Anda di halaman 1dari 8

SNI 2002 SNI 2013

Tedapat pada bab 19 Terdapat pada bab 17


17.1 komponen struktur beton komposit
17.5.2 ;

17.1 Untuk ketentuan dari 17.5, d harus


diambil sebagai jarak dari serat tekan terjauh
untuk penampang komposit keseluruhan ke
pusat tulangan tarik longitudinal prategang
dan
bukan prategang, bila ada, tetapi tidak perlu
diambil kurang dari 0,80h untuk komponen
struktur beton prategang.
19.2 komponen struktur beton komposit 17.2 komponen struktur beton komposit
19.5 ; 17.5.3.1 ;

19.2 Bila bidang kontaknya bersih dan bebas 17.1 Bila permukaan kontak bersih, bebas
dari serpihan dan secara sengaja dikasarkan, kapur permukaan (laitance), dan secara
maka kuat geser Vnh tidak boleh diambil lebih
sengaja dikasarkan, Vnh tidak boleh diambil
besar daripada 0,60bvd dalam Newton.
lebih besar dari 0,55bvd.
19.3 komponen struktur beton komposit 17.3 komponen struktur beton komposit
17.5.3.2
19.3 Bila dipasang sengkang pengikat
minimum sesuai dengan 19.6. dan bidang 17.3 Bila pengikat minimum disediakan
kontaknya sesuai dengan 17.6, dan permukaan kontak
bersih dan bebas dari serpihan, tetapi tidak bersih dan bebas kapur permukaan
dikasarkan, maka kuat geser Vnh tidak boleh (laitance), tetapi tidak dengan sengaja
diambil lebih besar daripada 0,6 bVd, dalam dikasarkan, Vnh
Newton. tidak boleh diambil lebih besar dari 0,55bvd.
19.4 komponen struktur beton komposit 17.4 komponen struktur beton komposit
17.5.3.3

19.4 Bila dipasang sengkang pengikat 17.3 Bila pengikat disediakan sesuai dengan
minimum sesuai dengan 19.6, dan bidang 17.6, dan permukaan kontak bersih dan
kontaknya bebas kapur permukaan (laitance), dan
bersih dan bebas dari serpihan dan dengan dengan sengaja dikasarkan sampai
sengaja dikasarkan hingga mencapai tingkat amplitudo penuh
kekasaran penuh dengan amplitudo kira-kira 5
sebesar kira-kira 6 mm, Vnh harus diambil
mm, maka kuat geser Vnh dapat diambil sama
sama dengan (1,8 + 0,6 vfy) bvd, tetapi tidak
dengan , , v fy bvd (1 8 + 0 6ρ )λ , tetapi tidak
lebih besar daripada 3,5bvd dalam Newton. lebih
Nilai λ besar dari 3,5bvd. Nilai untuk dalam
dapat diambil sesuai dengan 13.7(4(3)). 11.6.4.3 berlaku dan v adalah Av /(bvs).
21. BETON PRATEGANG

SNI 2002 SNI 2013


Terdapat pada bab 20 Terdapat pada bab 18
20.1 beton prategang 20.3.1 18.1 beton prategang 18.3.3

20.1 Perencanaan kekuatan komponen 18.1 Komponen struktur lentur prategang


struktur prategang terhadap momen lentur dan harus diklasifikasikan sebagai Kelas U,
gaya Kelas
aksial harus didasarkan pada asumsi yang T, atau Kelas C berdasarkan pada ft,
diberikan dalam 12.2, kecuali 12.2(4) hanya tegangan serat terjauh yang dihitung dalam
berlaku untuk penulangan yang sesuai dengan kondisi
5.5(3). tarik pada daerah tarik pratekan yang
dihitung saat beban layan, sebagai berikut:
(a) Kelas U: ft 0,62 fc
(b) Kelas T: 0,62 fc < ft 1,0 fc
(c) Kelas C: ft > 1,0 fc
Sistem slab dua arah prategang harus
didesain sebagai Kelas U dengan ft 0,5 fc
20.2 beton prategang 20.3.2 18.2 beton prategang 18.3.4

20.2 Dalam pemeriksaan tegangan pada saat 18.2 Untuk komponen struktur lentur Kelas U
penyaluran gaya prategang, baik pada kondisi dan Kelas T, tegangan saat beban layan
beban kerja, maupun pada kondisi beban diizinkan untuk dihitung menggunakan
retak, boleh digunakan teori garis-lurus dengan penampang tak retak. Untuk komponen
asumsi sebagai berikut: struktur lentur
(1) Regangan bervariasi secara linier terhadap Kelas C, tegangan saat beban layan harus
tinggi untuk seluruh tahap pembebanan. dihitung menggunakan penampang
(2) Pada penampang retak, beton tidak transformasi
memikul tarik. retak.

18.3 beton prategang 18.3.5

18.3 Lendutan komponen struktur lentur


prategang harus dihitung sesuai dengan
9.5.4.
20.4 tegangan izin beton untuk komponen 18.4 beton prategang 18.4.2
struktur lentur
18.4 Untuk komponen struktur lentur
20.4.2 Tegangan serat tarik terluar kecuali prategang Kelas U dan Kelas T, tegangan
seperti yang diizinkan dalam 20.4(1(3)). ' pada
(1/ 4) fci beton saat beban layan (berdasarkan pada
20.4.3 Tegangan serat tarik terluar pada ujung-
sifat penampang tak retak, dan setelah
ujung komponen struktur di atas pembolehan untuk semua kehilangan
perletakan sederhana ' prategang) tidak boleh melebihi berikut ini:
(1/ 2) fci
(a) Tegangan serat terjauh dalam kondisi
tekan akibat prategang ditambah
beban tetap ......0,45 fc
(b) Tegangan serat terjauh dalam kondisi
tekan akibat prategang ditambah
beban total ..... 0,60 fc
20.4.2 tegangan beton pada kondisi beban
layan

20.4.2.1Tegangan serat tekan terluar akibat


pengaruh prategang, beban mati dan
beban hidup tetap ............c0,45f

20.4.2.2 Tegangan serat tekan terluar akibat


pengaruh prategang, beban mati dan
beban hidup total .............c 0,6f

20.4.2.3 Tegangan serat tarik terluar dalam


daerah tarik yang pada awalnya
mengalami tekan ............ 'c (1/ 2) f

20.4.2.4 Tegangan serat tarik terluar dalam


daerah tarik yang pada awalnya
mengalami tekan dari komponen-komponen
struktur (kecuali pada sistem pelat
dua-arah), dimana analisis yang didasarkan
pada penampang retak transformasi
dan hubungan momen-lendutan bilinier
menunjukkan bahwa lendutan seketika
dan lendutan jangka panjang memenuhi
persyaratan 10.5(4), dan dimana
persyaratan selimut beton memenuhi 9.7(3(2))
.................................. 'cf

18.4 Persyaratan kemampuan layan -


Komponen struktur lentur

18.4.4 Untuk komponen struktur lentur


prategang Kelas C yang tidak terkena fatik
(fatique)
atau terpapar (exposure) agresif, spasi
tulangan dengan lekatan yang terdekat
dengan muka
tarik terjauh tidak boleh melebihi yang
diberikan dalam 10.6.4
18.4.4.1 Persyaratan spasi harus dipenuhi
oleh tulangan bukan prategang dan tendon
dengan lekatan. Spasi tendon dengan
lekatan tidak boleh melebihi 2/3 dari spasi
maksimum
yang diizinkan untuk tulangan bukan
prategang.

18.4.4.2 Dalam menerapkan Pers. (10-4)


pada tendon prategang, fps harus
disubstitusi
untuk fs, dimana fps harus diambil sebagai
tegangan yang dihitung pada baja prategang
saat beban layan berdasarkan pada analisis
penampang retak dikurangi tegangan
pengurang tekan fdc. Diizinkan untuk
mengambil fdc sama dengan tegangan efektif
pada baja
prategang fse.

18.4.4.3 Dalam menerapkan Pers. (10-4)


pada tendon prategang, besaran fps tidak
boleh melebihi 250 MPa. Bila fps kurang dari
atau sama dengan 140 MPa, persyaratan
spasi dari 18.4.4.1 dan 18.4.4.2 tidak
berlaku.

18.4.4.4 Bila h balok melebihi 900 mm, luas


tulangan kulit longitudinal yang terdiri dari
tulangan atau tendon dengan lekatan harus
disediakan seperti yang disyaratkan oleh
10.6.7.
20.5 tegangan izin tendon prategang 18.5 tegangan izin baja prategang

20.5.2 Sesaat setelah penyaluran gaya 18.5.1.B Tendon pasca tarik, pada perangkat
prategang .......................................... 0,82fpy angkur dan kopler (couplers), sesaat setelah
tetapi tidak lebih besar dari 0,74fpu. transfer gaya ..................... 0,70fpu

20.5.3 Tendon pasca tarik, pada daerah


angkur dan sambungan, segera setelah
penyaluran gaya ................................ 0,70fpu
18.6.2 Kehilangan friksi pada tendon
pasca tarik

18.6.2.1 Gaya prategang efektif yang


disyaratkan harus dicantumkan dalam
dokumen
kontrak.
20.8 Batasan tulangan pada komponen
struktur lentur

20.8.1 Rasio baja tulangan prategang dan


baja tulangan non-prategang yang
digunakan
untuk perhitungan kuat momen suatu
komponen struktur, kecuali seperti
ditentukan
dalam 20.8(2), harus sedemikian hingga p, [
p (d/dp )( ' )] ω ω + ω −ω , atau
)] )( ( [( '
w ω pw + d/dp ωw −ω harus tidak boleh
lebih besar dari 0,36β1.

20.8.2 Bila rasio tulangan yang ada


melampaui nilai yang ditentukan dalam
20.8(1), maka kuat
momen rencana tidak boleh melampaui kuat
momen yang dihitung berdasarkan bagian
tekan dari momen kopel.

20.9 Tulangan dengan lekatan minimum 18.9 tulangan pada lekatan minimum

18.9.1 Tulangan non-prategang tidak 18.9.3.1. Tulangan bukan prategang tidak


diperlukan pada daerah momen positif dimana diperlukan pada daerah momen positif
tegangan dimana
tarik beton yang didapat dari perhitungan pada ft, tegangan serat terjauh dalam kondisi tarik
beban kerja (setelah semua kehilangan pada daerah tarik pratekan pada saat beban
tegangan prategang diperhitungkan) tidak layan, (setelah pembolehan untuk semua
melampaui '
c (1/ 6) f .
kehilangan prategang) tidak melebihi 0,17 fc
20.9.2 Pada daerah momen positif dimana
tegangan tarik beton yang didapat dari 18.9.3.2 Pada daerah momen positif dimana
perhitungan tegangan tarik yang dihitung pada beton
pada beban kerja melampaui ' pada saat beban layan melebihi 0,17 fc ,
c (1/ 6) f , luas minimum dari tulangan non-
prategang harus luas minimum tulangan dengan lekatan
dihitung dari harus
As= Nc/0.5f y dihitung dengan
As=Nc/0.5Fy
dimana tegangan leleh rencana fy tidak
melampaui 400 MPa. Tulangan non-prategang
harus didistribusikan secara merata pada
daerah tarik yang pada awalnya mengalami
tekan, dan diletakkan sedekat mungkin pada
serat tarik terluar dari penampang.
20.9.3 Dalam daerah momen negatif pada
kolom penumpu, luas tulangan non-prategang 18.9.4.3. Bila tulangan dengan lekatan
minimum dalam masing-masing arah yang disediakan untuk Mn sesuai dengan 18.7.3,
dipasang pada bagian atas pelat harus atau
dihitung untuk kondisi tegangan tarik yang sesuai
dari dengan 18.9.3.2, panjang minimum juga
As = (0,000 75)Acf harus
Tulangan non-prategang yang disyaratkan
memenuhi ketentuan dari Pasal 12
oleh persamaan 114 harus didistribusikan
dalam
suatu lebar pelat yang dibatasi dua garis yang
berjarak 1,5h dari masing-masing sisi muka
kolom penumpu yang saling bertolak belakang.
Dalam masing-masing arah, paling sedikit
harus dipasang empat batang tulangan atau
kawat. Spasi tulangan non-prategang haruslah
tidak melebihi 300 mm.
18.10.4 Redistribusi momen pada
komponen struktur lentur prategang
menerus

18.10.4.1 Bila tulangan dengan lekatan


disediakan pada tumpuan sesuai dengan
18.9,
diizinkan untuk mengurangi momen negatif
atau positif yang dihitung dengan teori
elastis
untuk sebarang pembebanan yang
diasumsikan, sesuai dengan 8.4.

18.10.4.2 Momen yang tereduksi harus


digunakan untuk menghitung momen
teredistribusi pada semua penampang
lainnya dalam bentang. Kesetimbangan
statis harus
dipertahankan setelah redistribusi momen
untuk setiap penempatan pembebanan.
SNI 2002 SNI 2013
Terdapat pada bab 21 Terdapat pada bab 19
21.3 Kuat rencana bahan 19.3 Kekuatan desain bahan

21.3.1 Kuat tekan beton yang disyaratkan, ' 19.3.1 Kekuatan tekan beton yang
cf , pada umur 28 hari tidak boleh kurang ditetapkan fc pada saat 28 hari tidak boleh
daripada kurang dari
20 MPa. 21 MPa.

21.3.2 Kuat leleh yang disyaratkan, fy , dari 19.3.2 Kekuatan leleh yang ditetapkan dari
tulangan non-prategang tidak boleh melebihi tulangan bukan prategang fy tidak boleh
400 melebihi 420 MPa.
MPa.
21.4 tulangan cangkang 19.4 tulangan cangkang

21.4.10 spasi tulangan cangkang dalam segala 19.4.10 Tulangan cangkang dalam segala
arah tidak boleh melebihi 500 mm ataupun arah tidak boleh dispasikan lebih jauh dari
lima 450
kali ketebalan cangkang. Bila tegangan tarik mm atau lebih jauh dari lima kali tebal
membran utama yang bekerja pada luas bruto cangkang. Bila tegangan tarik membran
beton melampaui ' utama pada
c(1/ 3)φ f , maka spasi tulangan tidak boleh luas bruto beton melebuhi 0,33 fc , spasi
melebihi tiga kali ketebalan tulangan tidak boleh dispasikan lebih jauh
cangkang. dari
tiga kali tebal cangkang.
22.2 Penentuan dimensi struktur dan 20.2 Penentuan dimensi dan properti
sifat bahan yang diperlukan material yang diperlukan

22.2.3 Bila dibutuhkan, kuat tekan beton harus 20.2.3 Bila dibutuhkan, kekuatan beton
ditentukan berdasarkan hasil uji silinder beton harus berdasarkan pada hasil uji silinder dari
atau sampel bor inti yang diambil dari bagian konstruksi asli atau uji inti yang diambil dari
struktur yang kekuatannya diragukan. Kuat bagian struktur dimana kekuatannya
tekan beton harus ditentukan sesuai dengan diragukan.
persyaratan 7.6(4). Metode pengambilan dan Untuk evaluasi kekuatan suatu struktur yang
SNI - 03 - 2847 - 2002 ada, data uji silinder atau inti harus
pengujian sampel bor inti harus dilakukan digunakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku (SNI 03
2492 1991, Metode pengambilan benda uji untuk memperkirakan fc ekivalen. Metoda
beton inti, SNI 03-3403-1991-03, Metode untuk mendapatkan dan menguji inti harus
pengujian kuat tekan beton inti pemboran). sesuai
dengan ASTM C42M.
22.3 Prosedur uji beban 20.3 Prosedur uji beban

22.3.2 Beban uji total, termasuk beban mati 20.3.2 Beban uji total (termasuk beban mati
yang sudah ada pada struktur, tidak boleh yang sudah ada) tidak boleh kurang dari
kurang yang
daripada 0,85(1,4D +1,7L). Pengurangan nilai lebih besar dari (a), (b), dan (c) (Beban salju
L diizinkan sesuai dengan ketentuan yang S dihapus, lihat Daftar Deviasi):
berlaku (Pedoman perencanaan pembebanan (a) 1,15D + 1,5L + 0,4(Lr atau R)
untuk rumah dan gedung). (b) 1,15D + 0.9L + 1,5(Lr atau R)
(c) 1,3D

22.3.5Beban uji total harus segera dilepaskan 20.4.5 Beban uji total harus segera
setelah seluruh pengukuran respon yang dihilangkan setelah semua pengukuran
didefinisikan dalam 22.4(4) di atas telah respon yang
dilakukan. didefinisikan dalam 20.4.4 dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai