Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mempelajari suatu bahan kimia yang ada dilingkungan seorang peneliti dapat
melakukan dengan dua metode yaitu metode teoritis dan metode eksperimental.
Metode eksperimental bertujuan untuk memperoleh data-data berdasarkan fakta hasil
eksperimen sedangkan metode teoritis bertujuan untuk mendukung data hasil
eksperimen. Penelitian yang didukung dengan teoritis akan memiliki tingkat
keberhasilan yang lebih besar dari penelitian-penelitian sebelumnya. Perkembangan
teknologi membuat penelitian dengan metode teoritis semakin mudah dilakukan dan
memiliki keakuratan yang tinggi.
Salah satu penelitian teoritis adalah dibidang kimia komputasi. Kimia
komputasi adalah penghubung hasil-hasil eksperimen dilaboratorium. Suatu molekul
dapat dimodelkan sesuai hasil penelitian para ilmuan sebelumnya dan dilakukan
perhitungan berdasarkan metode tertentu sesuai dengan ketersediaan waktu dan
keakuratan hasil yang diinginkan. Sifat-sifat molekul yang diteliti akan lebih mudah
untuk dipelajari. Seiring dengan perkembangan teknologi dan semakin banyaknya
penemuan-penemuan baru.
Semakin berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya alat-alat yang
digunakan untuk memproduksi suatu barang , maka banyak bermunculan pabrikpabrik besar. Perkembangan teknologi tidak hanya membawa dampak baik tetapijuga
membawa dampak buruk. Sisa pembakaran dari bahan bakar yang dihasilkan pabrik
menimbulkan senyawa yang sangat berbahaya bagi tubuh yaitu senyawa polisiklik
aromatik hidrokarbon. Senyawa PAH (Polisiklik Aromatik Hidrokarbon) merupakan
senyawa organik yang tersebar luas di alam, bentuknya terdiri dari beberapa rantai
siklik aromatik dan bersifat hidrofobik.

Senyawa PAH mengandung dua atau lebih rantai benzena, berasal dari
pirolisis, pembakaran yang tidak sempurna (pembakaran hutan, buangan motor,
gunung berapi) dan proses pembakaran yang menggunakan suhu tinggi pada
pengolahan minyak bumi. Menurut Blumer (1961 (92) 3:275-280) dalam Khozanah
Munawir (2007:33) proses pembakaran sangat mempengaruhi jenis dan jumlah PAH
yang dihasilkan. Sumber lain dari PAH yang mungkin sangat berpengaruh pada
manusia adalah makanan yang telah mengadsorbsi PAH, pembakaran lahan
pertanian, dan kebiasaan merokok. Berbagai macam senyawa PAH yang diketehui
salah satunya adalah senyawa mono-nitrobenzanthron. Senyawa ini dapat
menyebabkan mutagenik , karsinogenik , tumorgenik dan teratogenik pada manusia
dan hewan. Dibawah ini adalah gambar dari senyawa benzanthron.

Gambar 1. Benzanthron

Senyawa benzanthron akan mengalami reduksi jika tersubtitusi oleh senyawa


nitro dan akan menjadi bersifat mutagenik dan karsinogenik (Volker M.A., 2005:399410). Dari hasil percobaan pada sel bakteri dan sel mamalia yang teradiasi secara
langsung oleh senyawa Nitro-PAH menjukkan hasil positif terjadi mutasi genetik.
Berdasarkan penelitian terdahulu telah dilakukan penelitian tentang bahaya senyawa
mono-nitrobenzanthron berdasarkan sifat reduksinya , maka perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut mengenai senyawa mono-benzanthron yang tersubtitusi oleh


senyawa nitro.
Meskipun penelitian dengan metode eksperimen sudah sering dilakukan
namun hal tersebut masih belum memberikan data yang mendetail. Banyak kendala
yang dialami oleh peneliti ketika melakukan penelitian eksperimen. Salah satu
satunya adalah sifat dari senyawa nitro-PAH itu sendiri yang beracun. Untuk itu perlu
dilakukan penelitian teoritis supaya dapat membantu melengkapi data hasil
eksperimen mengenai sifat reduksinya. Dengan mengetahui data dari sifat tersebut
diharapkan dapat diketahui potensi karsinogennya. Sehingga dapat diperoleh
informasi untuk menentukan isomer mono-nitrobenzanthron yang paling beresiko
sebagai karsinogen.
Fungsi koreksi yang digunakan adalah tiga parameter Becke (B3LYP) pada
himpunan 6-31G (d,p). Metode ini dipilih karena merupakan metode yang tepat untuk
perhitungan senyawa organik dan senyawa dengan berat molekul besar. Metode DFT
juga memerlukan waktu perhitungan lebih singkat, lebih teliti dengan keakuratan yang
sama dengan metode lain, dan kapasitas penyimpanan lebih sedikit dibandingkan
metode lain seperti Ab initio.
Hasil dari penelitian digunakan sebagai informasi pendukung yang dapat
dijadikan pedoman untuk penelitian selanjutnya. Hal ini dapat menjadi tolak ukur
untuk melakukan penelitian terhadap senyawa mono-nitrobenzanthron. Berdasarkan
uraian diatas, perlu dilakukan penelitian dengan judul Kajian Potensial Ionisasi dan
Afinitas Elektron Senyawa Mono-nitrobenzanthron Menggunakan Metode Density
Functional Theory (DFT)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut:

1. Berapakah potensial ionisasi dari senyawa mono-nitrobenzanthron ?


2. Berapakah afinitas elektron dari senyawa mono-nitrobenzanthron ?
C. Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian sebagai
berikut:
1. Menghitung potensial ionisasi dari senyawa mono-nitrobenzanthron.
2. Menghitung afinitas elektron dari senyawa mono-nitrobenzanthron.
D. Manfaat
Hasil penelitian dapat mengetahui karakterisasi dari senyawa mononitrobenzanthron, melalui perhitungan komputasi afinitas elektron dan potensial
ionisasi dari senyawa mono-nitrobenzanthron yang belum diketahui secara
eksperimen dapat dipelajari. Selain itu, hasil penelitian dapat dijadikan rujukan dalam
penelitian berikutnya mengenai afinitas elektron dan potensial ionisasi senyawa yang
berbeda.

E. Ruang Lingkup dan Pembatasan Penelitian


1. Kajian struktural dilakukan dengan menggunakan teori dalam kimia komputasi yaitu
teori kerapatan fungsi (Density Functional Theory = DFT) dengan himpunan basis
terpilih yaitu 6-311+G(d,p)
2. Objek penelitian ini adalah senyawa mono-Nitrobenzanthron dengan menggunakan
perhitungan mekanikal quantum B3LYP.
3. Analisis keseluruhan reaksi yang dipertimbangkan dari tahap keadaan dasar pada
masing-masing senyawa.
F. Definisi Operasional
Berikut ini beberapa definisi yang akan muncul pada pembahasan berikutnya.
Pemahaman mengenai definisi istilah ini penting agar pembaca dapat memahami
pembahasan penelitian ini dengan jelas.

1. Metode Struktur Elektronik (SE) adalah metode yang menggambarkan suatu molekul
berdasarkan interaksi yang terjadi dalam molekul tersebut.
2. Metode Density Functional Theory (DFT) adalah salah satu macam dari metode SE .
Fungsi gelombang pada metode DFT digambarkan sebagai densitas elektron.
3. Perhitungan optimasi geometri adalah perhitungan untuk mencari energi minimum
dari suatu struktur molekul. Energi struktur yang didapat dibandingkan dengan
sebelumnya untuk mengetahui kestabilan struktur perhitungan frekuensi.
4. Perhitungan single point energy adalah perhitungan energi molekul pada geometri
tunggal yang telah ditetapkan. Perhitungan single point energy dilakukan untuk
menghitung energi dengan metode yang lebih tepat.
5. Himpunan basis adalah fungsi gelombang yang menggambarkan bentuk dari orbital
molekul.

Anda mungkin juga menyukai