Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang makalah


Proses yang menyebabkan sekumpulan sel menjadi berbeda-beda dalam
dalam struktur, fungsi dan prilaku. Diferensiasi berlangsung waktu embrio,
berkat diferensiasi suatu indifidu bentuk definitif jadi terdiri atas berbagi
macam jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk,
struktur, fungsi dan prilaku sama. Jaringan berasosiasi membantuk
sistem.Seluruh sistem berhimpun membina tubuh suatu organisme.
Diferensiasi terjadi pada seluruh mahluk hidup. Dengan diferensiasi
terjadilah pembagian aktifitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Pada makalah
ini, kita akan membahas tentang sifat dasar diferensiasi sel, tempat
diferensiasi, faktor diferensiasi, dan apa saja yang mempengaruhi proses
diferensiasi sel.

1.2 Rumusan masalah.


1. Apa yang dimaksud dengan diferensiasi dan siklus sel?
2. Bagaimana tahapan-tahapan dalam proses diferensiasi dan siklus sel?
3. Apakah factor yang mempengaruhi proses diferensiasi dan siklus sel?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui tentang diferensiasi dan siklus sel
2. Untuk mengetahui bagaimana proses diferensiasi dan siklus sel
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses
diferensiasi dan siklus sel

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Siklus Sel


Sel merupakan satuan dasar struktural, fungsional dan hereditas
makhluk hidup. Untuk pertumbuhan dan perkembangannya, setiap organisme
hidup tergantung pada pertumbuhan dan penggandaan sel-selnya. Pada
organisme uniseluler, pembelahan sel diartikan sebagai reproduksi, dan
dengan proses ini dua atau lebih individu baru dibentuk dari sel induk. Pada
organisme multiseluler, individu-individu baru berkembang dari satu sel
primordial yang dikenal dengan nama zygot, selanjutnya tumbuh dan
berkembang menjadi individu baru. Selama rentang hidupnya, sel-sel pada
organisme multiseluler sebagian mengalami penuaan dan kerusakan. Oleh
sebab itu perlu diperbaiki melalui pembelahan sel. Dengan demikian
pembelahan sel berfungsi dalam (i) reproduksi (ii) pertumbuhan, dan (iii)
perbaikan.
Umumnya, sebelum suatu sel mengalami pembelahan, sel-sel terlebih
dahulu mengalami pertumbuhan hingga mencapai ukuran tertentu. Setiap sel
mengalami dua periode yang penting dalam siklus hidupnya, yaitu periode
interfase atau periode non pembelahan dan periode pembelahan sel (M) yang
menghasilkan sel-sel baru. Kedua periode tersebut secara umum dikenal
dengan nama siklus sel. Dengan kata lain, kegiatan yang terjadi dari satu
pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut siklus hidup (daur) sel .
Secara singkat tahapan pada siklus hidup sel dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Skema siklus sel (Campbell and Mitchell, 2002)

Gambar 1. Skema siklus sel (Campbell and Mitchell, 2002)

2
Gambar 1. Skema siklus sel (Campbell and Mitchell, 2002)

Interfase terdiri atas tiga fase, yaitu: G1 (Gap pertama), S (Sintesis


DNA), dan G2 (Gap kedua), Pada fase G1, sel anak mengalami pertumbuhan,
pada fase S terjadi replikasi dan transkripsi DNA; sedangkan pada fase G2,
merupakan fase post sintesis, dimana sel mempersiapkan diri untuk membelah.
Pembelahan sel meliputi dua tahapan yaitu : kariokinesis atau mitosis dan
sitokinesis. Perlu diingat bahwa apabila pembelahan sel menghasilkan dua
buah sel anak yang tidak sama besarnya, maka G1 bagi sel anak yang kecil
lebih lama daripada sel anakan yang besar.
Puncak siklus hidup sel yaitu pembelahan sel, yang secara umum
diberi tanda M yang berarti fase mitosis. Pada waktu yang singkat kromatin di
dalam inti sel induk memampat membentuk kromosom, untuk kemudian
bersama-sama dengan seluruh isi sel, dibagi dua ke masing-masing sel anak.
Selama periode interfase, kromosom tidak tampak disebabkan karena materi
kromosom dalam bentuk benang-benang kromatin, dan komponen-komponen
makromolekulnya didistribusikan di dalam inti. Selama siklus sel terjadi
perubahan-perubahan yang sangat dinamis. Perubahan- perubahan tersebut
terutama komponen-komponen kimia dari sel seperti DNA, RNA, dan
berbagai jenis protein. Duplikasi DNA berlangsung selama periode khusus
dari interfase yang disebut fase sintesis atau periode S. Periode sintesis
didahului oleh periode G1 dan diikuti oleh periode G2.

3
Fase pembelahan sel yang terdiri atas fase mitosis dan sitokinesis. Fase
mitosis terdiri atas beberapa fase yaitu fase profase, fase prometafase, fase
metafase, fase anafase, dan fase telofase. Selama pembelahan sel, inti
mengalami serangkaian perubahan- perubahan yang sangat kompleks,
terutama peruahan-perubahan kandungan intinya. Pada saat pembelahan sel
berlangsung, salut inti dan nukleus menjadi tidak tampak dan subtansi
kromatin mengalami kondensasi menjadi kromosom.

2.2 Pembelahan Sel


2.2.1 Mitosis
Mitosis atau pembelahan inti merupakan stadium akhir dari siklus sel dan
merupakan satadium yang paling pendek, yaitu kurang lebih 10% dari
keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali siklus. Selama
pemebelahan inti, struktur kromosom tanpak mengalami perubahan-
perubahan secara progresif.

Profase
Profase merupakan transisi dari fase G2 ke fase pembelahan inti atau
mitosis (M) dari siklus sel. Profase adalah stadium pertama dari mitosis.
Kromatin yang menyebar selama interfase secara perlahan-lahan terkondensasi
menjadi kromosom yang mantap. Jumlah kromatin yang tepat merupakan ciri
khas dari setiap species, sekalipun pada species yang berbeda dapat
mempunyai jumlah kromatin yang sama. Selain itu pada profase salut inti
mulai berdegenerasi dan secara perlahan-lahan inti menjadi tidak tampak, dan
terjadilah pembentukan spindel mikrotubul.

