Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU TASAWUF

TASAWUF MODERN

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas matakuliah Ilmu Tasawuf


Dosen : H. M. Solihin, M.Pd.I.

Disusun oleh
Kelompok 5

Di susun oleh :
Nur Latiffah (165221141)
Ika Dyah Pawestri (165221142)
Bagus Satria Pratama (165221145)
Tika Anjani (175221025)

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUSI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah “Tasawuf
Modern” ini dengan lancar dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun telah mendapat banyak
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada bapak H. M. Solihin, M.Pd.I. selaku dosen matakuliah Ilmu
Tasawuf yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk membuat
makalah ini, sehingga penyusun bisa lebih memehami mengenai materi akad
musyarakah. Penyusun juga berterima kasih kepada pihak perpustakaan pusat
kampus IAIN Surakarta yang sudah menyediakan buku atau referesi, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah.
Penyusun menyadari makalah ini belum sempurna, bahkan mungkin masih
jauh dari kata itu. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-
rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.Akhir kata,
penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
pembaca pada umumnya guna meningkatkan pengetahuan mengenai akad
musyarakah.

Sukoharjo, 19 Maret 2018

Penyusun

ii
TANDA TANGAN PENULIS

Penulis 1 Penulis 2

Nur Latiffah Bagus Satria Pratama


(165221141) (165221145)

Penulis 3 Penulis 4

Tika Anjani Ika Dyah Pawestri


(175221025) (165221142)

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
TANDA TANGAN PENULIS ........................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Tasawuf Modern ......................................................................... 3
B. Peran Tasawuf dalam Kehidupan Modern ............................................ 3
C. Tokoh Tasawuf Modern ........................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 7
B. Saran .......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah kemunculan tasawuf para ilmuwan sejarah berbeda pendapat, namun
secara umum beberapa menyimpulkan bahwa kemunculannya pada abad 9
Masehi, sekitar dua ratus tahun setelah lahirnya Islam. Namun menurut
Nicholson, bahwa kemunculan atau pertumbuhan tasawuf dalam Islam dilatar
belakangi oleh gerakan asketisme yang muncul pada abad 7 Masehi dibawah
pengaruh agama Kristen. Sedangkan Secara keilmuan tasawuf, banyak pengamat
tasawuf di zaman modern seperti Harun Nasution dalam bukunya yang berjudul
Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, serta Hamka dengan bukunya Tasawuf
Modern.
Dilihat dari sejarah Tasawuf pada awalnya lebih banyak menekankan dimensi
theo-filosofis, membicarakan masalah ketuhanan dan bagaimana hubungan dan
penghayatan dengan-Nya, kurang sekali membicarakan bagaimana membina
moral umat, menarik diri dari keramaian dunia dan menjauhi kekuasaan. Sedang
tasawuf modern lebih menekankan pada pembahasan humanistik, empirik dan
funsional (penghayatan terhadap ajaran Islam, bukan pada Tuhan).
Zaman modern adalah zaman dimana terdapat beberapa ciri pokok, yakni:
pertama, berkembangnya massa kultural karena pengaruh kemajuan media massa
sehingga kultur (budaya) tidak lagi bersifat lokal, melainkan nasional atau bahkan
global. Kedua, tumbuhnya sikap-sikap yang lebih mengakui kebebasan bertindak,
manusia bergerak menuju perubahan masa depan. Dengan dapat ditaklukannya
alam, manusia merasa lebih leluasa kalau bukan merasa lebih berkuasa. Ketiga,
tumbuhnya kecenderungan berpikir rasional. Meskipun irasional itu tidak bisa
dihilangkan sama sekali dari kehidupan manusia, tetapi sebagian besar kehidupan
umat manusia ini akan semakin diatur oleh aturan-aturan rasional. Keempat,
tumbuhnya sikap hidup yang materialistik, artinya semua hal diukur oleh nilai
kebendaan dan ekonomi. Kelima, meningkatnya laju urbanisasi. Oleh sebab itu
tasawuf modern ditekankan untuk memberi solusi terhadap kehidupan

1
modern,bukan sekedar reaktif tetapi aktif serta memberikan arah kepada sikap
hidup manusia di dunia ini, baik berupa moral, spiritual, sosial ekonomi, dan
lainnya.
Mengetahui pada zaman modern ini, tasawuf modern perlu ditekankan untuk
memberi solusi terhadap kehidupan modern, maka dari itu penyusun menyusun
makalah yang berjudul “Tasawuf Modern”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari tasawuf modern?
2. Bagaimana peran tasawuf dalam kehidupan modern?
3. Siapa tokoh dari tasawuf modern?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari tasawuf modern.
2. Untuk mengetahui tasawuf di era modern.
3. Untuk mengetahui peran tasawuf dalam kehidupan modern.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Tasawuf Modern


Sebelum mengetahui arti dari tasawuf modern, lebih baik jika mengetahui apa
itu tasawuf. Para ulama masih memperdebatkan arti tasawuf dan asal katanya
secara etimologis. Sebagian mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shafa
yang artinya suci bersih. Sebagian lagi ada yang mengatakan bahwa tasawuf
berasal dari kata shuf yang artinya bulu binatang domba. Sedangkan secara
terminologis tasawuf merupakan suatu sistem latihan dengan penuh kesungguhan
untuk membersihkan, mempertinggi dan memperdalam nilai-nilai kerohanian
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga dengan cara itu, segala
konsentrasi seseorang hanya tertuju kepada-Nya.
Sebenarnya arti dari tasawuf modern tidak jauh berbeda dari tasawuf itu
sendiri, hanya mungkin pada tasawuf modern ini lebih dipentingkan adalah
bagaimana kita mengaplikasikan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
serta bagaimana kita bertingkah laku dalam kehidupan ini sehingga tidak adanya
kesenjangan sosial dalam tatanan sosial masyarakat. Jadi dapat dikatakan tasawuf
modern itu merupakan praktek tasawuf yang tidak memisahkan diri dari tatanan
sosial kemasyarakatan, sebab kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu
sama lain.
B. Peran Tasawuf dalam Kehidupan Modern
Masyarakat modern merupakan perkumpulan orang-orang yang hidup
bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan dan aturan-aturan tertentu yang
bersifat mutakhir. Ciri-ciri dari masyarakat modern adalah bersifat rasional,
berfikir untuk masa depan yang lebih jauh, menghargai waktu, dan bersifat
terbuka serta bersifat objektif.
Sedangkan tasawuf merupakan dimensi kedalaman dan kerahasiaan dalam
Islam, sebagaimana syari'at berakar pada Al-Quran dan As-Sunnah. Ajaran
tasawuf pada intinya bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan
disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa berada di kehadirat-Nya.

3
Dengan demikian, orang yang telah mencapai tujuan tersebut, akan selamat dari
jeratan duniawi.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi akan mempengaruhi peradaban manusia. Dengan tasawuf, maka ilmu
pengetahuan tidak akan saling bertabrakan antar satu dengan yang lainnya, karena
ia berada dalam satu jalan dan tujuan yang sama. Ilmu dan agama saling
berhubungan erat. Ilmu akan membawa seseorang cepat sampai ke tujuan
sedangkan agama akan menentukan arah untuk mencapai tujuan tersebut. Tarikat
yang ada dalam tasawuf juga akan mendorong manusia untuk memiliki jiwa
istiqamah, jiwa yang selalu diisi dengan nilai-nilai ketuhanan.
Spiritualisme baik dalam bentuk tasawuf, ihsan maupun akhlak menjadi
kebutuhan sepanjang hidup manusia dalam semua tahap perkembangan
masyarakat. Namun demikian, perlu diingat bahwa tasawuf tidak bisa dipisahkan
dari kerangka pengalaman agama dan karena itu harus selalu berorientasi pada Al-
Quran dan As-Sunnah.
C. Tokoh Tasawuf Modern
1. Biografi Buya Hamka
Haji Abdul Malik Karim Abdullah tau yang sering dikenal Buya Hamka
merupakan orang yang mempunyai integritas yang tinggi dalam bidang moral dan
keilmuan. Hamka terkenal sebagai ulama dan cendekiawan terkemuka di
Indonesia. Bahkan ayahnya adalah seorang ulama pemimpin sebuah madrasah
“Sumatera Tawalib” di Padang Panjang yang membawa paham-paham
pembaharuan Islam di Minangkabau. Beliau adalah Dr. Haji Abdul Karim
Amrullah atau biasa dikenal dengan Haji Rasul,.
Buya Hamka lahir di Sungai Batang, kampung Molik di tepi danau Maninjau
(Sumatra Barat) pada tanggal 14 Muharram 1326 H/ 17 Februari 1908 M. Pada
bulan Februari 1927, ia pergi ke Makkah selama satu tahun untuk menuntut ilmu.
Sekembalinya dari Makkah, ia aktif dalam kegiatan Muhammadiyah. Ia aktif
sebagai dosen di berbagai perguruan tinggi, seperti PTAIN Yogyakarta, UI
Jakarta, Universitas Muhammadiyah Padang Panjang, USM Makassar dan UISU
Sumatera Utara. Dalam bidang akademiknya, ditandai dengan diangkatnya beliau

4
sebagai Guru Besar Universitas Dokter Mustopo (1966), dan pada tahun 1975
dipercaya menjadi ketua MUI. Dia dikenal sebagai seorang ulama dan sastrawan.
Dia meninggal dunia pada tahun 1981, dengan usia 78 tahun.
Dalam kajian tasawuf , etika pemikiran hamka tertuang dalam beberapa
buku antara lain: Tasawuf Moden Falsafah Hidup, Lembaga Hidup, Lembaga
Budi, Akhlakul Karimah, serta buku Hamka yang lainnya antara lain: Pelajaran
Agama Islam, Pandangan Hidup Muslim, Tafsir Al Azhar, dan Dari Hati Ke Hati,
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dll.
2. Pemikiran Buya Hamka
Sacara garis besar, tasawuf yang ditawarkan oleh Hamka merupakan tasawuf
yang berorientasi "ke depan" yang meliputi prinsip tauhid untuk menjaga
hubungan transenden dengan Tuhan sekaligus merasa dekat dengan-Nya. Dalam
konteks tasawuf, kita tidak hanya dituntut untuk melaksanakan perintah agama
tetapi juga dituntut untuk mencari hikmahnya. Tasawuf modern milik Hamka ini
sangat bertolak belakang dengan tasawuf tradisional. Tasawuf modern lebih
relevan jika dihadapkan dengan peranan mengisi kekosongan makna (pencarian
makna kemanusiaan) di zaman modern seperti ini.
Tasawuf modern bagi Hamka berdasar pada prinsip “tauhid” , tidak perlu
terus menerus menyepi serta menjauhi kehidupan normal. Seorang sufi di era
modern bersifat dinamis tidak statis. Misalnya, semakin meningginya kepekaan
sosial dalam diri sufi. Tasawuf bagi Hamka bertujuan untuk memperbaiki budi
bekerti dan membersihkan batin. Tasawuf berfungsi untuk membentengi diri dari
penyakit hati yang menghinggapinya.
Tasawuf modern bagi Hamka adalah penerapan dari sifat: qanaah, ikhlas, siap
fakir tetapi tetap semangat dalam bekerja. Selain itu, seorang sufi di abad modern
juga dituntut untuk bekerja secara giat dengan diniati karena Allah SWT. Hamka
memberi panduan dalam beretika atau bersikap bagi seorang sufi berdasarkan
profesi masing masing. Terdapat etika di bidang pemerintahan, bisnis dan
ekonomi, serta etika akademisi yang meliputi guru, murid, dokter, pengacara dan
pengarang. Jika seorang muslim dengan beberapa profesi tersebut dapat

5
mengaplikasikan nilai-nilai Islam maka, Ia bisa di sebut sebagai seorang sufi di
abad modern.
Dalam Tasawuf Modern Hamka menjelaskan maksud qana‟ah, bahwa
“Qana‟ah, ialah menerima cukup. Qana‟ah itu mengandung lima perkara
pertama, menerima dengan rela akan apa yang ada. Kedua, memohon pada Tuhan
tambahan yang pantas dan berusaha. Ketiga, menerima dengan sabar akan
ketentuan Tuhan. Keempat, bertawakkal kepada Tuhan. Kelima, tidak tertarik
oleh tipu-daya dunia. Itulah yang dinamai qana‟ah, dan itulah kekayaan yang
sebenarnya. Rasulullah SAW. telah bersabda: “Bukanlah kekayaan itu lantaran
banyak harta, kekayaan ialah kekayaan jiwa.” Jadi, Nilai qana‟ah yang dianjurkan
oleh Hamka ini dihubungkan dengan prinsip bekerja, karena orang hidup itu tidak
boleh menganggur.
Bagi Hamka, ikhlas artinya bersih, tidak ada campuran, ibarat emas murni,
tidak ada bercampur perak berapa persen pun. Pekerjaan yang bersih terhadap
sesuatu, bernama ikhlas. Misalnya seorang bekerja karena diupah, semata-mata
karena mengharapkan pujian dari sang majikan maka ikhlas amalnya kepada
majikannya. Lawan ikhlas adalah Isyrak artinya berserikat atau bercampur
dengan yang lain. Antara ikhlas dan isyrak tidak dapat dipertemukan. Kalau ikhlas
telah bersarang dalam hati, isyrak tak kuasa masuk ke dalam hati, demikian juga
sebaliknya. Jika isyrak telah bersarang di dalam hati maka, ikhlas akan sulit
masuknya.
Sedangkan siap fakir memiliki arti tidak memiliki apa-apa, hati pun juga
tidak menampak dengan:tidak memiliki apa-apa. Bagi Hamka, orang kaya adalah
orang yang sedikit kemauannya dan seseorang yang banyak keperluan dan
kemauannya itulah orang yang miskin. Kekayaan hakiki adalah mencukupkan
yang ada, sudi menerima sebab dia nikmat Tuhan. Dan tidak pula kecewa jika
jumlahnya berkurang, sebab dia datang dari sana dan akan kembali ke sana. Jika
kekayaan melimpah kepada diri, walau bagaimana banyaknya, kita teringat bahwa
gunanya ialah untuk menyokong amal dan ibadat, iman, dan untuk membina
keteguhan hati menyembah Tuhan. Harta hanya dicintai sebab dia pemberian
Tuhan yang dipergunakan untuk yang berfaedah.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa arti dari
tasawuf modern tidak jauh berbeda dari tasawuf itu sendiri, hanya pada tasawuf
modern ini lebih dipentingkan adalah bagaimana kita mengaplikasikan ajaran Al-
Qur’an dalam kehidupan. Dan dapat dikatakan tasawuf modern itu merupakan
praktek tasawuf yang tidak memisahkan diri dari tatanan sosial kemasyarakatan.
Pada sekarang ini, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang pesat.
Disinilah dibutuhkan ilmu tasawuf. Dimana ilmu dan agama saling berhubungan
erat. Ilmu akan membawa seseorang cepat sampai ke tujuan sedangkan agama
akan menentukan arah untuk mencapai tujuan tersebut. Tarikat yang ada dalam
tasawuf juga akan mendorong manusia untuk memiliki jiwa istiqamah.
Selain itu, perkembangan ilmu tasawuf tidak bisa lepas dari tokoh tasawuf itu
sendiri. Tokoh dari tasawuf modern adalah Haji Abdul Malik Karim Abdullah
atau yng lebih dikenal dengan nama Buya Hamka. Beliau lahir pada tanggal 14
Muharram 1326 H/ 17 Februari 1908 M di tepi danau Maninjau (Sumatra Barat).
Sacara garis besar, tasawuf yang ditawarkan oleh Hamka merupakan tasawuf
yang berorientasi "ke depan" yang meliputi prinsip tauhid untuk menjaga
hubungan transenden dengan Tuhan sekaligus merasa dekat dengan-Nya. Dalam
konteks tasawuf, kita tidak hanya dituntut untuk melaksanakan perintah agama
tetapi juga dituntut untuk mencari hikmahnya. Tasawuf modern bagi Hamka
berdasar pada prinsip “tauhid” , tidak perlu terus menerus menyepi serta menjauhi
kehidupan normal.
B. Saran
Pada zaman modern ini, ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Akan
tetapi akan lebih baik jika perkembangan ilmu pengetahuan itu harus diimbangi
juga dengan mempelajari ilmu tasawuf. Karena Ilmu akan membawa seseorang
cepat sampai ke tujuan sedangkan agama akan menentukan arah untuk mencapai
tujuan tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Rosihon, Sholihin. 2011. Ilmu Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia.


Hamka. 2015. Tasawuf Modern. Jakarta: Republika Penerbit.
Hariyanto, Salmet.2017.”Epistemologi Tasawuf Modern”. Skripsi. FUD, Ilmu
Aqidah dan Filsafat Islam, IAIN Surakarta.
Munir Amin Samsul. 2012. Ilmu Tasawuf. Jakarta: Teruna Grafica.
Ulfaah, Novi Maria, & Dwi Istiyani.2016.”Etika dalam Kehidupan Modern: Studi
Pemikiran Sufistik Hamka. Semarang: Jurnal Akhlak dan Tasawuf”. vol.2, No.
1:97-100

Anda mungkin juga menyukai