oleh Sesar Palu-Koro dan Sesar Matano.
Likuifaksi sebenarnya seringkali terjadi saat gempa kuat di berbagai tempat,
tetapi keadaan permukaan tanah lah yang menentukan terjadinya longsor. Salah
satunya saat gempa di Tasikmalaya tahun 2009, saat itu pun terjadi likuifaksi tetapi
dikarenakan topografinya datar jadi kemungkinan hanya lumpur saja. Sedangkan
yang terjadi di Palu topografinya lebih curam.
Sebagian wilayah Indonesia berada di daerah Cincin Api Pasifik maka
kemungkinan terjadinya likuifaksi akan selalu ada. Akan tetapi sebenarnya terdapat
sejumlah tindakan yang bisa dilakukan untuk mengantisipasinya, seperti melakukan
pemetaan bencana yang menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA

Permana, Adi. (2018, 5 Oktober). Mengapa Terjadi Likuifaksi di Palu menurut Ahli
Geologi ITB. [online]. Diakses dari
http://www.itb.ac.id/news/raed/56834/home /mengapa-terjadi-
likuifaksi-di-palu-menurut-ahlo-geologi-itb

Aziz, Nuraki.(2018, 2 Oktober). Likuifaksi: Ketika tanah di Kota Palu dan sekitarnya
tiba-tiba ‘ambles’. [online]. Diakses dari https://bbc.com/
indonesia/indonesia-45708229

Firmansyah, J. Dan Irsyam, M., (1999), Development of Seismic hazard map for
Indonesia, Prosiding Konferensi nasional Rekayasa Kegempaan di
Indonesia, ITB: Indonesia.

Irsyam M, dkk., (2010). Peta Zonasi Gempa Indonesia. Kementerian Pekerjaan


Umum: Jakarta

Hall, R. & Wilson, M.E.J.,( 2000), Neogene Sutures in Eastern Indonesia. Journal of
Asian earth Sciences. 18, 781-808.

Widyaningrum, Risna.(2012). Penyelidikan Geologi Teknik Potensi Liquifaksi


Daerah Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Pusat Sumber Daya Air
Tanah dan Geologi Lingkungan, Badan Geologi, Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral :Bandung

Anda mungkin juga menyukai