Askep Skoliosis
Askep Skoliosis
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Pengkajian fisik meliputi:
2. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal
akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh
yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang
panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya
patah tulang.
2. Pemeriksaan penunjang
1. Rontgen tulang belakang.
X-Ray Proyeksi Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh
terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai
derajat kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan
metode Risser. Kurva structural akan memperlihatkan rotasi vertebra ; pada
proyeksi posterior-anterior, vertebra yang mengarah ke puncak prosessus
spinosus menyimpang kegaris tengah; ujung atas dan bawah kurva
diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh kembali.
1. Diagnosa
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru.
2. Nyeri berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak
seimbang.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa
nyaman.
5. Gangguan citra tubuh atau konsep diri yang berhubungan dengan
postur tubuh yang miring ke lateral.
6. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi
penyakit dan pengobatan.
7. Keletihan berhubungan dengan Posisi tidak seimbangdalam waktu
lama.
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakitnya.
1. Intervensi
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru.
Tujuan : Ketidakefektifan pola nafas teratasi.
Kriteria Hasil : Pola nafas efektif.
Intervensi :
Kaji status pernapasan setiap 4 jam.
R//: memantau perkembangan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman.
Tujuan : Pola tidur kembali normal
Kriteria hasil :
– Jumlah jam tidur tidak terganggu
Intervensi
Mandiri :
Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi, misalnya ;
bantal dan guling.
R// : Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis/ psikologis.
Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan
baru.
R// : Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stres
dan ansietas dapat berkurang.
Cocokkan dengan teman sekamar yang mempunyai pola tidur serupa dan
kebutuhan malam hari.
R// : Menurunkan kemungkinan bahwa teman sekamar yang “burung hantu”
dapat menunda pasien untuk terlelap atau menyebabkan terbangun.
Dorong beberapa aktifitas fisik pada siang hari, jamin pasien berhenti
beraktifitas beberapa jam sebelum tidur.
R// : Aktivitas siang hari dapat membantu pasien menggunakan energi dan
siap untuk tidur malam hari.
Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi, rendhkan tempat tidur bila
mungkin.
R// : Pagar tempat tidur memberikan keamanan dan dapat digunakan untuk
membantu merubah posisi
Kolaborasi :
Berikan sedatif, hipnotik sesuai indikasi.
R// :untuk membantu pasien tidur atau istirahat selama periode transisi dari
5. Gangguan citra tubuh atau konsep diri berhubungan dengan postur tubuh
yang miring ke lateral.
Tujuan : Gangguan citra tubuh atau konsep diri teratasi.
Kriteria Hasil : Meningkatkan citra tubuh.
Intervensi :
Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya.
R/: membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan
masalah.
*Mandiri
Kaji tingkat kecemasan klien.
Rasional : Untuk mengetahui faktor predis-posisi yang menimbulkan kece-
masan sehingga memudahkan mengantisipasi rasa cemasnya.
Intervensi
Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.
1. Implementasi
Implementasi sesuai rencana tindakan keperawatan.
1. Evaluasi
Setelah intervensi keperawatan, diharapkan:
1.
Kecemasan berkurang
2.
Dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
3.
Pemahaman pengetahuan
1) Mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit, rencana
pengobatan, dan gejala kemajuanpenyakit