Anda di halaman 1dari 13

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

Nama : Luthfi Zamzam Muhammad

NIM : 1211500046

Mata Kuliah : Metode Konstruksi

Jurusan : Teknik Sipil dan Perencanaan

Dosen : Ir. Rachmi Yanita, MT

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

Jl. Raya Puspitek Serpong, Tangerang Banten 15320


Pengertian Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah
lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang kemantapannya
tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan
secara aktif pada struktur dinding sehingga struktur cenderung akan terguling atau akan tergeser.
Dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong tanah serta mencegahnya dari bahaya
kelongsoran. Baik akibat beban air hujan, berat tanah itu sendiri maupun akibat beban yang
bekerja di atasnya.

Kegunaan Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah sudah digunakan secara luas dalam hubungannya dengan jalan raya,
jalan kereta api, jembatan, kanal dan lainnya. Aplikasi yang umum menggunakan dinding
penahan tanah antara lain sebagai berikut:
a. Jalan raya atau jalan kereta api yang dibangun di daerah lereng.
b. Jalan raya atau jalan kereta api yang ditinggikan untuk mendapatkan perbedaan elevasi.
c. Jalan raya atau jalan kereta api yang dibuat lebih rendah agar didapat perbedaan elevasi.
d. Dinding penahan tanah yang menjadi batas pinggir kanal.
e. Dinding khusus yang disebut flood walls, yang digunakan untuk mengurangi/menahan
banjir dari sungai.
f. Dinding penahan tanah yang digunakan untuk menahan tanah pengisi dalam membentuk
suatu jembatan. Tanah pengisi ini disebut approach fill dan dinding penahan disebut
abutments.
g. Dinding penahan yang digunakan untuk menahan tanah di sekitar bangunanatau gedung-
gedung.
h. Dinding penahan tanah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan material seperti
pasir, biji besi, dan lain-lain.
Kegunaan DPT

Jenis-jenis Dinding Penahan Tanah

1. Soldier Pile
a. Pekerjaan Soldier Pile/Stor Cross
Soldier Pile ini berfungsi untuk menahan tanah bangunan yang berada disebelah proyek
pembangunan, agar tidak mengakibatkan tanah pada galian longsor dan dinding bangunan
sebelah tidak roboh dikarenakan beban dinding yang sangat berat. Jarak antar Soldier Pile ini di
buat rapat agar berfungsi sebagaimana yang diinginkan yakni sejarak 20 cm pada setiap
penulangannya.
Penulangan Soldie Pile

b. Spesifikasi teknis
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan (material) , tenaga kerja (manwork) , alat dan
mesin(machine and tools) yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan
baik.
2. Posisi soldeir pile dan dimensi harus disesuaikan dengan gambar kerja (Shop Drawing).
3. Beton yang digunakan adalah mutu beton K-225.
4. Menggunakan besi D10 untuk tulangan pokok, besi D8 untuk tulangan sengkang.
5. Diameter besi dan mutu harus disesuaikan dengan gambar rencana.

c. Material, Manwork, Machine and Tools


d. Teknik Pengawasan
1. Mempelajari gambar kerja (shop drawing) sambil menyesuaikan keadaan di lapangan
agar mengetahui titik soldier pile.
2. Melakukan koordinasi dengan surveyor untuk mengetahui dimana letak titik–titik
soldierpile.
3. Setelah menentukan titik–titik soldier selesai, koordinasikan tukang bor untuk mengebor
titik yg telah di tentukan oleh surveyor.
4. Mengawasi para pekerja melakukan pekerjaan pengeboran, dalamnya pengeboran kurang
lebih sedalam 4 m.Pada saat tukang bor sedang melubangi tanah, koordinasikan kepada
tukang besi untuk mengawasi tukang besi memotong besi tulangan pokok D10 sepanjang
4 m, dan besi begelspiral D8 sepanjang 8 m.
5. Setelah penulangan besi sudah siap, pastikan tukang besi menyiapkan tulangan
begel/sengkang spiral dengan cara di gulung dengan menggunakan roller/penggulung
tulangan spiral.
6. Setelah tulangan spiral siap dan tulangan besi pokok sudah terpotong, tukang besi
merangkainya menjadi satu dengan cara di ikat dengan kawat.
7. Mengecek kesesuaian terhadap gambar kerja apakah diameter besi dan jarak tulangan
sudah sesuai atau belum.
8. Setelah tulangan terangkai dan terikat, arahkan tukang besi untuk memasukan tulangan
spiral tersebut ke dalam lubang yang telah tersedia. Dan langkah selanjutnya adalah
mengarahkan tukang untuk melakukan pengecoran pada soldier pile tersebut.
9. Mengawasipencampuran bahan semen, pasir cor dan kerikil dengan menggunakan molen.
10. Memastikan bahan campuran yang dipakai untuk pengecoran sudah benar.
11. Mengawasi tukang melakukan pengecoran pada soldier pile.
12. Apabila sudah fix, koordinasikan tukang untuk melanjutkan pengecoran.
13. Mengawasi pekerja melakukan pemadatan dengan vibrator setelah campuran beton
dituangkan ke titik Soilder pile.