Sebelum profase masing-masing kromosom mengalami


duplikasi selama fase sintesis dari siklus sel. Setiap kromosom terdiri atas dua
kromatid sister yang bergabung pada suatu tempat yang disebut sentromer atau
kinetockor. Pada awal profase, massa mikrotubul sitoplasma yang merupakan
bagian dari sitoskeleton rusak dan membentuk kelompok molekul-molekul
tubulin yang besar. Molekul-molekul tubulin digunakan kembali untuk

4
konstruksi komponen utama aparatus mitosis atau spindel mitosis. Spindel
mitosis merupakan struktur benang bipolar yang sebagian besar disusun oleh
mikrotubul yang mula-mula terbentuk di luar nukleus. Pusat pembentukan
spindel atau kumparan pada kebanyakan sel hewan ditandai dengan adanya
sentriol. Pasangan sentriol pada sel mula-mula berduplikasi dengan suatu
proses yang dimulai tepat sebelum fase sintesis.
Duplikasi menghasilkan dua pasang sentriol. Masing-masing pasangan
sentriol sekarang menjadi pusat mitosis yang membentuk pusat bagi susunan
mikrotubul radial yang disebut aster. Kedua aster tersebut terletak
berdampingan dekat salut inti. Pada profase akhir, berkas-berkas mikrotubul
polar berinteraksi diantara dua aster, mula- mula memnajang dan tanpak
mendorong sentriol ke bagian sepanjang sisi salut inti. Dengan cara ini
spindel mitosis bipolar terbentuk.
Prometafase
Prometafse (metafase awal) dimulai secara tiba-tiba dengan
rusaknya inti yang pecah menjadi fragmen-fragmen membran yang tidak
dapat dibedakan dengan potongan-potongan retikulm endoplasma.
Fragmen-fragmen tersebut tetap berada disekitar kumparan atau spindel
selama mitosis. Kumparan-kumparan yang terletak di luar inti sekarang
dapat masuk ke daerah inti.
Pada saat prometafase, kromosom-kromosom bermigrasi ke arah
pusat spindel. Gerakan tersebut disebabkan karena adanya gerakan yang
beragitasi yang disebabkan oleh adanya interaksi antara benang-benang
kinetokor dengan komponen-komponen lain dari spindel.
Metafase
Selama metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada
bagian tengah spindel pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat ini,
sentromer-sentromer diikat oleh benang-benang spindel yang terpisah,
dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-kutub spindel yang berbeda.
Kadang-kadang benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan
kromosom dan merentang secara langsung dari satu kutub ke kutub yang

5
lain. Pada saat metafase, sentromer- sentromer diduplikasi dan setiap
kromatid menjadi kromosom yang berdiri sendiri atau independen.
Anafase
Anafase dimulai secara tiba-tiba ketika pasangan kinetochor pada
masing-masing kromatid terdorong secara perlahan-lahan menuju kutub
spindel. Jadi anafase ditandai dengan terjadinya pemisahan kromatid sister
membentuk anak kromosom yang bergerak menuju kutub spindel yang
berlawanan.
Telofase
Ketika kromatid-kromatid anakan yang terpisah sampai di kutub,
benang-benang kinetochor lenyap, benang-benang kumparan kembali
memanjang dan salut inti yang baru kembali terbentuk disekitar masing-
masing kromatid anakan. Kromosom nujkleulus tanpak kembali dan
mitosis berakhir.
Sitokinesis Pada Sel Hewan
Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage
yang biasanya dimulai pada akhir anafase dan telofase. Membran pada
bagian tengah sel tertarik ke dalam membentuk alur cleavage yang tegak
lurus pada sumbu kumparan diantara nukleus dan secara bertahap
menyempit hingga pada akhirnya putus dan membentuk dua sel anak
secara terpisah.
Sitokinesis Pada Sel Tumbuhan
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan tidak mampu membentuk
lekuk cleavage. Hal ini disebabkan karena adanya dinding sel yang kaku.
Sitokinesis pada dinsing sel tumbuhan tinggi melibatkan vesikula-vesikula
yang berasal dari badan golgi dan mikrotubul-miktotubul yang tersusun paralel
dan disebut fragmoplas. Vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi
berasosiasi dengan mikrotubula fragmoplas dan ditranslokasikan sepanjang
mikrotubula ke arah daerah ekuatorial. Vesikula-vesikula tersebut selanjutnya
terakumulasi pada daerah dimana mikrotubula fragmoplas mengalami overlap.
Vesikula-vesikula selanjutnya berfusi satu sama lain membentuk lempeng sel

6
(Cell plate). Vesikula-vesikula tadi berisi senyawa-senyaw pembentuk papan
sel dan dinding sel seperti pektin, hemiselulosa dan selulosa.
Lempeng sel meluas secara lateral hingga mencapai dinding sel
semula. Hal tersebut mungkin disebabkan karena mikrotubula- mikrotubula
pada fragmoplas awal dirakit dirombak pada bagian perifer dari lempeng sel
awal. Di tempat tersebut mereka menarik vesikula-vesikula lain dan kembali
berfusi pada bidang ekuator sehingga lempeng sel meluas kearah tepi. Proses
ini berulang hingga lempeng sel mencapai membran plasma, dan dua sel baru
terpisah secara sempurna.Pada akhirnya mikrofibril-mikrofibril
selulosaditempatkan pada bagian bawah lempeng sel untuk membentuk
dinding sel baru.

2.2.2 Meiosis
Fertilisasi menandai dimulainya fase diploid pada hewan dan
tumbuhan yang berkembang biak secara seksual. Stadium haploid dari siklus
seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut miosis. Miosis
berlangsung pada sel-sel miosit yang terdapat di dalam jaringan reproduksi
pada suatu organisme. Seperti halnya dengan mitosis, miosis berlangsung
setelah fase G1, S dan G2 dari interfase dan menentukan distribusi kromosom
yang tepat ke dalam sel-sel anak. Berbeda dengan mitosis, sebab miosis
mencakup dua siklus pembelahan berturut-turut dan menghasilkan 4 sel anak.
Pembelahan pertama dari miosis disebut pembelahan reduksi. Miosis
pertama mengubah inti dari suatu miosit yang mengandungkromosom diploid
menjadi inti haploid yang mengandung kromoson. Jumlah kromosom
direduksi jika pasangan kromosom homolog terpisah. Pembelahan kedua
disebut equation devision atau miosis kedua. Miosis kedua mengubah dua
hasil dari pembelahan miosis pertama menjadi 4 inti haploid.
Pembelahan miosis merupakan suatu bentuk pembelahan inti yang
penting pada organisme yang berkembang biak secara seksual. Miosis
berlangsung pada organisme eukariota yang mengandung jumlah kromosom
diploid (2n). Kedua set kromosom yang berpasangan tersebut dinamakan

7
kromosom homolog. Telah diketahui bahwa manusia m,engandung 46
kromosom atau 23 kromosom homolog (pada manusia n=23). Ke 46
kromosom yang terdapat pada zygot dibentuk pada saat fertilisasi yang
diturunkan dari sel sperma dan sel telur dari kedua induknya (paternal dan
maternal). Sel sperma dan sel telur mengandung setengah jumlah kromosom
induknya dan dinamakan haploid (n). Jadi sel haploid adalah sebuah sel
dengan satu set kromosom tunggal. Sel diploid adalah sel yang memiliki dua
set kromosom.
Pengujian dengan mikroskop terhadap ke 46 kromosom manusia
menunjukkan bahwa setiap jenis kromosom ada dua dan tersusun
berpasang-pasangan dimulai dari kromosom terpanjang. Tampilan
visualnya dinamakan kariotipe. Kromosom yang membentuk pasangan,
yang mempunyai panjang, posisi sentromer, dan pola pewarnaan yang
sama dinamakan kromosom homolog. Pengecualian penting terhadap
aturan kromosom homolog untuk sel somatic manusia, yaitu pada
kromosom X dan Y. Karena keduanya menentukan jenis kelamin suatu
individu, maka kromosom X dan Y dinamakan kromosom seks (kromosom
jenis kelamin). Kromosom di luar kromosom seks dinamakan kromosom
autosom.

2.3 Sifat Dasar Diferensiasi


Diferensiasi merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel ke arah
fungsi khusus yang tidak dimiliki oleh sel asal. Diferensiasi berlangsung
sewaktu embrio, berkat diferensiasi suatu individu bentuk definitive jadi
terdiri atas berbagai macam jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel yang
memiliki bentuk, struktur, fungsi, dan prilaku sama.Jaringan berasosiasi
membentuk alat, dan alat berasosiasi pula membentuk sistem.Seluruh sistem
berhimpun membina tubuh suatu organisme.Proses diferensiasi adalah proses
terbentuknya sifat-sifat yang baru atau menghilangnya sifat yang tidak ada
sehingga sel mendapat sifat dan struktur yang baru. Jadi diferensiasi

8
menekankan pada perubahan kualitatif.Dengan adanya diferensiasi perbedaan
struktur dan sifat-sifat pada sel, jaringan dan organ.
Diferensisasi dikatakan dapat terjadi jika ada perubahan nyata pada
morfologi sel (misalnya pembentukan sel epitel kulit dari sel ektodermal) atau
perubahan fungsi yang khusus dari sel. Sel-sel yang mempunyai berbagai
variasi diferensiasi dapat mempunyai karakteristik pertumbuhan yang
berbeda.Variasi diferensiasi juga mempengaruhi kemampuan beberapa sel
untuk berpindah dengan memperhatikan yang lainnya. Jadi, perkembangan
embriologis yang normal memerlukan kordinasi yang tinggi dari proses
diferensiasi, tumbuhan, dan perpindahan sel yang secarakeseluruhan
membentuk morfogenesis (proses pembentukan/perkembangan struktur,
ukuran, dan bentuk organ.
Diferensiasi mutlak perlu bagi mahluk multiseluler komplek dengan
diferensiasi itu akan terjadi pembagian pekerjaan atau aktivitas tubuh,
sehingga menjadi efektif. Sebenarnya diferensiasi ada pada seluruh mahluk,
bahkan pada mahluk uniseluler seperti pada amoeba, dalam selnya sudah ada
pembagian tugas dan sudah memiliki organel.Contoh organel pada amoeba
ialah seperti vakuola makanan untuk tugas mencerna makanan, vakuola
berdenyut untuk tugas membuang ampas metabolisme atau osmoregulator,
pseudopodia untuk pergerakan pindah, dan inti untuk control aktifitas sel.
Selama diferensiasi, sel mendapat sifat-sifat dari, misalnya terbentuk
aktin dan miosin pada sel otot atau terjadinya perubahan pada susunan
kimianya.Misalnya, dengan adanya enzim.Pada diferensiasi juga ada struktur
atau sifat yang menghilang, misalnya pada diferensiasi sel darah
mamalia.Mula-mula bakal sel darah merah mengandung nukleus tetapi
setelah mengalami diferensiasi terbentuk sel darah merah yang tidak
mengandungnukleus.
Hasil proses diferensiasi secara internal, yaitu pertumbuhan anda
terbentuknya macam-macam jaringan dan organ yang dipengaruhi faktor
lingkungan. Membentuk suatu struktur tubuh yang baru disebut

9
morfogenesis.Perkembangan dan diferensiasi dikontrol oleh DNA (gen) pada
nucleolus.
Sel induk bersifat totipotent atau pluripotent.Artinya memiliki sel-sel
anak potensi yang lengkap dan banyak bermitosis terus dan berdiferensiasi ke
segala arah untuk aktfitas kehidupan.Dengan diferensiasi potensi sel anak
menciut dan khas untuk suatu aktifitas khusus, disebut unipoten. Artinya
potensi sel itu hanya tunggal: untuk bernafas, atau untuk mencerna, sekresi
zat A, pergerakan dan sebagainya.
Dengan diferensiasi terjadilah spesialisasi bagi berbagai populasi sel
anak.Spesialisasi itu terjadi baik intra maupun ekstraseseluler. Spesialisasi
intra ialah:
1. Sel otot mengandung mikrofilamen aktin dan myosin yang banyak dan
tersusun berjajar rapat, disertai dengan banyaknya mitokondria yang
perlu untuk sumber energi bagi proses berkerut-kerut.
2. Sel kelenjar penghasil enzim mengandung retikulum endoplasma kasar
yang banyak dan alat golgi yang besar.
3. Sel epitel kulit mengandung retikulum endoplasma banyak dan giat
memeroduksi serat keratin.
4. Sel saraf memiliki bentuk khas, yaitu panjang halus seperti serat dan
mampu mengalirkan rangsangan listrik maupun kimia, pada ujung
serabut dihasilkan cairan kimia. Pada ujung serabut dihasilkan cairan
kimia yang disebut neurotransmitter.
Sepesialisasi ekstra ialah seperti pembentukan serat ekstraseluler oleh
sel-sel fibroblast pada jaringan pengikat dan menunjang, lalu pembentukan
bahan matriks (kandung), yang bagi sejenis jaringan dan populasi sel adalah
khas.

2.4 Tahap diferensiasi


Dalam diferensiasi terjadi kedalam beberapa tahapan yaitu pada tingkat
pertumbuhan embrio.Seperti zigot, blastula, grastula, tubulasi, organogenesis.
1. Zigot

10
Zigot adalah ovum yang fertilisasi dibuahi spermatozon. Bagian atas
ovum Amphioxus, disebut kutub animal terdapat daerah ooplas
(sitoplasma ovum) yang nantinya akan menjadi bakal ektoderm. Bagian
bawah kutub ovum disebut kutub vegetal ooplas yang akan menjadi
bakal mesoderm. Sedangkan bagian samping antara kedua kutub akan
menjadi bakal endoderm. Eksoderm bakal tumbuh menjadi epidermis dan
saraf.Endoderm bakal menjadi lapisan lendir saluran pencernaan bersama
kelnjar dan paru, mesoderm bakal menjadi jaringan pengikat, penunjang,
otot, alat dalam.
2. Blastula
Terjadi pada tingkat pertumbuhan embrio, terbentuk daerah
kelompok sel yang akan menjadi jaringan utama tubuh. Setelah
berdiferensiasi, pupolasi sel menjadi epidermis, saraf, notokord (sumbu
penyokong primer), mesoderm.Diferensiasi mulai terjadi pada kelompok
sel. Blastomer (sel blastula) sebelah bakal jadi endoderm, sebelah atas
bakal jadi ektoderm, dan bagian tengah bakal menjadi mesoderm.

3. Gastrula
Pada tingkat gastrula, embrio sudah mengandung 3 lapis benih yang
terdiri dari sel-sel yang tersusun di daerah tertuntu tubuh, yaitu ektoderm,
mesoderm dan endoderm.Pada tingkat grastula, baru berupa daerah sel
sedangkan pada tingkat gastrula sudah membentuk lapisan yang sangat
jelas.Diferensiasi berlanjut dengan terbentuknya 3 lapis benih yaitu
ektoderm sebelah luar, endoderm sebelah dalam dan mesoderm di
tengah.
4. Tubulasi
Pada tingkat tubulasi, ketiga lapis benih, sudah berupa bumbung
sehingga merupakan bumbung epidermis yang melingkup seluruh
permukaan tubuh. Bumbung saraf bagian depan, bakal jadi otak dan yang
belakang bakal bakal jadi batang saraf punggung. Bumbung endoderm

11
menjadi lapisan lendir saluran pencernaan, dan bumbung mesoderm akan
membentuk otot, alat dalam dan rongga tubuh. Diferensiasi makin rinci
pada tingkat tabulasi.Lapisan ektoderm membentuk bumbung
epidermis/kulit dan bumbung saraf, lapisan endoderm membentuk
bumbung saluran pencernaan, dan lapisan mesoderm membentuk berbagi
bumbung dan saluran pada berbagi alat dalam.
5. Organogenesis
Pada tingkat organogenesis, diferensiasi lebih rinci lagi, di sini sudah
terbentuk seluruh macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap,
sehingga pada saat kelahiran anak sudah dalam bentuk yang tetap.Pada
beberapa Vertebrata rendah, seperti ikan dan amfibi masih ada tingkat
berudu, sebagai bentuk tetap.
Bumbung mengalalami diferensiasi lagi berbentuk berbagai
alat.Bumbung saraf membentuk bagian-bagian otak dengan kuncup
indera.Bumbung endoterm berdiferensiasi membentuk saluran
pencernaan dan saluran pernapasaan termasuk kelenjar hati dan pankreas.
Bumbung mesoderm berdiferensiasi membentuk otot , tulang, ginjal,
gonad, jaringan pengikat, serta darah bersama pembuluh dan jantung.

2.5 Tempat terjadinya diferensiasi


Diferensiasi terjadi pada tiga tempat, yaitu intra dan ekstrasel, populasi
sel serta jaringan dan alat.
1. Diferensiasi intrasel dan ekstrasel
Diferensiasi intrasel terjadi pada organel.Untuk menjadi sel otot
terjadi spesialisasi pada mikrotubul dan mikrofilamen, juga makin
banyak terbentuknya mitokondria dibandingkan dengan sel alin. Pada sel
kelenjar penggetah enzim dan lendir terjadi spesialisasi pada retikulum
endoplasma, ribosom dan badan golgi, akan sangat aktif dan banyak
mengisi sel.
2. Diferensiasi populasi sel, diferensiasi jaringan dan alat.

12
Diferensiasi populasi sel terjadi pada bahan interseluler dan
pertautan sel atau komunikasi sesama sel sepopulasi.Semua sel
sepopulasi mengandung junction yang khas dan lewatnya dapat
dilakukan komunikasi dan distribusi bahan secara merata.Antara sel
tetangga dibentuk semen(cement) untuk merekatkan sel di
sebelahnya.Sel sepopulasi atau sejaringan, biasanya memiliki
pertautan/sambungan/junction.Agar kerukunan dan keharmonisan dapat
dipelihara.Pada keadaan biasa, populasi sel dicegah agar tidak terjadi
pergerakan pindah meninggalkan populasinya, yaitu dengan adanya sifat
contact inhibition antara selnya.Sementara itu sel sepopulasi dicegah
untuk membelah terus yaitu dengan adanya zat khalon. Khalon adalah
substansi yang sukar diekstrak (glikoprotein dengan berat molekul lebih
kecil dari protein pada umumnya dan dapat merembes masuk sel sacara
difusi terikat, bertindak sebagai koresepsor dalam pengaturan sintesa
protein), terdapat dalam jaringan mamalia dan mempunyai pengaruh anti
mitosis dari suatu pengaturan diri yang bergantung pada ketebalan
jaringan yang memproduksinya. Hal ini perlu, agar suatu jaringan tidak
terjadi over populasi atau mengalami hyperplasia (pembelahan
berlebihan pada sel dewasa). Khalon akan terlepas dari jaringan jika
terjadi luka sehingga sel di sekitar luka dapat terdediferansiasi lalu
bermitosis sehingga terjadi penyembuhan sel. Sel kanaker tidak
mengandung sifat contact inhibition maupun zat khalon. Oleh sebab itu
sel kanker berkeliaran, tidak diam dan rukun dengan sel tetangga, namun
terus bermitosis.Khalon terus bekerja mengontrol pertumbuhan dan
diferensiasi sel pada organogenesis, sehingga terbentuk berbagai jenis
jaringan dan organ. Adanya zat khalon, suatu alat/organ akan tumbuh
seimbang dengan alat/organ lain.
Sel embrio dan sel induk mampu berdifernsiasi.Sel embrio artinya
masih pluripoten, sel dewasa unipoten.Sel induk selalu bersifat muda dan
umurnya yang terbatas diperbaharui pada sel anak.Sel embrio yang
terdapat pada seluruh bagian tubuh embrio, sel induk terkandung dalam

13
berbagai jaringan atau alat/organ sejak embrio sampai dewasa.Pada
tumbuhan, sel induk terdapat pada jaringan meristem, yaitu pada pucuk
akar, pucuk batang, cambium.Pada hewan terdapat dalam gonad, disebut
epitel germinal, lapisna benih epidermis/kulit luar, sumsum tulang
kelenjar, lapisan lender saluran pencernaan, saluran pernapasan, kelamin
dan saluran kemih; juga tersebar pada jaringan pengikat di berbagai
daerah tubuh.
Sel yang sudah berdiferensiasi tidak mampu lagi bermitosis, namun
akan menua. Hal ini disebabkan Karena sifat kehidupan memiliki umur
terbatas, fana, tidak kekal. Pada suatu ketika sel menua pun akan mati.

2.6 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya diferensiasi


Faktor yang menyebabkan terjadinya diferensiasi sel ada dua yaitu
ekstrinsik dan intrinsik.
1. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar sel. Faktor
ekstrinsik terdiri dari supali bahan metabolis dan elektrolit, gas
pernapasan, gravitasi, suhu, sinar matahari, pH, letak sel dan kadar zat
induktor dan mesoderm.
Protoplasma, merupakan bahan sel anak, sebagian besar terdiri dari
protein dan lemak.Lemak membina membran bersama protein,
sedangkan protein sendiri membina sebagian besar organel dan bahan
produksi.Oleh sebab itu dalam pertumbuhan dan diferensiasi, sintesa
protein memegang peran utama.Arah diferensiasi ditentukan pada arah
atau bentuk sintesa protein.Factor intrinsic dan ekstrinsik diferensiasi di
atas berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sintesa
protein.
Contoh diferensiasi sel embrio jadi sel pigmen melanosit.Sel pigmen
mengandung pigmen melamin.Melanin dibentuk dari bahan mentah asam
amino fenilalanin, maka diperlukan enzim tironase. Enzim ini disintesa
dalam reticulum endoplasma, lalu disekresi berupa granula berisi pigmen

14
melanin oleh badan golgi. Enzim tersebut disintesa melalui proses
transkripsi (pencetakan ARN) dan tranlasi (menerjemahkan informasi
genetis yang dibawa ARN-m menjadi untaian asam amino dalam
ribosom). Transkripsi dan translasi ditentukan oleh kromatin dalam
inti.Kadar fenilalanin dalam sitoplasma juga ikut menentukan
diferensiasi sel induk menjadi melanosit.
Diferensiasi sel embrio menjadi sel otot dipengaruhi oleh banyak
factor dan melalui proses yang panjang serta menempuh sintesa protein.
Mikrofilamen aktin dan myosin adalah protein.Untuk terbentuknya
mikrofilamen diperlukan enzim dan enzim terbentuk melaluisintesa
protein.Pada sel otot banyak mengandung mitokondria yang terdiri dari
lemak dan protein.Diferensiasi sel embrio menjadi sel epidermis melalui
tahapan sintesa protein karena serat keratin yang membina sel tersebut
adalah protein.
Diferensiasi untuk menjadi sel kelenjar akan menghasilkan lender,
enzim, hormone dan antibody harus melewati sintesa protein. Bahan-
bahan sel yang telah berdifernsiasi mengandung gabungan protein, lemak
atau karbohidrat, diproses dalam mitokondria dan badan golgi.
Jika berbeda jumlah, komposisi dan keisomeran asam amino, maka
proteinnya pun akan berbeda pula. Untuk terbentuknya sejenis protein
yang dibina atas beratus-ratus asam amino, walaupun jenis asam amino
hanya sekitar 20 macam, diperlukan banyak enzim.Setiap tingkat reaksi
sssskimia dalam sel, memerlukan enzim khusus. Jenis protein atau bahan
protoplasma yang terbentuk dalam diferensiasi dapat beribu-ribu jenis,
maka jenis enzim yang diperlukan untuk pembentukannya pun berlipat
ganda banyaknya, mungkin sampai ratusan ribu jenis.
Setiap enzim dikode oleh sejenis gen. jika suatu protein atau bahan
protoplasma disintesa dengan memerlukan lima tahap reaksi, berarti lima
jenis enzim maka untuk satu jenis protein itu perlu ada lima jenis gen.
Pada faktor ekstrinsik kadar dan komposisi bahan yang masuk sel
melalui membrane dapat menjadi faktor difernsiasi. Sampai saat ini

15
belum dapat ditelusuri bentuk kadar dan komposisi bahan yang tepat
untuk mengarahkan pertumbuhan suatu sel. Misalnya pada sel otot dapat
menerima dan mengalirkan rangsang berupa arus listrik serta zat cairan,
terutama karena membrane selnya peka akan perubahan konsentrasinya
ion Na+ dan K+ semua itu hanya faktor genetislah yang memprogram.
Dalam diferensiasi, O2 menentukan arah dan jalan diferensiasi. Sel
yang berada di sebelah luar akan mendapat lebih banyak gas pernafasan
daripada sel yang berada di sebelah dalam tubuh embrio. Oleh sebab itu
terjadi perbedaan dalam kadar ATP juga segala aktivitas sel.
Gravitasi berpengaruh pada distribusi bahan dalam sitosol, terutama
berpengaruh pada ovum yang mengandung banyak makanan cadangan
yagn disebut deutoplasma atau yolk.Deutoplasma menumpuk di daerah
kutub vegetal, sedangkan di daerah kutub animal sedikit sekali.Hal ini
berakibat pada daerah kutub animal lebih mudah dan lebih sering
membelah diri; sedangkan di daerah kutub vegetal lebih besar-besar
selnya dan lebih banyak mengandung deutoplasma. Dengan adanya dua
perbedaan tersebut, maka terjadilah diferensiasi sel. Sel-sel daerah kutub
animal, ovum biasanya akan menjadi jaringan epidermis dan saraf,
sedangkan daerah kutub vegetal akan menjadi lapisan lender, saluran
pencernaan yang banyak mengandung kelenjar sedngkan daerah antara
kutub animal dan vegetal akan menjadi sel-sel membina lapisan
mesoderm yang akan menjadi jaringan penunjang, jaringan pengikat dan
jaringan otot.
Suhu dapat mempengaruhi arah dan jalan diferensiasi. Diferensiasi
bias terjadi melalui difernsiasi dalam sintesa protein. Proses sintesa
protein memerlukan banyak enzim dan enzim memerlukan suhu media
yang optimum, maka mudah dimengerti bahwa variasi pada suhu
lingkugan dapat mempengaruhi arah dan jalan difernsiasi. Faktor pH juga
mempengaruhi diferensiasi. Enzim bekerja optimal pada pH media yang
cocok, jika pH naik-turun akan menyebabkan difernsiasi.

16
Sinar terutama berpengaruh pada pertumbuhan sel berpigmen, baik
pada hewan maupun tumbuhan. Jika sinar matahari kurang atau tidak
ada, pertumbuhan sel pigmen akan tertahan. Letak sel dalam tubuh
embrio dapat menjadi factor difernsiasi. Sel yang letaknya sebelah luar
akan lebih banyak mendapat O2 , namun akan lebih banyak menerima
tekanan fisik dan perubahan suasana lingkungan. Embrio yang sudah
menempuh tahap gastrula dan tubulasi mengandung zat inductor, yang
dihasilkan oleh sel-sel lapisan mesoderm.Zat ini menginduksi
pertumbuhan dan difernsiasi jaringan sekitarnya, termasuk jaringan
mesoderm sendiri.Jika lapisan ectoderm yang bakal jadi jaringan saraf
dilepaskan dari lapisan mesoderm yang berada di bawahnya, ternyata
ectoderm itu tidak berdiferensiasi jadi jaringan saraf.
2. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam sel. Faktor
intrinsik berada dalam inti dan sitoplasma.Faktor dalam inti adalah
kromatin. Faktor dalam sitoplasma sangat kompleks, terutama berupa
enzim, kadar metabolit dan elektrolit, serta komposisi suatu organel.

Hormon menjadi faktor diferensiasi ketika embrio sudah menempuh


tahap organogenesis.Hormon mungkin dihasilkan oleh tubuh embrio
sendiri, atau dihasilkan oleh tubuh induk, yang mengalirkannya ke tubuh
embrio melalui plasenta (pada mamalia). Hormon steroid dapat
merembes masuk sel, terus ke dalam inti dan merangsang ADN untuk
melakukan transkripsi atau replikasi untuk persiapan bermitosis. Hormon
non-steroid merangsang zat reseptor pada plasmalemma, dan secara
estafet menyampaikan rangsangan kepada ADN inti untuk aktif
bertranskripsi atau replikasi.
Disini pengaruh hormon jelas sekali tampak pada perubahan yang
terjadi di daerah gembungan pada kromatin. Gembungan merupakan
daerah gen yang aktif melakukan transkripsi, mengandung banyak ARN-
m dan protein non-histon. Jika gen di daerah gembungan sedang aktif,

17
berarti ADN-nya dalam keadaan longgar dan pilihannya terbuka
(despiralisasi). Ternyata jika ke dalam sel dimasukkan hormon tertentu
maka gembungan itu muncul dan besar.Terbentuknya gembungan pada
daerah tertentu kromatin bergantung pada jenis hormone yang merembes
masuk sel.
Pada keluarga lalat buah (Drosophila) terkenal adanya kromosom
raksasa, yang panjangnya beberapa mm, di bawah mikroskop cahaya
tampak jelas mengandung pita-pia vertical pada kromatin. Pita-pita
tersebut merupakan daerah gen. Apabila gen sedang aktif bertranskripsi
maka pada suatu daerah pita-pita tersebut akan menjadi gembungan.
Apabila ulat serangga diberi suntikan hormon pertumbuhan tingkat larva
(juvenile hormone), makaakan tampak gembungan pada daerah tertentu
kromatin. Timbulnya gembungan pada beberapa tempat kromatin sel ulat
lalat buah, disebabkan adanya rangsang dari hormon pertumbuhan ulat.

Faktor intrinsik beroperasi dalam tingkat transkripsi dan


translasi.Dalam tingkat transkripsi diferensiasi terjadi oleh pembedaan
pada jenis daerah kromatin yang sedang melakukan transkripsi.Saat
interfase kromatin inti berada dalam 2 fase heterokromatin dan
eukromatin.Jika dalam fase hetero, pilinan ADN rapat dan padat , dan
non-aktif. Jika dalam fase eu-pilinan ADN longgar lepas, maka aktif
melakukan transkripsi. Menurut pengamatan hanya sekitar 5% And
kromatin dalam suatu sel yang eu pada suatu pertumbuhan. 95% lagi
dalam status hetero. Walau semua sel dalam tubuh embrio mengandung
bahan genetis dan susunan gen yang sama, namun dapat terjadi
diferensiasi pada daerah kromatin atau ADN mana yang yang sedang
bertranskripsi.

Dalam proses transkripsi diperlukan enzim ARN-polimerase,


nukleosida, fosfat, ATP dan beberapa elektrolit seperti Na+, Ca+2 dan
Mg+2. Difernsiasi dalam tingkat transkripsi mungkin terjadi karena
pembedaan dalam salah satu atau beberapa bahan.

18
Diferensiasi terjadi pula pada transkripsi karena pembedaan dalam
enzim proteinsae yang melepaskan protein histon dan non-histon dari
belitan ADN. Supaya pilinan ADN longgar dan kedua molekul yang
sepasang merenggang, maka perlu kiranya terlebih dahulu histon dan
non-histon yang dililit serta tempatnya membenam terurai. Wilayah
mana kromatin dan pada kromatin mana yang menjadi onggar dapat
nerdiferensiasi menurut perbedaan pada penguraian histon non-histon
tadi. Perbedaan supali bahan yang masuk ke dalam inti terutama enzim-
enzim, maka akan berbeda pula kodon pada ARN-m dan pada translasi
akan berbeda pula asam amino yang diuntaikan untuk jadi peptide. Pada
suatu protain, beda satu asam amino saja akan beda pula perilaku dan
sifatnya.

Contoh dalam sintesa hemoglobin yang mengandung protein


globulin.Hb normal yang umum pada orang disebut Hb A. dalam Hb
terjadi variasi orang yang memiliki Hb C, Hb S, Hb 0.Masing-masing Hb
hanya mempunyai perbedaan satu asam amino dari Hb A., lihat tabel 5.1
Hb abnormal. Artinya hanya berbeda pada satu kodogen pada ADN
eukromatin, dari ratusan kodogen lain yang melakukan transkripsi pada
bagian eukromatin tersebut. Perbedaan pada kodogen umumnya terjadi
karena mutasi. Mutasi adalah perubahan pada susunan nukleotida AND
terjadi karena gangguan pada suasana lingkungan sel, intra maupun
interseluler.

Gen dan ADN banyak yang rangkap dalam sel suatu organism.
Artinya ganda dalam komponen nukleotida maupun dalam transkripsi
dan translasi. Jadi gen A yang akan mensintesa protein A, banyak
terdapat dalam suatu inti sel. Hal ini perlu jika suatu ketika sel harus
memproduksi protein yang banyak dalam waktu singkat. Seperti pada sel
plasma, harus menghasilkan anti bodi (imunoglobulin) yang banyak,
diperlukan untuk menyerang benda asing yang masuk tubuh. Gen ganda
ini berfungsi sebagai tindakan pengamanan, jika suatu ketika gen A rusak

19
atau bermutasi dan mutant (hasil mutasi) itu berakibat sangat buruk
sehingga dapat mematikan sel. Jika masih ada cadangan duplikatnya
maka transkripsi akan berlangsung normal.

Pembagian kerja antara gen rangkap, sampai saat ini belum


diketahui, namun dapat dibayangkan bahwa perubahan dalam komposisi
bahan yang masuk ke dalam inti dapat membuat diferensiasi dalam
transkripsi. Hal ini mungkin jumlah ARN-m dari berbagai gen yang
berbeda, mungkin pula dalam jumlah ARN-m dari atu gen. eksperimen
menemukan bahwa jika sel diberi ARN-polimerase yang diambil dari
kromatin sel dewasa yang sudah berdifernsiasi, maka sel itu hanya
mampu mensintesa enzim tertentu, sesuai dengan jenis enzim yang
diproduksi oleh sel dari mana enzim itu diambil.

Transkripsi harus bekerja sama dan berinteraksi antara sitoplasma


dan inti/kromatin. Makin dewasa umur sel makin terspesialisasi bentuk
transkripsi untuk sintesa sejenis protein. Namun potnsi kromatin tetap
pluripoten. Oleh sebab itu potensi kromatin untuk diferensiasi
dipengaruhi oleh umur sitoplasma sel bersangkutan.

Jika dilakukan pencangkokan inti blastomer atau inti sel epitel


lapisan lender usus ke ovum yang intinya sudah diangkat atau dibunuh
dengan sinar ultraviolet, maka akan tumbuh embrio normal. Hal ini
menunjukkan bahwa kromatin aktif, berarti pluripoten. Namun jika yang
dicangkokkan ke dalam ovum adalah inti gastromer (sel gastrula), maka
terjadi berbagai macam embrio yang abnormal dan tidak dapat
melanjutkan pertumbuhan (mati).

Tabel 2.1 Hb Abnormal

No. Nama Hb Abnormal Perubahan asam amino dari I ke


1. Hb J Toronto Alanin à aspartat
2. Hb I Texas Lisin à glutamate
3. Hb G Honolulu Glutamate à glutamine

20
4. Hb M boston Histidin à tirosin
5. Hb M Indonesia Glutamate à lisin (rantai)
6. Hb S Glutamate à valin
7. Hb C Glutamate à lisin (rantai)
Antara gen terjadi interaksi dalam transkripsi suatu jenis protein atau
suatu jenis karakter anatomi-fisiologi. Ada karakter yang ditumbuhkan
oleh 1 gen, namun banyak pula karakter yang ditumbuhkan oleh banyak
gen, namun banyak pula karakter yang ditumbuhkan oleh banyak gen
yang bekerja sama dan berinteraksi. Tinggi tubuh, warna kulit/bulu
adalah contoh karakter yang ditumbuhkan oleh banyak gen. jika salah
satu gen tidak bekerja atau bermutasi maka karakter yang mereka
tumbuhkan akan beda dari asal, sehingga menyebabkan difernsiasi.

Hetero- atau eu-kromatinnnya bahan genetis dalam sel


berdiferensiasi menurut umur embrio. Embrio orang mengandung Hb F
(f= fetus, janin) dan setelah alhir digantikan oleh Hb A. berarti gen Hb
berubah keaktifannya setelah embrio lahir. Alat tubuh masa embrio
banyak perbedaannya dengan masa anak dan dewasa. Katak, waktu
berudu bernafas dengan insang, berekor dan tidak berkaki, ampas
metabolisme protein berupa NH4OH2 pemakan tumbuhan vegetarian,
sedangkan saat dewasa bernafa dengan paru dan kulit, tak berekor,
berkaki, ampas metabolisme (eksresi) berupa urea dan karnivora. Maka
dengan melihat kenyataan, anatomi tubuhnya berbeda saat berudu dan
dewasa. Artinya gen yang aktif saat embrio berbeda dengan yang aktif
saat dewasa. Jadi, diferensiasi transkripsi terjadi sesuai dengan umur sel.

2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diferensiasi


Diferensiasi embrionik sel dipengaruhi beberapa faktor, antara lain
kontrol gen, hormon sistemik, letaknya, pertumbuhan pertumbuhan lokal, dan
matriks protein. Pengaturan tahap diferensiasi tergantung pada faktor-faktor
tersebut. Selain itu, growth factors juga mempengaruhi proses diferensiasi sel.
1. Kontrol gen

21
Seperti pada kebanyakan sel yang berdiferensiasi, perbedaan yang
terdapat diantara sel-sel lain bukan disebabkan oleh peningkatan atau
pembuangan gen. Perbedaan sel tersebut disebabkan sel
mengekspresikan gen yang berbeda. Gen diaktifkan dan dimatikan untuk
mengatur sintesis produk gen. Fakta mengatakan bahwa banyak tahap
“keputusan” penting diferensiasi dalam embriogenesis di bawah kontrol
transkripsional (pengontrolan pembentukan mRNA).1
2. Asam retinoat
Salah satu yang berperan dalam diferensiasi sel antara lain adalah
asam retinoat yang berasal dari vitamin A. Asam retinoat berfungsi untuk
mendorong pertumbuhan dan diferensiasi normal jaringan epitel.2
3. Growth factor
Growth factor yang mempengaruhi proses diferensiasi sel adalah
BMP-4 (Bone Morphogenic Protein). BMP-4 memiliki peran penting
dalam pembentukan tulang.Pada amfibi, BMP-4 aktif pada sel yang
berada pada ventral gastrula. 3
Pada saat pertumbuhan embrio, terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tersebut, antara lain:
a) Faktor genetic
b) Faktor nutrisi
c) Faktor lingkungan
Pada saat proses diferensiasi sel telah tercapai, kondisi sel harus
dijaga. Hal tersebut dilakukan melalui kombinasi berbagai faktor, yaitu:
a) Cell memory yang terdapat dalam genome.
b) Interaksi dengan sel-sel terdekat, melalui faktor parakrin.
c) Sekresi berbagai faktor (faktor autokrin), termasuk faktor tumbuh.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diferensiasi dan siklus sel adalah proses yang menyebabkan serangkaian
proses daur sel dimana sel akan diubah menjadi unit- unit yang berbeda baik
dalam dalam struktur, fungsi maupun prilaku. Diferensiasi berlangsung pada
massa embrio terutama dan pada periode dewasa. Diferensiasi mengakibatkan
suatu individu bentuk definitif dan menjadi berbagai macam jaringan.Dengan
diferensiasi terjadi pembagian aktivitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Pada
seluruh mahluk individu mengalami diferensiasi, bahkan termasuk mahluk
uniseluler.Diferensiasi terjadi dalam beberapa tahapan.
3.2 Saran
Demikian makalah ini disusun diharapkan menjadi sumber informasi
bagi mahasiswa maupun semua kalangan masyarakat. Saya menyadari bahwa
penyusunan makalah ini kurang baik dan masih terdapat banyak kekurangan,
sehingga kritik dan saran membangun dari pembaca sangat saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, S. 2006. BIOLOGI. Jakarta : Erlangga


Campbell, Neil A. Reece, Jane B. 2002. Biologi jilid 1. Jakarta : Erlangga
Foster, Bob. 2008. Sel. Bandung : Ganesha Opertaion
Heddy, Suwasono. 1990. BIOLOGI SEL. Jakarta : Rajawali Pers
Satilah, Siti. 1982. BIOLOGI. Jakarta : Gramedia

24

Anda mungkin juga menyukai

  • A. Format Cover
    A. Format Cover
    Dokumen1 halaman
    A. Format Cover
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Dede Rahman Agustian 1830212013
    Dede Rahman Agustian 1830212013
    Dokumen16 halaman
    Dede Rahman Agustian 1830212013
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Telaah Kritis Jurnal Prognostik
    Telaah Kritis Jurnal Prognostik
    Dokumen6 halaman
    Telaah Kritis Jurnal Prognostik
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Uang Sampah
    Uang Sampah
    Dokumen1 halaman
    Uang Sampah
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • B. Daftar Isi
    B. Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    B. Daftar Isi
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Jhgugv
    Jhgugv
    Dokumen1 halaman
    Jhgugv
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • B. Daftar Isi
    B. Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    B. Daftar Isi
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Abortus Pariaman
    Abortus Pariaman
    Dokumen12 halaman
    Abortus Pariaman
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • KHHD
    KHHD
    Dokumen2 halaman
    KHHD
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • A. Format Cover
    A. Format Cover
    Dokumen1 halaman
    A. Format Cover
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • A. Format Cover
    A. Format Cover
    Dokumen1 halaman
    A. Format Cover
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Polip Servix
    Polip Servix
    Dokumen14 halaman
    Polip Servix
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Abortus Pariaman
    Abortus Pariaman
    Dokumen12 halaman
    Abortus Pariaman
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Css Abortus Pfix
    Css Abortus Pfix
    Dokumen22 halaman
    Css Abortus Pfix
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Malnutrisi Energi-Protein (4A)
    Malnutrisi Energi-Protein (4A)
    Dokumen9 halaman
    Malnutrisi Energi-Protein (4A)
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • CSS SDG Fix
    CSS SDG Fix
    Dokumen17 halaman
    CSS SDG Fix
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Kista
    Kista
    Dokumen20 halaman
    Kista
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Ruptur Uteri
    Ruptur Uteri
    Dokumen27 halaman
    Ruptur Uteri
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Crs Abortus Inkomplit
    Crs Abortus Inkomplit
    Dokumen20 halaman
    Crs Abortus Inkomplit
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Teori
    Teori
    Dokumen34 halaman
    Teori
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Uang Sampah
    Uang Sampah
    Dokumen1 halaman
    Uang Sampah
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Lapsus
    Lapsus
    Dokumen29 halaman
    Lapsus
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Absen Myclass
    Absen Myclass
    Dokumen1 halaman
    Absen Myclass
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi KP
    Daftar Isi KP
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi KP
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Senibudaya
    Senibudaya
    Dokumen2 halaman
    Senibudaya
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Muskuloskeletal 2016 PDF
    Muskuloskeletal 2016 PDF
    Dokumen52 halaman
    Muskuloskeletal 2016 PDF
    yunick rahma
    Belum ada peringkat
  • Judul KP
    Judul KP
    Dokumen4 halaman
    Judul KP
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat
  • Crs Pneimothoraks Fix
    Crs Pneimothoraks Fix
    Dokumen31 halaman
    Crs Pneimothoraks Fix
    Dede Rahman Agustian
    Belum ada peringkat