Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Puri Betik Hati didirikan dengan tujuan untuk
melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program RSIA
Puri Betik Hati di bidang kesehatan dengan
menyelenggarakan usaha jasa pelayanan kesehatan. Untuk
mencapai maksud dan tujuan tersebut PT. Puri Betik Hati
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Pelayanan kesehatan
b. Perdagangan Farmasi dan Peralatan Kesehatan

c. Pelayanan Asuransi Kesehatan


d. Pelayanan Jasa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
e. Pelayanan Kegiatan Penunjang Kesehatan Lainnya.
Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut perusahaan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas yang sahamnya
dimiliki oleh perseorangan. Dengan memperhatikan prinsip-
prinsip tersebut di atas maka disusunlah Pedoman Good
Corporate Governance sebagai acuan pelaksanaan Good
Corporate Governance di PT Puri Betik Hati bagi Kuasa
Pemegang Saham, Komisaris, Direksi dan seluruh Pekerja PT
Puri Betik Hati.

1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman ini adalah untuk:
a. Memaksimalkan kinerja dan nilai perusahaan bagi
pemegang saham melalui pelaksanaan prinsip transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan
kewajaran agar perusahaan memiliki daya saing tinggi.
b. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional,
transparan, efisien, dan efektif, serta memberdayakan
fungsi dan meningkatkan kemandirian Komisaris, Direksi
dan Rapat Umum Pemegang Saham;

c. Menjadi acuan pengelolaan perusahaan dalam membuat


keputusan dan menjalankan tindakan dengan dilandasi nilai
moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap Pemangku
Kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar
Perusahaan.

1.3 Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi

Menjadi Perusahaan terbaik dalam Industri Kesehatan


dengan Pelayanan Profesional

b. Misi

Menjalankan usaha layanan kesehatan berkualitas,


berorientasi pada sinergi sumber daya dan teknologi terkini
serta pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.

1.4 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Dalam melaksanakan tugasnya Komisaris dan


Direksi senantiasa harus memperhatikan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance yang meliputi:

a. Keterbukaan (transparency), yaitu keterbukaan dalam


melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan
relevan mengenai perusahaan dengan cara yang mudah
diakses oleh para pemangkukepentingan;

b. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi,


pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ perusahaan
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

c. Tanggung Jawab (responsibility), yaitu berpegang pada


prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap
peraturan perundangan-undangan;

d. Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku


serta melaksanakan tanggung jawab sosial antara lain
kepedulian terhadap masyarakat kelestarian lingkungan
terutama disekitar Perusahaan sehingga terpelihara
kesinambungan Perusahaan;

e. Ketidak-berpihakan (independent), yaitu keadaan di mana


perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

f. Kewajaran dan kesetaraan (fairness), yaitu keadilan dan


kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku
Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundangan.

1.5 DasarHukum

Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance ini


disusun berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 920/MENKES/PER/XII/1986 tentang
Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medis
6. Keputusan PP Persi No. 29/SK/PP.PERSI/II/2003 tentang Kerangka Status
Rumah Sakit (Hospital by Laws)
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 775/MENKES/PER/IV/2011 tentang
Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 772 Tahun 2002
Tentang Hospital Bylaws (Peraturan Internal Rumah Sakit)
9. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
10. Akta Pendirian Perseroan Terbatas Puri Betik Hati yang dibuatoleh notaris
Bambang Abiyono, SH., No. 74 Tanggal 11 Oktober 2009

1.6 Pengorganisasian PT. Puri Betik Hati


Susunan pengorganisasian PT. Puri Betik Hati sebagai berikut :
Dewan Komisaris
1. Komisaris utama : Daljono, S.H
2. Anggota Komisaris : 1) Dewi Nurbaiti
2) Djamiah, Amd. Keb, SKM
3. Direktur PT. Puri Betik Hati : Dr. Budi Syamhudi, Sp. OG
BAB II
PANDUAN BAGI PEMEGANG SAHAM

2.1 Pemegang Saham


1. Hak-Hak Pemegang Saham
Hak-hak pemegang saham adalah :
1) Hak untuk meminta diselenggarakannya RUPS;
2) Hak untuk meminta informasi tentang mata acara RUPS;
3) Hak untuk mengajukan usul-usul untuk dibahas dalam
acara RUPS;
4) Menghadiri dan memberikan suara dalam suatu RUPS;
5) Hak untuk menghadiri dan memberikan suara RUPS;
6) Hak untuk menerima pembagian sebagian dari
keuntungan Perusahaan yang diperuntukkan bagi
pemegang saham/pemilik modal dalam bentuk dividen,
dan sisa kekayaan hasil likuidasi, sebanding dengan
jumlah saham/modal yang dimilikinya;
7) Hak lainnya berdasarkan anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan.

