2. Kebenaran mayat
Periksa apakah yang akan di autopsi adalah mayat yang dimaksud dalam permintaan visum.
Sesuaikan dengan informasi dalam label (kalau ada) dan keterangan keluarga korban (kalau ada).
3. ‘ Persetujuan Keluarga.’
Menurut KUHAP 134 adalah tanggungjawab penyidik untuk menjelaskan perlu dilakukannya
bedah mayat. Bila penyidik tidak ada maka dokter dapat membantu melakukan penjelasan ini
kepada keluarga korban. Dalam hal ini, untuk keamanan pemeriksaan dokter ‘terpaksa’ meminta
keluarga menandatangani pernyataan tidak/keberatan dilakukan autopsi. Di beberapa pusat
pelayanan autopsi di daerah lain, hal yang seperti ini tidak terjadi. Ini terutama karena
tatalaksana permintaan dan pembuatan visum jenazah dipatuhi sesuai standar prosedur.
Alat-alat di atas biasanya tersedia lengkap di pusat pelayanan autopsi, namun dokter
dimanapun bertugas tidak perlu memikirkan alat-alat yang serba lengkap untuk pemeriksaan ini.
Beberapa alat dasar seperti pisau yang cukup tajam (walaupun pisau dapur misalnya), gunting,
gergaji besi, beberapa botol untuk pengiriman bahan serta cairan pengawet dan jarum serta
benang sudah memadai untuk pemeriksaan ini. Air yang cukup, kalau bisa mengalir, sangat
membantu.
Beberapa rujukan alat yang dapat disediakan untuk melakukan bedah mayat terdapat
pada tabel 1 dan secara spesifik untuk bedah otak pada tabel 2.
Tabel 1. Instrumen dan peralatan yang berguna untuk pemeriksaan post-mortem
Sumber : Finkbeiner, W. E., Ursell, P. C., & Davis, R. (2009). Autopsy Pathology A Manual and Atlas 2nd
edition. Philadelphia: Elsevier.
Sumber : Finkbeiner, W. E., Ursell, P. C., & Davis, R. (2009). Autopsy Pathology A Manual and Atlas 2nd
edition. Philadelphia: Elsevier.