Anda di halaman 1dari 3

2.6.

Persiapan sebelum Autopsi1


Untuk menghindari masalah yang dapat timbul sewaktu atau sesudah autopsi, ada beberapa
persiapan yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Permintaan tertulis dari penyidik.


Bila telah ada, lihat kelengkapan isi dan penandatanganan yang berwewenang untuk itu. Bila
belum ada, hubungi segera Kepolisian sektor (Polsek) atau Kepolisian resort (Polres) yang
bersangkutan. Permintaan lisan atau per telefon tidak dilayani sampai permintaan tertulis
disampaikan.

2. Kebenaran mayat
Periksa apakah yang akan di autopsi adalah mayat yang dimaksud dalam permintaan visum.
Sesuaikan dengan informasi dalam label (kalau ada) dan keterangan keluarga korban (kalau ada).

3. ‘ Persetujuan Keluarga.’
Menurut KUHAP 134 adalah tanggungjawab penyidik untuk menjelaskan perlu dilakukannya
bedah mayat. Bila penyidik tidak ada maka dokter dapat membantu melakukan penjelasan ini
kepada keluarga korban. Dalam hal ini, untuk keamanan pemeriksaan dokter ‘terpaksa’ meminta
keluarga menandatangani pernyataan tidak/keberatan dilakukan autopsi. Di beberapa pusat
pelayanan autopsi di daerah lain, hal yang seperti ini tidak terjadi. Ini terutama karena
tatalaksana permintaan dan pembuatan visum jenazah dipatuhi sesuai standar prosedur.

4. Keterangan pendukung pemeriksaan.


Keterangan yang didapat dari penyidik atau keluarga korban sangat menolong dalam
pemeriksaan yang akan dilakukan, terutama pada korban mati tiba-tiba, keracunan, luka listrik
dan lain-lain. Demikian pula pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP) bila dihadiri dokter
akan membantu dalam pemeriksaan yang dilakukan dan begitu pula tentang kesimpulan
pemeriksaan.

2.7. Alat-alat yang diperlukan1


Secara standar diperlukan berbagai alat/instrumen untuk melakukan autopsi, antara lain:
1. Pisau bedah mayat (post mortem knife)
2. Pisau pemotong tulang rawan (cartilage knife)
3. Pisau untuk memotong jaringan otak (brain knife)
4. Gunting usus (intestinal scissor)
5. Gunting bedah (surgical scissor)
6. Pinset
7. Sonde tumpul
8. Pemotong tulang (Bone forceps)
9a. Gergaji (Tulang / Kepala), bila perlu gergaji besi
9b. Gergaji listrik
10. Martil dan pahat
11. Timbangan
12. Jarum jahit dan benang
13. Gelas ukur
14. Meteran pengukur panjang
15. Sarung tangan karet
16. Botol mulut lebar dengan penutupnya
17. Gelas objek dan piring petri untuk preparat hapus dan pemeriksaan bakteriologis.

Alat-alat di atas biasanya tersedia lengkap di pusat pelayanan autopsi, namun dokter
dimanapun bertugas tidak perlu memikirkan alat-alat yang serba lengkap untuk pemeriksaan ini.
Beberapa alat dasar seperti pisau yang cukup tajam (walaupun pisau dapur misalnya), gunting,
gergaji besi, beberapa botol untuk pengiriman bahan serta cairan pengawet dan jarum serta
benang sudah memadai untuk pemeriksaan ini. Air yang cukup, kalau bisa mengalir, sangat
membantu.
Beberapa rujukan alat yang dapat disediakan untuk melakukan bedah mayat terdapat
pada tabel 1 dan secara spesifik untuk bedah otak pada tabel 2.
Tabel 1. Instrumen dan peralatan yang berguna untuk pemeriksaan post-mortem

Sumber : Finkbeiner, W. E., Ursell, P. C., & Davis, R. (2009). Autopsy Pathology A Manual and Atlas 2nd
edition. Philadelphia: Elsevier.

Tabel 2. Instrumen dan peralatan untuk memotong otak

Sumber : Finkbeiner, W. E., Ursell, P. C., & Davis, R. (2009). Autopsy Pathology A Manual and Atlas 2nd
edition. Philadelphia: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai