DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Pembimbing Pendidikan
UNIVERSITAS BENGKULU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas
makalah seminar di ruang STROKE.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan
yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit stroke sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besarmasyarakat. Hal
ini diakibatkan oleh cukup tingginya insidensi (jumlah kasus baru) kasus stroke yang
terjadi di masyarakat. Insidensi stroke setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia
mengalami stroke. Sekitar lima juta menderita kelumpuhan permanen. Dikawasan Asia
tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami stroke (WHO, 2010).
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan
karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan
kapan saja ( Mutaqqin, 2008 ).
Pola hidup yang tidak sehat seperti makan makanan instan, junk food, merokok dan
minum kopi yang berlebihan, tidak pernah melakukan olah raga serta gaya hidup yang
selalu identik dengan narkoba dan alkohol maka segala penyakit akan datang
menyerang. Bermula dari kelebihan kolesterol, kelelahan karena kurang istirahat,
tingkat stres yang tinggi dan hipertensi maka timbullah berbagai penyakit seperti stroke
(Tarwoto, 2007).
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan Keperawatan Ny.”P”
dengan Stroke Non Hemoragik di RSUD M YUNUS Bengkulu dengan
menggunakan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
Penulis mampu:
a. Melaksanakan pengkajian, merumuskan diagnosa, membuat perencanaan,
melaksanakan, mengevaluasi dan mendokumentasikan tindakan keperawatan pada
Ny”P” dengan Stroke Non Hemoragik di RSUD M YUNUS Bengkulu.
b. Mampu menganalisis kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan termasuk
faktor pendukung dan penghambat serta mampu memberikan alternatif
pemecahannya.
C. Metoda Penulisan
1. Studi Pustaka
2. Browsing Internet
Adapun metoda ini merupakan dasar yang sangat penting yaitu dengan mencari
beberapa data mengenai Stroke dan membacanya melalui internet, agar penulis lebih
mudah dalam membuat makalah ini.
D. Sistematika Penulisan
Pada sistematika penulisan makalah ini penulis akan menjelaskan isi makalah
dimulai dengan:
5. BAB V menjelaskan tentan kesinpulan yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
C. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala dari stroke adalah (Baughman, C Diane.dkk,2000):
1. Kehilangan motorik
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi)
dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia
2. Kehilangan komunikasi
Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara) atau afasia
(kehilangan berbicara).
3. Gangguan persepsi
Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan
penglihatan perifer dan diplopia, gangguan hubungan visual, spesial dan
kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).
5. Disfungsi kandung kemih meliputi: inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia
urinarius peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik dari kerusakan otak
bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasiyang berlanjut (dapat
mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif).
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang
terkena:
1. Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah
2. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi,
gangguan penglihatan
3. Pengaruh terhadap komunikasi, bicara tidak jelas, kehilangan bahasa.
Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:
D. Patofisiologi
Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan
arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi
klinis dengan cara:
1. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran
darah.
2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan perdarahan
aterm.
3. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli.
4. Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau menjadi
lebih tipis sehingga dapat dengan mudah robek.
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli,
perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia karena
gangguan paru dan jantung). Arterosklerosissering/cenderung sebagai faktor penting
terhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan oedema dan
nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral
yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan
penyakit cerebrovaskuler. Anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6
menit. Perubahan irreversible dapat anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral
dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest.
Pathway
Aterosklerosis (elastisitas
pembuluh darah
Pembentukan
Kepekatan darah
menurun thrombus
meningkat
Obstruksi thrombus di
otak
Hipoksia cerebri
Gangguan Mobilitas
mobilitas fisik menurun Penurunan kemampuan
otot mengunyah
menelan
Tirah baring
Gangguan reflek Keseimbangan
menelan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
a. Aktifitas
c. Nutrisi
1) Mengontrol edem serebri dengan pembatasan cairan atau penggunaan
manitol.
2) Pada 24 jam pertama diberikan cairan emergensi intravena dan selanjutnya
diberikan cairan kristaloid atau koloid sesuai kebutuhan.
3) Pasien gangguan menelan atau gangguan kesadaran diberikan makanan cair
melalui pipa nasogastrik (NGT).
4) Jumlah total kalori pada fase kut 25 kkal/kgBB/hari dengan komposisi lemak
30-35%, protein 1,2-1,5 gr/kgBB/hari dan atau sesuai keadaan.
d. Observasi Umum dan Tanda Vital
Observasi neurologis dan tanda vital secara rutin pada 24-48 jam pertama dengan
tujuan mengetahui sejak awal komplikasi medis atau neurologis yang dapat
menambah morbiditas dan mortalitas stroke.
e. Terapi
1. Fisioterapi
a) Mobilisasi untuk mencegah deep vein thrombosis (DVT) maupun
kompikasi pulmonal.
b) Pasien imobil latihan ruang lingkup sendi untuk mencegah kontraktur.
c) Fisioterapi dada, fungsi menelan, dan berkemih.
2. Terapi wicara
Terapi wicara harus dilakukan sedini mungkin pada pasien afasia dengan
stimulasi sedini mungkin, terapi komunikasi, terapi aksi visual, terapi
intonasi melodik, dan sebagainya.
3. Depresi
Depresi diobati sedini mungkin dengan obat antidepresi yang tidak
mengganggu fungsi kognitif.
f. Edukasi
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai stroke, sehingga
dapat mengendalikan factor- factor resiko yang dapat mencetuskan timbulnya
stroke berulang
F. Pencegahan
Pencegahan untuk stroke non-hemoragik ada dua yaitu (Mansjoer dkk, 2000):
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan cara menghindari rokok, stres mental,
alkohol, kegemukan (obesitas), konsumsi garam berlebih, obat-obat golongan
amfetamin, kokain dan sejenisnya. Mengurangi kolesterol dan lemak dalam
makanan, mengendalikan hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit
vaskular aterosklerotik lainnya serta perbanyak konsumsi gizi seimbang dan
olahraga teratur.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara memodifikasi gaya hidup yang
berisiko seperti hipertensi dengan diet dan obat antihipertensi, diabetes melitus
dengan diet dan obat hipoglikemik oral atau insulin, penyakit jantung dengan
antikoagulan oral, dislipidemia dengan diet rendah lemak dan obat anti
dislipidemia, dan berhenti merokok, serta hindari kegemukan dan kurang gerak
G. Komplikasi stroke
Komplikasi stroke meliputi Hipoksia Serebral, penurunan aliran darah
serebral, dan luasnya area cedera.
1. Hipoksia serebral diminimalkan dengan pemberian oksigenasi darah
adekuat ke otak.
2. Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan
integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (pemberian intarvena) harus
menjamin penurunn viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral.
3. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium
atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. (Smeltzer & Bare, 2002)
2. KONSEP DASAR ASKEP
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
nomor register, diagnose medis
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo,
dan tidak dapat berkomunikasi.
b. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien
sedang melakukanaktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah
bahkan kejang sampai tidak sadar,disamping gejala kelumpuhan separoh
badan atau gangguan fungsi otak yang lain
c. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala,kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti
koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obatadiktif, kegemukan
d. .Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes
militus.
Pengkajian Fokus:
1. Aktivitas/istirahat:Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat
kelemahan, hilangnya rasa, paralisis,hemiplegi, mudah lelah, dan susah
tidur.
2. Sirkulasi
Adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF, polisitemia
dan hipertensiarterial.
3. Integritas Ego.
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk
mengekspresikan diri.
4. Eliminasi
Perubahan kebiasaan BAB dan BAK misalnya inkoontinensia urine, anuria,
distensi kandung kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang.
5. Makanan/caitan : Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi,
tenggorokan, dysfagia
6. Neuro Sensori
Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan intrakranial.
Kelemahan dengan berbagai tingkatan, gangguan penglihatan, kabur,
dyspalopia, lapang pandang menyempit.Hilangnya daya sensori pada bagian
yang berlawanan dibagian ekstremitas dan kadang-kadang pada sisi yang
sama di muka.
7. Nyaman/nyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/muka
8. Respirasi Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Suara
nafas, whezing, ronchi.
9. Keamanan sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury.
Perubahan persepsi dan orientasitidak mampu menelan sampai
ketidakmampuan mengatur kebutuhan nutrisi. Tidak mampumengambil
keputusan.
10. Interaksi socialGangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi.
B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke
otak terhambat
2. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan
kerusakan neurovaskuler
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
C. RENCANA KEPERAWATAN
makan
dengan
bantuan
orang lain /
mandiri
Klien dapat
mandi de-
ngan bantuan
orang lain
Klien dapat
memakai
pakaian
dengan
bantuan
orang lain /
mandiri
Klien dapat
toileting
dengan
bantuan alat
LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Identitas klien
Nama : Ny. P
Umur : 67 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Pedagang
Suku bangsa : Melayu indonesia
Status perkainan : Kawin
No CM : 757561
Tanggal masuk : 12-11-2017
Tanggal pengkajian :14-11-2017
Alamat : Jl. Rukun 8 RT18 RW 04 kandang
Nama :Tn.T
Umur :35 Th
Jenis kelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Hubungan dengan klien :Anak
Alamat : Jl. Rukun 8 RT 18 RW 04 kandang
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Ny.P masuk IGD rumah sakit RSMY pada tanggl 12 november 2017 pada pukul
20.15 wib. Klien masuk ke ruangan stroke pada pukul 21.45 wib dengan keluhan
tangan dan kaki kiri lemas, tidak bisa digerakkan dan nyeri kepala, penyebab
karena hipertensi dan kolestrol tinggi ,qualitas seperti tertusuk- tusuk,region di
area kepala,skala nyeri 6, waktu nyeri tiba-tiba. pada saat dilakukan pengkajian
pasien tampak lemas, keadaan CM, k/u lemah, GCS 15 (E4M5V5),
TD=160/110mmhg, N=94x/menit, P=23x/menit.
Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit, tetapi klien memiliki
riwayat hipertensi ± 20 tahun yang lalu, tidak terkontrol dan tidak mengonsumsi
obat hipertensi.
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
klien dan tidak ada penyakit menular dalam keluarga
C. Pemeriksaan fisik
Suhu : 36,3 0C
Nadi : 94 x/m
Sistem penglihatan
Konjungtiva : An anemis
Sclera : An ikterik
Pupil : Isokor
Fungsi penglihatan : Baik
Sistem pendengaran
Kondisi telinga : Simetris kiri dan kanan, kondisi bersih, tidak ada
cairan yang keluar dari telinga.
Sistem pernafasan
Sistim kardiovaskuler
Sirkulasi ferifer
Sirkulasi jantung
Sistim integumen/muskuloskletal
E. Data penunjang
pemeriksaan laboratorium
tgl 12-11-2017/10:29
- Coditam po 3x1 mg
ANALISA DATA
DIAGNOSA
N Diagnosa keperawatan Tanggal Paraf Tanggal Paraf
o masalah masalah
muncul teratasi
1 Gangguan perfusi jaringan 14-11-2017 16 november
serebral b.d penurunan 2017 Kelompok
Kelompo
suplai o2 ke otak 2
k
2
2 Hambatan mobilitas fisik 14-11-2017 16 november
b.d kelemahan anggota 2017
gerak
INTERVENSI
2. Klien mengatakan
2. memantau adanya
nyeri kepala, skala
nyeri kepala dan
09.15 WIB
nyeri 6, dan tidak
gangguan
ada gangguan
penglihatan
penglihatan.
( dengan skala nyeri
1-10 dan
snellenchart)
3. Kesadaran CM,
GCS : 15, ku lemah.
3. memantau tingkat
kesadaran
09.30WIB 4. 5 1
4. memantau kekuatan
otot dan pergerakan 5 1
09.45 WIB motorik
Ekstremitas kiri tidak bisa
digerakkan.
5. Pasien sudah
5. mengajarkan pasien dilakukan ROM
untuk latihan
10.00 WIB rentang gerak dan
ROM 6. ADL pasien dibantu
6. kaji kemampuan
total oleh keluarga
fisik pasien dan perawat
7. Obat masuk dengan
10.15 WIB
baik Tanpa reaksi
7. mengkolaborasikan
alergi
pemberian terapi
10.30 WIB obat sesuai indikasi
yaitu RL drip
tarontal 1 amp xx
gtt/m, amlodipin po
1 mg, ranitidin iv 1
amp, cifrofloxcime
iv 500 mg.
8. TD : 150/100
8. Mengobservasi TTV mmHg
N : 90 x/m
P : 22 x/m
S : 360C
11.45 WIB
2 Rabu 1. Mengobservasi TTV 1. TD : 130/90 mmHg
N : 84 x/m
15-11-17
P : 21 x/m
S : 36,3 0C
2. Kesadaran CM, GCS :
15 (E4M6V5), keadan
2. Memantau tingkat
umum lemah.
kesadaran
3. Klien mengatakan nyeri
kepala, skala nyeri 6,
3. Memantau adanya nyeri
dan tidak ada gangguan
kepala dan gangguan
penglihatan.
penglihatan
4. 5 1
4. Memantau kekuatan
5 1
otot
8. mengkolaborasikan
pemberian terapi obat
sesuai indikasi yaitu RL
drip tarontal 1 amp xx
gtt/m, amlodipin po 1
mg, ranitidin Iv 1 amp,
cifrofloxcime Iv 500
mg.
4. Mengajarkan pasien
4. Pasien sudah dilakukan
untuk latihan rentang
ROM
gerak atau ROM
5. mengkolaborasikan 5. Obat masuk dengan
pemberian terapi obat baik Tanpa reaksi alergi
sesuai indikasi yaitu
amlodipin po 1 mg,
ranitidin IV 1 amp,
cifrofloxcime IV 500
mg, neurodex po,
laxadine syr, dan
6. Pasien mengatakan mau
candesartan po.
6. Mengajarkan teknik mengikuti anjuran
relaksasi nafas dalam perawat untuk
melakukan teknik
relaksasi nafas dalam.
7. 5 1
7. Memantau kekuatan
5 1
otot
8. TD : 130/90 mmHg
N : 88 x/m
P : 20 x/m
8. Mengobservasi TTV S : 36,50C
EVALUASI
4 1
4 1
5 1
Ekstremitas kiri tidak bisa digerakkan.
- Kepala TT sudah ditinggikan 450, pasien nyaman.
- Pasien sudah dilakukan ROM
- Obat masuk dengan baik Tanpa reaksi alergi
- TD : 130/90 mmHg
N : 84 x/m
P : 21 x/m
S : 36,3 0C
- TD : 140/100 mmHg
N : 82 x/m
P : 22 x/m
S : 360C
A : tujuan belum tercapai
P : ulangi intervensi dx 1
4 1
5 1
Ekstremitas kiri tidak bisa digerakkan.
- Obat masuk dengan baik Tanpa reaksi alergi
- TD : 140/90 mmHg
N : 85 x/m
P : 22 x/m
S : 360C
- TD : 130/90 mmHg
N : 88 x/m
P : 20 x/m
S : 36,50C
A : tujuan tercapai sebagian, pasien pulang
P : hentikan intervensi
5 1
PEMBAHASAN
Pada BAB ini kelompok akan membahas tentang kesenjangan antara teori dengan studi
kasus asuhan keperwatan pada Ny.P dengan stroke non hemoragic di ruang stroke RSUD M
YUNUS Bengkulu. Pembahasan yang kelompok lakukan meliputi pengkajian , diagnose
keperawatan,intervensi, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Kelompok melakukan pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan
mengobservasi klien yaitu dari segi penampilan. Dalam pengkajian ini kelompok
mengkaji data dari tanggal klien masuk, identitas pasien,penanggung jawab, alasan
masuk.
Pada teori keluhan utama itu biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak
sebelah badan, bicara pelo dan tidak dapat berkomunikasi. Sedangkan pada kasus
kami pasien Cuma mengalami tangan dan kaki kiri tidak bisa digerakkan dan nyeri
kepala.
2. Diagnosa
Berdasarkan tinjauan teori diagnose yang dapat ditemukan dari stroke non hemoragic
yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, deficit perawatan diri, kerusakan
mobilitas fisik, dan resiko kerusakan integritas kulit. Pada ny.P kami mengangkat
masalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dan kerusakan mobilitas fisik
karena data subjektif dan objektif yang kami temukan pada ny. P sangat mendukung
untuk mengangkat masalah tersebut.
3. Intervensi
Intervensi keperawatan yang dilakukan pada ny. P kami buat berdasarkan pada teori
keperawatan medical bedah.
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada ny.P berdasarkan rencana yang telah disusun
sebelumnya, untuk mencapai tujuan dan criteria hasil yang telah ditetapkan.
5. Evaluasi
Menurut Kurniawati ( dalam nurjanah,2005 ) evaluasi adalah proses yang
berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi
dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP, sebgai berikut :
S : respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
O : respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
A : analisa untuk menyimpulkan apakah masalah telah teratasi atau belum
P : perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa.
Hasil evaluasi yang didapatkan penulis sesuai dengan tujuan dan criteria hasil yang
telah dibuat sebelumnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit
serebrovaskuler selama be berapa tahun.
Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United State. Akibat
stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada usia antara 75 – 85 tahun.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan stroke adalah sebagai
berikut:
B. Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan jumlah sampel yang lebih
besar dan pengambilan sampel dilakukan secara langsung pada pasien stroke (data
primer).
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan nilai MPV dengan
luasnya infark dan prognosis stroke.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson,Marion, dkk.2010. Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-
Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet.2008.Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC