Anda di halaman 1dari 18

Tugas Individu

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Dosen Mata Kuliah :
KETUBAN PECAH DINI

Disusun oleh :

Nama : Rosnainy
NIM 13.119
Kelas : 1C

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH


MAKASSAR

2014
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah .
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini sangat sederhana dan jauh dari
kesempurnaan ,semua ini karena keterbatasan kemampuan yang ada pada penulis,
namun dalam kesederhanaan ini semoga tidak mengurangi baik arti maupun
manfaatnya, terutama bagi para pembaca dan bagi penulis sendiri khususnya. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari usaha dan
dukungan dari berbagai pihak, terutama sekali penulis ucapkan terima kasih yang
tulus atas petunjuk, arahan serta bimbingannya yang telah diberikan selama ini, baik
dalam perkuliahan maupun dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini kepada yang
terhormat Bapak/Ibu :

1. Hj. Muzdalifah Mannan, selaku Direktur AKBID Muhammasiyah


Makassar
2. Nurbaeti, selaku dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia
3. Untuk kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi untuk saya.
4. Buat teman-teman,Rahmiatunnisa,Rati Andriyani,dan Nurhidayah,mohon
maaf bagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makassar,………..2014

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LatarBelakang.............................................................................1
B. RumusanMasalah.........................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................2
D. Mamfaat.......................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………..….……3

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………...…11

BABA IV PEMBAHASAN……………………………………………..12

A. Pengertian Ruptur Perineum……………………………………....12


.

B. Anatomi dan Fisiologi Cairan Amnion ( Liquoramnii)…………..12

C. Etilogi ketuban pecah dini…………………………………………..13

BABA V PENUTUP………………………………………………….…14
A. Simpulan……………………………………………………………….14
B. Saran…………………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...15

iii
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Indikator kesehatan suatu Negara ditentukan oleh angka kematian ibu karena
kehamilan, persalinan, dan nifas, serta kematian bayi dan balita .AKI di Indonesia
hingga kini masih tergolong tinggi (Biro Stastistik, 2003)
Penyebab kematian ibu adalah trias klasik, yaitu a) perdarahan 40-60%, b)
infeksi 20-30%, c) eklamsia 20-30% (Saefudin, 2000). Angka morbiditas dan
mortalitas dapat disebabkan oleh komplikasi yang menyertai dalam persalinan,
diantaranya ketuban pecah dini. Ketuban Pecah Dini (KPD) terjadi bila ketuban
pecah dalam inpartu, pada primipara pembukaan <3 cm dan pada multipara
pembukaan < 5 cm (Mochtar, 1998).
Kejadian ketuban pecah dini mendekati 10% dari semua persalinan , pada
umur kehamilan kurang dari 34 minggu, kejadian sekitar 4%. Sebagian dari kejadian
ketuban pecah dini mempunyai periode laten melebihi satu minggu. Early Ruptura of
Membrane (PROM) adalah ketuban pecah pada periode laten persalinan (Manuaba,
1998)
Di rumah sakit RSI Amal Sehat merupakan salah satu rumah sakit rujukan di
kabupaten Sragen dengan berbagai kasus yang tidak dapat di tangani sebelumnya,
salah satunya kasus KPD. Angka kejadian ketuban pecah dini di RSI Amal Sehat dari
bulan Januari sampai bulan Desember 2008 sebanyak 50 dari 450 persalinan. Dari
kasus ketuban pecah dini tersebut mendapat tindakan Seksio Cesarea (SC) adalah
sebanyak 11 dan yang lahir spontan maupun induksi sebanyak 39 (Rekam Medik RSI
Amal Sehat, 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Apa indikator kematian ibu?
2. Apa tanda-tanda ketuban pecah dini?
C. Tujuan
1. Mengetahui indikator kematian ibu.
2. Mengetahui tanda-tanda ketuban pecah dini.

D. Manfaat
1.Dapat mengetahui indikator kematian ibu.
2.Dapat mengetahui tanda-tanda ketuban pecah.

2
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis
1. Pengertian Ruptur Perineum
1. Ruptur perinei adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan.
(Mochtar, 1998 : 111)
2. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya. (Prawirohardjo, 2005 : 665)
3. Robekan perineum derajat II adalah robekan yang mengenai selaput lendir vagina
dan otot perinei transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfingter ani. (Saefuddin,
2005 : 462)
4. Robekan perineum derajat II dimana luasnya robekan mulai dari mukosa vagina,
fourchette posterior, kulit perineum dan otot perineum. (APN, 2004 : 5 – 19)

Ketuban Pecah Dini atau spontaneous atau early atau premature of membrane
(PROM) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan
pada primipara kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm (Moctar, 1998)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak
pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut ketuban pecah dini periode
laten (Manuaba, 1998).
Ketuban pecah dini adalah ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan
ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan (Oxorn, 2000). Ketuban pecah
dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya
tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan
membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik
(Saifuddin, 2002). Bila ketuban pecah dini sedangkan servik belum matang akan
menyebabkan persalinan lama yang mengakibatkan trauma kepala dan asfiksia
(Oxorn, 2000).
2. Anatomi dan Fisiologi Cairan Amnion ( Liquoramnii)
a. Anatomi
Didalam cairan amnion terdapat ruang yang diliputi oleh selaput janin yang
terdiri dari amnion dan karion. Volume liquor amnii pada kehamilan cukup bulan
antara 1000 ml sampai 1500 ml. Berat jenisnya antara 1,007 sampai 1,008. Liquor
amnii terdiri dar 2,3 % bahan organik (protein, vernik kaseosa, rambut lanugo, zat
lemak, lesetin dan spingomielin) dan 97 % s
b. Fisiologi
Proses air ketuban saat kehamilan berlangsung yaitu memberikan kesempatan
berkembangnya janin dengan bebas kesegala arah dan sebagai penyangga panas dan
dingin serta menghindari trauma langsung terhadap janin. Maka ketika inpartu dapat
menyebabkan kekuatan his sehingga servik dapat membuka dan membersihkan jalan
lahir karena mempunyai kemampuan sebagai desinfektan dan sebagai pelicin saat
persalinan (Manuaba, 1998).
3. Etilogi ketuban pecah dini
Penyebab ketuban pecah dini masih belum jelas, maka preventif tidak dapat
dilakukan kecuali dalam usaha penekanan infeksi. Penyebab ketuban pecah dini
mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

Menurut Manuaba (1998) penyebab ketuban pecah dini adalah :


a) Servik inkompeten
b) Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramion
c) Kelainan letak janin dalam rahim : sungsang, letak lintang
4
d) Kelainan bawaan dari selaput ketuban (ketuban tipis)
e) Infeksi vagina
Menurut Taylor dkk, etilogi ketuban pecah dini adalah:
a) Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah,
penyakit–penyakit seperti piolenefritis, sititis, servisitis dan vaginitis terdapat
bersama – sama hipermortilitas rahim ini
b) Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)
c) Infeksi : amnionitis, karioamnitis
d) Ketuban pecah dini artificial (AMNIOTOMI), dimana ketuban pecah terlalu dini
Menurut Varney, 2002 etiologi penyebab ketuban pecah dini adalah :
a) Inkompetensia servikdan uterus
b) Polihidramion
c) Mal presentasi janin
d) Infeksi vagina
4. Patofisiologi ketuban pecah dini
Menurut Moctar, 1998 mekanisme terjadinya ketuban pecah dapat
berlangsung sebagai berikut :
1) Ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi sehingga
dapat menyebabkan ketegangan rahim.
2) Bila terjadi servik inkompeten maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah
dan mengeluarkan air ketuban
3) Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam
bentuk proteolitik sehingga memudah ketuban pecah
4) Kelainan bawaan selaput ketuban dimana selaput ketuban terlalu tipis sehingga
mudah pecah
Dari berbagai sumber (Manuaba, 1998, Varney, 2002, Moctar, 1998) maka
dapat dibuat bagan sebagai berikut :

5
5. Tanda dan gejala ketuban pecah dini
Menurut Moctar, 1998 cara menentukannya adalah sebagai berikut :
1) Adanya cairan berisi mekonium, vornik kaseosa, rambut lanugo atau bila terinfeksi
berbau
2) Adanya cairan ketuban dari vagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakkan
sedikit bagian terendah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan, cairan dapat
keluar sedikit lebih banyak.
3) Cairan dapat keluar saat tidur, duduk atau saat aktifitas seperti berjalan atau berdiri
4) Kadang – kadang cairan berwarna putih, jernih atau hijau
5) Apabila ketuban telah lama pecah dan terjadi infeksi pasien demam
6. Prognosa Ketuban pecah dini
Menurut OXORN, 1996, prognosa untuk janin tergantung pada :
1) Maturitas janin: bayi yang beratnya di bawah 2500 gram mempunyai prognosis yang
lebih jelek dibanding bayi lebih besar.
2) Presentasi: presentasi bokong menunjukkan prognosis yang jelek , khususnya kalau
bayinya premature.
3) Infeksi intra uterin meningkat mortalitas janin.
4) Semakin lama kehamilan berlangsung dengan ketuban pecah , semakin tinggi insiden
infeksi.

7. Komplikasi ketuban pecah dini


a. Bagi Janin
1) Prematuritas
2) Infeksi
3) Semakin lama periode laten, semakin lama kala satu persalinan, maka semakin besar
insiden infeksi
4) Mal presentasi
Sering dijumpai pada presentasi bokong
6
5) Prolaps tali pusat
Sering dijumpai, khususnya pada bayi premature
6) Mortalitas perinatal
Semakin lama periode laten semakin tinggi mortalitasnya
b. Bagi Ibu
1. Partus Lama
Adanya inkoordinasi kontraksi otot rahim akibat dari induksi persalinan dengan
oksitosin sehingga menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk meningkatkan
pembukaan atau pengusiran janin dari dalam rahim.
2. Perdarahan post partum
Adanya penggunaan narkosa pada penanganan ketuban pecah dini dengan tindakan
induksi
3. Atonia Uteri
Bila pada saat ketuban pecah servik belum matang atau belum membuka sehingga
akan memperlama proses persalinan dan menyebabkan kelelahan pada ibu yang
berakibat pada lemahnya kontraksi uterus.
4. Infeksi Nifas
Adanya infeksi intra partum akibat ketuban pecah lebih dari 6 jam
8. Pemeriksaan Diagnosis
beberapa pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairan yang keluar adalah air
ketuban yaitu dengan cara :
a. Tes dengan lakmus (litmus)
1) Bila terjadi Biru (basa) adalah air ketuban.
2) Bila terjadi merah (asam) adalah air kemih
b. Pemeriksaan mikroskopik terhadap tetesan cairan yang kering, akan memperlihatkan
suatu corak seperti daun pakis (fernig pattern) bila cairan itu ketuban (Hoken, dan
Mooree, 2001)
c. Pemeriksaan inspekulo yang steril : terlihat cairan keluar dari osteum uteri eksternum
7
d. Riwayat : jumlah cairan yang hilang, warna cairan , bau, hubungan seksual
pervaginam terakhir
e. Pemeriksaan histopatologi air ketuban dan sitologi (kolaborasi )
Dalam melakukan pemeriksaan dalam dengan hati – hati sehingga tidak
banyak manipulasi daerah pelvis untuk mengurangi kemungkinan infeksi asceden dan
persalinan prematuritas.

9. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini


a. Penatalaksanaan ketuban pecah dini yang dapat dilaksanakan oleh seorang bidan :
Bidan sebagai tenaga medis terlatih yang ditempatkan ditengah masyarakat
seyogyanya bertindak konservatif artinya tidak terlalu banyak melakukan intervensi.
Dengan akibat tingginya angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi-janin, maka
sikap yang paling penting adalah melakukan rujukan. Sehingga penanganan ketuban
pecah dini mendapat tindakan yang tepat (Manuaba, 1998)
b. Dirumah Sakit
1) Dalam menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan Komunikasi, Informasi, Motivasi
(KIM) terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan
mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan
mungkin mengorbankan janinnya.
2) Pada bayi matur
a) Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas paru sehingga
mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat (Manuaba, 1998)
b) Pemberian antibiotik profilaksis, spasmolitika dan roboransia dengan tujuan untuk
mengundur waktu sampai anak viable (Moctar, 1998)
3) Waktu terminasi pada kehamilan akan dapat dianjurkan selang waktu 6 jam sampai
24 jam, bila tidak terjadi his spontan (Manuaba, 1998)
4) Bila anak sudah viable (lebih 36 minggu), lakukan induksi partus 6-12 jam lag phase
dan berikan antibiotika profilaksis.
8
5) Disamping itu hal-hal yang perlu diperhatikan selama dalam menolong pasien antar
lain bersih penolong, bersih alat-alat yang digunakan serta bersih tempat / lingkungan
disekitar klien atau dikenal dengan istilah 3B (tiga bersih)
6) Jadi penyelesaian ketuban pecah dini menurut Moctar, 1998 adalah sebagai berikut :
a) Partus spontan
b) Ekstraksi vakum
c) Ekstraksi forcep
d) Embriotomi bila anak sudah meninggal
e) Seksio cesarean bila ada indikasi obstetric
a. Diagnosa

Pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini akan muncul diagnosa yang berkaitan
dengan gravida, para, abortus, umur ibu, umur kehamilan, keadaan janin, keadaan
persalinan dengan ketuban pecah dini.

Diagnosa tersebut muncul didasarkan oleh :


1) Pernyataan pasien tentang jumlah kehamilan dan persalinan
2) Pernyataan pesien mengenai pernah dan tidaknya abortus.
3) Pernyataan mengenai umur ibu.
4) Pernyataan yang berkaitan dengan HPHT.
5) Hasil pemeriksaan palpasi secara Leopold.
6) Auskultasi DJJ normal atau tidak.
7) Keluhan pasien yang berkaitan dengan ketuban pecah dini
b. Masalah
Permasalahan yang muncul berkaitan dengan psikologis atau permasalahan
social, permasalahan psikologis yang muncul berkaitan dengan :
1) Kecemasan masalah terhadap keadaan yang dialami yang berupa ketuban sudah
pecah atau merembes.
9
2) Permasalahan tersebut muncul didasari oleh ketidaktahuan pasien tentang ketuban
pecah dini yang didukung oleh pernyataan tentang kecemasan.
3) Permasalahan sosial muncul berkaitan dengan kekhawatiran, ketidakmamapuan
pasien membiayai perawatan di rumah sakit
4) Sedangkan ketidak munculan masalah, didukung oleh pemahaman pasien terhadap
keadaannya yang berupa pengetahuan terhadap ketuban pecah dini, dukungan suami
dan keluarga dalam menyelesaikan masalah

10
11
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode yang gunakan adalah:


-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku
panduan.
12
BAB IV
PEMBAHASAN

1.Pengertian Ruptur Perineum


Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda

persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak

pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut ketuban pecah dini periode

laten (Manuaba, 1998).

Ketuban pecah dini adalah ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan

ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan (Oxorn, 2000). Ketuban pecah

dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya

tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan

membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik

(Saifuddin, 2002). Bila ketuban pecah dini sedangkan servik belum matang akan

menyebabkan persalinan lama yang mengakibatkan trauma kepala dan asfiksia

(Oxorn, 2000).

2. Anatomi dan Fisiologi Cairan Amnion ( Liquoramnii)

a. Anatomi

Didalam cairan amnion terdapat ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari

amnion dan karion. Volume liquor amnii pada kehamilan cukup bulan antara 1000 ml

sampai 1500 ml. Berat jenisnya antara 1,007 sampai 1,008. Liquor amnii terdiri dar
2,3 % bahan organik (protein, vernik kaseosa, rambut lanugo, zat lemak, lesetin dan

spingomielin) dan 97 % s

b. Fisiologi

Proses air ketuban saat kehamilan berlangsung yaitu memberikan kesempatan

berkembangnya janin dengan bebas kesegala arah dan sebagai penyangga panas dan

dingin serta menghindari trauma langsung terhadap janin. Maka ketika inpartu dapat

menyebabkan kekuatan his sehingga servik dapat membuka dan membersihkan jalan

lahir karena mempunyai kemampuan sebagai desinfektan dan sebagai pelicin saat

persalinan (Manuaba, 1998).

3. Etilogi ketuban pecah dini

Penyebab ketuban pecah dini masih belum jelas, maka preventif tidak dapat
dilakukan kecuali dalam usaha penekanan infeksi.

13
14
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan ketuban
pecah dini itu lebih banyak dampak negativnya dari pada dampak positifnya.
Apabila hal ini dibiakan terus berlangsung, maka akan mengakibatkan
permasalahan yang serius pada angka kematian ibu dan anak. Dan seharusnya
masyarakat sadar akan bahayanya bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu
masih sulit dilakukan di Indonesia.
B. Saran
Setelah membaca karya tulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan
bahaya ketuban pecah dini, supaya angka kematian ibu berkurang.Dengan
memperhatikan pola makan dan menjaga aktifitas ibu selama hamil
DAFTAR PUSTAKA

( Source : http://ocha-katacinta.blogspot.com/2012/05/contoh-karya-tulis-ilmiah-
tentang.html

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

15

Anda mungkin juga menyukai