e. Contoh gambar pekerjaan soldier pile


Penulangan soldie pile

Pemasangan Tulangan

Pemasanagan manual
2. Secant pile
Secant pile atau bisa juga dikenal dengan istilah retaining wall pile beruntun adalah jenis
dinding penahan tanah yang jarak antar-pilenya berdempetan dan saling bersinggungan satu
sama lain yang berguna untuk mendapatkan daya tanah terhadap tekanan tanah (gaya lateral).
Dalam lapangan secant pile digunakan untuk menghindari agar tanah dan material lainya
tidak longsor atau runtuh, juga untuk menjaga kesetabilan dan daya dukung tanah. Untuk
memperkuat kesetabilan tanah dan memperkokoh secant pile maka dapat dilakukan
pengangkuran. Adapun angkur adalah suatu alat yang mengikat pondasi secant pile dengan
tanah,dipasang dengan sudut kemiringan tertentu kedalam tanah.

a. Pelaksanaan pekerjaan secant pile


1. Di titik yang telah ditetapkan, tanah di bor sedalam ukuran yang telahditentukan
(berdasarkan gambar desain), kemudian di cor semen bentonite.
2. Disebelahnya, sesuai dengan arah line (diagram wall) yang direncanakan,di bor lagi
sedalam desain, dengan jarak as lebih kecil dari 2x diameterlubang, kemudian di cor
semen bentonite. Begitu seterusnya hinggaseluruh line diaphragm wall di capai.

3. Tepat ditengah-tengah antara tiang-tiang semen bentonite yang telahselesai di cor (selama
3 hari), dilakukan pengeboran tanah dengandiameter dan kedalaman yang sama. Karena
jarak tepi tiang lebih kecildari diameter, maka selama proses pengeboran tiang-tiang lama
akantergerus. Kemudian dilakukan pengecoran dengan semen bentonite.
Begituseterusnya diantara tiang-tiang yang telah di cor, dengan demikianterbentuklah
dinding yang rapat, terdiri dari tiang-tiang yang saling berpotongan.
4. Bila struktur secant pile diperlukan sebagai struktur penahan tanah selamaproses
penggalian, maka untuk tiang yang tahap kedua di cor betonbertulang (sebagai struktur
penahan).

3. Sheet Pile
Sheet Pile adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah dan untuk
menahan masuknya air ke dalam lubang galian.

Manfaat sheet pile :


 Dinding penahan tanah misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai
 Penahan tebing galian misalnya pada pembuatan fondasi langsung atau fondasi menerus
dan pembuatan basement
 Bangunan- bangunan di pelabuhan misalnya dinding dermaga dan dok kapal
 Bendungan elak

Sheet pile tidak cocok untuk menahan tanah yang sangat tinggi karena akan memerlukan luas
tampang bahan turap yang besar. Selain itu sheet pile juga tidak cocok digunakan pada tanah
yang mengandung banyak batuan, karena menyulitkan pemancangan.

a. Tipe – Tipe Sheet Pile


Tipe sheet pile dapat dibedakan menurut bahan yang digunakan. Bahan Sheet pile tersebut
bermacam–macam, contohnya: kayu, beton bertulang, dan baja.
 Sheet pile kayu
Sheet pile kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi. Karena
tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Sheet pile kayu ini tidak cocok digunakan
pada tanah yang berkerikil karena sheet pile cenderung retak bila dipancang. Bila sheet pile kayu
digunakan untuk bangunan permanen yang berada diatas muka air, maka perlu diberikan lapisan
pelindung agar tidak mudah lapuk. Sheet pile kayu banyak digunakn pada pakerjaan-pekerjaan
sementara, misalnya untuk penahan tebing galian.

Tiang sheet pile yang digunakan adalah papan kayu atau beberapa papan yang digabung
(wakefield piles). Papan kayu kira-kira dengan ukuran penampang 50 mm x 300 mm dengan
takik pada ujung-ujungnya. Tiang wakefield dibuat dengan memakukan tiga papan seca
bersama-sama dimana papan tengahnya dioffset sejauh 50-75 mm. Papan kayu juga bisa ditatik
dalam bentuk tatik lidah. Atau dengan menggunakanbesi yang ditanamkan pada masing-masing
papan setelah tiang dimasukan kedalam tanah.

 Sheet pile beton


Sheet pile beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum dipasang dengan
bentuk tertentu. Balok-balok sheet pile dibuat saling mengkait satu sama lain. Masing-masing
balok, kecuali dirancang kuat menahan beban-beban yang akan bekerja pada waktu
pengangkatannya.
Sheet pile beton ini biasanya digunakan untuk konstruksi berat yang dirancang dengan
tulangan untuk menahan beban permanen setelah konstruksi dan juga untuk menangani tegangan
yang dihasilkan selama konstruksi. Penampang tiang-tiang ini adalah sekitar 500-800 mm lebar
dan tebal 150-120 mm. Ujung bawah turap biasanya dibentuk meruncing untuk memudahkan
pemancangan.

 Sheet pile baja


Sheet pile baja sangat umum digunakan, baik digunakan untuk bangunan permanen maupun
sementara, karena lebih menguntungkan dan mudah penanganannya. Keuntungan-
keuntungannya antara lain:
 Kuat menahan gaya-gaya benturan pada saat pemancangan.
 Bahan turap relative tidak begitu berat
 Dapat digunakan berulang-ulang
 Mempunyai keawetan yang tinggi
 Penyambungan mudah, bila turap dalam keadaan besar.

Tebal sheet pile baja berkisar antara 10-13 mm. Penampang sheet pile bisa berbentuk Z,
lengkung dalam (deep arch), lengkung rendah (low arch) atau sayap lurus (straight web). Interlok
pada sheet pile dibentuk seperti jempol-telunjuk atau bola-keranjang yang bisa dihubungkan
sehingga dapat menahan air.
4. Dinding Penahan Tanah Type Gravitasi (gravity wall)
Dinding ini dibuat dari beton tidak bertulang atau pasangan batu, terkadang pada dinding
jenis ini dipasang tulangan pada permukaan dinding untuk mencegah retakan permukaan
akibat perubahan temperature.

5. Dinding Penahan Tanah Type Kantilever (Cantilever retaining wall)


Dinding ini terdiri dari kombinasi dinding dengan beton bertulang yang berbentuk huruf
T. Ketebalan dari kedua bagian relatif tipis dan secara penuh diberi tulangan untuk
menahan momen dan gaya lintang yang bekerja pada dinding tersebut. Stabilitas
konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah diatas tumit
tapak (hell). Terdapat 3 bagian struktur yang berfungsi sebagai kantiliver, yaitu bagian
dinding vertical ( steem ), tumit tapak dan ujung kaki tapak ( toe ). Biasanya ketinggian
dinding ini tidak lebih dari 6– 7 meter.

6. Dinding Penahan Tanah Type Counterfort (counterfort wall)


Dinding ini terdiri dari dinding beton bertulang tipis yang di bagian dalam dinding pada
jarak tertentu didukung oleh pelat/dinding vertikal yang disebut counterfort (dinding
penguat). Ruang di atas pelat pondasi diisi dengan tanah urug. Apabila tekanan tanah
aktif pada dinding vertical cukup besar, maka bagian dinding vertical dan tumit perlu
disatukan ( kontrafort ) Kontrafort berfungsi sebagai pengikat tarik dinding vertical dan
ditempatkan pada bagian timbunan dengan interfal jarak tertentu. Dinding kontrafort
akan lebih ekonomis digunakan bila ketinggian dinding lebih dari 7 meter.
7. Dinding Penahan Tanah Type Buttress (butters Wall)
Dinding Buttress hampir sama dengan dinding kontrafort, hanya bedanya bagian
kontrafort diletakkan di depan dinding. Dalam hal ini, struktur kontrafort berfungsi
memikul tegangan tekan. Pada dinding ini, bagian tumitlebih pendek dari pada bagian
kaki. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan berat
tanah diatas tumit tapak. Dinding ini dibangun pada sisi dinding di bawah tertekan untuk
memperkecilgaya irisan yang bekerja pada dinding memanjang dan pelat lantai. Dinding
ini lebih ekonomis untuk ketinggian lebih dari 7 meter. Kelemahan dari dinding ini
adalah penahannya yang lebih sulit daripada jenis lainnya dan pemadatan dengan cara
rolling pada tanah di bagian belakang adalah jauh lebih sulit.

Anda mungkin juga menyukai