2. Rapat Umum Pemegang Saham(Rups)


a. Pemberitahuan untuk RUPS Tahunan harus disampaikan
kepada Pemegang Saham paling lambat 15 (lima belas)
hari sebelum acara RUPS dilaksanakan, dan mencakup
informasi mengenai:
1) Mata acara Agenda RUPS
2) Materi usulan dan penjelasan lain yang berkaitan
dengan agenda acara RUPS.
3) Tempat pelaksanaan RUPS di lokasi dimana
perusahaan
b. Komisaris Utama membuka dan menutup RUPS serta
menyerahkan pembahasan mata acara RUPS kepada
Direktur PT. Puri Betik Hati dan Direktur PT. Puri Betik
Hati menyerahkan kepada direktur Rumah Sakit untuk
menyampaikan laporan keuangan dll.
c. Pengambilan keputusan RUPS harus diambil melalui
prosedur yang transparan dan adil
d. Hasil keputusan RUPS dituangkan di dalam sebuah
risalah yang mendukung maupun yang tidak mendukung
usulan yang diajukan dan harus disimpan oleh Direksi
sebagaimana mestinya.
e. RUPS menetapkan sistem gaji dan tunjangan bagi setiap
anggota Komisaris dan Direksi serta mencakup rincian
mengenai gaji dan tunjangan yang diterima oleh anggota
Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat.
f. RUPS menentukan sistem pengangkatan Komisaris dan
Direksi serta sistem penilaian kinerja mereka.
g. Dalam membuat laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan Perusahaan Direksi harus mengungkapkan
pula setiap hal yang bertentangan dan atau tidak sesuai
dengan pedoman ini dan memberikan alasan atas
ketidaksesuaian dan atau tidak ditaatinya.
h. Bilamana diperlukan dan dikehendaki oleh Pemegang
Saham bisa dilaksanakan pra RUPS terlebih dahulu.
i. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku Pemegang Saham melalui RUPS memegang
segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Dewan
Komisaris atau Direksi.

3. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)


a. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB),
dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan
untuk kepentingan Perseroan atas permintaan tertulis
dari Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham.
b. Direksi wajib menyelenggarakan RUPSLB sesuai
permintaan tertulis dari Dewam Komisaris atau
Pemegang Saham.

4. Akuntabilitas Pemegang Saham


a. Pemegang Saham berkewajiban untuk menjaga jalannya
perusahaan sehingga tujuan pendirian perusahaan tetap
terlaksana dan memberikan manfaat yang semaksimal
mungkin bagi negara untuk kepentingan peningkatan
kesejahteraan rakyat.
b. Pemegang Saham tidak diperkenankan mencampuri
kegiatan operasional perusahaan yang menjadi tanggung
jawab Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar
perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Pemegang Saham mempunyai tanggung jawab untuk
memantau pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dalam proses pengelolaan perusahaan.
d. Pemegang Saham memiliki tanggung jawab untuk
memastikan bahwa semua kegiatan pengelolaan
perusahaan mematuhi ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.

2.2 Dewan Komisaris


1. Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris
a. Tugas Dewan Komisaris
1) Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan
terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan
pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun
usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta
memberikan nasihat kepada Direksi termasuk di
dalamnya pengawasan atas pelaksanaan Rencana
Kerja Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
kepentingan Perseroan/Perusahaan dan sesuai dengan
maksud dan Tujuan Perseroan/Perusahaan serta
melakukan penilaian atas kinerja Direksi.
2) Hal-hal lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan
serta Keputusan RUPS.
b. Wewenang Dewan Komisaris

1) Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-


dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan
verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa
kekayaan Perseroan, memasuki pekarangan, gedung,
kantor yang dipergunakan oleh Perseroan, meminta
penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya
mengenai segala kebijakan dan tindakan yang telah
dan akan dijalankan oleh Direksi, meminta Direksi
dan /atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan
sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat
Dewan Komisaris, memberhentikan sementara
anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggran
Dasar, menghadiri rapat Direksi dan memberikan
pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan, melaksanakan kewenangan pengawasan
lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar
dan/atau KeputusanRUPS.
2) Memberikan persetujuan tertulis atas perbuatan-
perbuatan Direksi sebagai berikut:
a) Menerima atau memberikan pinjaman jangka
pendek dibawah jumlah yang ditentukan oleh
RUPS.
b) Mengagunkan aktiva untuk keperluan kredit
jangka pendek.
c) Melepaskan dan menghapus aktiva bergerak,
menghapuskan piutang macet dan persediaan
barang mati di bawah nilai yang ditentukan oleh
RUPS.
d) Kerjasama operasi atau kontrak manajemen untuk
jangka waktu 3 (tiga) s/d 5 (lima) tahun.
e) Perubahan struktur organisasi.

3) Memberikan saran dan pendapat tertulis atas


perbuatan-perbuatan Direksi sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar untuk kemudian dimintakan
persetujuannya kepada RUPS meliputi:
a) Pengambilan atau pelepasan sebagian atau
seluruh saham perusahaan lain.
b) Pendirian perusahaan baru.
c) Penerimaan atau pemberian pinjaman jangka
menengah atau jangka panjang.
d) Pemberian pinjaman jangka pendek yang
tidak bersifat operasional yang melebihi jumlah
yang telah ditetapkan RUPS.
e) Pelepasan dan atau penghapusan aktiva tetap.
f) Pengagunan aktiva tetap dalam rangka penarikan
kredit jangka panjang.
g) Kerjasama atau perjanjian dengan pihak lain yaitu
KSO (Kerja Sama Operasional), kontrak
manajemen, kerjasama lisensi, dan perjanjian lain
yang mempunyai dampak keuangan bagi
perusahaan atau 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima)
tahun atau satu siklus usaha.
h) Pengikatan perusahaan sebagai penjamin untuk suatu
nilai yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh
RUPS.
i) Penghapusan piutang macet, persediaan barang mati
melebihi nilai yang ditetapkan RUPS.
j) Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan.
4) Memberikan penilaian atas kinerja Direksi atas hasil
pelaksanaan antara lain:
a) Kinerja keuangan.
b) Kinerja operasi.
c) Penanganan resiko usaha.
d) Penerapan strategi jangka panjang perusahaan.
e) Implementasi prinsip-prinsip Good Corporate
Governance.
f) Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
Anggaran Dasar untuk kemudian dimintakan
persetujuannya kepada RUPS.

2. Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris


1) Hak Dewan Komisaris
Hak untuk memperoleh akses informasi perusahaan
secara tepat waktu lengkap, terukur danakurat;
a. Menerima gaji, tunjangan dan imbalan lainnya
yang besarnya ditetapkan oleh RUPS dengan
memperhatikan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak untuk
mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis dengan tembusan
kepada pemegang saham, anggota Dewan
Komisaris lainnya dan Direksi Perseroan paling
lambat 30 (tigapuluh) hari sebelum tanggal
pengunduran dirinya; prosedur pengunduran diri
ini diatur menurut ketentuan teknis yang diatur
dalam Anggaran DasarPerusahaan.
c. Komisaris dengan suara terbanyak berhak untuk
memberhentikan sementara seseorang atau lebih
anggota Direksi yangbertindak bertentangan
dengan Anggaran Dasar atau melalaikan
kewajibannya atau terdapat alasan mendesak bagi
perusahaan dengan tatacara yang diatur di dalam
Anggaran Dasar Perusahaan.
2) Kewajiban Dewan Komisaris
a. Melakukan kewajiban-kewajiban dalam rangka
tugas pengawasan dan pemberian nasehat, termasuk
didalamnya memberikan pendapat dan saran atas
penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP), kepada Direksi sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan Peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau
Keputusan RUPS.
b. Mengawasi pelaksanaan pedoman Good Corporate
Governance dan menyampaikan hasil penilaian
serta pendapatnya kepada RUPS.
c. Membentuk Komite Audit dan Komite lainnya untuk
membantu Dewan Komisaris dalam melakukan
Pengawasan.
d. Melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya yang
ditentukan oleh RUPS.
3) Ketentuan Jabatan Dewan Komisaris
a. Dewan Komisaris dipilih dan diangkat oleh RUPS.
Tata Cara pencalonan, pengangkatan, penggantian
dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris
diatur dalam Anggran Dasar atau oleh RUPS.
b. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tidak
bertentangan dengan pengangkatan Anggota
Direksi kecuali pengangkatan untuk pertama
kalinya pada waktu pendirian perusahaan.
c. Lama masa jabatan anggota Dewan Komisaris
untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun dengan
tidak mengurangi hak RUPS untuk
memberhentikan sewaktu-waktu. Komisaris dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
d. Dalam komposisi Dewan Komisaris paling sedikitnya
diatur sesuai dalam Anggaran Dasar Perseroan atau
oleh RUPS merupakan anggota Dewan Komisaris
Independen yang ditetapkan dalam keputusan
pengangkatannya.
e. Anggota Komisaris, terkecuali dengan ijin RUPS
tidakdiperkenankan merangkap jabatan lain pada
usaha swasta/ milik negara lainnya yang dapat
menimbulkan perbenturan kepentingan secara
langsung maupun secara tidak langsung dengan
kepentingan perusahaan dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
f. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Komisaris
oleh suatu sebab maka pengisian jabatan tersebut
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
Anggaran Dasar Perusahaan.
g. Program Pengenalan dilakukan oleh Komisaris
Utama atau bilamana berhalangan digantikan oleh
Direktur Utama wajib memberikan program
pengenalan perusahaan bagi anggota Komisaris
yang baru meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Pelaksanaan prinsip-prinsip Good
CorporateGovernance.
 Gambaran lengkap mengenaiperusahaan
 Keterangan yang berkaitan dengan tugas
dankewenangan.
 Keterangan mengenai sistimAudit.
 Tanggung jawab Komisaris dan Direksi.
 Program pengenalan tersebut dapat dilaksanakan
dalam bentuk presentasi, pertemuan, kunjungan
ke unit usaha dan program lain yang dianggap
sesuai dengan Perseroan.
3. Rapat Dewan Komisaris
1) Dewan Komisaris mengadakan Rapat Dewan
Komisaris yang diselenggarakan secara rutin atau
sewaktu-waktu diperlukan paling sedikit setiap 6
bulan sekali.
2) Dewan Komisaris dapat mengadakan Rapat Dewan
Komisarisdengan mengundang Direksi.
3) Dewan Komisaris membuat risalah rapat mengenai
hal yang dibicarakan, termasuk perbedaan pendapat
(dissenting opinion) dan keputusan rapat dan ditulis
oleh notulen rapat.
4) Undangan rapat dilakukan secara tertulis oleh
Komisaris Utama atau oleh Komisaris yang ditunjuk
memuat agenda rapat, waktu dan tempat pelaksanaan
rapat serta disampaikan sekurang-kurangnya 15 (lima
belas) hari sebelum rapat diselenggarakan.
5) Dalam hal seorang anggota Komisaris berhalangan
hadir, yang bersangkutan dapat memberikan kuasa
khusus untuk keperluan itu kepada anggota
Komisaris yang lain. Seorang anggota Komisaris
hanya dapat mewakili seorang anggota Komisaris
lainnya.

2.3 Direksi
1. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Direksi
a. Tugas Direksi
1) Mengelola perusahaan guna mencapai tujuan
pendirian perusahaan dan memastikan agar
perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya serta
memperhatikan kepentingan berbagai pihak yang
berkepentingan (stakeholder).
2) Menyusun Kebijakan Penanganan Resiko Usaha
(manajemen resiko) dan tindak lanjutnya guna
mengurangi kemungkinan kerugian dan gangguan
operasi perusahaanlainnya.
3) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan
perusahaan.
4) Setiap Direktur wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan
dan usaha Perseroan. Direksi bertanggung jawab
penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk
kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan
tujuannya.
b. Wewenang Direksi
Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi memiliki
wewenang penuh untuk menetapkan kebijakan
pengurusan perseroan; mengatur penyerahan kekuasaan
Direksi kepada anggota Direksi lainnya untuk mengambil
keputusan dan atas nama Direksi atau mewakili
Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada
seorang atau beberapa orang anggota Direksi yang
khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau
beberapa orang pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama atau kepada orang lain;
merumuskan dan mendelegasikan tugas kepada pejabat
Perseroan mengatur ketentuan-ketentuan mengenai
sistem kepegawaian Perseroan; Mengangkat dan
memberhentikan kerja perusahaan berdasarkan peraturan
ketenagakerjaan perusahaan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta melakukan tindakan-
tindakan mengenai pengurusan kekayaan Perseroan;
mengikat Perseroan dengan pihak lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan/atau keputusan
RUPS.

c. Kewajiban Direksi
Kewajiban Direksi adalah untuk mengusahakan
menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan
sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya
dengan senantiasa menyiapkan rencana kerja

2. Hak Direksi
Direksi mempunyai hak :
a) Menerima gaji, tunjangan dan imbalan lainnya yang
besarnya ditetapkan oleh RUPS serta dukungan fasilitas
lain untuk kelancaran tugasnya yang diatur dalam
PeraturanPerusahaan.
b) Mengundurkan diri dari jabatannya.
c) Mengusulkan diselenggarakannya RUPS Luar Biasa.

3. Ketentuan Direksi

a) Setiap anggota Direksi harus orang berwatak baik dan


mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan jabatan
yangdidudukinya.
b) Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pengambilan putusan yang efektif, tepat
dan cepat serta dapat bertindak independen dalam arti
tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu
kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya secara
mandiri dankritis.
c) Masa JabatanDireksi.
1) Anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum
Pemegang Saham untuk masa jabatan selama 5 (lima)
tahun. Bilamana sebelum masa jabatan Direksi
berakhir, terdapat penggantian anggota Direksi, maka
anggota baru tersebut mempunyai jabatan selama sisa
jabatan Direksi.
2) Pengangkatan menjadi Direksi dikukuhkan melalui
Perjanjian Penunjukan sebagai anggota Direksi yang
ditandatangani oleh anggota Direksi yang
bersangkutan dan kuasa pemegang saham/pemilik
modal Perjanjian penunjukkan ini memuat
persyaratan penunjukkan dan pemberhentian,
termasuk peran dan tanggungjawab.
3) Jabatan anggota Direksi berakhir apabila masa
jabatannya berakhir, mengundurkan diri, tidak lagi
memenuhi persyaratan perundang-undangan,
meninggal dunia atau diberhentikan berdasarkan
keputusan RUPS.

4. Rapat Direksi
a. Direksi mengadakan rapat minimal 1 (satu) kali setiap 6
bulan.
b. Direksi dapat mengadakan Rapat Direksi dengan
mengundang Dewan Komisaris.
c. Rapat Direksi diselenggarakan di tempat kedudukan
perusahaan
d. Rapat dianggap sah dan dapat mengambil keputusan
yang mengikat apabila dihadiri oleh lebih dari ½
(setengah) jumlah anggota Direksi atau wakilnya.
e. Pengambilan keputusan dilaksanakan secara
musyawarah untuk mufakat. Apabila musyawarah tidak
tercapai kesepakatan, maka keputusan diambil dengan
suara terbanyak. Apabila jumlah suara setuju dan tidak
setuju sama, maka usul yang bersangkutan dianggap
ditolak, setiap Direktur berhak mengeluarkan 1 (satu)
suara ditambah 1 (satu) suara untuk direktur yang
diwakilinya. Apabila jumlah suara setuju dan tidak
setuju sama, maka usul yang bersangkutan dianggap
ditolak, kecuali mengenai diri orang ditentukan dengan
undian tertutup.

Risalah rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan


semua anggota Direksi yang hadir haruslah:
a. Memuat inti yang dibicarakan dan diputuskan dalam
rapat, termasuk pendapat yang berbeda (dissenting
opinion).
b. Disampaikan kepada semua anggota Direksi termasuk
yang tidak hadir dalam rapat tersebut.
c. Disediakan waktu selama 15 (lima belas hari) sejak
tanggal pengiriman untuk mengemukakan keberatan,
bila tidak ada tanggapan berarti tidak ada keberatan dan
/atau usul perbaikan. Bila ada, usulan tersebut
disampaikan kepada pimpinan rapat Direksi tersebut
untuk diperbaiki.
BAB III
PANDUAN BAGI DIREKSI

3.1 Penilaian kinerja


1. Penilaian Kinerja Komisaris
a. Dalam melaksanakan fungsi pokoknya, Komisaris dapat
melakukan penilaian sendiri atas kinerjanya yang antara
lain mencakup ketajaman pengawasan, kehadiran dalam
rapat, pengetahuan bisnis, identifikasi resiko usaha,
implementasi GCG.
b. Komisaris menetapkan sendiri indikator-indikator yang
akan digunakan dalam melakukan penilaian kinerja atas
dirinya.

2. Penilaian Kinerja Direksi


a. Penilaian kinerja Direksi dilaksanakan oleh Komisaris
dengan mengacu pada hasil-hasil pelaksanaan kinerja,
antara lain:
1) Kinerja keuangan
2) Kinerja operasi
3) Kinerja administrasi
4) Penanganan resiko usaha
5) Penerapan rencana jangka panjang perusahaan

6) Implementasi prinsip-prinsip Good Corporate


Governance
7) Hal-hal lain yang ditetapkan oleh pemegang saham
b. Penilaian kinerja dilaksanakan setiap 1 tahun sekali
dengan menggunakan indikator penilaian kinerja yang
telah ditetapkan sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai