4) Mengajak murid untuk bekerjasama. Ada beberapa hal yang dilakukan agar konselor
dan siswa dapat membangun suatu kerjasama. Pertama, menjalin hubungan positif
dengan siswa. Hal ini diawali dengan memberikan perhatian kepada seluruh siswa.
Perhatian ini ditunjukkan dengan kepekaan konselor terhadap kebutuhan siswa,
pemberian dukungan kepada siswa selama belajar dan menunjukkan keterampilan
komunikasi yang tepat (termasuk keterampilan mendengar). Kedua, mengajak
murid untuk berbagi dan mengemban tanggungjawab. Strategi mengajak murid
mengemban tanggungjawab dibahas dalam kotak …. Ketiga, memberi penguatan
pada perilaku yang tepat. Prinsip dalam teori behavioral menunjukkan bahwa
belajar terjadi apabila perilaku yang diharapkan mendapat penguatan
(reinforcement). Oleh karena itu, penting bagi konselor untuk mencermati setiap
pemberian konsekuensi atas perilaku siswa. Jangan sampai pemberian konsekuensi
positif malah disandingkan pada perilaku yang tidak diharapkan. Lihat kotak 2
untuk mengetahui penggunaan penguatan secara efektif dan tidak efektif.
g) Beri murid pilihan. Strategi ini dilakukan dengan memberi siswa tanggung jawab
membuat pilihan dengan mengatakan bahwa dia memiliki pilihan untuk
bertindak benar atau salah, kesemuanya ada konsekuensinya dan kita tidak bisa
memilih konsekuensi itu.
2) Intervensi moderat. Jenis intervensi ini lebih kuat dibandingkan dengan intervensi
minor yang telah dibahas sebelumnya. Berikut ini strategi dalam intervensi moderat:
a) Jangan beri siswa kesempatan untuk melakukan aktivitas yang dia inginkan. Hal
ini dilakukan dengan tidak mengijinkan atau mencabut ijin bagi siswa yang
berperilaku menyimpang di dalam kelas untuk, misalnya, mengerjakan tugas
dengan teman.
b) Buat kontrak perilaku (behavioral contract). Apabila siswa masih melakukan
perilaku yang tidak diharapkan dalam mengikuti bimbingan klasikal, maka
konselor bersama siswa tersebut membuat kontrak perilaku yang disepakati
kedua belah pihak. Kontrak perilaku berisi perilaku yang diharapkan dari siswa
dan penguatan yang akan diperoleh jika melakukan perilaku tersebut. Dalam
kontrak perilaku juga dicantumkan saksi atas kesepakatan atau kontrak tersebut.
Semua pihak membubuhkan tanda tangan dalam kontrak perilaku.
c) Pisahkan atau keluarkan siswa dari kelas. Strategi ini sebenarnya adalah teknik
time out dari pendekatan behavioral. Ada beberapa pilihan dalam penerapan
intervensi ini. Pertama, meminta siswa tetap di kelas, tetapi dia tidak memiliki
akses terhadap penguatan positif (positive reinforcement). Kedua, mengeluarkan
siswa dari kelas atau area aktivitas. Terakhir, menempatkan siswa di ruang time
Daftar Pustaka
Arends, R.I. 2007. Learning to Teach (7th ed.). Diterjemahkan oleh H.P. Soetjipto &
S.M. Soetjipto. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Muijs, D., & Reynolds, D. 2008. Effective Teaching: Evidence and Practice (2nd ed.).
Diterjemahkan H.P. Soetjipto & S.M. Soetjipto. Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar.