Anda di halaman 1dari 5

METODE DAUR ULANG POLIURETAN

Muhamad Mushabhanif Ghazy


1606906755
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

Poliuretan merupakan polimer yang terbentuk dari reaksi polyols, alcohol yang memiliki
lebih dari dua gugus aktif hidroksil (-OH) di tiap molekulnya dengan diisocyanate atau polimer
isocyanate (-NCO) dalam katalis dan aditif. Poliuretan juga merupakan polimer ke-6 terbanyak
yang digunakan di seluruh dunia dengan produksi 18 juta ton per tahun, yang berarti produksi
harian dari poliuretan dapat mencapai lebih dari 1 juta m3.
Poliuretan merupakan salah satu dari sekian banyak jenis material plastik yang telah
digunakan sebagai banyak hal seperti busa, cat, adhesive dan lain sebagainya. Akan tetapi
poliuretan memiliki kekurangan yakni mahalnya biaya untuk daur ulangnya dan biaya produksi
untuk benda berbahan dasar poliuretan akan lebih mahal bila dibandingkan dengan jenis polimer
lainnya.
Menurut standar ASTM D5033 proses daur ulang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Daur ulang primer adalah pemrosesan dari produk plastik bekas menjadi produk dengan
karakteristik yang mirip dengan produk aslinya.
- Daur ulang sekunder adalah pemrosesan produk plastik bekas menjadi produk yang
memiliki karakteristik berbeda dari produk aslinya.
- Daur ulang tersier adalah pembuatan bahan kimia dasar atau bahan bakar dari plastik
hasil cacahan (scrap)
- Daur ulang kuarterner adalah pengambilan energi dari scrap plastik bekas dengan
penggunaannya sebagai bahan bakar untuk menghasilkan produk seperti uap, listrik dan
sebagainya.
Metode daur ulang untuk poliuretan dapat dibagi menjadi secara fisik (mekanik), kimia
dan termokimia (thermochemical). Daur ulang mekanis mencakup penggilingan, pencetakan
kompresi, penempelan perekat dan pengikatan limbah dari poliuretan. Metode kimia (Daur ulang
bahan baku) mengubah stuktur kimia dari poliuretan yang merujuk pada penguraian ikatan yang
bertujuan untuk menghasilkan bahan berharga. Metode termokimia merupakan salah satu
alternatif dari daur ulang poliuretan yang bertujuan untuk mengolah kembali poliuretan untuk
dapat digunakan menjadi bahan bakar/energi. Sedangkan pemulihan energi mengacu pada
pembakaran limbah poliuretan, dekomposisi (oleh pirolisis atau hidrogenasi) dan pembakaran
produk.
Sifat termostabil dari mayoritas poliuretan menyebabkan untuk metode daur ulang yang
lebih dipilih adalah proses daur ulang dengan metode chemical recycling process. Berbeda dari
jenis plastik lainnya, untuk poliuretan pembuatannya tidak melalui polimerisasi melainkan
dengan cara kondensasi polimer yang berasa dari sintesis polyols dan isosianat
Proses daur ulang secara fisik meliputi jenis tahapan daur ulang primer dan sekunder.
Proses semacam ini tidak mengubah struktur internal dari polimer. Dalam proses daur ulang
fisik, limbah polimer secara mekanis diubah menjadi serpihan, butiran atau bubuk untuk
digunakan bahan produksi. Proses utama untuk daur ulang secara fisik dari poliuretan adalah:
- Rebounding: Produk polyurethane yang terbuat dari potongan – potongan hasil
pencacahan flexible polyurethane foam dan biasanya digunakan untuk karpet dan matrass
olahraga.
- Regrind atau Powdering: Limbah polyurethane dibentuk menjadi bubuk dan
dicampurkan dengan salah reagen (umumnya dengan poliol hingga 30% wt) untuk
membuat produk poliuretan baru
- Compression Molding. Limbah polyurethane dibentuk menjadi bubuk dan diberikan
tekanan tinggi dan panas dalam cetakan. Itu memungkinkan untuk memperoleh hingga
100 persen konten daur ulang

Proses daur ulang fisik ini berhasil digunakan untuk poliuretan jenis termoplastik tetapi
tidak dapat digunakan untuk yang berjenis termoset dikarenakan sifat termostabil dari poliuretan.
Di sisi lain, proses daur ulang secara kimia memungkinkan untuk dilakukan dan akan didapatkan
unit dasar hidrokarbon yang dikenal sebagai monomer yang dapat digunakan sebagai bahan
sintesis dalam industri petrokimia.
Gambar 1. Skema proses grinding dalam daur ulang poliuretan

Teknik daur ulang secara thermochemical merupakan teknik daur ulang limbah plastik dengan
memanfaatkan suhu dan reaksi kimia untuk mengolah PU sehingga dapat digunakan kembali sebagai
sumber energi. Daur ulang poliuretan secara termochemical terbagi menjadi tiga metode, yaitu:
- Pyrolysis: Proses penguraian dari poliuretan dalam lingkungan yang bebas oksigen untuk
menghasilkan gas dan minyak.
- Gasification: Proses daur ulang secara eksotermis yang dapat menghasilkan panas dan gas
sintesis dengan menggunakan gas H2 dan CO
- Hydrogenation: mirip seperti pirolisis, akan tetapi penguraian dari poliuretan menggunakan
kombinasi dari panas, tekanan dan gas hydrogen.
Gambar 2. Klasifikasi produk kimia yang dihasilkan dari thermochemical recycling

Tujuan utama dalam daur ulang secara kimia adalah untuk memulihkan monomer sebagai
produk ikatan uretana yang rusak dalam kondisi reaksi yang terkendali. Tujuan ini dapat dicapai
dengan menggunakan beberapa metode, yaitu:
a. Hidrolisis: metode daur ulang poliuretan dengan cara mereaksikannya denga air dan
menghasilkan polyols dan amine-based product.
b. Aminolisis: metode daur ulang poliuretan dengan cara mereaksikan limbah poliuretan
dengan senyawa amina seperti dibutilamine, ethanolamine dan lactam pada tekanan dan
temperatur tertentu. Untuk metode ini biasanya kalium dan natrium dapat digunakan
sebagai katalis utama untuk memicu terjadinya reaksi antara limbah poliuretan dengan
senyawa amina
c. Glikolisis: merupakan metode daur ulang secara kimia yang paling sering digunakan
yang secara umum prosesnya adalah dengan memanaskan scrap poliuretan yang terlah
digerus dengan suhu 180 – 220 oC pada high-boiling-point glycols dengan katalis. Glikol
disini akan menempel pada gugus fungsi uretan dan kemudian akan memutuskan
ikatannya yang akan membebaskan polyols dan amines
Gambar 3. The Getzner glycolysis concept

Referensi:

- Review, B., & Wastes, P. F. (n.d.). Brief Review of the Methods of Recycling of
Polyurethane Foam Wastes 2.1, 13–20.
- Simón, D., Borreguero, A. M., Lucas, A. De, & Rodríguez, J. F. (2018). Recycling of
polyurethanes from laboratory to industry , a journey towards the sustainability, 76, 147–
171. https://doi.org/10.1016/j.wasman.2018.03.041
- Zia, K. M., Bhatti, H. N., & Bhatti, I. A. (2007). Methods for polyurethane and
polyurethane composites , recycling and recovery : A review, 67, 675–692.
https://doi.org/10.1016/j.reactfunctpolym.2007.05.004
- Yang, W., Dong, Q., Liu, S., Xie, H., Liu, L., & Li, J. (2012). Recycling and disposal
methods for polyurethane foam wastes, 16, 167–175.
https://doi.org/10.1016/j.proenv.2012.10.023
- Mohammad, M., Nikje, A., Garmarudi, A. B., & Idris, A. B. (2012). Designed Monomers
and Polymers Polyurethane Waste Reduction and Recycling : From Bench to Pilot Scales
Polyurethane Waste Reduction and Recycling : From Bench to Pilot Scales, 5551.
https://doi.org/10.1163/138577211X587618
- https://polyurethane.americanchemistry.com/Polyurethane-Recycling/

Anda mungkin juga menyukai