Disusun Oleh:
Yulia Marhalim Amd.Kep
171012114201036
PENGARUH LATIHAN SLOW DEEP BREATHING
TERHADAP TEKANAN DARAH
PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BONJOL
TAHUN 2019
Latar belakang
Hipertensi merupakan sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga
menderita penyakit lain seperti penyakit
syaraf, ginjal, dan pembuluh darah. makin
tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya.(sylvia A.price, 2015).
Di Indonesia, peluang masyarakat menderita
hipertensi memang belum sebesar di Negara maju,
namun ancaman penyakit ini tidak boleh di abaikan
begitu saja, terlebih bagi masyarakat perkotaan yang
lebih mudah mengakses gaya hidup modern yang
tidak sehat, seperti banyak mengkonsumsi makanan
cepat saji, alcohol dan merokok. Hasil penelitian
para ahli memperkirakan bahwa penduduk yang
berusia diatas 20 tahun dan terserang penyakit
hipertensi adalah 1,8-2,86%. Sebagian besar
penelitian menyatakan 8,6-10% penderita di
perkotaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah
penderita dipedesaan (Dalimartha,2008).
Pravelensi kejadian hipertensi di indonesia
yang didapat melalui pengukuran pada umur
>18 tahun sebesar 25,8%,
tertinggi di bangka belitung (30,9%),
diikuti kalimantan selatan (30,8%),
kalimantan timur (29,6%),
dan jawa barat (29,4%).
( riskesdas 2013).
Angka kejadian hipertensi di Sumatera Barat
dinyatakan tertinggi di Indonesia. Dari hasil
penelitian di enam kabupaten/kota,yang
tertinggi angka kejadian hipertensinya adalah
Bukittinggi (41,8%),
Kota Padang (29,5%),
Kota Solok (25%),
Kabupaten Lima Puluh Kota (22.2%),
Kabupaten Solok (20,5%),
Kabupaten Padang Pariaman (20,2%). Depkes
Sumbar, 2010).
Angka kejadian hipertensi di kabupaten
pasaman
pada tahun 2017 (75%),
tahun 2018 (35,5%).
Terjadinya penurunan persentase angka
kejadian hipertensi pada tahun 2018 di
sebabkan karena program-program kerja di
wilayah kabupaten pasaman tidak dijalankan
oleh tenaga kesehatan (Dinkes Pasaman
2019).
Angka kejadian hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Bonjol
pada tahun 2016 (27,14%)
tahun 2017 (34,3%)
tahun 2018 (39,2%).
(Puskesmas Bonjol, 2019).
Penyebab hipertensi adalah karena usia
lanjut, rokok, dan pola makan atau gaya
hidup yang tidak sehat
(Dinkes Pasaman 2019).
Keterlambatan atau kegagalan dari pengobatan penyakit
hipertensi ini bisa mengakibatkan kematian, dan
penurunan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi
dapat diobati dengan dua bentuk, yaitu farmakologis dan
non farmakologis.
Pengobatan farmakologis adalah pengobatan yang
memerlukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi, pengobatan non-farmakologis merupakan terapi
awal dan terapi tambahan, selain obat-obatan.
Terapi non-farmakologis dapat meningkatkan efikasi
obat, menurunkan dosis dan jumlah obat yang
dibutuhkan, menurunkan efek samping, serta
memperbaiki kondisi jantung dan pembuluh darah,
terapi non farmakologis yang dapat dilakukan seperti,
pemberian bawang putih untuk menurunkan tekanan
darah, senam aerobik dan latihan fisik teratur, dan latihan
slow deep breathing (Dalimartha,2008).
Slow deep breathing merupakan teknik relaksasi
yang disadari berfungsi untuk mengatur pernapasan
secara dalam dan lambat (Martini, 2006).
Penelitian menunjukan bahwa latihan slow deep
breathing dapat memberikan hasil yang baik dan
efektif untuk menurunkan tekanan darah
dibandingkan dengan seseorang tidak melakukan
latihan.
Keefektifan latihan ini dilakukan sebanyak 6x/menit
bernafas normal dan kontrol pernafasan lambat
pada penderita hipertensi.
Pada saat relaksasi terjadi perpanjangan serabut
otot, menurunnya pengiriman impuls saraf ke otak,
menurunnya aktifitas otak, dan fungsi tubuh yang
lain. Karakteristik dari respon relaksasi ditandai oleh
menurunnya denyut nadi ,jumlah pernafasan,
penurunan tekanan darah dan konsumsi oksigen
(Potter & Perry, 2006).
Dari survey awal yang dilakukan secara wawancara
didapatkan Informasi, pengobatan hipertensi di
wilayah kerja puskesmas bonjol ini dilakukan secara
farmakologis, dari 5 orang pasien yang di ajukan
pertanyaan, tidak satu pun yang menggunakan
pengobatan non farmakologis, padahal pengobatan
non farmakologis ini seperti latihan slow deep
breathing dapat dilakukan mandiri, dan tidak
mengeluarkan biaya yang banyak, dan juga latihan
slow deep breathing ini efektif dalam menurunkan
tekanan darah.
Berdasarkan survey tersebut, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian non farmakologis latihan
slow deep breathing di wilayah kerja puskesmas
bonjol tahun 2019
Tujuan penelitian
Mengidentifikasi rata-rata tekanan darah pre
test latihan slow deep breathing pada pasien
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bonjol
tahun 2019.
Mengidentifikasi atau mengetahui rata-rata
tekanan darah post-test latihan slow deep
breathing pada pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Bonjol tahun 2019.
Mengetahui pengaruh tekanan darah pada
pasien hipertensi Pre-test dan Post-test
latihan slow deep breathing di wilayah kerja
Puskesmas Bonjol tahun 2019.
Kerangka konsep
Latihan
slow deep tekanan darah
breathing
Hasil Penelitian
Penelitian ini meneliti Pengaruh Latihan Slow Deep
Breathing terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi
di wilayah kerja puskesmas bonjol tahun 2019. Penelitian
ini dilakukan selama 1 minggu pada tanggal 01-07 maret
2019, dengan jumlah responden 26 orang yaitu pasien
hipertensi yang berada di wilayah kerja puskesmas
bonjol yang telah disesuaikan dengan kriteria sampel. 13
orang responden yang dilakukan latihan slow deep
breathing, dan 13 orang pasien yang hanya dilakukan
kontrol tekanan darah. Penelitian ini berisikan data
pengaruh latihan slow deep breathing terhadap tekanan
darah pada pasien hipertensi. Setelah data dikumpulkan
kemudian data diolah secara komputerisasi dengan
menggunakan dan disajikan dalam bentuk tabel.
Analisa univariat
Analisa univariat melihat gambaran
distribusi frekuensi variabel independent
yang meliputi pengaruh sebelum dan
sesudah dilakukan latihan slow deep
breathing terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi dengan responden
berjumlah 13 orang, dan kelompok
responden kontrol sebanyak 13 orang
penderita hipetensi.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bonjol Tahun 2019.
26-35 2 - 15 -
36-45 1 4 8 31
46-55 4 2 31 15
56-65 4 5 31 39
>65 2 2 15 15
Total 13 13 100 100
bekerja 7 4 54 31
Tidak bekerja 6 9 46 69
total 13 13 100 100