Anda di halaman 1dari 7

NAMA : HILMAN RIZKY HASIBUAN

NIM : 0301172362

PRODI : PAI-1/SEMESTER 3

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Konsep Dasar Pendidikan dalam Islam

Rahmatan lil ‘alamin merupakan suatu misi (risalah) kemanusian yang sangat bermanfaat
dalam rangka membentuk sikap mental output yang berperadaban dan menjunjung tinggi
nilai insani. Pendidikan Islam harus menjadi kekuatan yang ampuh dalam membentuk
karakter peserta didik. Ketika kriminal menjadi bagian dari kehidupan yang sudah tidak bisa
dibentuk dengan aneka ragam bentuknya. Problema semacam ini harus direspon dengan
tanggap dengan mencari problem solving yang tepat. Di sinilah pentingnya pendidikan Islam
itu sendiri bagi manusia.

Untuk membentuk pendidikan karakter (moral) itu terlebih dahulu kita paham dulu
tentang Konsep Dasar Pendidikan Islam (karakter, moral) itu sendiri. Sudah banyak konsep
dasar pendidikan Islam itu sendiri yang dijelaskan dalam al-Quran maupun al-Hadist sendiri.
Tidak hanya itu para pakar pendidikan banyak terinspirasi dari al-Quran dan al-Hadist untuk
merekonstruksi pendidikan secara komperehensif.

A. Pengertian Al-Ta'lim,Al-Ta'dib dan Al-Tarbiyah

1. Al-Ta'lim

Secara bahasa (etimologi), ta’lim (‫ ) تعليم‬merupakan bentuk masdar dari kata ‘allama -
yu’allimu - ta’liman yang berarti pengajaran. Dalam al quran, kata ta’lim muncul dalam
berbagai surat. Sedangkan menurut istilah (terminologi) kata ta’lim adalah merujuk kepada
pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan
ketrampilan.
Ta’lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan kognitif semata-
mata. Hal ini memberikan pemahaman bahwa ta’lim hanya mengedepankan proses
pengalihan ilmu pengetahuan dari pengajar (mu’alim) dan yang diajar (muta’alim). Misalnya
pada surat Yusuf, ayat 6, berarti ilmu pengetahuan yang dimaksud, diajarkan atau dialihkan
kepada Nabi adalah tabir mimpi. Sedangkan pada surat Al Maidah ayat 4, ilmu yang
dimaksud adalah ilmu berburu.

Ta’lim juga mewakili ungkapan proses dari tidak tahu menjadi tahu. Dari perkataan
Sa’ad bin Waqash, memberi makna anak-anak yang tidak tahu tentang riwayat Rasulullah,
diajarkan sehingga menjadi tahu. Namun, istilah ta’lim menunjukkan bahwa ilmu yang bisa
untuk dialihkan meliputi semua ilmu termasuk diantaranya sihir. Sehingga memang istilah
tersebut lebih dekat pada pengajaran bukan pendidikan, karena pendidikan dalam pengertian
Islam tentu saja harus mengarah pada manusia yang lebih baik, sesuai peran dan fungsinya
didunia ini menurut Al Qur’an dan As Sunnah.

2. Al-ta'dib

Secara bahasa, ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba- yuaddibu-ta’diban,
yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah ta’dib dapat diartikan
sebagai proses mendidik yang memfokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak
atau budi pekerti pelajar.

Menurut Prof. Wan Daud, Al-Qur’an menegaskan bahwa contoh ideal bagi orang yang
beradab adalah Nabi Muhammad saw yang oleh kebanyakan sarjana muslim disebut sebagai
manusia sempurna atau manusia universal (al-insān al-kullī). Oleh karenanya pengaturan
administrasi pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam sistem pendidikan Islam haruslah
merefleksikan manusia yang sempurna.

Ta’dib ini dapat mencetak manusia yang beradab, dapat terhindar dari sifat- sifat
kezhaliman (zhulm), kebodohan (jahl), dan kegilaan (junun). Sebab ilmu tidak dapat
dipindahkan atau diajarkan (transfer of knowledge) dengan sempurna oleh seorang guru
kepada muridnya dalam proses pendidikan kecuali jika telah mempunyai adab terhadap
berbagai bidang disipDalam hal ini jika seorang itu telah beradab, secara otomatis telah
memiliki ilmu benar serta mempunyai tujuan kehidupan yang jelas mencakup spritual dan
material. Oleh karena itu, pemilihan istilah- istilah kunci dalam dunia pendidikan Islam
sangat menentukan perkembangannya pendidikan Islam di masa depan.lin ilmu pengetahuan.

3. Al-tarbiyah

Istilah tarbiyah berasal dari kata rabb, walaupun kata ini memiliki banyak arti, akan tetapi
pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat,
mengatur, dan menjaga kelestariannya atau eksistensinya.

Sedangkan menurut istilah kata tarbiyah merupakan tindakan mengasuh, mendidik dan
memelihara. Kata tarbiyah pada arti yang luas menjadi pengembangan, peningkatan,
ketinggian, kelebihan dan perbaikan. Kata yang mengandung pengertian tarbiyah adalah kata
rabb yang memiliki arti memperbaiki, mengurus, mengatur dan juga mendidik.

Menurut Prof. Nurcholish Majid, bahwa pendidikan itu tidak semata- mata hanya
diberikan oleh kedua orang tua. Karena makna rabbayānī (‫ ) ربياني‬yang dimaksud dalam Q.S.
Al-Isro’ 17: 24 adalah kasih sayang ( rahmah ). Oleh karena itu kata nurabbika ( ‫ )نربك‬yang
pernah diucapkan Fir‘aun kepada nabi Musa tidak berarti Fir‘aun mendidiknya, tetapi
maknanya adalah Fir‘aun yang membesarkan Nabi Musa. Dan kata membesarkan di sini
bukan menanamkan ilmu pengetahuan di dalamnya.

Tarbiyah islamiyah atau pendidikan islam dapat dibedakan dari pendidikan lainnya
dengan melihat segi pengertian umum dan khusus. Dari segi pengertian umum, ia tidak jauh
berbeda dengan pengertian umum pendidikan manapun, kecuali hanya beberapa segi saja
yang dapat membedakannya dari model lainnya. Sedangkan dari segi pengertian khusus
sudah jelas, ia mempunyai perbedaan dengan pendidikan non islam.

B. Dasar Dasar Pendidikan Islam

Dasar pendidikan Islam dapat diketahui dari firman Allah SWT yang artinya : Hai orang-
orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar mengimani Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An-
Nisa : 59).
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa seluruh urusan umat Islam wajib berpegang
teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunah. Dengan demikian dasar dari pendidikan Islam adalah
Al-Qur’an dan As-Sunah. Walaupun demikian, kedua sumber utama tersebut hanya
mengandung prinsip-prinsip pokok saja, sehingga pendidikan Islam tatap terbuka terhadap
unsur ijtihad dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunah sebagai
nilai utama.

Ahmad D. Marimba mengemukakan sumber dasar Islam adalah firman Allah SWT dan
sunah Rosulullah SAW. Sedangkan Zakiah Daradjat mengungkapkan landasan pendidikan
Islam itu terdiri dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang dapat dikembangkan dengan ijtihad.
Ijtihad digunakan karena semakin banyaknya permasalahan yang berkembang sekarang ini
dalam bidang pendidikan, serta diperlukannya pemikiran-pemikiran baru yang berhubungan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari uraian di atas maka dapat diambil pemahaman bahwa dasar pendidikan Islam ada
dua, yaitu :

1. Dasar Pokok

Dasar pokok dari pendidikan Islam adalah Al Qur’an dan Sunnah. Kedua sumber
pendidikan Islam tersebut dapat ditemukan di dalamnya kata-kata atau istilah-istilah yang
pengertiannya terkait dengan pendidikan.

a) Alqur’an

Qur’an mempunyai kedudukan sebagai sumber pokok ajaran Islam dapat dipahami dari
ayat berikut artinya : Sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh berkah, supaya
mereka memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran yang
cerah mendapat pelajaran. (Q.S. Shaad:29)

b) As-Sunnah

Posisi Hadits sebagai sumber kedua setalah Al-qur’an disebabkan hakikatnya tak lain
adalah penjelasan dan praktek dari ajaran Al-Qur’an itu sendiri, disamping memang sunnah
merupakan sumber utama pendidikan Islam karena Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad
SAW sebagai teladan bagi umatnya. ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang sholeh”. (HR Bukhari).

2. Dasar Tambahan

Selain Al Qur’an dan Sunnah, ada beberapa dasar yang bisa dijadikan sebagai dasar
tambahan dalam pendidikan Islam, diantaranya:

a) Ijtihad

Ijtihada di bidang pendidikan ternyata semakin perlu, sebab ajaran islam yang terdapat
dalam Al-Quran dan Al-Sunnah, hanya berupa prinsip-prinsip pokok. Sedangkan sejak
turunnya ajaran Islam kepada Nabi Muhammad SAW sampai sekarang Islam telah tumbuh
dan berkembang mengikuti perkembangan zaman. Maka diperlukan usaha-usaha untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang berkembang.

b) Maslahah Mursalah

Maslahah Mursalah yaitu : “menetapkan peraturan atau ketetapan undang-undang yang


tidak disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah atas pertimbangan penarikan kebaikan dan
menghindarkan kerusakan”.

c) Urf

‘Urf adalah kebiasaan masyarakat, baik berupa perkataan, perbuatan maupun kesepakatan
yang dilakukan secara terus menerus dan selanjutnya membentuk semacam hukum tersendiri.

C. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam merupakan kristalisasi nilai-nilai ideal Islam yang diwujudkan
dalam pribadi anak didik. Berikut ini merupakan pendapat para tokoh mengenai tujuan
pendidikan Islam:

a. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia;

b. Persiapan kehidupan di dunia dan akherat;

c. Persiapan mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan;


d. Menumbuhkan scientific spirit pada pelajar dan memuaskan keingintahuan dalam
mengkaji ilmu;

e. Menyiapkan peserta didik dari segi professional.

Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan keimanan,


pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak
mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan beberapa rumusan tujuan pendidikan Islam tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk seorang muslim
sempurna yang berkepribadian mulia, sehat jasmani dan rahani, cerdas dan pandai,
bertaqwa kepada Allah SWT.
Sumber Referensi :

Marimba, A. D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : PT. Alma'arif, 1980.

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1995.

Al-Syaibani, Muhammad al-Toumi, Falsafah Pendidikan Islam(terjemah) Hasan Langgulung,


Jakarta, Bulan Bintang, 1979.

Anda mungkin juga menyukai