Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

Asesmen risiko merupakan bagian yang paling penting dan fundamental dalam
proses pengelolaan risiko. Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan asesmen
risiko yang benar agar memperoleh laporan profil risiko yang tepat sehingga
organisasi dapat secara cermat mengelola risikonya.
Menurut Smith (1990) manajemen resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi,
pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan
atau kerugian pada perusahaan tersebut. Menurut Clough and Sears (1994)
manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif untuk
menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian. Menurut William, et.al.,
(1995) manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum
yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat
dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Keberhasilan pencapaian program dan mutu pelayanan kesehatan di rumah
sakit sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam mengendalikan resiko. Mengetahui
resiko penting untuk lebih mengarahkan pengampu kebijakan dalam hal ini direktur
dalam mengambil keputusan dan menentukan kebijakan di rumah sakit untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan
pasien. Upaya meminimalisasi resiko dikemas dalam manajemen resiko sebagai
upaya untuk mencapai keberhasilan program dan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di RS Satria Medika.
Agar RS Satria Medika dapat mengelola secara sistematis mengelola manajemen
resiko seperti yang diharapkan maka perlu disusun Pedoman manajemen resiko RS
Satria Medika.

1
BAB II
LATAR BELAKANG

Peningkatan tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan semakin


meningkat jumlahnya sejak tahun 1980 an. Jumlah tuntutan yang sangat besar
mengharuskan RS Satria Medika merombak sistem pelayanan kesehatan, utamanya
budaya kerja para pemberi layanan kesehatan.
Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen resiko dalam kerangka kerja di
RS Satria Medika. Selanjutnya disadari bahwa tidak hanya penanggulangan risiko
saja yang dibutuhkan untuk memberika pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
masyarakatnya. Perlunya evaluasi berkelanjutan, fokus pada kepentingan pasien, dan
komponen-komponen lain mementuk sebuah kerangka kerja baru yang disebut
clinical governance. Manajemen risiko merupakan salah satu pilar penerapan clinical
governance dalam institusi pelayanan kesehatan.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan
mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu. Dengan penekanan
pada perubahan budaya kerja dari yang reaksioner dan penanggulangan menjadi
pencegahan dan pengelolaan.
Risiko yang dapat dicegah dalam pengelolaan manajemen risiko berupa risiko
klinis dan non klinis yang dapat dikaitkan langsung dengan layanan medis, maupun
layanan lain yang dialami pasien selama dalam institusi kesehatan.

A. TUJUAN
Tujuan dari pedoman manajemen resiko, antara
lain :
1. Pencegahan, pengendalian kerugian di rumah sakit,
diantaranya:
a. Proteksi terhadap aset finansial rumah sakit
b. Proteksi terhadap aset reputasi rumah sakit

2
c. Pencegahan cedera pada pasien, pengunjung, karyawan dan properti
2. Memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang baik dan aman
bagi pasien

3
B. PENGERTIAN
1. Manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko,
serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang
tersedia di rumah sakit. Strategi yang dapat digunakan antara lain
dengan mentransfer resiko pada pihak lain, menghindari resiko,
mengurangi efek buruk dari resiko dan menerima sebagian maupun
seluruh konsekuensi dari resiko tersebut.
2. Manajemen resiko merupakan suatu kegiatan untuk mengantisipasi,
mengurangi, mencegah terulangnya kejadian pada pelanggan internal dan
eksternal dengan identifikasi, analisis, evaluasi, pengelolaan dan monitoring
resiko.
3. RCA (Root Case Analysis) adalah suatu proses investigasi yang sistematik
dimana faktor – faktor yang berkontribusi dalam suatu insiden di
identifikasi dengan merekontruksi kronologis kejadian hingga menemukan
akar penyebabnya dan penjelasannya yang dilakukan secara mendetail
4. FMEA (Failure Mode Effects and Analysis) adalah suatu pendekatan
sistematis yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan mencegah
permasalahan sebelum terjadi
5. HVA (Hazard Vulnerability Analysis) adalah suatu identifikasi bahaya dan
efek langsung dan tidak langsung bahaya tersebut terhadap rumah sakit.
Bahaya sebenarnya dianalisis dalam konteks populasi beresiko untuk
menentukan kerentanan terhadap setiap bahaya tertentu.
6. ICRA (Infection Control Risk Asesment) adalah proses pengurangan resiko
dari infeksi melalui tahapan perencanaan fasilitas, desain, renovasi, dan
pemeliharaan fasilitas melaui pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi,
dan lingkungan untuk mengantisipasi dampak potensial.

4
C. KEBIJAKAN

1. Kebijakan Rumah Sakit Satria Medika dalam Keputusan Direktur


Utama N o m o r 003/PERDIR/DIR-RSSM/X/2008 tentang
Kebijakan Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Satria Medika
2. Keputusan Direktur Nomor 019/PERDIR/RS SATRIA
MEDIKA/I/2016 tentang P emberlakuan Pedoman Kesiapan
Menghadapi Bencana (Disaster Plan) di Rumah Sakit Satria
Medika
3. Keputusan Direktur Nomor 018/PERDIR/RS SATRIA
MEDIKA/I/2016 tentang Kebijakan Kesiapan Menghadapi
Bencana (Disaster Plan) di Rumah Sakit Satria Medika
4. Keputusan Direktur Nomor 033/PERDIR/RS S AT R I A
MEDIKA/I/2016 tentang Pemberlakuan Panduan
Pemeliharaan Sistem Utility di Rumah Sakit Satria Medika
5. Keputusan Direktur Nomor 032/PERDIR/RS SATRIA
MEDIKA/I/2016 tentang Kebijakan Sistem Utility (Sistem
Pendukung) di Rumah Sakit Satria Medika
6. Keputusan Direktur Nomor 052/PERDIR/RS S AT R I A
MEDIKA/XI/2015 tentang Pemberlakuan Panduan
Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Satria Medika
tahun 2013 di Rumah Sakit Satria Medika
7. Keputusan Direktur Nomor 001/PERDIR/RS SATRIA
MEDIKA/X/2015 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Satria Medika

5
BAB III
PENGORGANISASIAN

Direktur
RS Satria Medika

Mutu &
Manajemen
Resiko

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim


Peningkatan K-3 RS PPI
Mutu KPRS

Quality Officer IPCN / IPCO /


IPCLN

Seluruh anggota staf memiliki tanggung jawab pribadi dalam hal


pelaksanaan manajemen resiko, dan seluruh tingkatan manajemen
diharapkan mengerti dan mampu mengimplementasikan strategi dan
kebijakan manajemen resiko RS Satria Medika.
Uraian tugas:
1. Ketua
a. Bertanggung jawab terhadap implementasi program manajemen
resiko, berkoordinasi dengan tim-tim dibawahnya.
b. Mengintegrasikan program manajemen resiko antar bagian / bidang

6
dan seluruh unit di Rumah Sakit Satria Medika.
c. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya program proaktif untuk
identifikasi risiko, yang bertujuan untuk menekan atau mengurangi
kejadian yang tidak diharapkan, baik pada pasien maupun karyawan.
d. Mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan kooordinasi antar
bagian / bidang dan unit serta individu berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang manajemen resiko.
e. Melakukan evaluasi dan mengkaji efektivitas program manajemen
resiko di Rumah Sakit Satria Medika.
f. Berkoordinasi dengan Komite/ Panitia/Tim lainnya dalam membahas
upaya peningkatan mutu, risiko atau kejadian yang tidak diharapkan
yang berkaitan dengan profesi dan etika (Medis dan Keperawatan)
g. Melakukan analisis manajemen resiko, peningkatan mutu dan
keselamatan pasien, K3 dan PPI di Rs Satria Medika
h. Menyusun perencanaan dan pedoman di bidang manajemen resiko,
peningkatan mutu dan keselamatan pasien, K3 dan PPI di RS Satria
Medika.
i. Melakukan koordinasi dengan seluruh bagian/bidang dan unit
berkaitan dengan manajemen resiko, peningkatan mutu dan
keselamatan pasien, K3 dan PPI di Rs Satria Medika.
j. Membantu persiapan akreditasi rumah sakit (nasional dan
internasional).
k. Memimpin aktivitas pengumpulan data indikator mutu, bekerja sama
dengan bagian / bidang / unit terkait.
l. Melakukan sosialisasi dan meningkatkan kesadaran seluruh staf RS
SATRIA MEDIKA akan manajemen resiko, peningkatan mutu dan
keselamatan pasien, K3 dan PPI di rumah sakit.
m. Melakukan evaluasi terhadap aktivitas manajemen resiko,

7
peningkatan mutu dan keselamatan pasien, K3 dan PPI di seluruh
unit / bagian/bidang dan komite.
n. Mendesain atau me-redesain proses sesuai kaidah manajemen
resiko, peningkatan mutu dan keselamatan pasien, K3 dan PPI di
rumah sakit
o. Merencanakan pelatihan yang diperlukan guna perbaikan mutu,
keselamatan pasien, keselamatan kerja, PPI dan pengendalian
resiko.
p. Mengkoordinir pelaksanaan integrated risk management.
q. Mengumpulkan dan membuat rekapitulasi laporan insiden
r. Melakukan analisis bersama-sama tim dibawahnya.
s. Menyusun rekomendasi penanganan resiko kepada Direktur RS
SATRIA MEDIKA .
t. Menyusun Risk Register dalam skala rumah sakit dan
divisi/instalasi, selanjutnya bersama-sama anggota melakukan
telaah ulang data resiko setiap 6 bulan sekali
u. Memimpin rapat evaluasi manajemen resiko
2. Sekretaris
a. Mengumpulkan laporan kejadian (incident report) dari bidang /
bagian dan unit serta menyampaikan laporan kejadian incident
report tersebut ke Ketua Tim.
b. Melakukan pencatatan / registrasi risiko dan kejadian tidak
diharapkan.
c. Membantu Ketua Tim dalam menjalankan program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien, K3 dan PPI di Rumah Sakit Satria
Medika dalam hal administrasi, registrasi, sistem pelaporan, analisa,
validasi dan evaluasi.
d. Membuat jadwal dengan atau menghubungi langsung pejabat unit

8
organisasi yang bersangkutan dalam rangka mencari tahu yang lebih
rinci atas suatu praduga.
e. Menyusun laporan dan menyampaikannya kepada Direktur atas hasil
temuan dari pelaksanaan pengawasannya berdasarkan hasil deteksi
observasi pemeriksaan langsung dan memberikan pandangan, dan
saran.
f. Membuat notulen rapat evaluasi.
g. Mempersiapkan pelaksanaan rapat evaluasi.

3. Anggota
a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien, K3 dan PPI di setiap bidang / bagian
atau unit.
b. Membuat laporan kejadian / incident report masalah yang
menimbulkan risiko dan kejadian yang tidak diharapkan.
c. Membantu Ketua Tim dalam program manajemen resiko di Rumah
Sakit Satria Medika sesuai bidang / bagian masing-masing.
d. Melakukan monitoring aplikasi standar pelayanan dan memastikan
pelayanan yang dilakukan sesuai dengan prosedur/kebijakan yang
telah disahkan oleh Direktur.
e. Berpartisipasi dan berkontribusi terhadap pengembangan program
manajemen resiko di RS Satria Medika.
f. Melakukan monitoring terhadap jalannya program manajemen resiko
di unit masing-masing.
g. Menunjang supervisor di unitnya dalam mengkoordinir pelayanan
yang efisien dan efektif dalam mencapai kualitas sesuai standar.
h. Melakukan pendataan indikator klinis, indikator mutu dan indikator
kinerja di unit masing-masing.

9
i. Melakukan pembinaan tentang pelaksanaan kepatuhan terhadap
standar pelayanan pada setiap personil ruangan di unit rawatnya
masing masing.
j. Melaporkan kegiatan dan temuan yang berkaitan mutu ke Direktur
dan penanggung jawab unit.
k. Membantu Ketua Tim dalam membuat rekapitulasi laporan insiden.
l. Mempersiapkan pelaksanaan rapat evaluasi.
m. Melakukan identifikasi resiko di setiap unit.
n. Membuat laporan hasil identifikasi resiko kepada ketua.
o. Membuat risk register divisi/instalas
BAB IV
KEGIATAN MANAJEMEN RESIKO

A. Ruang lingkup urusan risiko klinis meliputi:


1. Risiko terkait pasien
(Patient care-related risks) dilaksanakan didalam Program
Keselamatan Pasien RS.
Tujuan / Sasaran Keselamatan Pasien:
 Identifikasi pasien
 Komunikasi efektif
 Pengawasan obat
 Operasi aman
 Pencegahan infeksi
 Pencegahan pasien jatuh
Selain itu rumah sakit perlu memperhatikan proses-proses berisiko
lainnya yang dapat terjadi pada pasien, meliputi :
• gizi;

10
• risiko peralatan ; dan
• risiko sebagai kondisi yang sudah lama berlangsung.
2. Risiko terkait tenaga medis/ tenaga kesehatan (Medical staff-related risks)
dilaksanakan dalam Program Komite Medik RS
Tujuan:
 Proses kredensial terhadap tenaga kesehatan dengan SPO
Kredensial
 Pendidikan dan pelatihan bagi staf medis maupun tenaga
kesehatan lainnya untuk meningkatkan mutu profesionalisme,
sehingga pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai standar
dengan tetap mengutamakan keselamatan pasien.
Dilaksanakan dalam program Komite Medik RS
 OPPE (on going profesional evaluation) Proses Kredensial
 FPPE (focus professional practice evaluation) Proses
Rekredensial terhadap clinical previlege
 Pendidikan dan pelatihan bagi staf medis maupun tenaga
kesehatan lainnya
 Audit klinis
3. Ruang lingkup urusan risiko manajemen, meliputi:
a. Risiko terkait karyawan (Employee-related risks) dilaksanakan
dalam Program K3 RS Tujuan:
 mempertahankan lingkungan yang aman bagi karyawan
rumah sakit melalui kebijakan kesehatan karyawan untuk
menurunkan risiko cedera dan penyakit akibat kerja,
 pengelolaan bahan berbahaya seperti kimiawi, radioaktif, biologis.
 memberikan perawatan serta kompensasi yang sesuai kepada
karyawan atas cedera dan penyakit akibat kerja.
b. Resiko di lingkungan pelayanan pasien dan tempat kerja staf

11
(environment of care risk assesmen)/ Risiko terkait properti rumah
sakit, baik fasilitas maupun lingkungan (Property-related risks)
1) Program keselamatan dan Keamanan :
a) Keselamatan : suatu tingkatan keadaan tertentu dimana
gedung , halaman /ground dan peralatan di RS SATRIA
MEDIKA tidak menimbulkan bahaya atau resiko bagi
pasien, staf dan pengunjung.
b) Keamanan : Proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan
kerusakan, atau akses serta penggunaan oleh mereka
yang tidak berwenang.
2) Program penanganan B3 : penanganan, penyimpanan dan
penggunaan bahan radioaktif dan bahan berbahya lainnya harus
dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara aman.
3) Program Manajemen Emergensi : Tanggap terhadap wabah,
bencana dan keadaan emergensi direncanakan, HVA.
4) Program Pengamanan Kebakaran : properti dan penghuninya
dilindungi dari kebakaran dan asap.
5) Program Manajemen Peralatan Kesehatan : peralatan dipilh,
dipelihara dan digunakan sedemikian rupa untuk mengurangi
risiko.
6) Program Pemantauan Sistem Utilitas : listrik, air dan sistem
pendukung lainnya dipelihara untuk meminimalkan risiko
kegagalan pengoperasian.
7) Program Assesmen Risiko Infeksi : ICRA
Tujuan:
 Melakukan proteksi aset atau fasilitas rumah sakit terhadap
kerugian akibat banjir, kebakaran, atau bencana alam.
 Melakukan proteksi terhadap kerusakan atau kehancuran sarana

12
rumah sakit.
 Memberikan keamanan dalam penanganan uang tunai dan
barang berharga termasuk kehilangan barang berharga pasien
c. Risiko keuangan (Financial risks)
Tujuan: melakukan pengelolaan bad debt, pencegahan terhadap
kerugian perusahaan akibat tuntutan
d. Risiko hukum
Tujuan : melakukan pengelolaan gugatan kepada rumah sakit yang dapat
mengancam keberlangsungan bisnis rumah sakit

SIKLUS MANAJEMEN RESIKO

13
14
BAB V
METODE PELAKSANAAN

Program Manajemen Risiko dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

15
Komponen-kompponen penting program manajemen risiko formal meliputi :
1) identifikasi risiko
2) prioritas risiko
3) pelaporan risiko
4) manajemen risiko
5) investigasi kejadian yang tidak diharapkan (ktd)
6) manajemen terkait tuntutan (klaim)

RS Satria Medika mengatur tata laksana manajemen risiko melalui tahapan atau
proses sebagai berikut:
1. Identifikasi risiko
2. Analisis risiko
3. Evaluasi risiko
4. Pengelolaan risiko

Keterangan:
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan mendeskripsikan
risiko. Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mengelola risiko adalah
mengidentifikasinya. Jika kita tidak dapat
mengidentifikasi/mengenal/mengetahui, tentu saja kita tidak dapat berbuat
apapun terhadapnya. Identifikasi risiko ini terbagi menjadi dua, yaitu
identifikasi risiko proaktif dan identifikasi risiko reaktif.
a. identifikasi risiko proaktif adalah kegiatan identifikasi yang dilakukan dengan
cara proaktif mencari risiko yang berpotensi menghalangi rumah sakit
mencapai tujuannya. Disebut mencari karena risikonya belum muncul dan
bermanifestasi secara nyata. Metode yang dapat dilakukan diantaranya:
audit, inspeksi, brainstorming, pendapat ahli, belajar dari pengalaman
rumah sakit lain, FMEA, analisis SWOT, survey, dan lain-lain.

16
b. Identifikasi risiko reaktif adalah kegiatan identifikasi yang dilakukan setelah
risiko muncul dan bermanifestasi dalam bentuk insiden/gangguan. Metoda
yang dipakai biasanya adalah melalui pelaporan insiden.
Instrumen identifikasi risiko terdiri dari:
a. Laporan kejadian
b. Review rekam medik (penyaringan kejadian untuk memeriksa dan mencari
penyimpangan-penyimpangan pada praktik dan prosedur
c. Pengaduan (complain) pelanggan
d. Survei/Self Assesment
Pendekatan terhadap identifikasi resiko meliputi:
a. Brainstorming
b. Mapping out proses dan prosedur tentang identifikasi resiko pada setiap lokasi
c. Membuat checklist risiko dan menanyakan kembali sebagai umpan balik
2. Analisis risiko
Analisis risiko adalah proses untuk memahami sifat risiko dan menentukan
peringkat risiko. Setelah dilakukan identifikasi, risiko dianalisis dengan cara
menilai seberapa sering peluang risiko tersebut muncul, serta berat ringannya
dampak yang ditimbulkan. Analisis risiko yang dilakukan dengan menentukan
tingkat atau prioritas dari risiko yang mungkin terjadi serta dampaknya
terhadap proses dan kualitas pelayanan rumah sakit melalui penghitungan
risk priority number (RPN) atau Peringkat Risiko.
Metode analisis risiko dalam proses asesmen risiko adalah Root Cause
Analysis (RCA) dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA). Untuk kerentanan
bahaya, dari instrumen penilaian HVA dilakukan summary of medical center
hazard analysis(ringkasan analisis bahaya).
Risk Priority Number = Severity x Probability x Detection

RPN merupakan alat untuk menetapkan prioritas penanganan risiko, nilai


RPN semakin tinggi maka prioritas penanganan semakin tinggi dan utama.
 Root Case Analysis (RCA)
Sebuah alat kerja yang sangat berguna untuk mencari akar masalah

17
dari suatu insiden yang telah terjadi. Tahap-tahap memulai suatu RCA adalah
klasifikasi insiden, membentuk TIM, mengumpulkan data, memetakan
informasi, identifikasi dan prioritas masalah, analisis untuk menentukan
faktor yang berperan, menyusun rekomendasi penyelesaian masalah,
membuat laporan.
 Hazard Vulnerability Analysis (HVA)

Rumah sakit dituntut untuk melakukan dan meninjau kerentanan Analisis


Hazard (HVA) setiap tahun. HVA ini menyediakan pendekatan sistematis
untuk mengenali bahaya yang mungkin mempengaruhi permintaan rumah
sakit atau kemampuannya untuk menyediakan layanan tersebut. Risiko
yang terkait dengan setiap bahaya dianalisis untuk memprioritaskan
perencanaan, mitigasi, respon dan pemulihan kegiatan. HVA berfungsi
sebagai penilaian kebutuhan untuk program Manajemen Darurat. Bahaya
sebenarnya dianalisis dalam konteks populasi beresiko untuk menentukan
kerentanan terhadap setiap bahaya tertentu.
 Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
Adalah metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah
potensi kegagalan sebelum terjadi. FMEA dapat dilakukan pada: proses
yang telah dilakukan saat ini, proses yang belum dilakukan ataubaru akan
dilakukan. Tahap-tahap FMEA adalah pemelihan proses berisiko tinggi dan
pembentukkan TIM, membuat alur proses, brainstrorm potensial failure
mode dan efectnya, prioritas failure mode, identifikasi root cause of failure,
resdesain proses, analisis dan uji coba proses yang baru, implementasi dan
monitor proses yang diredesain.
 Infection Control Risk Assesment (ICRA)
ICRA adalah alat untuk menilai tingkat risiko pengendalian infeksi dalam
suatu kegiatan. ICRA tidak terbatas pada :
 Gangguan layanan penting untuk pasien, rekan, dan dokter
 Penempatan pasien atau relokasi
 Penempatan hambatan efektif untuk melindungi pasien rentan dari

18
kontaminan udara
 Penanganan udara dan ventilasi kebutuhan di daerah-daerah kritis
seperti pembedahan dan ruang isolasi, laboratorium, dan sistem knalpot
khusus
 Penentuan jumlah yang diperlukan isolasi infeksi udara atau ruang
lingkungan yang protektif
 Perlindungan sistem air rumah tangga untuk membatasi patogen
ditularkan melalui air seperti Legionella
 Perlindungan pasien dari bahaya proyek konstruksi seperti pemadaman
listrik direncanakan atau tidak direncanakan, pembongkaran dan gerakan
puing, mengelola perubahan ventilasi dan air sistem, pembersihan,
sertifikasi, dll
3. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil analisis risiko
dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko dan/atau besarnya
dapat diterima atau ditoleransi. Sedangkan kriteria risiko adalah kerangka
acuan untuk mendasari pentingnya risiko dievaluasi. Dengan evaluasi risiko
ini, setiap risiko dikelola oleh orang yang bertanggung jawab sesuai dengan
peringkatnya. Dengan demikian, tidak ada risiko yang terlewati, dan terjadi
pendelegasian tugas yang jelas sesuai dengan berat ringannya risiko.
Evaluasi risiko di RS SATRIA MEDIKA menggunakan metode:
– Risk
Ranking
– Prioritize
the risk
Evaluasi risiko dalam bentuk rapat evaluasi dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh
tim manajemen risiko.
4. Pengelolaan risiko
Hasil dari analisis dan evaluasi risiko menghasilkan suatu rekomendasi
bagaimana penanganan dampak risiko terhadap pelayanan kesehatan rumah
sakit tersebut dapat dihindari, diturunkan, dikurangi atau dihilangkan.

19
Penanganan risiko di RS SATRIA MEDIKA dapat dilakukan dalam bentuk,
diantaranya:
a. Menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak memulai atau
melanjutkan aktivitas/pelayanan yang menimbulkan risiko;
b. Mengambil atau meningkatkan risiko untuk mendapat peluang (lebih
baik, lebih menguntungkan);
c. Menghilangkan sumber risiko;
d. Mengubah kemungkinan;
e. Mengubah konsekuensi;
f. Berbagi risiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan pembiayaan risiko);
g. Mempertahankan risiko dengan informasi pilihan.

5. Pengawasan (Monitor) dan Tinjauan (Review)


Pengawasan dan tinjauan memang merupakan kegiatan yang umum
dilakukan oleh RS SATRIA MEDIKA. Dalam melakukan pengawasan dan
tinjauan diperlukan suatu alat bantu yang dinamis dan efektif untuk mendata
risiko dan dampak dari risiko tersebut dan cara penanganannya. Alat bantu
yang digunakan adalah Risk Register (daftar risiko). Risk Register adalah:
a. Alat manajemen yang memungkinkan suatu organisasi memahami profil
resiko secara menyeluruh. Ini merupakan sebuah tempat penyimpanan
untuk semua informasi resiko
b. Catatan segala jenis resiko yang mengancam keberhasilan rumah sakit
dalam mencapai tujuannya
Risk register dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Risk register rumah sakit, digunakan untuk risiko ekstrim
b. Risk register divisi/instalasi, digunakan untuk risiko dengan peringkat lebih
rendah atau risiko yang diturunkan dari risk register rumah sakit karena
peringkatnya sudah turun.
Untuk mengurangi beban administrasi, risiko rendah tidak perlu dimasukkan ke

20
dalam daftar. Risk Register ini bersifat sangat dinamis. Setiap bulan bisa saja
berubah. Perubahan itu dapat berupa:
a. Jumlahnya berubah karena ada risiko baru teridentifikasi.
b. Tindakan pengendalian risikonya berubah karena terbukti tindakan
pengendalian risiko yang ada tidak cukup efektif.
c. Peringkat risikonya berubah karena dampak dan peluangnya berubah.
d. Ada risiko yang dihilangkan dari daftar risiko rumah sakit, karena
peringkatnya sudah lebih rendah dimana nilai RPN = 1 (dipindahkan ke risk
register divisi/instalasi).

21
BAB VI
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

Pencatatan dan pelaporan manajemen resiko dibagi berdasarkan kegiatan


yang dilakukan di RS SATRIA MEDIKA. Kegiatan manajemen resiko di RS Satria
Medika antara lain:
1. Ronde Keselamatan Pasien
2. FMEA
3. Survey INOK, mengacu pada buku Pedoman INOK RS Satria Medika
4. Audit risiko:
a. Pembahasan kasus potensial masalah dan
b. Pembahasan kasus sulit.
c. Pembahasan kasus potensial gugatan
d. Audit klinik

Bentuk format pencatatan dan pelaporan ditentukan oleh tim manajemen resiko.
Monitoring untuk manajemen risiko di rumah sakit dilakukan setiap bulan dan di
evaluasi setiap 6 bulan sekali.

22
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Ceklist Ronde Keselamatan Pasien

CEKLIST RONDE KESELAMATAN PASIEN

Tanggal : Instalasi :

Direksi :
Anggota :
1. 4.

2. 5.

3. 6.

Petugas yang diinterview (jabatan/fungsi):

………………………………… …………………………………

....……………………………… …………………………………

23
………………………………… ....………………………………

Pertanyaan :

1. Apakah anda mengingat kejadian-kejadian dalam beberapa hari belakangan


ini yang menyebabkan perpanjangan hari perawatan pasien?

2. Di Instalasi ini, apakah ada kejadian yang nyaris mencederai pasien?


3. Menurut anda apakah ada tindakan kita yang menyebabkan pasien cedera akhir-
akhir ini?
4. Dari kejadian nyaris cedera tersebut, apakah yang dapat kita lakukan untuk
dapat mencegah agar tidak terjadi risiko yang lebih besar yang menyebabkan pasien
cedera?
5. Pengaruh lingkungan apa yang berdampak membahayakan pasien berikutnya?
(alat, ruangan, perilaku tenaga medis, perilaku pasien, hand hygiene)
6. Apakah hasil rekomendasi pada kejadian yang nyaris mencederai pasien
terdahulu, tersosialisasi dengan baik?

24
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Tabel Risk Priority Number

Tabel . Risk Priority


Number Likelihood
(Peluang)

Descriptor 1 2 3 4 5

Rare Unlikely Possible Likely Almost

Certain
Probabilty Tidak bisa Tidak Kadang- Kuat Ini
percaya diaharapkan kadang kemungkina diperkiraka
kejadian ini terjadi, tetapi dapat n bahwa hal n sering
akan terjadi ada potensi terjadi, telah ini dapat terjadi
– hanya – tidak terjadi terjadi – / dalam
akan terjadi mungkin sebelumnya mungkin banyak
dalam terjadi – terjadi keadaan –
keadaan kemungkina lebih
luar biasa n yang mungkin
wajar untuk terjadi
terjadi daripada
tidak

(5 – 10

25
Detection 10 dari 10 7 dari 10 5 dari 10 2 dari 10 0 dari 10

(terdeteks (tidak (tidak


i ( mungki ( ada mungkin terdeteks
secepatny n kemungkina terdeteks i)
a) terdeteks n i)

26
Severity

Domains 1 2 3 4 5

Tidak Kecil Sedang Besar Bencana


Bermakna
Dampak Luka Luka atau Luka sedang Luka besar Insiden yang
pada minimal tidak sakit memerluka yang mengakibat
keselamata memerlukan minimal, n membawa k an
n pasien, pengobatan memerluka penangana akibat kematian
staf, atau minimal n n ketidakmamp
publik penangana profesional u an jangka Luka
(kerugian n minimal panjang / permanen di
fisik / cacat banyak
psikologis) tempat atau
Tidak yang
perlu mengakibat
istirahat Memerlukan k an efek
istirahat < 3 Memerlukan Memerluka kesehatan
hari istirahat n istirahat > yang tidak
selama 4-14 14 hari dapat
Peningkatan hari dipulihkan
lama Peningkata
perawatan 1- Peningkatan n lama Suatu
3 hari lama rawat 4- rawat kejadian

27
Mutu / Bagian Keseluruhan Penatalaksan Ketidaksesuai Tingkat
Keluhan / kelengkapa penatalaksan aan / a ketidakberteri
Audit n/ aa n / pengobatan n dengan maan secara
pengobatan pengobatan atau standar keseluruhan
at au atau pelayanan nasional dari mutu
pelayanan pelayanan telah dengan risiko pelaksanaan
kurang kurang menurun yang /
optimal optimal secara bermakna pengobatan/
bermakna bagi pasien pelayanan

28
lokal a berlipat ganda/ keselamatan
tinjauan pasien jika
Kegagalan Keluhan independen temuan tidak
Rekomenda tunggal formal ditindaklanjut
si minor untuk (tingkat Peringkat i
memenuhi 2) kinerja
Ketidakses standar rendah Pemeriksaan
ua ian kecil internal Penyelesaia Laporan /
terhdap n lokal kritis penyelidika
standar Implikasi (dengan Tindakan n
ringan bagi potensi mendesak ombudsma
keselamatan menuju n
pasien jika tinjauan Berbagi
tidak independen) rekomendasi Kegagalan
ditanggulangi yg bermakna umum untuk
Kegagalan memenuhi
Penurunan berulang Ketidaksesuai standar
peringkat untuk a n besar nasional
kinerja jika memenuhi terhadap Penuntutan
tidak standar standar Laporan
ditanggulangi internal kritikal yang
berat
Rekomendas Implikasi
i diberian besar bagi
keselamatan
Ketidaksesuai pasien jika
a n dengan temuan tidak

29
Sumber Tingkat Tingkat Terlambatnya Ketidakpastian Tidak terjadi
Daya kepegawai kepegawaian penyediaan penyediaan penyediaan
Manusia / an rendah rendah jangka sasaran sasaran utama sasaran
Pengemba jangka penden yang utama / / pelayanan utama /
ng an pendek menurunkan pelayanan karena pelayanan

30
Kepegawai mutu pelayanan kurangnya kurangnya kurangnya
a pelayanan staf. staf. staf.
n/ sementara
Kompetensi (< 1 hari) Tingkat Tingkat Tingkat
kepegawaia kepegawai kepegawaia
n atau an atau n atau
kompetensi kompetensi kompetensi
yang tidak yang tidak yang tidak
aman (> 1 aman (> 5 aman
hari) hari) secara
terus-
Moral staf Kehilanga menerus
yang rendah n staf
utama Kehilanga
Tingkat n banyak
kehadiran Moral staf staf
staf yang yang sangat utama
rendah rendah
untuk Tidak ada
pelatihan staf yang

31
Kewajiban Tidak ada/ Pelanggaran Pelanggaran Pelaksanaan Pelanggaran
Undang- minimal perundang- tunggal tindakan berlipat
undang / dampak undangan kewajiba ganda
Pemeriksaa atau n Pelanggaran kewajiban
n pelanggara Penurunan undang- berlipat undang-
n dari peringkat udang ganda undang
pedoman kinerja jika kewajiban Penuntutan
/ tidak Menantang undang- Diperlukan
kewajiban ditanggulangi rekomendasi undang perubahan
undang- eksternal / sistem
undang peringatan Peringatan secara
perbaikan perbaikan keseluruhan

32
Laporan
kritis yg
Pemberitaan Rumor Peliputan Peliputan Peliputan berat
Peliputan
yang media lokal – media lokal media media
merugikan / Potensi penurunan – penurunan nasional nasional
reputasi perhatia sementara dari jangka dengan < 3 dengan > 3
n publik kepercayaan panjang dari hari hari
publik kepercayaan
public Pelayanan Pelayanan
Bagian-bagian jauh dibawah jauh
dari harapan harapan dibawah
publik tidak publik yg harapan
tercapai wajar publik yg
wajar

Sasaran Peningkatan < 5% 5-10% 10-25% Insiden


bisnis / biaya yang melampaui melampaui melampaui menyebabka
proyek tidak berarti anggaran anggaran anggaran n
/ proyek proyek proyek > 25%
melesetnya melampaui
jadwal Melesetnya Melesetnya Melesetnya anggaran
jadwal jadwal jadwal proyek

Sasaran Melesetnya
utama tidak jadwal
tercapai

33
Keuangan Kehilangan Kehilangan Kehilangan Ketidakpastian Tidak terjadi
termasuk kecil 0,1-0,25% 0,25-0,5% penyediaan penyediaan
Klaim anggaran anggaran sasaran utama sasaran
Risiko klaim / kehilangan utama /
kecil Klaim kurang Klaim antara 0,5-1,0% Kehilangan
dari Rp. 100 Rp. 100 jt – 1 anggaran > 1%
jt milyar anggaran
Klaim

34
Pembeli gagal memenuhi
membayar spesifikasi /
tepat waktu meleset

Kehilangan
kontrak/
pembayara
n sesuai
hasil
Terhentinya Kehilangan / Kehilangan / Kehilangan / Kehilangan / Kehilangan
usaha / penghentian penghentian penghentian penghentian tetap dari
Pelayanan > 1 jam > 8 jam > 1 hari 1 minggu pelayanan
/ Dampak atau fasilitas
Lingkunga Tidak ada Dampak Dampak Dampak
n atau minimal bagi sedang bagi besar bagi Dampak
dampak lingkungan lingkungan lingkungan malapetaka
minimal bagi

35
Pelanggaran Pelanggaran Kerusakanpad Kerusakan Kerusakan Kerusakan
Kerahasiaa kerahasiaa a pada reputasi reputasi reputasi
n yg n kecil. reputasi tim. pelayanan /
melibatkan Hanya individu. peliputan Korporasi/
Data satu orang Kemungkina Beberapa media lokal Peliputan
Identifikasi terkena n perhatian perhatian utama tingkat media
Personal dampak media, misal media lokal rendah. nasional
(PID), keterlibatan yg mungkin
termasuk selebriti. tidak Kerusakan Pelanggaran
kehilanga tersebar reputasi serius
n data Potensi secara organisasi / dengan
pelanggaran umum. peliputan potensi
serius. media lokal.
Kurang dari Potensi Kehilangan
5 orang pelanggaran Pelanggaran PID atau
terkena serius dan kerahasiaan lebih dari

36
org terkena
dampak
Pengalaman Ketidakpuasa Ketidakpuasan Kesalahan Kesalahan Ketidakpuasa
Pasien n pengelolaa serius dalam n
Pengalaman n pengelolaan menyeluruh
Pengalam pasien, pelayanan pelayanan atas
an pasien berhubungan pasien / pasien / pelayanan
langsung pelanggara penggaran pasien /
Tidak dengan n prosedur prosedur prosedur
berhubung pelayanan kerja kerja kerja.
an pasien –
langsung mudah

Peringkat Risiko (RPN)

Peringkat Risiko (S x P x D)

Ekstrim (75 – 125)

Tinggi (48 – 72)

Sedang (30 – 46)

Risiko Rendah (1 – 29)

37
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Ceklist Risk Priority Number

RISK PRIORITY NUMBER

Rating

(level
NO RISIKO PELUANG KONSEKUENSI RISIKO risiko
Current Target Current Target Current Target )

38
39
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Instrumen Penilaian Kerentanan Bahaya Peristiwa Teknologi

INSTRUMEN PENILAIAN KERENTANAN BAHAYA


PERISTIWA TEKNOLOGI
SEVERITY = ( BESARAN DAMPAK -
Probabilitas PENANGGULANGAN )
(P)
KEADAAN DAMP DA DAMP
AK MP AK PERSIAP TANG TANGG RISIKO
PADA AK PADA AN GAPA APAN
Kemungk
MANU PA Gan
PELA Wakt EKSTE
N Pertolo
Kemungkinan inan Keru ggu Perencan u, ngan ANCAMA
ini akan terjadi Kematian gian an aan Efektif Petug N
atau Fisik Ter Awal itas, as dan RELATIF
Cidera dan had Sumb Perse

40
0 = N/A 0 = N/A 0= 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
Nilai 1 = Rendah 1= N/A 1= 1 = Tinggi 1 = 1= 0-100%
2 = Sedang Rendah 1= Renda 2 = Tinggi Tinggi
3 = Tinggi 2= Rend h Sedang 2= 2=
Sedang ah 2= 3= Sedan Sedang
Kegagalan 3 = Tinggi 2 = Sedan Rendah g 3 0%
Listrik

Kegagalan 0%
Genzet

Kegagalan
sarana 0%
Transportasi
Kekuranga
Kegagalan
n Bahan Gas 0%
LPG

Kegagalan
Kegagalan
Saluran Fire 0%
Alarm
Kegalagan
sarana 0%
Komunikasi

41
Kegagalan gas 0%
medis

Kegagalan AC 0%

Kegagalan
Sistem 0%
Informasi

Kebakaran 0%
Internal

Banjir Internal 0%

Kontaminasi 0%
B3

42
Kekurangan 0%
Persediaan
Kerusakan 0%
Gedung
NILAI RATA – 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0%
RATA . .

*Threat increases with 0 0

percentage.

RISIKO = PROBABILITAS * SEVERITY

43
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Instrumen Penilaian Kerentanan Bahaya Kejadian Alam

INSTRUMEN PENILAIAN KERENTANAN BAHAYA

KEJADIAN ALAM

SEVERITY = ( BESARAN DAMPAK – PENANGGULANGAN )


PELUANG
DAMPAK DAMP DAMP

KEADAAN PADA AK AK PERSIAP TANGGAP TANGGAPA RESIKO


MANUSIA PADA PADA AN AN N
PROP PELAY INTERNAL EKSTERNA
ERTI ANAN L

44
Kemungkina Gan Waktu, Pertolonga
Kemungkinan n Kematian Kerugia ggu Perenca Efektifitas, n Petugas ANCAMA
ini akan terjadi atau Cidera n Fisik an naan Sumber dan N
dan Terh Awal Dana Persediaan RELATIF
Kerusak ada
an p
Pela
yana
n
0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
Nilai 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = 1= 1 = Tinggi 1 = Tinggi 1 = Tinggi 0-100%
2 = Sedang 2 = Sedang Rendah Rendah 2 = 2 = Sedang 2 = Sedang
3 = Tinggi 3 = Tinggi 2= 2= Sedang 3 = Rendah 3 = Rendah
Sedang Sedang 3 =
3= 3= Rendah

Badai Tinggi Tinggi 0%

Angin Topan 0%

Badai Petir 0%

Hujan Salju 0%

Badai Salju 0%

Hujan Es 0%

Gempa Bumi 0%

45
Gelombang Pasang 0%

Suhu Ekstrem 0%

Kekeringan 0%

Bencana Banjir 0%

Kebakaran 0%

Longsor 0%

Bendungan Roboh 0%

Gunung Berapi 0%

Wabah 0%

NILAI RATA – RATA 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0%

Ket : Penentuan probabilitas hasil koordinasi dengan BMKG kota Kota Bekasi

*Threat increases with


percentage.
RISK = PROBABILITY * SEVERITY

46
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Instrumen Penilaian Kerentanan Bahaya Kejadian Yang Berhubungan Dengan Manusia

INSTRUMEN PENILAIAN KERENTANAN BAHAYA

KEJADIAN YG BERHUBUNGAN DENGAN MANUSIA

SEVERITY = ( BESARAN DAMPAK – PENANGGULANGAN )

DAMPAK DAMPAK DAMPAK


PELUANG
PADA PADA PADA PERSIAPAN TANGGAPA TANGGAPAN RESIKO
KEADAAN
MANUSIA PROPER PELAYAN N EKSTERNAL
TI AN INTERNAL

Kemungkin Kerugian Ganggu Waktu, Pertolonga


Kemungkinan a n Fisik dan an Perencana Efektifitas, n Petugas ANCAMAN
ini akan terjadi Kematian Kerusak Terhad an Awal Sumber dan RELATIF
atau an ap Dana Persediaan
Cidera Pelaya
nan

47
0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
1 = Rendah 1 = Rendah 1 = 1= 1 = Tinggi 1 = Tinggi 1 = Tinggi
Nilai 2 = Sedang 2 = Sedang Rendah Rendah 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 0-100%
3 = Tinggi 3 = Tinggi 2 = 2= 3 = Rendah 3 = Rendah 3 = Rendah
Sedang Sedang
Insiden
Kecelakaan 0%
Massal
Insiden
Kecelakaan 0%
Massal (Infeksi)
Penculikan Bayi 0%

Penyanderaan 0%

Gangguan Sipil 0%

Aksi Buruh 0%

Penerimaan 0%
Forensik
Ancaman Bom 0%

NILAI RATA – 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0%


RATA

48
*Threat increases with
percentage.

RISK = PROBABILITY * SEVERITY

49
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Instrumen Penilaian Kerentanan Bahaya Peristiwa Yang Melibatkan Bahan Berbahaya

INSTRUMEN PENILAIAN KERENTANAN BAHAYA


PERISTIWA YANG MELIBATKAN BAHAN BERBAHAYA

SEVERITY = ( BESARAN DAMPAK – PENANGGULANGAN )


PELUANG DAMPAK DAMPAK DAMPAK
PADA PADA PADA PERSIAPAN TANGGAPAN TANGGAPAN RESIKO

KEADAAN MANUSIA PROPERTI PELAYANAN INTERNAL EKSTERNAL

Kemungkinan Kemungkinan Kerugian Gangguan Perencanaan Waktu, Pertolongan


ini akan Kematian Fisik dan Terhadap Awal Efektifitas, Petugas dan ANCAMAN
terjadi atau Cidera Kerusakan Pelayanan Sumber Dana Persediaan RELATIF
0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Tinggi 1 = Tinggi 1 = Tinggi
Nilai 0-100%
2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang
3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi

Kejadian
Korban B3
0%
Massal
( ≥ 5 Korban )

50
Kejadian
Korban B3
0%
Kecil
( < 5 Korban )
Paparan
Bahan Kimia,
0%
Eksternal
Tumpahan
Internal
0%
Ukuran Kecil-
Sedang
Tumpahan
Internal
0%
Ukuran
Besar
Paparan
Radioaktif,
0%
Internal
Paparan
Radioaktif
0%
Eksternal
NILAI RATA – 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0%
RATA
*Threat increases with
RISK = PROBABILITY *
percentage.

51
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Kronologis Kejadian

LEMBAR KRONOLOGIS KEJADIAN

Nama Pembuat :
Tanda Tangan Unit Kerja / Jabatan
:......................
No. Tanggal Jam Uraian Kejadian *

1. Diisi Lengkap (Siabidibame = Siapa, apa, bilamana, dimana, mengapa)


2. RAHASIA dan JANGAN DI FOTO COPY

52
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Formulir Laporan Insiden Internal

FORMULIR LAPORAN INSIDEN INTERNAL

RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAXIMAL 2 X 24


JAM

LAPORAN INSIDEN

I. DATA PASIEN

Nama :
……………………………………………………………………... No MR :
…………………………… Ruangan : ……………………………
Umur * : □ 0-1 bulan > 1 bulan – 1 tahun

> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun

> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65


tahun
> 65 tahun

Jenis kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan

53
Penanggung biaya pasien:

Pribadi  Asuransi Swasta

ASKES Pemerintah  Perusahaan *

JAMKESMAS

Tangggal Masuk RS : ……………………………… Jam …………………………….

II. RINCIAN KEJADIAN

1. Tanggal dan Waktu Insiden

Tanggal : ………………………… Jam ……………………….

2. Insiden : ………………………………………………………………

54
3. Kronologis Insiden :

………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………..

4. Jenis Insiden * :

Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)

□ Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event)

□ Kejadian Sentinel (Sentinel Event)

5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *

□ Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya

Pasien

□ Keluarga / Pendamping Pasien

□ Pengunjung

55
 Lain-lain …………………………………….………..………………
(sebutkan)

6. Insiden terjadi pada * :

□ Pasien

 Lain-lain ………………………………………………………………
(sebutkan) Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien,
lapor ke K3 RS
7. Insiden menyangkut pasien

□ Pasien rawat inap

□ Pasien rawat jalan

□ Pasien UGD

□ Lain-lain

56
8. Tempat Insiden

Lokasi kejadian ………………………………………………………… (sebutkan)


(Tempat pasien berada)
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)

□ Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya

Anak dan Subspesialisasinya

□ Bedah dan Subspesialisasinya

□ Obstetri Ginekologi dan Subspesialisasinya

□ THT dan Subspesialisasinya

□ Mata dan Subspesialisasinya

□ Saraf dan Subspesialisasinya

Anestesi dan Subspesialisasinya

Kulit & kelamin dan Subspesialisasinya

57
Jantung dan Subspesialisasinya

□ Paru dan Subspesialisasinya

Jiwa dan Subspesialisasinya

Lokasi kejadian ………………………………...................………………


(sebutkan)

10. Unit Kerja tempat terjadinya insiden

Unit kerja ………………………………....................………………


(sebutkan)

11. Akibat Insiden Terhadap Pasien *

Kematian

Cedera Irreversibel / Cedera Berat

58
Cedera Reversibel / Cedera Sedang

Cedera Ringan

□ Tidak ada cedera

12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :

…..……..…………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………….

13. Tindakan dilakukan oleh *

Tim : terdiri dari : ………..………….……………………………….

Dokter

Perawat

Petugas lainnya : ……….………………………………………………

59
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain ? *

Ya  Tidak

Apabila ya, isi bagian dibawah ini.

Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja
tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama ?

………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………..

60
Pembuat laporan : Penerima Laporan :

………………………
…………………….
…............................

.............................

Paraf Paraf

Grading Risiko Kejadian * (Diisi oleh atasan pelapor) :

□ BIRU  HIJAU  KUNING  MERAH

NB.* = pilih satu jawaban.

61
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Checklist Tentang Resiko Kerja RS Di Bagian Laboratorium

CHECKLIST TENTANG RESIKO KERJA RUMAH SAKIT DIBAGIAN


LABORATORIUM

1. Apakah di dalam labortorium menyiapkan tabung penyemprotan untuk kebakaran?

a. Ya b. Tidak
2. Apakah ruangan dilengkapi dengan ventilasi udara memenuhi kriteria minimal
10% luas lantai?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah dalam ruang laboratorium menggunakan pendingin ruang, sepert: AC
atau kipas angin?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah penerangan / pencahayaan dalam laboratorium sesuai dengan besarnya
ruangangan dengan intensitas penerangan 60 lux dan tidak menyilaukan mata?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah pekerja sudah menggunakan APD seperti : jas lab, sarung tangan, masker
dll, pada saat bekerja agar bahan kimia yang digunakan tidak mengenai pekerja
dan untuk mencegah terjadinya bahaya – bahaya lainnya pada pekerja?
a. Ya b. Tidak
6. Bagaimana keadaan APD yang di gunakan, Apakah serasi / sesuai dengan pekerja?

a. Ya b. Tidak
7. Apakah kebersihan ruangan atau sanitasi ruangan laboratorium diterapkan?

a. Ya b. Tidak
8. Apakah di dalam laboratorium tersedia container khusus untuk menampung

62
limbah laboratorium?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah container yang sediakan memenuhi syarat container yang baik (kedap
air, mempunyai tutup, mempunyai handle, mudah dibawa/diangkat atau
dikembalikan, bahannya kuat) ?
a. Ya b. Tidak

10. Apakah dicantumkan/ditempelkan peraturan – peraturan untuk petugas


laboratorium pada saat bekerja?
a. Ya b. Tidak
11. Apakah di ruangan laboratorium terdapat kerusakan fasilitas alat dan keadaan
bangunan di dalam ruangan tersebut?
a. Ya b. Tidak

12. Apakah Ruangan ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya?

a. Ya b. Tidak
13. Apakah lantai laboratorium kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan?

a. Ya b. Tidak

14. Apakah tersedia kamar mandi di laboratorium?

a. Ya b. Tidak

15. Apakah kamar mandi yang tersedia lantainya kedap air, tidak licin dan mudah
dibersihkan?

a. Ya b. Tidak

16. Apakah di dalam ruangan laboratorium terdapat tempat cuci tangan?

a. Ya b. Tidak

63
QUESIONER TENTANG RESIKO KERJA DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT

1. Apakah petugas laboratorium RS tiap 6 bulan sekali dilakukan pemeriksaan


kesehatan, agar angka penyakit akibat kerja dapat diminimalisir?
........................................................................................................................................
..
2. Apakah dilakukannya pendidikan dan pelatihan, bagi pekerja dan
menejemen tentang strategi pencegahan dan peningkatan lingkungan kerja
yang ergonomis?
........................................................................................................................................
..
3. Apakah hubungan pekerja serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama
teman kerja?

........................................................................................................................................
..
4. Apakah ada peraturan – peraturan yang harus dipatuhi untuk pekerja
laboratorium pada s a at bekerja?
........................................................................................................................................

5. Apakah tersedia APD untuk pekerja labioratorium Rumah Sakit?


........................................................................................................................................
..

6. Apakah pekerja mengetahui dan memahami tentang Kesehatan Keselamatan


Kerja/K3?

........................................................................................................................................
..

64
7. Apakah sumber air di laboratorium mudah didapat/dijangkau?

........................................................................................................................................
..

65
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Checklist Tentang Resiko Kerja RS Dibagian Dapur

CHECKLIST TENTANG RESIKO KERJA RUMAH SAKIT DIBAGIAN DAPUR

1. Apakah di dapur menyiapkan tabung penyemprotan untuk kebakaran?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah ruangan dilengkapi dengan ventilasi udara memenuhi kriteria minimal


10% luas lantai?
a. Ya b. Tidak

3. Apakah di dapur tersedia sarana pembuangan asap/cerobong asap untuk pertukaran


udara?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah dalam ruang dapur menggunakan pendingin ruang, sepert: AC atau kipas
angin?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah penerangan / pencahayaan dalam dapur sesuai dengan besarnya


ruangangan dengan intensitas penerangan 60 lux dan tidak menyilaukan mata?
a. Ya b. Tidak

66
6. Apakah penjamah makanan mencuci tangan sebelum bekerja?

a. Ya b. Tidak
7. Apakah kebersihan atau sanitasi ruangan dapur diterapkan?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah pekerja sudah menggunakan APD seperti : celemek, sarung tangan,


penutup rambut/topi khusus penjamah makanan dll, pada saat bekerja?
a. Ya b. Tidak

9. Bagaimana keadaan APD yang di gunakan, Apakah serasi / sesuai dengan pekerja?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah di dapur terdapat saluran pembuangan limbah yang baik?

a. Ya b. Tidak

11. Apakah di dapur tersedia container untuk menampung sampah sesuai dengan
jenisnya (sampah Organik dan Anorganik)?
a. Ya b. Tidak

12. Apakah container yang sediakan memenuhi syarat container yang baik (kedap
air, mempunyai tutup, mempunyai handle, mudah dibawa/diangkat atau
dikembalikan, bahannya kuat) ?
a. Ya b. Tidak
13. Apakah lantai dapur kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan?

a. Ya b. Tidak
14. Apakah tersedia kamar mandi di dapur?

67
a. Ya b. Tidak
15. Apakah kamar mandi yang tersedia lantainya kedap air, tidak licin dan mudah
dibersihkan?

a. Ya b. Tidak
16. Apakah Ruangan ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya?

a. Ya b. Tidak
17. Apakah di ruangan dapur terdapat kerusakan bangunan?

a. Ya b. Tidak

QUESIONER TENTANG RESIKO KERJA DI DAPUR RUMAH SAKIT?

1. Apakah air yang tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan air di dapur?

........................................................................................................................................
..

2. Apakah sumber air di dapur mudah didapat/dijangkau?

........................................................................................................................................
..

3. Apakah tersedia pakaian khusus untuk pekerja di dapur?

68
........................................................................................................................................
..
4. Apakah tersedia APD untuk pekerja di dapur Rumah Sakit?

......................................................................................................................................
..

5. Apakah hubungan pekerja serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama
teman kerja?

......................................................................................................................................
....

6. Apakah pekerja mengetahui dan memahami tentang Kesehatan Keselamatan


Kerja/K3?

......................................................................................................................................
....

69
Lampiran Perdir Rumah Sakit Satria Medika
Tentang : Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Nomor :
Perihal :Risk Register

RISK REGISTER

RS SATRIA MEDIKA

Tanggal :

Periode :

Risiko yang Tindakan pengelolaan RISIKO Tindakan Penanggung


No teridentifikasi risiko yang ada pengendalian RISIKO jawab risiko
risiko
S P D R S P D R
44
REFERENSI

ISO/DIS 31000. 2009. Risk management — Principles and guidelines on


implementation.

International Organization for Standardization.


http://www.iso.org/iso/iso_catalogue/catalogue_tc/catalogue_detail.htm?
csnumber=43170

Crockford, Neil. 1986. An Introduction to Risk Management (2 ed.). Cambridge, UK:


Woodhead-Faulkner. p. 18. ISBN 0859413322.
PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO

RS SATRIA MEDIKA
2018

Anda mungkin juga menyukai