PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Gambar 1. Skema siklus sel (Campbell and Mitchell, 2002)
3
Fase pembelahan sel yang terdiri atas fase mitosis dan sitokinesis. Fase
mitosis terdiri atas beberapa fase yaitu fase profase, fase prometafase, fase
metafase, fase anafase, dan fase telofase. Selama pembelahan sel, inti
mengalami serangkaian perubahan- perubahan yang sangat kompleks,
terutama peruahan-perubahan kandungan intinya. Pada saat pembelahan sel
berlangsung, salut inti dan nukleus menjadi tidak tampak dan subtansi
kromatin mengalami kondensasi menjadi kromosom.
Profase
Profase merupakan transisi dari fase G2 ke fase pembelahan inti atau
mitosis (M) dari siklus sel. Profase adalah stadium pertama dari mitosis.
Kromatin yang menyebar selama interfase secara perlahan-lahan terkondensasi
menjadi kromosom yang mantap. Jumlah kromatin yang tepat merupakan ciri
khas dari setiap species, sekalipun pada species yang berbeda dapat
mempunyai jumlah kromatin yang sama. Selain itu pada profase salut inti
mulai berdegenerasi dan secara perlahan-lahan inti menjadi tidak tampak, dan
terjadilah pembentukan spindel mikrotubul.
4
konstruksi komponen utama aparatus mitosis atau spindel mitosis. Spindel
mitosis merupakan struktur benang bipolar yang sebagian besar disusun oleh
mikrotubul yang mula-mula terbentuk di luar nukleus. Pusat pembentukan
spindel atau kumparan pada kebanyakan sel hewan ditandai dengan adanya
sentriol. Pasangan sentriol pada sel mula-mula berduplikasi dengan suatu
proses yang dimulai tepat sebelum fase sintesis.
Duplikasi menghasilkan dua pasang sentriol. Masing-masing pasangan
sentriol sekarang menjadi pusat mitosis yang membentuk pusat bagi susunan
mikrotubul radial yang disebut aster. Kedua aster tersebut terletak
berdampingan dekat salut inti. Pada profase akhir, berkas-berkas mikrotubul
polar berinteraksi diantara dua aster, mula- mula memnajang dan tanpak
mendorong sentriol ke bagian sepanjang sisi salut inti. Dengan cara ini
spindel mitosis bipolar terbentuk.
Prometafase
Prometafse (metafase awal) dimulai secara tiba-tiba dengan
rusaknya inti yang pecah menjadi fragmen-fragmen membran yang tidak
dapat dibedakan dengan potongan-potongan retikulm endoplasma.
Fragmen-fragmen tersebut tetap berada disekitar kumparan atau spindel
selama mitosis. Kumparan-kumparan yang terletak di luar inti sekarang
dapat masuk ke daerah inti.
Pada saat prometafase, kromosom-kromosom bermigrasi ke arah
pusat spindel. Gerakan tersebut disebabkan karena adanya gerakan yang
beragitasi yang disebabkan oleh adanya interaksi antara benang-benang
kinetokor dengan komponen-komponen lain dari spindel.
Metafase
Selama metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada
bagian tengah spindel pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat ini,
sentromer-sentromer diikat oleh benang-benang spindel yang terpisah,
dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-kutub spindel yang berbeda.
Kadang-kadang benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan
kromosom dan merentang secara langsung dari satu kutub ke kutub yang
5
lain. Pada saat metafase, sentromer- sentromer diduplikasi dan setiap
kromatid menjadi kromosom yang berdiri sendiri atau independen.
Anafase
Anafase dimulai secara tiba-tiba ketika pasangan kinetochor pada
masing-masing kromatid terdorong secara perlahan-lahan menuju kutub
spindel. Jadi anafase ditandai dengan terjadinya pemisahan kromatid sister
membentuk anak kromosom yang bergerak menuju kutub spindel yang
berlawanan.
Telofase
Ketika kromatid-kromatid anakan yang terpisah sampai di kutub,
benang-benang kinetochor lenyap, benang-benang kumparan kembali
memanjang dan salut inti yang baru kembali terbentuk disekitar masing-
masing kromatid anakan. Kromosom nujkleulus tanpak kembali dan
mitosis berakhir.
Sitokinesis Pada Sel Hewan
Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage
yang biasanya dimulai pada akhir anafase dan telofase. Membran pada
bagian tengah sel tertarik ke dalam membentuk alur cleavage yang tegak
lurus pada sumbu kumparan diantara nukleus dan secara bertahap
menyempit hingga pada akhirnya putus dan membentuk dua sel anak
secara terpisah.
Sitokinesis Pada Sel Tumbuhan
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan tidak mampu membentuk
lekuk cleavage. Hal ini disebabkan karena adanya dinding sel yang kaku.
Sitokinesis pada dinsing sel tumbuhan tinggi melibatkan vesikula-vesikula
yang berasal dari badan golgi dan mikrotubul-miktotubul yang tersusun paralel
dan disebut fragmoplas. Vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi
berasosiasi dengan mikrotubula fragmoplas dan ditranslokasikan sepanjang
mikrotubula ke arah daerah ekuatorial. Vesikula-vesikula tersebut selanjutnya
terakumulasi pada daerah dimana mikrotubula fragmoplas mengalami overlap.
Vesikula-vesikula selanjutnya berfusi satu sama lain membentuk lempeng sel
6
(Cell plate). Vesikula-vesikula tadi berisi senyawa-senyaw pembentuk papan
sel dan dinding sel seperti pektin, hemiselulosa dan selulosa.
Lempeng sel meluas secara lateral hingga mencapai dinding sel
semula. Hal tersebut mungkin disebabkan karena mikrotubula- mikrotubula
pada fragmoplas awal dirakit dirombak pada bagian perifer dari lempeng sel
awal. Di tempat tersebut mereka menarik vesikula-vesikula lain dan kembali
berfusi pada bidang ekuator sehingga lempeng sel meluas kearah tepi. Proses
ini berulang hingga lempeng sel mencapai membran plasma, dan dua sel baru
terpisah secara sempurna.Pada akhirnya mikrofibril-mikrofibril
selulosaditempatkan pada bagian bawah lempeng sel untuk membentuk
dinding sel baru.
2.2.2 Meiosis
Fertilisasi menandai dimulainya fase diploid pada hewan dan
tumbuhan yang berkembang biak secara seksual. Stadium haploid dari siklus
seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut miosis. Miosis
berlangsung pada sel-sel miosit yang terdapat di dalam jaringan reproduksi
pada suatu organisme. Seperti halnya dengan mitosis, miosis berlangsung
setelah fase G1, S dan G2 dari interfase dan menentukan distribusi kromosom
yang tepat ke dalam sel-sel anak. Berbeda dengan mitosis, sebab miosis
mencakup dua siklus pembelahan berturut-turut dan menghasilkan 4 sel anak.
Pembelahan pertama dari miosis disebut pembelahan reduksi. Miosis
pertama mengubah inti dari suatu miosit yang mengandungkromosom diploid
menjadi inti haploid yang mengandung kromoson. Jumlah kromosom
direduksi jika pasangan kromosom homolog terpisah. Pembelahan kedua
disebut equation devision atau miosis kedua. Miosis kedua mengubah dua
hasil dari pembelahan miosis pertama menjadi 4 inti haploid.
Pembelahan miosis merupakan suatu bentuk pembelahan inti yang
penting pada organisme yang berkembang biak secara seksual. Miosis
berlangsung pada organisme eukariota yang mengandung jumlah kromosom
diploid (2n). Kedua set kromosom yang berpasangan tersebut dinamakan
7
kromosom homolog. Telah diketahui bahwa manusia m,engandung 46
kromosom atau 23 kromosom homolog (pada manusia n=23). Ke 46
kromosom yang terdapat pada zygot dibentuk pada saat fertilisasi yang
diturunkan dari sel sperma dan sel telur dari kedua induknya (paternal dan
maternal). Sel sperma dan sel telur mengandung setengah jumlah kromosom
induknya dan dinamakan haploid (n). Jadi sel haploid adalah sebuah sel
dengan satu set kromosom tunggal. Sel diploid adalah sel yang memiliki dua
set kromosom.
Pengujian dengan mikroskop terhadap ke 46 kromosom manusia
menunjukkan bahwa setiap jenis kromosom ada dua dan tersusun
berpasang-pasangan dimulai dari kromosom terpanjang. Tampilan
visualnya dinamakan kariotipe. Kromosom yang membentuk pasangan,
yang mempunyai panjang, posisi sentromer, dan pola pewarnaan yang
sama dinamakan kromosom homolog. Pengecualian penting terhadap
aturan kromosom homolog untuk sel somatic manusia, yaitu pada
kromosom X dan Y. Karena keduanya menentukan jenis kelamin suatu
individu, maka kromosom X dan Y dinamakan kromosom seks (kromosom
jenis kelamin). Kromosom di luar kromosom seks dinamakan kromosom
autosom.
8
menekankan pada perubahan kualitatif.Dengan adanya diferensiasi perbedaan
struktur dan sifat-sifat pada sel, jaringan dan organ.
Diferensisasi dikatakan dapat terjadi jika ada perubahan nyata pada
morfologi sel (misalnya pembentukan sel epitel kulit dari sel ektodermal) atau
perubahan fungsi yang khusus dari sel. Sel-sel yang mempunyai berbagai
variasi diferensiasi dapat mempunyai karakteristik pertumbuhan yang
berbeda.Variasi diferensiasi juga mempengaruhi kemampuan beberapa sel
untuk berpindah dengan memperhatikan yang lainnya. Jadi, perkembangan
embriologis yang normal memerlukan kordinasi yang tinggi dari proses
diferensiasi, tumbuhan, dan perpindahan sel yang secarakeseluruhan
membentuk morfogenesis (proses pembentukan/perkembangan struktur,
ukuran, dan bentuk organ.
Diferensiasi mutlak perlu bagi mahluk multiseluler komplek dengan
diferensiasi itu akan terjadi pembagian pekerjaan atau aktivitas tubuh,
sehingga menjadi efektif. Sebenarnya diferensiasi ada pada seluruh mahluk,
bahkan pada mahluk uniseluler seperti pada amoeba, dalam selnya sudah ada
pembagian tugas dan sudah memiliki organel.Contoh organel pada amoeba
ialah seperti vakuola makanan untuk tugas mencerna makanan, vakuola
berdenyut untuk tugas membuang ampas metabolisme atau osmoregulator,
pseudopodia untuk pergerakan pindah, dan inti untuk control aktifitas sel.
Selama diferensiasi, sel mendapat sifat-sifat dari, misalnya terbentuk
aktin dan miosin pada sel otot atau terjadinya perubahan pada susunan
kimianya.Misalnya, dengan adanya enzim.Pada diferensiasi juga ada struktur
atau sifat yang menghilang, misalnya pada diferensiasi sel darah
mamalia.Mula-mula bakal sel darah merah mengandung nukleus tetapi
setelah mengalami diferensiasi terbentuk sel darah merah yang tidak
mengandungnukleus.
Hasil proses diferensiasi secara internal, yaitu pertumbuhan anda
terbentuknya macam-macam jaringan dan organ yang dipengaruhi faktor
lingkungan. Membentuk suatu struktur tubuh yang baru disebut
9
morfogenesis.Perkembangan dan diferensiasi dikontrol oleh DNA (gen) pada
nucleolus.
Sel induk bersifat totipotent atau pluripotent.Artinya memiliki sel-sel
anak potensi yang lengkap dan banyak bermitosis terus dan berdiferensiasi ke
segala arah untuk aktfitas kehidupan.Dengan diferensiasi potensi sel anak
menciut dan khas untuk suatu aktifitas khusus, disebut unipoten. Artinya
potensi sel itu hanya tunggal: untuk bernafas, atau untuk mencerna, sekresi
zat A, pergerakan dan sebagainya.
Dengan diferensiasi terjadilah spesialisasi bagi berbagai populasi sel
anak.Spesialisasi itu terjadi baik intra maupun ekstraseseluler. Spesialisasi
intra ialah:
1. Sel otot mengandung mikrofilamen aktin dan myosin yang banyak dan
tersusun berjajar rapat, disertai dengan banyaknya mitokondria yang
perlu untuk sumber energi bagi proses berkerut-kerut.
2. Sel kelenjar penghasil enzim mengandung retikulum endoplasma kasar
yang banyak dan alat golgi yang besar.
3. Sel epitel kulit mengandung retikulum endoplasma banyak dan giat
memeroduksi serat keratin.
4. Sel saraf memiliki bentuk khas, yaitu panjang halus seperti serat dan
mampu mengalirkan rangsangan listrik maupun kimia, pada ujung
serabut dihasilkan cairan kimia. Pada ujung serabut dihasilkan cairan
kimia yang disebut neurotransmitter.
Sepesialisasi ekstra ialah seperti pembentukan serat ekstraseluler oleh
sel-sel fibroblast pada jaringan pengikat dan menunjang, lalu pembentukan
bahan matriks (kandung), yang bagi sejenis jaringan dan populasi sel adalah
khas.
10
Zigot adalah ovum yang fertilisasi dibuahi spermatozon. Bagian atas
ovum Amphioxus, disebut kutub animal terdapat daerah ooplas
(sitoplasma ovum) yang nantinya akan menjadi bakal ektoderm. Bagian
bawah kutub ovum disebut kutub vegetal ooplas yang akan menjadi
bakal mesoderm. Sedangkan bagian samping antara kedua kutub akan
menjadi bakal endoderm. Eksoderm bakal tumbuh menjadi epidermis dan
saraf.Endoderm bakal menjadi lapisan lendir saluran pencernaan bersama
kelnjar dan paru, mesoderm bakal menjadi jaringan pengikat, penunjang,
otot, alat dalam.
2. Blastula
Terjadi pada tingkat pertumbuhan embrio, terbentuk daerah
kelompok sel yang akan menjadi jaringan utama tubuh. Setelah
berdiferensiasi, pupolasi sel menjadi epidermis, saraf, notokord (sumbu
penyokong primer), mesoderm.Diferensiasi mulai terjadi pada kelompok
sel. Blastomer (sel blastula) sebelah bakal jadi endoderm, sebelah atas
bakal jadi ektoderm, dan bagian tengah bakal menjadi mesoderm.
3. Gastrula
Pada tingkat gastrula, embrio sudah mengandung 3 lapis benih yang
terdiri dari sel-sel yang tersusun di daerah tertuntu tubuh, yaitu ektoderm,
mesoderm dan endoderm.Pada tingkat grastula, baru berupa daerah sel
sedangkan pada tingkat gastrula sudah membentuk lapisan yang sangat
jelas.Diferensiasi berlanjut dengan terbentuknya 3 lapis benih yaitu
ektoderm sebelah luar, endoderm sebelah dalam dan mesoderm di
tengah.
4. Tubulasi
Pada tingkat tubulasi, ketiga lapis benih, sudah berupa bumbung
sehingga merupakan bumbung epidermis yang melingkup seluruh
permukaan tubuh. Bumbung saraf bagian depan, bakal jadi otak dan yang
belakang bakal bakal jadi batang saraf punggung. Bumbung endoderm
11
menjadi lapisan lendir saluran pencernaan, dan bumbung mesoderm akan
membentuk otot, alat dalam dan rongga tubuh. Diferensiasi makin rinci
pada tingkat tabulasi.Lapisan ektoderm membentuk bumbung
epidermis/kulit dan bumbung saraf, lapisan endoderm membentuk
bumbung saluran pencernaan, dan lapisan mesoderm membentuk berbagi
bumbung dan saluran pada berbagi alat dalam.
5. Organogenesis
Pada tingkat organogenesis, diferensiasi lebih rinci lagi, di sini sudah
terbentuk seluruh macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap,
sehingga pada saat kelahiran anak sudah dalam bentuk yang tetap.Pada
beberapa Vertebrata rendah, seperti ikan dan amfibi masih ada tingkat
berudu, sebagai bentuk tetap.
Bumbung mengalalami diferensiasi lagi berbentuk berbagai
alat.Bumbung saraf membentuk bagian-bagian otak dengan kuncup
indera.Bumbung endoterm berdiferensiasi membentuk saluran
pencernaan dan saluran pernapasaan termasuk kelenjar hati dan pankreas.
Bumbung mesoderm berdiferensiasi membentuk otot , tulang, ginjal,
gonad, jaringan pengikat, serta darah bersama pembuluh dan jantung.
12
Diferensiasi populasi sel terjadi pada bahan interseluler dan
pertautan sel atau komunikasi sesama sel sepopulasi.Semua sel
sepopulasi mengandung junction yang khas dan lewatnya dapat
dilakukan komunikasi dan distribusi bahan secara merata.Antara sel
tetangga dibentuk semen(cement) untuk merekatkan sel di
sebelahnya.Sel sepopulasi atau sejaringan, biasanya memiliki
pertautan/sambungan/junction.Agar kerukunan dan keharmonisan dapat
dipelihara.Pada keadaan biasa, populasi sel dicegah agar tidak terjadi
pergerakan pindah meninggalkan populasinya, yaitu dengan adanya sifat
contact inhibition antara selnya.Sementara itu sel sepopulasi dicegah
untuk membelah terus yaitu dengan adanya zat khalon. Khalon adalah
substansi yang sukar diekstrak (glikoprotein dengan berat molekul lebih
kecil dari protein pada umumnya dan dapat merembes masuk sel sacara
difusi terikat, bertindak sebagai koresepsor dalam pengaturan sintesa
protein), terdapat dalam jaringan mamalia dan mempunyai pengaruh anti
mitosis dari suatu pengaturan diri yang bergantung pada ketebalan
jaringan yang memproduksinya. Hal ini perlu, agar suatu jaringan tidak
terjadi over populasi atau mengalami hyperplasia (pembelahan
berlebihan pada sel dewasa). Khalon akan terlepas dari jaringan jika
terjadi luka sehingga sel di sekitar luka dapat terdediferansiasi lalu
bermitosis sehingga terjadi penyembuhan sel. Sel kanaker tidak
mengandung sifat contact inhibition maupun zat khalon. Oleh sebab itu
sel kanker berkeliaran, tidak diam dan rukun dengan sel tetangga, namun
terus bermitosis.Khalon terus bekerja mengontrol pertumbuhan dan
diferensiasi sel pada organogenesis, sehingga terbentuk berbagai jenis
jaringan dan organ. Adanya zat khalon, suatu alat/organ akan tumbuh
seimbang dengan alat/organ lain.
Sel embrio dan sel induk mampu berdifernsiasi.Sel embrio artinya
masih pluripoten, sel dewasa unipoten.Sel induk selalu bersifat muda dan
umurnya yang terbatas diperbaharui pada sel anak.Sel embrio yang
terdapat pada seluruh bagian tubuh embrio, sel induk terkandung dalam
13
berbagai jaringan atau alat/organ sejak embrio sampai dewasa.Pada
tumbuhan, sel induk terdapat pada jaringan meristem, yaitu pada pucuk
akar, pucuk batang, cambium.Pada hewan terdapat dalam gonad, disebut
epitel germinal, lapisna benih epidermis/kulit luar, sumsum tulang
kelenjar, lapisan lender saluran pencernaan, saluran pernapasan, kelamin
dan saluran kemih; juga tersebar pada jaringan pengikat di berbagai
daerah tubuh.
Sel yang sudah berdiferensiasi tidak mampu lagi bermitosis, namun
akan menua. Hal ini disebabkan Karena sifat kehidupan memiliki umur
terbatas, fana, tidak kekal. Pada suatu ketika sel menua pun akan mati.
14
melanin oleh badan golgi. Enzim tersebut disintesa melalui proses
transkripsi (pencetakan ARN) dan tranlasi (menerjemahkan informasi
genetis yang dibawa ARN-m menjadi untaian asam amino dalam
ribosom). Transkripsi dan translasi ditentukan oleh kromatin dalam
inti.Kadar fenilalanin dalam sitoplasma juga ikut menentukan
diferensiasi sel induk menjadi melanosit.
Diferensiasi sel embrio menjadi sel otot dipengaruhi oleh banyak
factor dan melalui proses yang panjang serta menempuh sintesa protein.
Mikrofilamen aktin dan myosin adalah protein.Untuk terbentuknya
mikrofilamen diperlukan enzim dan enzim terbentuk melaluisintesa
protein.Pada sel otot banyak mengandung mitokondria yang terdiri dari
lemak dan protein.Diferensiasi sel embrio menjadi sel epidermis melalui
tahapan sintesa protein karena serat keratin yang membina sel tersebut
adalah protein.
Diferensiasi untuk menjadi sel kelenjar akan menghasilkan lender,
enzim, hormone dan antibody harus melewati sintesa protein. Bahan-
bahan sel yang telah berdifernsiasi mengandung gabungan protein, lemak
atau karbohidrat, diproses dalam mitokondria dan badan golgi.
Jika berbeda jumlah, komposisi dan keisomeran asam amino, maka
proteinnya pun akan berbeda pula. Untuk terbentuknya sejenis protein
yang dibina atas beratus-ratus asam amino, walaupun jenis asam amino
hanya sekitar 20 macam, diperlukan banyak enzim.Setiap tingkat reaksi
sssskimia dalam sel, memerlukan enzim khusus. Jenis protein atau bahan
protoplasma yang terbentuk dalam diferensiasi dapat beribu-ribu jenis,
maka jenis enzim yang diperlukan untuk pembentukannya pun berlipat
ganda banyaknya, mungkin sampai ratusan ribu jenis.
Setiap enzim dikode oleh sejenis gen. jika suatu protein atau bahan
protoplasma disintesa dengan memerlukan lima tahap reaksi, berarti lima
jenis enzim maka untuk satu jenis protein itu perlu ada lima jenis gen.
Pada faktor ekstrinsik kadar dan komposisi bahan yang masuk sel
melalui membrane dapat menjadi faktor difernsiasi. Sampai saat ini
15
belum dapat ditelusuri bentuk kadar dan komposisi bahan yang tepat
untuk mengarahkan pertumbuhan suatu sel. Misalnya pada sel otot dapat
menerima dan mengalirkan rangsang berupa arus listrik serta zat cairan,
terutama karena membrane selnya peka akan perubahan konsentrasinya
ion Na+ dan K+ semua itu hanya faktor genetislah yang memprogram.
Dalam diferensiasi, O2 menentukan arah dan jalan diferensiasi. Sel
yang berada di sebelah luar akan mendapat lebih banyak gas pernafasan
daripada sel yang berada di sebelah dalam tubuh embrio. Oleh sebab itu
terjadi perbedaan dalam kadar ATP juga segala aktivitas sel.
Gravitasi berpengaruh pada distribusi bahan dalam sitosol, terutama
berpengaruh pada ovum yang mengandung banyak makanan cadangan
yagn disebut deutoplasma atau yolk.Deutoplasma menumpuk di daerah
kutub vegetal, sedangkan di daerah kutub animal sedikit sekali.Hal ini
berakibat pada daerah kutub animal lebih mudah dan lebih sering
membelah diri; sedangkan di daerah kutub vegetal lebih besar-besar
selnya dan lebih banyak mengandung deutoplasma. Dengan adanya dua
perbedaan tersebut, maka terjadilah diferensiasi sel. Sel-sel daerah kutub
animal, ovum biasanya akan menjadi jaringan epidermis dan saraf,
sedangkan daerah kutub vegetal akan menjadi lapisan lender, saluran
pencernaan yang banyak mengandung kelenjar sedngkan daerah antara
kutub animal dan vegetal akan menjadi sel-sel membina lapisan
mesoderm yang akan menjadi jaringan penunjang, jaringan pengikat dan
jaringan otot.
Suhu dapat mempengaruhi arah dan jalan diferensiasi. Diferensiasi
bias terjadi melalui difernsiasi dalam sintesa protein. Proses sintesa
protein memerlukan banyak enzim dan enzim memerlukan suhu media
yang optimum, maka mudah dimengerti bahwa variasi pada suhu
lingkugan dapat mempengaruhi arah dan jalan difernsiasi. Faktor pH juga
mempengaruhi diferensiasi. Enzim bekerja optimal pada pH media yang
cocok, jika pH naik-turun akan menyebabkan difernsiasi.
16
Sinar terutama berpengaruh pada pertumbuhan sel berpigmen, baik
pada hewan maupun tumbuhan. Jika sinar matahari kurang atau tidak
ada, pertumbuhan sel pigmen akan tertahan. Letak sel dalam tubuh
embrio dapat menjadi factor difernsiasi. Sel yang letaknya sebelah luar
akan lebih banyak mendapat O2 , namun akan lebih banyak menerima
tekanan fisik dan perubahan suasana lingkungan. Embrio yang sudah
menempuh tahap gastrula dan tubulasi mengandung zat inductor, yang
dihasilkan oleh sel-sel lapisan mesoderm.Zat ini menginduksi
pertumbuhan dan difernsiasi jaringan sekitarnya, termasuk jaringan
mesoderm sendiri.Jika lapisan ectoderm yang bakal jadi jaringan saraf
dilepaskan dari lapisan mesoderm yang berada di bawahnya, ternyata
ectoderm itu tidak berdiferensiasi jadi jaringan saraf.
2. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam sel. Faktor
intrinsik berada dalam inti dan sitoplasma.Faktor dalam inti adalah
kromatin. Faktor dalam sitoplasma sangat kompleks, terutama berupa
enzim, kadar metabolit dan elektrolit, serta komposisi suatu organel.
17
berarti ADN-nya dalam keadaan longgar dan pilihannya terbuka
(despiralisasi). Ternyata jika ke dalam sel dimasukkan hormon tertentu
maka gembungan itu muncul dan besar.Terbentuknya gembungan pada
daerah tertentu kromatin bergantung pada jenis hormone yang merembes
masuk sel.
Pada keluarga lalat buah (Drosophila) terkenal adanya kromosom
raksasa, yang panjangnya beberapa mm, di bawah mikroskop cahaya
tampak jelas mengandung pita-pia vertical pada kromatin. Pita-pita
tersebut merupakan daerah gen. Apabila gen sedang aktif bertranskripsi
maka pada suatu daerah pita-pita tersebut akan menjadi gembungan.
Apabila ulat serangga diberi suntikan hormon pertumbuhan tingkat larva
(juvenile hormone), makaakan tampak gembungan pada daerah tertentu
kromatin. Timbulnya gembungan pada beberapa tempat kromatin sel ulat
lalat buah, disebabkan adanya rangsang dari hormon pertumbuhan ulat.
18
Diferensiasi terjadi pula pada transkripsi karena pembedaan dalam
enzim proteinsae yang melepaskan protein histon dan non-histon dari
belitan ADN. Supaya pilinan ADN longgar dan kedua molekul yang
sepasang merenggang, maka perlu kiranya terlebih dahulu histon dan
non-histon yang dililit serta tempatnya membenam terurai. Wilayah
mana kromatin dan pada kromatin mana yang menjadi onggar dapat
nerdiferensiasi menurut perbedaan pada penguraian histon non-histon
tadi. Perbedaan supali bahan yang masuk ke dalam inti terutama enzim-
enzim, maka akan berbeda pula kodon pada ARN-m dan pada translasi
akan berbeda pula asam amino yang diuntaikan untuk jadi peptide. Pada
suatu protain, beda satu asam amino saja akan beda pula perilaku dan
sifatnya.
Gen dan ADN banyak yang rangkap dalam sel suatu organism.
Artinya ganda dalam komponen nukleotida maupun dalam transkripsi
dan translasi. Jadi gen A yang akan mensintesa protein A, banyak
terdapat dalam suatu inti sel. Hal ini perlu jika suatu ketika sel harus
memproduksi protein yang banyak dalam waktu singkat. Seperti pada sel
plasma, harus menghasilkan anti bodi (imunoglobulin) yang banyak,
diperlukan untuk menyerang benda asing yang masuk tubuh. Gen ganda
ini berfungsi sebagai tindakan pengamanan, jika suatu ketika gen A rusak
19
atau bermutasi dan mutant (hasil mutasi) itu berakibat sangat buruk
sehingga dapat mematikan sel. Jika masih ada cadangan duplikatnya
maka transkripsi akan berlangsung normal.
20
4. Hb M boston Histidin à tirosin
5. Hb M Indonesia Glutamate à lisin (rantai)
6. Hb S Glutamate à valin
7. Hb C Glutamate à lisin (rantai)
Antara gen terjadi interaksi dalam transkripsi suatu jenis protein atau
suatu jenis karakter anatomi-fisiologi. Ada karakter yang ditumbuhkan
oleh 1 gen, namun banyak pula karakter yang ditumbuhkan oleh banyak
gen, namun banyak pula karakter yang ditumbuhkan oleh banyak gen
yang bekerja sama dan berinteraksi. Tinggi tubuh, warna kulit/bulu
adalah contoh karakter yang ditumbuhkan oleh banyak gen. jika salah
satu gen tidak bekerja atau bermutasi maka karakter yang mereka
tumbuhkan akan beda dari asal, sehingga menyebabkan difernsiasi.
21
Seperti pada kebanyakan sel yang berdiferensiasi, perbedaan yang
terdapat diantara sel-sel lain bukan disebabkan oleh peningkatan atau
pembuangan gen. Perbedaan sel tersebut disebabkan sel
mengekspresikan gen yang berbeda. Gen diaktifkan dan dimatikan untuk
mengatur sintesis produk gen. Fakta mengatakan bahwa banyak tahap
“keputusan” penting diferensiasi dalam embriogenesis di bawah kontrol
transkripsional (pengontrolan pembentukan mRNA).1
2. Asam retinoat
Salah satu yang berperan dalam diferensiasi sel antara lain adalah
asam retinoat yang berasal dari vitamin A. Asam retinoat berfungsi untuk
mendorong pertumbuhan dan diferensiasi normal jaringan epitel.2
3. Growth factor
Growth factor yang mempengaruhi proses diferensiasi sel adalah
BMP-4 (Bone Morphogenic Protein). BMP-4 memiliki peran penting
dalam pembentukan tulang.Pada amfibi, BMP-4 aktif pada sel yang
berada pada ventral gastrula. 3
Pada saat pertumbuhan embrio, terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tersebut, antara lain:
a) Faktor genetic
b) Faktor nutrisi
c) Faktor lingkungan
Pada saat proses diferensiasi sel telah tercapai, kondisi sel harus
dijaga. Hal tersebut dilakukan melalui kombinasi berbagai faktor, yaitu:
a) Cell memory yang terdapat dalam genome.
b) Interaksi dengan sel-sel terdekat, melalui faktor parakrin.
c) Sekresi berbagai faktor (faktor autokrin), termasuk faktor tumbuh.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diferensiasi dan siklus sel adalah proses yang menyebabkan serangkaian
proses daur sel dimana sel akan diubah menjadi unit- unit yang berbeda baik
dalam dalam struktur, fungsi maupun prilaku. Diferensiasi berlangsung pada
massa embrio terutama dan pada periode dewasa. Diferensiasi mengakibatkan
suatu individu bentuk definitif dan menjadi berbagai macam jaringan.Dengan
diferensiasi terjadi pembagian aktivitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Pada
seluruh mahluk individu mengalami diferensiasi, bahkan termasuk mahluk
uniseluler.Diferensiasi terjadi dalam beberapa tahapan.
3.2 Saran
Demikian makalah ini disusun diharapkan menjadi sumber informasi
bagi mahasiswa maupun semua kalangan masyarakat. Saya menyadari bahwa
penyusunan makalah ini kurang baik dan masih terdapat banyak kekurangan,
sehingga kritik dan saran membangun dari pembaca sangat saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
24