Anda di halaman 1dari 27

Ruptur Uteri

Oleh:
Dede Rahman Agustian 1740312063
Putri Zeahan R Y 1740312448

Preseptor:
dr. Mutiara Islam, SpOG (K)
Definisi
 Robekan pada rahim sehingga rongga uterus dan rongga
peritoneum dapat berhubungan

 Berdasarkan definisi dibagi menjadi:


1. Ruptur uteri komplit
2. Ruptur uteri inkopmlit
3. Ruptur uteri iminens
Epidemiologi
Insiden kasus ruptur uteri pada RS. Hasan Sadikin dan
jejaringnya
• RS. Hasan Sadikin : 0,09 % (1:1074)
Tanpa kematian ibu
90% kematian perinatal
• RS. Jejaring : 0,1 % (1:996)
0,4 % kematian ibu
100 % kematian perinatal
Klasifikasi
Tingkat Robekan
 Ruptur Uteri Komplit
 Ruptur Uteri Inkomplit
 Ruptur Uteri imminens
Etiologi
 Ruptur Uteri pada Jaringan Parut

 Bekas SC klasik
 Segmen bawah uterus
 Ruptur Uteri Spontan
 Akibat dinding lemah
 Bekas perrforasi tindakan kuret, bekas
tindakan manual plasenta

 Peregangan luar biasa pada rahim


 Panggul sempit, janin besar, kelainan letak,
pimpinan persalinan yang salah
 Ruptura Uteri Traumatik
 Ekstraksi forceps
 Versi dan ekstraksi
 Embriotomi
 Manual plasenta
 Kuretase
 Trauma tumpul dan tajam dari luar
Periode ruptur
 Kerusakan/anomali uterus sebelum hamil
 Pembedahan miometrium
 Trauma uterus
 Kelainan bawaan

 Kerusakan/anomali uterus selama kehamilan


 Sebelum kelahiran anak
His kuat terus menerus, pemakaian oksitosin dan
prostaglandin tidak sesuai indikasi, pembesaran
rahim berlebih
 Dalam periode intrapartum
Tekanan kuat pada uterus dalam persalinan,
kesulitan
manual plasenta, anomali janin yang menyebabkan
distensi
berlebihan pada segmen bawah rahim.
Lokasi ruptur
 Korpus uteri
SC klasik, miomektomi
 Segmen Bawah Rahim (SBR)
Biasa pada partus sulit dan partus tak maju
 Serviks uteri
Ekstraksi forcep pada pembukaan belum lengkap
 Kolpoporeksis
Robekan antara serviks dan vagina
Faktor Risiko
 Uterus berparut atau tidak
 Bentuk uterus
 Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya
 Status persalinan
 Tindakan obstetri kebidanan
 Trauma uterus
Patofisiologi
Pada inpartu, korpus uteri berkontraksi dan segmen
bawah rahim tetap pasif dan serviks melunak

Normal:
Kontraksi uterus – retraksi- SAR menebal -SBR
menipis – janin terdorong kebawah – lingkaran
retraksi yg membatasi 2 segmen meninggi
(fisiologis)– janin turun.
Bandl’s ring

Rumus mekanisme terjadinya Ruptur Uteri:

R=H+O
ket :R = Ruptur
H = His kuat (tenaga)
O = Obstruksi (halangan)
Dengan obstruksi:

His- kontraksi SAR-rahim tertarik ke proksimal-


distal semakin tipis – serviks tetap dipegang oleh
ligamen – bandl’s ring – ruptur iminens – SBR
robek – his – ruptur spontan
Diagnosis
• Anamnesis
– Nyeri abdomen dapat tiba-tiba, spt disayat pisau
– Riwayat paritas tinggi
– Pembedahan pada uterus sebelumnya
– Keluar sedikit darah pervaginam
• Pemeriksaan umum
– Takikardi, nadi kecil-cepat-tidak teraba
– Hipotensi
– Nafas dangkal dan cepat
• Inspeksi
– Bandl’s ring
– Ibu gelisah karena his kuat berkelanjutan
 Periksa dalam :

 Jari-jari tangan dalam pemeriksa bisa meraba


permukaan rahim dan dinding perut yang licin
 Dapat meraba pinggir robekan, biasa bagian depan SBR
 Dapat memegang usus halus dan omentum majus
melalui robekan uterus
 Dinding perut ibu dapat ditekan menonjol ke atas oleh
ujung jari tangan dalam
 Pemeriksaan abdomen

 Perubahan kontur uterus tiba-tiba


 Kontraksi uterus berhenti mendadak
 Bunyi denyut jantung bayi tiba-tiba menghilang
 Abdomen lunak
 Nyeri lepas
 Pemeriksaan pelvis

 Bagian janin tidak lagi terpalpasi melalui vagina


bila janin telah mengalami ekstrusi ke rongga
peritoneum
 Kepala janin yang tadinya sudah turun dengan
mudah didorong keatas disusul pendarahan
pervaginam
 Eksplorasi manual SBU lazim ruptur
Ruptur persalinan

 Kontraksi uterus intermiten, kuat dan dapat


berhenti tiba-tiba
 Pasien mengeluh nyeri uterus menetap
 Perdarahan pervaginam
 Persalinan berhenti karena syok
Penatalaksanaan
• Beri cairan isotonik (ringer laktat atau garam fisiologis) 500
ml dalam 15-20 menit dan siapkan laparotomi
• Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta, /
merujuk pasien ke rumah sakit rujukan
• Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan
memungkinkan, lakukan reparasi uterus
• Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien
mengkhawatirkan lakukan histerektomi
Bila terdapat tanda-tanda infeksi segera berikan antibiotika
spektrum luas.
 Bila terdapat tanda-tanda trauma alat genetalia/luka yang
kotor, tanyakan saat terakhir mendapat tetanus toksoid.
(serum anti tetanus 1500 IU/IM dan TT 0,5 ml IM)
Komplikasi

 Syok Hipovolemik
 Infeksi
 Kematian
Prognosis

 Diagnosa serta pertolongan yang cepat dan tepat


menentukan kecepatan pasien menerima tindakan
bantuan yang tepat dan cekatan.
 Kondisi umum pasien.
 Jenis rupture dan keadaan arteri.
 Fasilitas tempat pertolongan, penyediaan cairan dan
darah yang cukup
 Keterampilan operator dan jenis anestesi
 Quo ad vitam : Dubia ad malam
 Quo ad sanationam : Dubia ad malam
 Quo ad functional : Dubia ad malam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai