Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kompresi bimanual eksterna merupakan tindakan yang efektif untuk mengendalikan
perdarahan misalnya akibat atonia uteri. Kompresi bimanual ini diteruskan sampai uterus
dipastikan berkontraksi dan perdarahan dapat dihentikan. Perdarahan karena anemia perlu
dilakukan tindakan kompresi bimanual sambil mengambil tindakan-tindakan lain untuk
menghentikan perdarahan dan memperbaiki keadaan penderita.
Sementara Kompresi Bimanual Eksternal memiliki latar belakang tersendiri. Perdarahan post
partum merupakan penyebab kematian maternal terbanyak. Semua wanita yang sedang hamil
20 minggu memiliki resiko perdarahan post partum dan sekuelenya. Walaupun angka
kematian maternal telah turun secara drastis di negara-negara berkembang,perdarahan post
partum tetap merupakan penyebab kematian maternal terbanyak dimana-mana.
Kehamilan yang berhubungan dengan kematian maternal secara langsung di Amerika Serikat
diperkirakan 7 – 10 wanita tiap 100.000 kelahiran hidup. Data statistik nasional Amerika
Serikat menyebutkan sekitar 8% dari kematian ini disebabkan oleh perdarahan post partum.
Di negara industri, perdarahan post partum biasanya terdapat pada 3 peringkat teratas
penyebab kematian maternal, bersaing dengan embolisme dan hipertensi. Di beberapa negara
berkembang angka kematian maternal melebihi 1000 wanita tiap 100.000 kelahiran hidup,
dan data WHO menunjukkan bahwa 25% dari kematian maternal disebabkan oleh perdarahan
post partum dan diperkirakan 100.000 kematian matenal tiap tahunnya.
Definisi perdarahan post partum saat ini belum dapat ditentukan secara pasti. Perdarahan post
partum didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari 500 mL setelah persalinan vaginal
atau lebih dari 1.000 mL setelah persalinan abdominal. Perdarahan dalam jumlah ini dalam
waktu kurang dari 24 jam disebut sebagai perdarahan post partum primer, dan apabila
perdarahan ini terjadi lebih dari 24 jam disebut sebagai perdarahan post partum sekunder.
Penanganan perdarahan post partum harus dilakukan dalam 2 komponen, yaitu:
a. Resusitasi dan penanganan perdarahan obstetri serta kemungkinan syok hipovolemik
b. identifikasi dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan post partum
1.2 Rumusan Masalah
Ada pun rumusan masalah dari makalah di atas adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Kompresi Bimanual Eksterna ?
2. Apa penyebab dari Kompresi Bimanual Eksterna ?
3. Bagaiman cara mengatasinya ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum KBE
Sebagai pedoman atau acuan kami dalam upaya mengetahui bagaimana cara melakukan
kompresi bimanual eksterna (KBE) dengan benar dan baik, serta mengembangkan sumber
daya dan kemampuan khususnya bagi penulis dalam memberikan pelayanan kebidanan
terhadap ibu bersalin.
2. Tujuan Khusus KBE
Mengetahui bagaimana cara melakukan kompresi bimanual eksterna dengan benar dan baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Ada beberapa macam pengertian dari kompresi bimanual antara lain sebagai berikut:
a. Kompresi bimanual adalah suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage
postpartum.dinamakan demikian karena secara literature melibatkatkan kompresi uterus
diantara dua tangan.(varney,2004)
b. Menekan rahim diantara kedua tangan dengan maksud merangsang rahim untuk
berkontraksi dan mengurangi perdarahan (depkes RI,1996-1997)
c. Tindakan darurat yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan pasca salin.(depkes
RI,1997)
Kompresi Bimanual Eksterna (KBE)
Kompresi bimanual eksterna merupakan tindakan yang efektif untuk mengendalikan
perdarahan misalnya akibat atonia uteri. Kompresi bimanual ini diteruskan sampai uterus
dipastikan berkontraksi dan perdarahan dapat dihentikan.ini dapat di uji dengan melepaskan
sesaat tekanan pada uterus dan kemudian mengevaluasi konsistensi uterus dan jumlah
perdarahan.
Penolong dapat menganjurkan pada keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna
sambil penolong melakukan tahapan selanjutnya untuk penatalaksanaan atonia uteri. Dalam
melakukan kompresi bimanual eksterna ini, waktu sangat penting, demikian juga kebersihan.
sedapat mungkin ,gantillah sarung tangan atau cucilah tangan sebelum memulai tindakan ini.
KBE menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua beah
telapak tangan yang melingkupi uterus. Pantau aliran darah yang keluar. Bila perdarahan
berkurang,kompresi diteruskan , pertahankan hingga uterus dapat kembali berkontraksi. Bila
belum berhasil diakukan kompresi bimanual internal.
2.2 Etiologi
Tindakan kompresi bimanual Eksterna ini akibat adanya perdarahan postpartum. Penyebab
umum perdarahan postpartum adalah :
a. Atonia Uteri
b. Sisa Plasenta dan selaput ketuban
a. Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)
b. Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)
c. Inversio Uteri
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk
ke dalam kavum uteri.
2.3 Patofisiologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkan sirkulasi
ke sana, atoni uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga
pembuluh darah-pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna sehingga
perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti epiostomi yang lebar, laserasi
perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh
darah, penyakit darah pada ibu; misalnya afibrinogemia atau hipofibrinogemia karena tidak
ada atau kurangnya fibrin untuk membantu proses pembekuan darah juga merupakan
penyebab dari perdarahan postpartum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa mendorong pada
keadaan shock hemoragik.
Perbedaan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan robekan jalan lahir adalah:
a. Atonia uteri (sebelum/sesudah plasenta lahir).
1. Kontraksi uterus lembek, lemah, dan membesar (fundus uteri masih tinggi.
2. Perdarahan terjadi beberapa menit setelah anak lahir.
3. Bila kontraksi lemah, setelah masase atau pemberian uterotonika, kontraksi yang lemah
tersebut menjadi kuat.
b. Robekan jalan lahir (robekan jaringan lunak).
1. Kontraksi uterus kuat, keras dan mengecil.
2. Perdarahan terjadi langsung setelah anak lahir. Perdarahan ini terus-menerus.
3. Penanganannya, ambil spekulum dan cari robekan.
4. Setelah dilakukan masase atau pemberian uterotonika langsung uterus mengeras tapi
perdarahan tidak berkurang.
Perdarahan postpartum dapat terjadi karena terlepasnya sebagian plasenta dari rahim dan
sebagian lagi belum; karena perlukaan pada jalan lahir atau karena atonia uteri. Atoni uteri
merupakan sebab terpenting perdarahan postpartum.
Atonia uteri dapat terjadi karena proses persalinan yang lama; pembesaran rahim yang
berlebihan pada waktu hamil seperti pada hamil kembar atau janin besar; persalinan yang
sering (multiparitas) atau anestesi yang dalam. Atonia uteri juga dapat terjadi bila ada usaha
mengeluarkan plasenta dengan memijat dan mendorong rahim ke bawah sementara plasenta
belum lepas dari rahim.
Perdarahan yang banyak dalam waktu pendek dapat segera diketahui. Tapi bila perdarahan
sedikit dalam waktu lama tanpa disadari penderita telah kehilangan banyak darah sebelum
tampak pucat dan gejala lainnya. Pada perdarahan karena atonia uteri, rahim membesar dan
lembek.Terapi terbaik adalah pencegahan. Anemia pada kehamilan harus diobati karena
perdarahan yang normal pun dapat membahayakan seorang ibu yang telah mengalami
anemia. Bila sebelumnya pernah mengalami perdarahan postpartum, persalinan berikutnya
harus di rumah sakit. Pada persalinan yang lama diupayakan agar jangan sampai terlalu lelah.
Rahim jangan dipijat dan didorong ke bawah sebelum plasenta lepas dari dinding rahim.
Pada perdarahan yang timbul setelah janin lahir dilakukan upaya penghentian perdarahan
secepat mungkin dan mengangatasi akibat perdarahan. Pada perdarahan yang disebabkan
atonia uteri dilakukan massage rahim dan suntikan ergometrin ke dalam pembuluh balik. Bila
tidak memberi hasil yang diharapkan dalam waktu singkat, dilakukan kompresi bimanual
pada rahim, bila perlu dilakukan tamponade utero vaginal, yaitu dimasukkan tampon kasa
kedalam rahim sampai rongga rahim terisi penuh. Pada perdarahan postpartum ada
kemungkinann dilakukan pengikatan pembuluh nadi yang mensuplai darah ke rahim atau
pengangkatan rahim.
Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atoni uteri atau
adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim (akibat kesalahan penanganan kala III)
yang akan menghalangi plasenta keluar (plasenta inkarserata).
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan tetapi bila sebagian
plasenta sudah lepas maka akan terjadi perdarahan. Ini merupakan indikasi untuk segera
mengeluarkannya.Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau rektum
penuh. Oleh karena itu keduanya harus dikosongkan.
Sehingga untuk mengatasi perdarahan tersebut diatas harus dilakukan Kompresi Bimanual
Interna.
1. Manifestasi klinik/tanda dan gejala
Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500
ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi
syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.

Gejala Klinis berdasarkan penyebab:


a. Atonia Uteri:
Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan segera setelah
anak lahir (perarahan postpartum primer)
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil,
ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain)
b. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah ) tidak
lengkap dan perdarahan segera.
Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak
berkurang.
2.4 Penatalaksanaan
Ada beberapa cara dalam melakukan kompresi bimanual eksterna yaitu:
a. Cara 1
a. Tangan kiri menggenggam rahim dari luar dan dasar rahim.
b. Tangan kanan menggenggam rahim bagian bawah.
c. Kemudian keduatangan menarik rahim keluar dari rongga panggul, sedangkan tangan
kanan memeras bagian bawah rahim.
b. Cara II
a. Letakan satu tangan pada dinding perut dan usahakan sedapat mungkin bagian belakang
uterus.
b. Letakan tangan dan lain dalam keadaan terkepal pada bagian depan kurpus uteri.
c. Kemudian rapatkan kedua tangan untuk menekan pembuluh darah ke dinding uterus
dengan jalan menjepit uterus diantara kedua tangan tersebut.
1) Berikan 10 unit oksitoksin (syntocinon) secara IM atau melalui infuse jika mungkin,
kemudian berikan ergometrin 0,2 mg (methergin) IM, kecuali jika ibu menderita hipertensi
berat. Dapat juga diberikan 0,5 mg syntometrin IM jika ibu tidak menderita hipertensi. Jika
perdarahan berkurang atau berhenti mintalah ibu menyusui bayi.
2) Jika hal ini tidak berhasil menghentikan perdarahan dan uterus tetap tidak berkontraksi
walaupun telah di rangsang dengan mengusap-usap perut pasanglah infuse.

1. Persiapan Alat dan Bahan

a. Alat Pelindung diri

b. Set infus dan cairan infus

c. Alas bokong

d. Uterotonika

e. Larutan antiseptik

f. Oksigen

g. Antibiotik

h. Spuit

i. Analgetik

j. Nelaton Kateter

2. Pelaksanaan

a. Persetujuan Tindakan medik

b. Pakai pelindung diri

c. Cuci tangan 7 langkah dibawah air mengalir sampai siku

d. Keringkan tangan dengan handuk pribadi

e. Lakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan


disebabkan oleh atonia uteri
3. Kegiatan

a. Pasang infus yang berisi oksitosin 20 IU dan ergometrin 0,2 mg tambahkan


misoprostol apabila konntraksi uterus kurang baik

b. Posisikan ibu litotomi

c. Pakai sarung tangan

d. Bersihkan daerah perineum dan kosongkan kandung kemih

e. Pasang duk dibawah bokonng ibu .

4. Kompresi Bimanual Eksterna

a. Penolong berdiri menghadap sisi kanan ibu

b. Tekan ujung jari telunjuk, tengah dan manis satu tagan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uteri naik kearah dinding
abdomen.

c. Lakukan kompresi korpus uteri dengan cara menekan dindinng belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan ( mendekatkan tangan
belakang dan depan )

d. Bila mungkin mintalah bantuan seseorang/keluarga/suami

e. Menyiapkan cairan infus RL di drip oksitosin, pasang tranfusi set kemudian pasang
infus dengan no 16-18.

f. Setelah dipasang infus , periksa Tekanan darah ibu apabila TD tinggi jangan disuntik
metergin karena kalau disuntik metergin bisa menyebabkan
fasokontriksi/pembuluh darah menyempit dan tekanan darah bisa bertambah
tinggi tapi jika tekanan darahnya tidak tinggi/batas normal segera suntuk metil
ergometrin/metergin 0,2 mg diberikan secara IM, kemudian tambahkan obat
misoprosol/Citotek masukan perrektal

g. ganti hanskun yang kotor dengan yang bersih

h. Periksa kontraksi, perhatikan perdarahan pervaginam. Bila perdarahan berhenti


pertahankan posisi tersebut hingga uterus dapat berkontraksi dengan baik.

(Bila perdarahan belum berhenti lanjutkan langkah berikut : KBI ulang dan KBA)

Rohani, dkk. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba Medika,2011

2. Setyorini, Retno Heru. Belajar tentang persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu,2013

3. Sulistyawati, Ari dkk. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta : Salemba Medika,2010
Kompresi Bimanual Eksternal (KBE)

Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus, tepat di atas simfisis pubis.

Garnbar 2. Kompresi bimanual eksternal

1. Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus uteri), usahakan memegang
bagian belakang uterus seluas mungkin.

2. Lakukan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melakukan kompresi pembuluh darah
di dinding uterus dengan cara menekan uterus di antara kedua tangan tersebut. (Pusdiknakes,
Asuhan Persalinan Normal)

Penatalaksanaan KBE Menurut Depkes RI (2008)

a. Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding depan korpus uteri dan

di atas simfisis pubis.


b. Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding belakang korrpus uteri,

sejajar dengan dinding depan korpus uteri. Usahakan untuk mencakup/memegang

bagian belakang uterus seluas mungkin.

c. Lakukan kompresi uterus dengan cara saling mendekatkan tangan depan dan

belakang agar pembuluh darah di dalam anyaman miometrium dapat dijepit secara

manual. Cara ini dapat menjepit pembuluh darah uterus dan membantu uterus

berkontraksi.

Anda mungkin juga menyukai