BAB 1
PENDAHULUAN
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 1
La
Dalam prakteknya, kebutuhan terhadap rencana rinci yang sifatnya lebih operasional,
seperti dalam hal membangun infrastruktur wilayah, fasilitas pertahanan dan
keamanan, serta fasilitas negara lainnya, dibutuhkan suatu perangkat aturan tata
ruang yang sifatnya lebih rinci dengan tingkat kedalaman Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) untuk masing-masing PKSN yang dinilai strategis untuk mengatur
pemanfaatan ruang dalam pembangunan, dan pengembangan kawasan perbatasan
negara. Dalam Pasal 15, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, PKSN ditetapkan dengan kriteria: a) pusat
perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara
tetangga; b) pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga; c) pusat perkotaan yang merupakan
simpultransportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau d) pusat
perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong
perkembangan kawasan di sekitarnya.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 2
La
pengendalian pemanfaatan ruang dalam produk rencana rinci, maka perlu disusun
RDTR PKSN.
RDTR dan Peraturan Zonasi untuk PKSN ini diharapkan dapat menjabarkan arahan
yang telah ditetapkan oleh RTRWN dan/atau RencanaTataRuang (RTR)
KawasanStrategisNasional (KSN) Perbatasan dan/atau RTRW Provinsi dan/atau
RTRW Kabupaten/Kota yang memayungi PKSN tersebut ke dalam bentuk rencana
blok peruntukan ruang, kepadatan dan ketinggian bangunan (tata massa bangunan),
indikasi program pembangunan, serta arahan ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang (peraturan zonasi). RDTR ini diharapkan dapat menjadi arah dan alat
pengendali pembangunan dan pengembangan PKSN untuk mewujudkan lingkungan
hunian yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Pulau Sebatik yang berada di Kabupaten Nunukan merupakan salah satu aset NKRI
yang sangat penting. Sebagai beranda depan pagar budaya yang kokoh bagi persatuan
dan kesatuan dalam NKRI, lokasi geografis Kabupaten Nunukan yang berdekatan
dengan Tawao merupakan peluang pasar yang potensial. Pulau Nunukan yang
bersebelahan dengan Pulau Sebatik didukung oleh wilayah mainland di Pulau
Kalimantan yang masih luas dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar,
sehingga berpotensi sebagai sentra industri pengolahan hasil pertanian atau
perkebunan dalam arti luas. Selain itu PKSN Nunukan terletak pada ALKI II yang
merupakan jalur transportasi perdagangan regional dan Internasional masa depan.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 3
La
Posisi strategis dari ALKI II semakin nyata seiring dengan semakin meningkatnya
tonase kapal niaga khususnya kapal tanker yang sudah mencapaikategori
ULCC,dimana kapal-kapal bertonese diatas100.000 ton akan menghindari Selat
Malaka (ALKI I) mengingat jalur ini sebagian telah mengalami pendangkalan dan
sudah terlalu padat.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 4
La
1.2.2.Sasaran
Sasaran dari kegiatan Penyusunan RDTR PKSN Nunukan, antara lain :
1. Tersajinya data dan informasi ruang kawasan yang akurat dan aktual;
2. Teridentifikasinya potensi dan permasalahan kawasan sebagai masukan dalam
proses penentuan arah struktur dan pola ruang kawasan;
3. Terwujudnya keterpaduan program pembangunan antar sub-kawasan perkotaan
maupun antarkawasan dalam wilayah kabupaten;
4. Tersusunnya arahan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan;
5. Tersusunnya pedoman bagi pemerintah dan pemerintah daerah dalam penyusunan
peraturan zonasi,pemberian advice planning, pengaturan bangunan setempat dan
lingkungannya (RTBL) serta pemberian perizinan yang berkaitan dengan peman-
faatan ruang.
6. Terciptanya keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan permukiman
dalam kawasan;
7. Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsional, baik yang dilaku-
kan pemerintah maupun masyarakat/swasta;
8. Terciptanya percepatan investasi masyarakat dan swasta di dalam kawasan; dan
9. Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan
masyarakat/swasta.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 5
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 6
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 7
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 8
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 9
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 10
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 11
La
Pulau Nunukan
Mencakup Kel. Nunukan Utara, Barat, Timur, Tengah, dan Kel. Binusan
Gambar 4.1 Administrasi PKSN Nunukan
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 12
La
BAB 2
METODOLOGI PENDEKATAM
STUDI
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 13
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 14
La
Penyusunan rencana tata ruang tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat sebagai
pengguna ruang (pelaksana rencana tata ruang) dan sebagai pihak yang terkena
dampak positif maupun negatif dari pelaksanaan ruang itu sendiri. Oleh karena itu
dalam penyusunan rencana tata ruang digunakan pendekatan partisipasi masya-
rakat (stakeholder approach) untuk mengikutsertakan masyarakat di dalam proses
penyusunan rencana melalui forum diskusi pelakupembangunan. Konsultan
dalam hal ini berusaha untuk melibatkan secara aktif pelaku pembangunan yang
ada dalam setiap tahapan perencanaan.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 15
La
Melalui pendekatan peran serta masyarakat tersebut juga akan diupayakan agar
arahan kawasan fungsional dan program-program pembangunan yang
dirumuskan dalam RDTR dapat mencerminkan adanya peluang-peluang
masyarakat (khususnya masyarakat bermodal kecil dan menengah) untuk
berperan serta dalam kegiatan investasi dan atau menikmati nilai tambah ruang
yang diakibatkan oleh suatu kegiatan penataan ruang tingkat kawasan.
7. Pendekatan Berwawasan Lingkungan
Kawasan yang berwawasan lingkungan adalah kawasan yang sejak tahap
perenca-naan, penyiapan, penghunian hingga tahap pengembangan pemukiman
difasilitasi agar sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada di kawasan
tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk pemenuhan kebutuhan
penduduk.Bebe-rapa prinsip yang harus menjadi jiwa pembangunan kawasan
yang berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut :
a. Mengindahkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Membangun kawasan diterapkan azas hemat dan efisien dalam menggunakan
sumberdaya alam yang ada. Kebijakan yang dapat digunakan untuk memandu
implementasi azas hemat dan efisien ini adalah kebijakan alokasi ruang
sebagai-mana tertuang dalam RTRW Propinsi dan RTRW Kabupaten.
mengembangkan pola usaha yang adaptif terhadap kondisi ekologis
setempat, sehingga sumberdaya alam dapat dimanfaatkan secara lestari
untuk pening-katan taraf hidup dan generasi mendatang secara
berkelanjutan.
mengembangkan kawasan yang dikemudian hari berkembang sebagai
kawasan ekonomi yang produktif tanpa melampaui daya dukung dan daya
tampung kawasan.
b. Orientasi ke Mutu
Di masa mendatang, target keberhasilan pembangunan kawasan tidak tepat lagi
diletakkan pada jumlah penduduk yang ditempatkan, atau jumlah permukiman
yang dibangun.Srategi pembangunan kawasan , harus diubah dari strategi
push-pull factor menjadi strategi membangun unit-unit permukiman yang
bermutu tinggi. Dengan menerapkan prinsip ini, di masa mendatang
pembangunan kawa-san akan mampu menjamin peningkatan taraf hidup secara
berkelanjutan. Tidak hanya itu, pembangunan kawasan juga harus
dikembangkan sebagai satu kesa-tuan dengan wilayah sekitarnya sehingga
keduanya berkembang sebagai satu kesatuan dengan wilayah sekitarnya
sehingga keduanya berkembang sebagai satu kesatuan sistem kehidupan
seperti yang diutarakan pada prinsip ketiga berikut ini.
c. Pendekatan Sistem Manajemen
Pendekatan sistem merupakan salah satu ciri penting dari penerapan paradigma
ekologi, baru bermakna bila segenap kebijakan, program, kegiatan, pedoman,
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 16
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 17
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 18
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 19
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 20
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 21
La
Rencana pola ruang dimuat dalam peta yang juga berfungsi sebagai zoning
mapbagi peraturan zonasi.
3. Rencana jaringan prasarana
Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hirarki sistem jaringan
prasarana yang ditetapkan dalam rencana struktur ruang yang termuat dalam
RTRW Kabupaten. Rencana pengembangan jaringan pergerakan, pengembangan
jaringan energi/kelistrikan, jaringan telekomunikasi, jaringan air minum, jaringan
drainase, jaringan air limbah, dan prasarana lainnya.
4. Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
PenetapanSubBWPyangdiprioritaskanpenangannnya
merupakanupayadalamrangkaoperasionalRTR yang diwujudkan ke dalam rencana
penanganan Sub BWP yang diprioritaskan.
5. Ketentuan pemanfaatan ruang
Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTRmerupakan upaya mewujudkan RDTR
dalam bentuk program pengembangan BWP dalam jangka waktu perencanaan 5
(lima) tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan.
6. Peraturan zonasi
Peraturan zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
RDTR.
a. Peraturan zonasi berfungsi sebagai perangkat operasional pengendalian pe-
manfaatan ruang acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di
dalamnya air right development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah, acuan
dalam pemberian insentif dan disinsentif.
b. Rencana peruntukan blok, meliputi perumahan, perdagangan dan jasa, industri
dan perdagangan, pertambangan, pariwisata.
c. Rencana penataan bangunan dan lingkungan (amplop ruang), meliputi tata
kualitas lingkungan, tata bangunan, arah garis sempadan.
d. Indikasi program pembangunan, meliputi lokasi, jumlah, waktu dan pembia-
yaan terhadap:
Bangunan/jaringan/lingkungan baru yang akan dibangun;
Bangunan/jaringan/lingkungan yang ditingkatkan;
Bangunan/jaringan/lingkungan yang akan diperbaiki;
Bangunan/jaringan/lingkungan yang akan diperbaharui;
Bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dipugar; dan
Bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dilindungi.
Pengendalian rencana detail, meliputi aturan zonasi, aturan insentif dan
disinsentif, perijinan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
7. Kelembagaan dan peran serta aktif masyarakat:Peran Kelembagaan; danPeran
Masyarakat.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 22
La
Dengan mengacu pada proses dan prosedur penyusunan RDTR sesuai Permen PU N.
20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTRdan Peraturan Zonasi Kabupa-
ten/Kota, dan sesuai dengan tahapan yang diarahkan dalam Kerangka Acuan Kerja
maka kerangka berpikir penyusunan RDTR PKSN Nunukan adalah sebagai terlihat
pada Gambar 4.1 di bawah ini.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 23
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 24
La
Metode perolehan data primer dilakukan dengan survey lapangan yang terdiri dari:
1. Observasi Lapangan/Pengamatan Lapangan, yaitu mengamati langsung obyek
kawasan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi yang akurat
mengenai kondisi eksisting obyek kawasan, fakta-fakta yang ada dilapangan baik itu
potensi, permasalahan, aktivitas/perilaku maupun kebutuhan pengembangan.
Pengamatan/observasi ini ditunjang dengan pencatatan kondisi lapangan dan sketsa
objek pengamatan yang dilengkapi dengan dokumentasi/pengambilan gambar/foto
secara digital untuk lebih mengoptimalkan hasil pengamatan yang ingin dicapai
sebagai data dan informasi terbaru.
2. Interview/wawancara/diskusi, dilakukanmelalui FGD untuk mendapatkan data yang
lebih mendetail dari individu-individu yang kesehariannya berada di lapangan dan
mempunyai kaitan langsung ataupun tidak langsung dengan obyek
kawasan.Wawancara dilakukan terhadapstakeholder(instansi pemerintah daerah,
swasta, LSM, dan masyarakat umum) di daerah dan narasumber yang relevan
dengan pekerjaan RDTR, sekaligus menjaring aspirasi stakeholderbaik berupa
permasa-lahan maupun saran/rekomendasi untuk penyusunan RDTRPKSN yang
diinginkan.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 25
La
Eksplorasi mengenai potensi, keunggulan, kendala, dan isu-isu stratgeis dan per-
masalahan di daerah secara umum (lingkup Kabupaten Nunukan) dan khusus-nya
di kawasan PKSN, baik dilihat dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan
(sisi aratan dan laut, sebagai daerah perbatasan negara dengan Malaysia), dari
sudut kepentingan sosial ekonomi (terutama kesejahteraan masyarakat perbatasan
negara), dan dari sudut kepentingan lingkungan;
Eksplorasi mengenai arah pengembangan kawasan sesuai dengan kebijakan
pemerintah daerahdan masing-masing SKPD Kabupaten Nunukan.
2. FGD ke-2 dilakukan dalam rangka:
Pemaparan hasil analisis data dan penyusunan konsep RDTR PKSN Nunukan
berdasarkan hasil analisis dan masukan dari Tim Teknis di Pusat;
Eksplorasi terkait dengan kebutuhan pengembangan infrastruktur dalam rangka
perwujudan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, terutama
dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan (sisi aratan dan laut, sebagai
daerah perbatasan negara dengan Malaysia), dari sudut kepentingan sosial
ekonomi (terutama kesejahteraan masyarakat perbatasan negara), dan dari sudut
kepentingan ekologi lingkungan.
3. FGD ke-3 dilakukan dalam rangka:
Pemaparan hasil penyusunan dokumen RTDR dan Peraturan Zonasinya berda-
sarkan hasil penyempurnaan hasil analisis dan masukan dari stakeholders pada
saat FGD-2;
Pemantapan Materi Teknis, terutama terkiat dengan Indikasi Program Peman-
faatan Ruang dan Rancangan Peraturan Presiden tentang RTDR dan Peraturan
Zonasi PKSN Nunukan.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 26
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 27
La
Tujuan dan penerapan dari metode overlay ini adalah untuk (1) penilaian kesesuain
lahan, (2) identifikasi kriteria lahan, (3) penetuan lokasi, dll. Teknik overlay
merupakan pedekatan tata guna lahan/landscape. Analisis overlay ini juga
dimaksudkan untuk melihat deskripsi kegiatan yang potensial berdasarkan kriteria
pertumbuhan dan kriteria kontribusi. Overlay ini merupakan suatu sistem informasi
dalam bentuk grafis yang dibentuk dari penggabungan berbagai peta individu
(memiliki informasi/database yang spesifik).Teknik overlay ini dilakukan dengan
menggunakan sistem komputerisasi yang berbasiskan SIG/GIS (sistem informasi
geografis) maupun sistem ArcView yang dioperasikan melalui perangkat komputer.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 28
La
Beberapa analisis yang akan dilakukan dengan menggunakan cara tersebut di atas,
adalahsebagai berikut:
a. Interpretasi Peta Citra
Interprestasi peta citra dilakukan dengan menganalisis peta citra dengan tingkat
ketelitian rencana rinci 1 : 5.000 yang akan menghasilkan peta administrasi,
keting-gian, kelerengan/kontur, guna lahan, sebaran bangunan, jaringan jalan
serta kondisi lainnya secara actual.
b. Analisis Kesesuaian Lahan
Kajian mengenai lahan merupakan penilaian terhadap kemampuan atau daya
dukung lahan terhadap pengembangan penggunaan lahan tertentu. Suatu sistem
lahan dapat dikatakan sesuai untuk pengembangan kegiatan tertentu bila
kegiatan atau penggunaan lahan yang dikembangkan tersebut memiliki
produktifitas optimal dengan input yang minimal.Analisis kesesuaian lahan ini
akan menjadi dasar utama dalam menentukan struktur tata ruang, terutama
dalam menentukan struktur kawa-san lindung dan kawasan budidaya kawasan
perencanaan. Disamping itu, identifi-kasi formasi area yang sesuai untuk
pengembangan penggunaan lahan tertentu tercakup pula identifikasi daerah-
daerah yang seharusnya dipertahankan karena memiliki faktor pembatas tertentu
sehingga akan merugikan bahkan membahaya-kan bila dikembangkan. Daerah-
daerah seperti ini nantinya akan diusulkan pemanfa-atannya sebagai kawasan
lindung yang tidak dapat dibudidayakan atau dapat dibudidayakan dengan
persyaratan dan ketentuan khusus dalam pengembangan-nya, sehingga tidak
memberikan dampak yang negatif.Kriteria yang digunakan untuk menentukan
kawasan lindung dan non-lindung, digunakan Keppres No. 32/1990 yang
mengatur tentang Pengelolan Kawasan Lindung, lihat Gambar 4.3 di bawah ini.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 29
La
BAB 3
GAMBARAN UMUM LOKASI
STUDI
PKSN Nunukan merupakan salah satu PKSN yang berada di Kawasan Perbatasan
Negara P. Kalimantan-Malaysia, terdapat di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantar
Utara, yang menurut PerPres No. 31 Tahun 2015 telah ditetapkan sebagai Pusat
pelayanan utama dalam peningkatan pelayanan pertahanan dan keamanan negara serta
sebagai pendorong pengembangan Kawasan Perbatasan Negara. Kemudianberdasarkan
Pasal 8, ayat 2 dan 3, Perda No. 19 Tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten Nunukan
Tahun 2013 – 2033, dijelaskan bawah PKSN Nunukan berada di Kecamatan Nunukan
dengan fungsi sebagai kawasan perkotaan Nunukan dan ditetapkan sebagai PKW (Pusat
Kegiatan Wilayah) Kabupaten Nunukan, lihat gambar 3.1 dan 3.2 di bawah ini.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 30
La
Perbatasan Negara
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 31
La
PKSN Nunukan merupakan kawasan perbatasan negara di darat dan kawasan perba-
tasan di laut di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Sesuai dengan keten-
tuan di atas, maka wilayah PKSN Nunukan meliputi batas daratan seluruh Pulau
Nunukan yang di dalam teridiri atas dua wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Nunukan
dan Kecamatan Nunukan Selatan. Namun demikian, karena sesuai dengan fungsinya,
PKSN merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengem-
bangankawasan perbatasan negara dengan kriteria sebagai:
pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pospemeriksaan lintas batas dengan negara
tetangga;
pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintugerbang internasional yang menghu-
bungkan dengannegara tetangga;
pusat perkotaan yang merupakan simpul utamatransportasi yang menghubungkan
wilayahsekitarnya; dan/atau
pusat perkotaan yang merupakan pusatpertumbuhan ekonomi yang dapat mendo-
rongperkembangan kawasan di sekitarnya;
Sesuai dengan Perda Nomor 19 Tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten Nunukan Tahun
2013-2033, yang telah menetapkan Kecamatan Nunukan sebagai PKW sekali-gus
sebagai Ibukota Kabupaten Nunukan, maka wilayah perencanaan (sebagai wilayah studi
mikro) yang kemudian akan di-RDTR-kan adalah bagian wilayah yang sudah
menunjukkan sifat perkotaan (urbanized area) di Kecamatan Nunukan, khususnya
mencakup 3 (tiga) wilayah kelurahan, yaitu Kelurahan Nunukan Utara seluas 48,72 Ha,
Kelurahan Nunukan Timur seluas 207,21 Ha, sebagian dari Kelurahan Nunukan Barat
dari luas total keurahan 963,47 Ha, dan sebagian dari Kelurahan Nunukan Tengah dari
luas toal 783,30 Ha.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 32
La
Untuk Tekanan Udara di kecamatan Nunukan rata-rata yaitu 1.008,7mb, sedangkan Rata
– rata Kecepatan Angin yaitu 3,5 knots pada bulan maret adalah bulan dengan kecepatan
angin yang tercepat yaitu sebesar 4,5 knots.Rata –rata penyinaran Matahari sebesar60 %
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 33
La
dan bulan maret 2013 penyinaran matahari sebesar 80 % dan bulan Januari yang
terendah hanya sebesar 44 %.
3.3. Kependudukan
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Distribusi, dan Rasio Jenis
Kelamin di Kecamatan Nunukan Tahun 2013
Jumlah Penduduk (Jiwa) Rasio Jenis
No Tahun Laki- Distribusi Kelamin
Perempuan Jumlah
Laki Penduduk (%) (%)
Kelurahan Nunukan
1 7.283 7.698 14.981 26,67 94,60
Timur
Kelurahan Nunukan
2 4.525 4.061 8.586 15,29 111,44
Utara
Kelurahan Nunukan
3 8.047 6.565 14.612 26,02 122,57
Barat
Kelurahan Nunukan
4 7.269 6.142 13.411 23,88 118,36
Tengah
5 Desa Binusan 2.651 1.924 4.575 8,15 137,78
Jumlah 29.775 26.390 56.165 100,00 112,83
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Nunukan, 2014
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 34
La
Sumber : StatistikDaerahKecamatanNunukan2014
Data Statistik Daerah Kecamatan Nunukan 2014, menunjukkan bahwa mata pencaha-
rian sehari-hari sebagian besar penduduk Kecamatan Nunukan adalah di sektor perda-
gangan dan jasa pemerintah diantaranya adalah perdagangan hasil pertanian, bahan
makanan, dan perkebunan.
3.4. Perekonomian
3.4.1.Pertanian
Menurut data statistik (2012), sebagian kecil dari masyarakat Kecamatan Nunukan
bekerja di sektor pertanian. Namun demikian, meskipun sektor pertanian bukan
merupakan mata pencaharian utama, kecamatan ini masih menghasilkan produk dari
beberapa sub sektor pertanian, seperti tanaman pangan, hortikultura, perikanan,
peternakan, dan perkebunan. Untuk lebih jelasnya mengenai Luas Panen dan Produksi
Tanaman Pangan, Tahun 2012di Kecamatan Nunukan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan, Tahun 2012
Produksi Produkttivitas
No Jenis Tanaman Luas Panen (Ha)
(Ton) (kw/ha)
1 Padi Sawah 112 520 46.46
2 Jagung 8 17 20.85
3 Kacang Tanah 3 3 10.32
4 Ubi Kayu 46 627 136.3
5 Ubi Jalar 23 207 89.88
Total 192 1374 303.81
Sumber: BPS dan Dinas Pertanian, Kabupaten Nunukan dalam StatistikDaerahKecamatanNunukan2014
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 35
La
Tabel diatas menunjukkan bahwa jenis tanaman padi sawah memiliki luas panen yang
cukup luas bila dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya yaitu 112 ha, dengan
produksi sebesar 520 ton dan produktivitas sebesar 46,46kwt/ha. Bila dilihat dari
produksi dan produkttivitas, menunjukkan bahwa tanaman ubi kayu memiliki produksi
(627 ton) dan produkttivitas(136,3 kw/ha) yang cukup besar walaupun luas panen kecil
(46 ha).
Berdasarkan data Statistik Daerah Kecamatan Nunukan 2014, produksi tanaman pangan
di Kecamatan Nunukan tahun 2013, mengalami penurunansebesar 39,07%,khususnya
padi sawah dibandingkan dengan tahun 2012. Ini disebabkan petani padi sawah banyak
yang beralih pekerjaan ke petani budidaya rumput laut.
Selain tanaman pangan, komoditas hortikultura (buah dan sayuran) juga diusahakan
oleh masyarakat Kecamatan Nunukan. Untuk tanaman holtikultura semusim komoditas
yang paling banyak hasil produksinya yaitu kangkung, sawi, dan ketimun masing-
masing sebesar190 ton,165 ton, dan 140 ton. Komoditi lain yang dihasilkan yaitu cabe
rawit, tomat, buncis, bayam dan semangka.Sedangkan untuk tanaman buah yang
dihasilkan di Kecamatan Nunukan, terbesar adalah mangga (511 ton), pisang (156 ton),
rambutan (41 ton), nangka (40 ton), Jeruk Besar (36 ton) jeruk siam (24) sukun (32 ton)
dan Pepaya (19 ton). Selaintanaman di atas juga ada beberapa tanaman buah – buahan
dengan produksinya dibawah 10 ton pertahunnya antara lain alpukat, belimbing, duku,
jambu air, jambu biji, melinjo, petai, salak, nenas,sawo dan sirsak.
3.4.2. Perkebunan
Tanaman perkebunan yang diusahakan di wilayahKecamatan Nunukan adalah kelapa
sawit, kakao, kelapa, dan kopi. Produksi terbesar disektor perkebunan adalah kelapa
sawit. Untuk lebih jelasnya mengenai luas areal, produksi, dan produktivitas tanaman
perkebunan, 2012di Kecamatan Nunukan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.5 Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Perkebunan, 2012
Produksi Produkttivitas
No Jenis Perkebunan Luas Panen (Ha)
(Ton) (kw/ha)
1 Kelapa Dalam 1,00 4.530 420
2 Kopi 1,50 441 700
3 Kakao 4,00 3.600 1.200
4 Lada 0,50 - -
5 Kelapa Sawit 762,00 1.041.008 14.000
Total 769,00 1.049.579 16.320
Sumber: Dinas Pertanian, Kabupaten Nunukan dalam StatistikDaerahKecamatanNunukan2014
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 36
La
Tabel diatas menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit memiliki luas panen yang
cukup luas bila dibandingkan dengan jenis tanaman perkebunan lainnya yaitu 762,00
ha, dengan produksi sebesar 1.041.008 ton dan produktivitas sebesar 14.000kw/ha.
3.4.3. Pertenakan
Hewan ternak di Kecamatan Nunukan yaitu terdiri dari 1.000 ekor sapi potong, 168
ekor kerbau, 677 ekor kambing, 330 ekor babi dan domba 13. Sedangkan untuk
populasi unggas di Kecamatan Nunukan, adalah 16.555 ekor ayam buras, 1.293 ekor
itik, 224.330 ekor ayam ras dan ayam petelur 9.000 ekor. Produksi telur yang dihasil-
kan di Kecamatan Nunukan pada tahun 2013 adalah telur ayam ras petelur sebanyak
59.325 kg; telur ayam buras sebanyak 5.504 kg; dan telur itik sebanyak2.395 kg.Karena
Kecamatan Nunukan memiliki wilayah pantai, sebagian masyarakatnya berpro-fesi
sebagai nelayan penangkapan dan nelayan budidaya. Banyaknya rumah tangga
perikanan pada tahun2013 adalah sebanyak 885 rumah tangga, yang terdiri dari 349
rumahtangga di perikanan tangkap, 30 rumah tangga di budidaya tambak, 54 rumah
tangga di budidaya kolam, dan 452 rumah tangga di budibaya pantai/laut (Statistik
Daerah Kecamatan Nunukan 2014).
Produksi penangkapan perikanan laut mencapai 551,46 ton dan perikananbudidaya
tambak (3,47 ton), Kolam (8 ton) dan Budidaya pantai/laut (4.944,38 ton)Luas budidaya
perikananyaitu budidaya tambak luas kotor 15.355 ha dan luas bersih 8.280 ha, kolam
dengan luas kotor 1,20 ha dan luas bersih 0,98 ha, dan untuk daerah pantai budidaya
perikanan seluas 271,40 ha. Untuk jenis budidaya keramba di Kecamatan Nunukan
belum di kembangkan (Statistik Daerah Kecamatan Nunukan 2014).
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 37
La
Selain fasilitas diatas di Kecamatan Nunukan juga terdapat Apotik sebanyak 13 apotik
dan 3 toko obat.Sebagai wilayah kecamatan yang paling ramai dan menjadi pusat dari
Kabupaten Nunukan, Kecamatan Nunukan memiliki fasilitas kesehatan dan tenaga
kesehatan yang cukup memadai. Puskesmas Nunukan memiliki tenaga kesehatan antara
lain 6 dokter umum, 1 dokter gigi, 17 perawat dan 8 bidan, 11 para medis,dan dukun
beranak sebanyak 16 orang.Puskesmas Nunukan mendapat
kunjunganpasienrawatjalansebanyak43.177 pasien, tetapi belum ada pasien rawat inap
(karena Puskesmas Nunukan belum memiliki fasilitas rawat inap), sedangkan untuk
pasien ganguan Jiwa sebanyak 46 orang(Statistik Daerah Kecamatan Nunukan 2014).
Tabel 3.6 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Nunukan, tahun 2013
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit Umum Daerah 1
2 Puskesmas Induk 1
3 Puskesmas Pembantu 4
4 Puskesmas Keliling 1
5 Posyandu 33
6 Bidan Praktek 11
Total 51
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan dalam StatistikDaerahKecamatanNunukan2014
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 38
La
3.6. Transportasi
Posisi geografis Kecamatan Nunukan yang terletak di sebuah pulau kecil yang terbagi
menjadi dua dengan Kecamatan Nunukan Selatan, membuat masyarakat harus meng-
gunakan transportasi laut atautransportasi udara untuk akses keluar dan masuk menuju
kecamatan. Kecamatan Nunukan memiliki 1 bandara dengan jumlah pener-bangan
(tahun 2013) adalah 1.778 penerbangan berangkat dan 1.778 penerbangan kedatangan
dengan jumlah penumpang 26.497 berangkat dan sebanyak 27.648 orang yang tiba di
Nunukan. Maskapai yang beroperasi di Bandara Nunukan ada 2, yaitu Kalstar Aviation
dan Susi Air (Statistik Daerah Kecamatan Nunukan 2014).
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 39
La
Gambar 3.5 Lalu Lintas Penerbangan Angkutan Udara di Bandara Nunukan, 2009-
2013
Gambar 3.6 Lalu Lintas Penumpang Angkutan Udara di Bandara Nunukan 2009-2013
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 40
La
Wilayah perbatasan Kalimantan Utara memiliki arti yang sangat penting baik secara
ekonomi, geo-politik, dan pertahanan keamanan karena berbatasan langsung dengan
wilayah negara tetangga (Sabah) Malaysia yang memiliki tingkat perekonomian relatif
lebih baik. Potensi sumber daya alam yang dimiliki di wilayah ini cukup melimpah,
namun hingga saat ini relatif belum dimanfaatkan secara optimal. Di sisi lain, terdapat
berbagai persoalan yang mendesak untuk ditangani karena besarnya dampak dan
kerugian yang dapat ditimbulkan.
Daerah perbatasan merupakan wilayah strategis sekaligus daerah rawan terkait dengan
masalah-masalah pertahanan dan keamanan negara. Oleh karenanya sangat perlu untuk
mendapatkan perhatian yang lebih besar khususnya yang menyangkut pembangunan
sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi produktif masyarakat dan keamanan.
Selama ini daerah perbatasan masih identik dengan daerah yang terisolir, terpencil,
terbelakang dalam berbagai macam aspek kegiatan baik sosial, ekonomi, budaya, serta
pertahanan dan keamanan.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 41
La
Upaya pembangunan yang saat ini sedang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, menghadapi pro-blematika
pembangunan yang cukup berat dan kompleks, seperti:
Kesenjangan dalam perkembangan sosial ekonomi yang mencolok antar
wilayah desa, antar desa dan kota, dan antar sektor ekonomi;
Kurangnya peranan dan keterkaitan sektor modern terhadap sektor tradisional;
Terbatasnya sumber daya manusia baik secara kualitas maupun kuantitas dan
rendahnya daya saing penduduk lokal dibandingkan dengan negara tetangga.
Masih rendahnya tingkat aksesibilitas wilayah dan kurangnya kemudahan
terha-dap fasilitas berusaha sehingga menjadi kendala untuk menarik
investasi;
Terbatasnya infrastruktur berupa sarana dan prasarana transportasi;
Keadaan topografi yang berat, sebagian besar bergunung-gunung, sehingga
sulit dijangkau oleh program pembangunan.
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 42
La
BAB 4
RENCANA KERJA
Pemerintah
(Top - Down)
RDTR PKSNNunukan
Pihak Konsultan
(Top - Down)
Kab. Nunukan, Provinsi
Kalimantan Utara
Aspirasi Masyarakat
& Swasta
(Top - Down)
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 43
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 44
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 45
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 46
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 47
La
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 48
La
Untuk membantu tugas-tugas tim ahli tersebut, maka diperlukan beberapa asisten ahli,
surveyor, dan tenaga pendukung, yaitu:
1. Asisten Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota /Planologi (1 orang).
2. Asisten Ahli Arsitektur (1 orang).
3. Asisten Ahli GIS (1 orang).
4. Surveyor (2 orang).
5. Tenaga Typist/Operator Komputer (2 Orang)
RINGKASAN LAPORAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) NUNUKAN
PENDAHULUAN KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 49