Anda di halaman 1dari 7

Dystocia

Persalinan yang normal (eutocia) ialah perasalinan dengan persalinana dengan


presentasi belakang kelapa yang berlangsung spontan didalam 24 jam, tanpa menimbulkan
kerusakan yang berlebih pada ibu dan anak.

Istilah dystocia atau persaliann yang sulit kita pergunakan kalau tidaka ada kemajuan
dari persalinan.

Sebab-sebab dystocia dapat dibagi dalam 3 golongan besar :

1. Dystocia karena kekuatan-kekuatan yang mendorong anak keluar kurang kuat.


a. Karenan kelainan his : inerlia uteri atau kelemahan his merupakan sebab
terpenting dari dystocia.
b. Karena kekuatan mengejan kurang kuat, misalnya karenacicatrix baru pada
dinding perut,hernia,diastase musculus rectus abdomanis atau karena sesak
nafas.
2. Dystocia karena kelainan letak atau kelainan anak, misalnya letak sunsang, letak dahi,
hydocepalus atau monstrum.
3. Dystocia karena kelainan jalan lahir: panggul semipit, tumor-tumor yang
mempersempit jalan lahir.

I. Dystocia karena kekuatan-kekuatan yang mendorong anak keluar kurang kuat


Dystocia karena kelainan his
Inertia uteri :
Baik tidaknya his dinilai dengan :
1 Kemajuan persalinan
2 Sifatnya his: frekuensi, kekuatan dan lamanya his.
Kekutan his dinilai dengan menekan dinding rahim pada puncak
kontraksi.
3 Besarnya caput succedaneum.

Kekuatan his tidak boleh dinilai dari perasaan nyeri penderita.

His itu diketahui kurang kuat kalau:

 Terlalu lemah
 Terlanlu pendek
 Terlalu jarang
Yang dinamakan inertia uteri ialah pemanjanganfase laten dan fase aktif atau
kedua-duanya dari kala pembuakaan .
Pemanjangan fase laten dapat disebabkan karena serviks yang belum matang
atau karena pengunaan anargesi yang terlalu cepat, pemanjangan fase
decelarasi ditemukan pada disproporsi cephalo pelvik atau kelainan anak.
Perlu diinsiyafi bahwa pemanjanagan fase laten maumpun fase aktif
meninggikan kematian perinatal.

Dulu inertia uteri dibagi dalam :


a. Inertia uteri primer ialah kalu his lemah dari permulaan persalinan.
b. Inrtia uteri sekunder kalau mula-mula his baik tapi kemudian menjadi
lemah karena oto-otot rahim lelah jika persalinan berlangsung lama
(inertia kelelahan).

Dalam obstetri modern partus lama dengan kehabisan tenaga ibu tidak
boleh menjadi, maka inetia uteri sekunder menurut pengertian diatas
jarang diketemukan walaupun, begitu diindonesia inertia uteri karena
kelelahan masih sering terjadi.

Pembagian inertia yang sekarang berlaku adalah:

A. Inertia uteri hypotonis dimana kontraksi terkoordinasi tapi lemah


hingga menghasilkan tekanan yang kurang dari 15mmHg.
His kurang sering dan pada puncak kontraksi dinding rahim masih
dapat ditekan kedalam.
Pada his yang baik tkanan intrauterin mencapai 50-60 mmHg.
Biasanya terjadi dalam fase aktif atau kala 2, maka dinamakan juga
kelemahan his sekunder. Asphyxia anak jarang terjadi dan reaksi
terhadap pitochin baik sekali.
B. Inertia uteri hipertonis : dimana kontraksi tidak terkoordinasi,
miinternia uteri ini sifatnya hipertonis, sering disebut inertia statis.
Pasien biasanya sangat kesakitan.
Inertia uteri hipertonis terjadi dalam fase alten, maka boleh
dinamakan inertia primer.
Tanda-tanda faetal distres cepat terjadi.
Jadi secara ikhtisar perbedaan antara inertia antara inertia hypotosis
dan hypertonis adalah sebagai berikut:
Hypotonis hypertonis

Kejadian 4% dari persalinan 1% persalinan


Tingkat persalinan Fase aktif Fase latern
Nyeri Tidak nyeri Nyeri berlebih
Foetal distres Lambat terjadi Cepat
Reaksi terhadap oxytocin Baik Tidak baik
Pengaruh sedativa Sedikit besar

Sebab-sebab:
analgesi terlalu cepat, kesempitan panggul, letakdeflesi,
kelainan posisi, regangan didnding rahim ( hydramnion, gemelli)
perasaan takut dari ibu.

Penyulit :

1 Inertia uteri dapat menybabkan kematian kelahiran.


2 Kemungkinan infeksi bertambah, yang juga
meninggikan kematian anak.
3 Kehabisan tenaga ibu dan dehyrasi: tanda –tandanya
pols naik, suhu meninggi, actonury, nafas cepat,
meteorismus dan turgor berkurang.

Infus harus diberikan kalau partus lebih lama dari 24


ajm,untuk mencegah timbulnya gejal-gejala diatas.

Terapi

= inertia hyponis: kalau ketuban positif maka


pengobatan ialah dengan pemecahan ketuban terlebih
dahulu kemuadian diberi pitocin. Pada panggul sempi
absolut tentu tercapainay SC. Sebelum pemberian pytocin
drip, kandung kencing dan rektum harus dikosongkan
pelvic score ditentukan karena pitocin kurang berhasil pada
pelvic sore yang rendah. Sebaiknya dipecahkan dulu.

II. Dystocia Kala II


1 Distosia kelainan alat kandungan
a. Vulva:

Atresia vulvae (tertutupnya vulva) ada yang bawaan dan ada yang
diperoleh misalnya karena radang atau trauma.

Tentu atresia yang sempurna menyebabkan kemanduluan dan yang


menyebabkan dystocia hanya atresia yang inkomplit

b. Vagina:
Pada vagina terdapat terjadi:
- Atresi
- Adanya sakat
- Tumor vagina
c. Cervix:
Kelainan yang penting berhubung dengan persalinan ialah:
-conglutinatic orificii extern: portio mendatar dan menjadi tipis sekali
tetapi orrificium extemum tetap kecil dengan pinggir yang tipis.
-kalau ujung jari dimasukan ke dalam orificium ini, biasanya
pembukaan dengan cepat membesar sampai lengkap
- cicairices pada cervix dapat terjadi karena infeksi atau operasi
- cervix yang kaku terdepat pada primi tua, sebagai akibat infeksi atau
operasi dan pada elongatio colli
d. Uterus
Retroflexlo uteri
Retroflexlo uteri gravidi yang tetap, menimbulkan abortus atau
retroflexio uteri gravidi incarcearata.
Jarang sekali kehamilan pada uterus dalam retroflexio mencapai umur
cukup bulan
Jika ini terjadi, maka pada partus dapat terjadi ruptur uteri
e. Prolapsus uteri
Biasanya propaplus uteri yang inkomplit berkurang karena setelah
bulan ke IV uterus naik dan keluar dari rongga panggul kecil.
Tempat ada kalanya portio tetap nampak dalam vulva disebabkan
elongatio colli. Kadang kadang portio ini menjadi oedemateus dan
dapat menimbulkan dystocia.
f. Tumor-tumor dalam kandungan
Telah dibicarakan terlebih dahulu
Tumor lain yang dapat menjadi rintangan:
- ginjal ektopik
- batu kandung kencing
2 Distosia karena jalan lahir
1. Distosia karena panggul sempit

Yang penting dalam Obstetri bukan panggul sempit secara


anatomis, lebih penting lagi ialah panggul sempit secara fungsional artinya
perbandingan antara kepala dan panggul. Kesempitan panggul dibagi
sebagai berikut :

a. Kesempitan pintu atas panggul


Pintu atas panggul dianggap sempit kalau conjugata vera
kurang dari 10cm, atau kalau diameter transversa kurang dari
12cm.
Conjugata vera dilalui oleh diameter biparietalis yang ± 9½
cm dan kadang-kadang mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa
conjugata vera yang kurang dari 10 cm dapat menimbulkan
kesulitan, kesukaran bertambah lagi kalau kedua ukuran ialah
diameter antero posterior maupu diameter transversa sempit.
Sebab – sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul
dapat dibagi sebagai berikut :
1) Kelainan karena gangguan pertumbuhan
a. Panggul sempit seluruh : semua ukuran panggul kecil
b. Panggul picak : ukuran muka belakang sempit, ukuran
melintang biasa
c. Panggul sempit picak : semua ukuran kecil, tapi terlebih
ukuran muka belakang.
d. Panggul corong : pintu atas panggul biasa, pintu bawah
panggul sempit
e. Panggul belah : sympisis terbuka
2) Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya
a. Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruh
panggul sempit, picak dan lain-lain
b. Panggul osteomalaci : panggul sempit melintang
c. Radang artikulasio sacro iliaka : panggul sempit miring
3) Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang
a. Khipose di daerah tulang pinggang di sebabkan oleh
panggul corong
b. Scholiose di daerah tulang punggung menyebabkan panggul
sempit miring
4) Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah :

Salah satu anggota menyebabkan paggul sempit miring


(coxitis, luxatio, atrofia)

Disamping itu mungkin pula ada exostose atau fractura dari


tulang panggul yang menjadi sebab kelainan panggul.

 Pengaruh panggul sempit pada persalinan :


Panggul sempit mempunya pengaruh yang besar pada persalinan :
- Persalinan lebih lama dari biasanya
a. Karena gangguan pembukaan
b. Karena banyak waktu digunakan untuk moulage kepala
anak
- Pada panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi
misalnya :
a. Pada panggul picak sering terjadi letak defleksi supaya
diameter bitemporalis yang lebih kecil dari diameter
biparientalis dapat melalui conjugata vera yang sempit.
Asynclitismus sering juga terjadi, yang dapat di terangkan
dengan “knopfloch mechanismis”
b. Pada panggul sempit seluruh kepala anak mengadakan
hiperfleksi supaya ukuran-ukuran kepala yang melalui jalan
lahir sekecil-kecilnya
c. Pada panggul sempit melintang sutura sagitalis dalam
jurusan muka belakang pada pintu atas panggul

b. Kesempitan bidang tengah panggul


c. Kesempitan pintu bawah panggul
d. Kombinasi kesempitan pintu atas panggul, bidang tengah dan pintu
bawah panggul

Anda mungkin juga menyukai