Anda di halaman 1dari 5

Sumatera Barat nan biaso disingkek Sumbar adolah sabuah provinsi di Indonesia nan talatak

di sabalah baraik pulau Sumatera nan baibukota di Padang. Provinsi iko babatehan jo provinsi
Sumatera Utara di sabalah utaro, Riau jo Jambi di sabalah timua, sarato Bengkulu di sabalah
salatan. Kapulauan Mantawai nan ado di Samudra Hindia masuak kadalam wilayah administratif
provinsi iko. Sadangkan ibukota dari provinsi iko adolah Padang.

Sumatera Barat bapanduduak sabanyak 4.845.998 jiwa nan sabagian gadang baetnis
Minangkabau nan kasadonyo baagamo Islam, sadangkan sisonyo indak kasodonyo nan
mamaluak Islam. Provinsi iko tadiri dari 12 kabupaten jo 7 kota jo pambagian wilayah
administratif sasudah kecamatan di saluruah kabupaten (kacuali kabupaten Kepulauan
Mentawai) dinamokan sabagai nagari—sabalunnyo pado tahun 1979 diganti jo desa, kamudian
sajak 2001 dibaliakan ka namo samulo, yaitu nagari.

Tari Pasambahan

Tari Pasambahan merupakan sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada
tamu yang datang. Tari Pasambahan biasanya ditampilkan saat menyambut tamu dan saat
kedatangan pengantin pria ke rumah pengantin wanita. Setelah Tari Pasambahan kemudian
dilanjutkan dengan suguhan Daun Sirih dalam Carano kepada Sang tamu, sedangkan pada acara
penyambutan pengantin pria, Daun sirih dalam Carano disuguhkan kepada pengantin pria
sebagai wakil rombongan dan juga kepada kedua orangtua pengantin pria.
Dalam Tari Pasambahan ini, terdapat gerakan-gerakan silek (silat) yang tentunya khas dari
Ranah Minang. Silek dari Ranah Minang berbeda dari silat umumnya
RUMAH GADANG

Rumah adat ini memiliki keunikan bentuk arsitektur dengan bentuk puncak atapnya runcing yang
menyerupai tanduk kerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan sampai
puluhan tahun,[3] namun belakangan atap rumah ini banyak berganti dengan atap seng. Rumah
Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bahagian, muka dan
belakang. Bagian depan dari Rumah Gadang biasanya penuh dengan ukiran ornamen dan
umumnya bermotif akar, bunga, daun serta bidang persegi empat dan genjang[1]. Sedangkan
bagian luar belakang dilapisi dengan belahan bambu. Rumah tradisional ini dibina dari tiang-
tiang panjang, bangunan rumah dibuat besar ke atas, namun tidak mudah rebah oleh
goncangan[1], dan setiap elemen dari Rumah Gadang mempunyai makna tersendiri yang dilatari
oleh tambo yang ada dalam adat dan budaya masyarakat setempat.

Pada umumnya Rumah Gadang mempunyai satu tangga yang terletak pada bagian depan.
Sementara dapur dibangun terpisah pada bagian belakang rumah yang didempet pada dinding.

Karena wilayah Minangkabau rawan gempa sejak dulunya karena berada di pegunungan Bukit
Barisan, maka arsitektur Rumah Gadang juga memperhitungkan desain yang tahan gempa.
Seluruh tiang Rumah Gadang tidak ditanamkan ke dalam tanah, tetapi bertumpu ke atas batu
datar yang kuat dan lebar. Seluruh sambungan setiap pertemuan tiang dan kasau (kaso) besar
tidak memakai paku, tetapi memakai pasak yang juga terbuat dari kayu. Ketika gempa terjadi
Rumah Gadang akan bergeser secara fleksibel seperti menari di atas batu datar tempat tonggak
atau tiang berdiri. Begitu pula setiap sambungan yang dihubungkan oleh pasak kayu juga
bergerak secara fleksibel, sehingga Rumah Gadang yang dibangun secara benar akan tahan
terhadap gempa.
Bundo Kanduang

Pakaian adat ini merupakan salah satu pakaian adat yang ada di daerah Batusangkar. Hiasan
kepala berbentuk tanduk kerbau tapi bertingkat dua, juga melambangkan ciri khas Minangkabau.

SATE PADANG

Sate Padang adalah sebutan untuk tiga jenis varian sate di Sumatra Barat, yaitu Sate Padang, Sate
Padang Panjang dan Sate Pariaman.
Sate Padang memakai bahan daging sapi, lidah, atau jerohan (jantung, usus, dan tetelan)[1] dengan
bumbu kuah kacang kental (mirip bubur) ditambah cabai yang banyak sehingga rasanya pedas.
Sate Padang Panjang dibedakan dengan kuah sate nya yang berwarna kuning sedangkan sate Pariaman
kuahnya berwarna merah. Rasa kedua jenis sate ini juga berbeda. Sedangkan sate Padang mempunyai
bermacam rasa perpaduan kedua jenis varian sate di atas.
JAM GADANG

Keunikan Jam Gadang

Dibalik pembuatannya, ternyata Jam Gadang memiliki keunikan tersendiri, yaitu angka Romawi
yang terdapat pada jam tersebut. Tulisan angka empat yang ada di jam tersebut menyimpang dari
pakem, karena tertulis IIII, bukan IV. Di sinilah letak keunikannya. Angka empat romawi yang
seharusnya ditulis IV malah ditulis dengan angka satu berjejer empat (IIII). Keunikan penulisan
angka pada jam tersebut menyisakan tanda tanya besar bagi setiap orang yang melihatnya.
Apakah penulisan angka tersebut merupakan sebuah kesalahan dalam pembuatannya, atau
memang sebuah patron kuno untuk angka romawi?
KARAMBIT

adalah pisau genggam kecil berbentuk melengkung dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia,
Malaysia, dan Filipina. Negara Barat menyebut pisau ini karambit, sedangkan di Minang disebut
kurambiak/karambiak[1]. Senjata ini termasuk senjata berbahaya karena dapat digunakan
menyayat maupun merobek anggota tubuh lawan secara cepat dan tidak terdeteksi.

Kampuang Nan Jauh Di Mato


Kampuang nan jauh di mato
Gunuang Sansai Baku Liliang
Takana Jo Kawan, Kawan Nan Lamo
Sangkek Basu Liang Suliang

Panduduknya nan elok nan


Suko Bagotong Royong
Kok susah samo samo diraso
Den Takana Jo Kampuang

Takana Jo Kampuang
Induk Ayah Adik Sadonyo
Raso Mangimbau Ngimbau Den Pulang

Anda mungkin juga menyukai