Anda di halaman 1dari 9

POLITEKNIK Standar Operasional Prosedur (SOP)

KESEHATAN Fisioterapi Dada


KEMENKES (Clapping, Vibrating, Postural Drainage)
KALTIM Definisi :
1. Clapping
Clapping yaitu pergerakan yang ditimbulkan
melalui ketukan pada dinding dada dalam irama yang
teratur dengan menggunakan telapak tangan yang
dibentuk seperti mangkuk. Pergelangan tangan dalam

Jl. Wolter posisi fleksi dan ekstensi selama pengetukan.

Monginsidi No. 2. Vibrating


38 Samarinda Vibrating adalah teknik kompresi manual dan
getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi.
3. Postural Drainage
Postural Drainage adalah teknik pengaturan posisi
tertentu untuk mengalirkan sekresi pulmonar pada area
tertentu dari lobus paru dengan pengaruh gravitasi.
Tujuan :
1. Membantu klien untuk mengencerkan sekret dari
saluran pernapasan yang tidak dapat dilakukan
dengan batuk efektif
2. Meningkatkan pertukaran udara yang adekuat
3. Menurunkan frekuensi pernapasan dan
meningkatkan ventilasi
4. Membantu batuk lebih efektif
Persiapan Alat :
A. Clapping dan Vibrating
1. Bantal untuk menyangga sesuai kebutuhan klien
2. Handuk untuk mencegah iritasi kulit dan
kemerahan akibat kontak langsung
B. Postural Drainage

1
1. Bantal
2. Papan pemiring atau penegak (bila dilakukan di
rumah)
3. Tissue wajah
4. Segelas air hangat
5. Wadah (sputum pot)
6. Sarung tangan
Persiapan Pasien :
1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan
2. Menyiapkan posisi klien dalam keadaan duduk tegak
3. Memastikan kondisi klien dalam keadaan nyaman
4. Klien tidak menggunakan pakaian ketat
Persiapan Lingkungan :
1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga
privasi pasien
2. Ciptakan lingkungan yang tenang
Prosedur :
A. Clapping
1. Memberitahu dan menjelaskan klien tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Mempersiapkan peralatan
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mengatur posisi pasien
5. Mencuci tangan
6. Tutupi area yang akan dilakukan clapping dengan handuk untuk
mengurangi ketidaknyamanan
7. Anjurkan klien untuk menarik napas dalam dan lambat untuk
mendorong relaksasi
8. Sambil berkomunikasi membentuk mangkok pada telapak tangan
dan dengan ringan ditepukkan pada dinding dada dalam gerakan

2
berirama diatas segmen paru yang akan dialirkan
9. Sambil berkomunikasi pergelangan tangan secara bergantian fleksi
dan ekstensi sehingga dada dipukul atau ditepuk dalam cara yang
tidak menimbulkan nyeri selama 1-2 menit pada setiap segmen paru
sesuai kondisi klien
10. Hindari melakukan perkusi pada area yang memiliki struktur yang
mudah cedera, seperti payudara, sternum, kolumna spinalis, dan
ginjal
11. Bunyi nafas dievaluasi sebelum dan setelah prosedur
12. Merapihkan klien dan peralatan
13. Mencuci tangan

B. Vibrating
1. Memberitahu dan menjelaskan klien tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Mempersiapkan peralatan
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mengatur posisi pasien
5. Mencuci tangan
6. Meletakkan tangan berdampingan dengan jari-jari ekstensi diatas
area dada yang akan di drainage
7. Anjurkan klien untuk menarik napas dalam dan lambat untuk
mendorong relaksasi
8. Selama ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan,
kemudian dengan menggunakan hampir seluruh tumit tangan,
getarkan tangan, gerakkan ke arah bawah. Hentikan getaran ketika
klien inspirasi
9. Lakukan vibrasi selama lima kali ekspirasi pada segmen paru yang
mengalami penyumbatan
10. Setelah setiap kali vibrasi, anjurkan klien untuk batuk dan
mengeluarkan sekret ke dalam wadah sputum

3
11. Bunyi nafas dievaluasi sebelum dan setelah prosedur
12. Merapihkan klien dan peralatan
13. Mencuci tangan

C. Postural Drainage
1. Memberitahu dan menjelaskan klien tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Mempersiapkan peralatan
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan
5. Pilih area yang tersumbat yang akan dilakukan drainage berdasarkan
pengkajian semua bidang paru, data klinis, dan hasil rontgen dada
6. Bantu klien memperoleh posisi yang tepat untuk drainage area yang
mengalami penumpukan sekresi. Area pertama yang dipilih dapat
bervariasi dari satu klien ke klien lain. Bantu klien memilih posisi
sesuai kebutuhan dan ajarkan klien cara memposisikan tubuh,
lengan, dan kaki secara tepat.
7. Meletakkan bantal untuk menyangga dan memberi kenyamanan
8. Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit
9. Selama klien dalam berada dalam posisi drainage postural, lakukan
juga perkusi dan vibrasi dada diatas area yang mengalami
penumpukan sekresi
10. Setelah drainage pada posisi pertama selesai dilakukan, minta klien
duduk dan batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah
sputum
11. Bila klien tidak dapat batuk harus dilakukan penghisapan
12. Minta klien untuk istirahat sebentar bila perlu
13. Minta klien untuk minum air hangat
14. Ulangi langkah dari awal hingga semua area yang mengalami
penumpukan sekresi telah dilakukan drainage.
15. Setiap prosedur drainage postural tidak boleh dilakukan lebih dari

4
30-60 menit
16. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru
17. Merapihkan klien dan peralatan
18. Mencuci tangan

Posisi Postural Drainage :

Kedua lobus atas – segmen apikal

Lobus atas kanan – segmen anterior

Lobus atas kiri – segmen anterior

Lobus atas kanan – segmen posterior

5
Lobus atas kiri – segmen posterior

Lobus atas kiri – segmen posterior (posisi lain)

Lobus tengah kanan


Perhatikan : Pasien ¾ bagian badannya terlentang

Kedua lobus bawah – segmen anterior

6
Lobus bawah kanan – segmen lateral

Lobus bawah kiri – segmen lateral dan lobus bawah kanan – segmen
kardiak (medial)

Kedua lobus bawah – segmen posterior


Perhatikan : bantal di bawah perut dan lutut, kepala tanpa bantal

7
Lobus bawah kanan – segmen posterior (Posisi dimodifikasi untuk
penekanan khusus)

Kedua lobus bawah – segmen posterior (Dengan beberapa bantal di bawah


perut)
Evaluasi :
1. Mengevaluasi respon klien sesudah dilakukan 3-4 kali fisioterapi dada
2. Mengevaluasi respon juga toleransi klien selama prosedur
3. Mengevaluasi karakteristik dari sputum/sekret: jumlah, konsistensi, dan
warna (apakah ada darah atau tidak)
4. Tindakan fisioterapi dada ini dihentikan apabila keluhab nyeri dan
sesak nafas meningkat
Dokumentasi :
1. Mencatat tanggal dan waktu fisioterapi dada
2. Mencatat segmen dada yang difisioterapi
3. Mencatat respon serta toleransi klien sebelum, selama dan sesudah
prosedur
4. Mencatat karakteristik sputum/sekret: jumlah, konsistensi, warna (ada
darah atau tidak)

8
Referensi :
Buku Panduan Praktik Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kaltim
Kusyati, Eni dkk. 2016. Keterampilan & Prosedur Laboratorium
Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai