1. Uraikan apa yang dimaksud dengan filsafat sejarah termasuk pola mekanisme dan tujuanya.
Cakupan filsafat sejarah menekankan pada pengetahuan terutama makna sejarah
secara keseluruhan. Disebut makna keseluruhan karena sejarah mempunyai makna secara universal berbeda dengan teori sejarah. Fokus filsafat sejarah bukan pada sebab-sebab terjadinya peristiwa melaikan pada suatu pola gerak sejarah yang secara menyeluruh yang menghasilkan spekulasi sejarah. Cara pandang spekulatif ini tidak terbatas pada ruang dan waktu. Atas dasar cara pandang ini maka filsafat sejarah lazim disebut filsafat sejarah spekulatif. Filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang berusaha memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai makna dari suatu proses peristiwa sejarah. Dalam suatu peristiwa sejarah, terdapat banyak makna yang tersirat dan tersurat di dalamnya yang harus diungkap secara jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsirannya (Rustam E. Tamburaka, 2002 ). Sedangkan menurut R.G Collingwood filsat sejarah adalah studi filosofis, bahwa fenomena yang kita sebut pengetahuan sejarah atau pemikiran. Pola mekanismenya adalah tidak hanya melukiskan pola gerak linier, siklus dan spiral tetapi juga berupaya menjelaskan bagaimnna perubahan dalam sejarah itu terjadi. Tujuan dari filsafat sejarah seperti yang di contohkan oleh Tonybee dalam bukunya “ The Study Of History” yang berusaha memberikan gambaran bahwa tujuan dan makna sejarah (dalam arti pencapaian agama yang bersifat universal) ialah melakukan penilaian dan menejlaskan apapun yang terjadi pada masa lampau. Ini membuktikan bahwa sejarah membesakan manusia akan kebutaan terhadap masa lalu. 2. Uraikan suatu alsan mengapa pemikiran filsafat sejarah identik dengan sutau lingkup zaman? Berila contohnya
Karena pemikiran filsafat itu dipengaruhi oleh pergaulan, latar belakang
lingkungan dan sosialnya, contohnya adalah filsafat yang berkembang pada abad pertengahan banyak di ilhami oleh orang-orang kristen yang kemudian menarik diri dari dunia untuk mempelajari filsafat, walaupun telah kita ketahui bahwa pemikiran orang barat tersebut mendapat ilham dari dunia timur seperti Mesir, dan sebagainya. Dalam abad pertengahan tersebut ada seorang tokoh filsuf spekulatif, Santo Augustinus (354- 435) yang membagi sejarah dengan dua periodisasi yang berlandaskan Injil yaitu Civitas Dei (Kerajaan Tuhan) dan Civitas Terrena (Kerajaan Dunia).