Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan proses manufaktur dimasa sekarang sudah berkembang


sangat luas, sebagai contohnya pemesinan non-kovensional. Pemesinan non-
konvensional mulai menjadi alternatif untuk proses pemesinan, pembetukan
kompleks, hingga miniaturisasi. Pembentukan benda dengan ketelitian sangat
tinggi sudah bisa dilakukan menggunakan pemesinan non-kovensional. Pada
tahun 1983 Tanigushi memperkenalkan Nanomachining untuk proses
miniaturisasi dengan rentang ketelitian tingkat submikron ke atom individu atau
molekul antara 100 nanometer dan 0,1 nanometer (El-Hofy H., 2005).

Pemesinan non-konvensional memiliki berbagai jenis, salah satunya


Abrasive Water Jet Machining (AWJM). Abrasive Water Jet Machining
merupakan teknologi ramah lingkungan yang digunakan diberbagai variasi
material, mulai dari material yang keras hingga rapuh seperti untuk memotong
batu hias, polimer, komposit, kayu, kaca, dan lain-lain (J. A. Porter, 2007).
Pengaruh penggunaan AWJM pada sektor industri meningkat, dikarenakan
memungkinkan pemrosesan berbagai jenis variasi bahan material dan juga
memiliki pengaruh termal yang rendah pada saat proses pemotongan (Kumar,
2018).

Abrasive Water Jet Machining memerlukan air bertekanan tinggi sekitar


55.000 Psi dan material abrasif (Chacko et. al., 2003). Berbeda dengan Water Jet
Machining yang hanya menggunakan air bertekanan tinggi selama proses
pemotongan berlangsung. Pemilihan material abrasif harus berdasarkan pada sifat
dari material abrasif itu sendiri, terutama pada kekerasan material abrasif.
Kekerasan material abrasif yang tinggi akan mempengaruhi efisiensi proses
AWJM (A. A. Khan & M. Y. Ali, 2011). Suatu penelitian tentang AWJM
menggunakan Silicon Carbide (SiC) sebagai material abrasifnya, tetapi survei
yang telah dilakukan menunjukan 90% AWJM menggunakan material abrasif
Garnet (Mort, 1995). Hal ini menunjukan bahwa material abrasif bisa
divariasikan.

Marmer merupakan batuan metamorfosa yang tercipta dari transformasi


batu kapur murni. Marmer yang hanya terdiri dari kalsit (100% CaCO3)
mempunyai warna putih (J. Chavhan, 2014). Penggunaan marmer secara umum
sebagai bahan industri yang nilai ekonomisnya sangat baik. Limbah dari proses
penggergajian marmer berbentuk kerikil, pasir dan serbuk yang mengandung
Kalsium Oksida (CaO) sebanyak 55,07% sisanya Silikon Dioksida (SiO2) sebayak
0,13% dan Alumunium Dioksida (Al2O3) serta bahan lain (Wihardi, 2006).
Kabupaten Tulungagung mempunyai industri marmer yang besar, pemanfaatan
limbah industri marmer berbentuk butiran butiran berukuran kurang dari 1 cm
digunakan sebagai traso. Traso digunakan sebagai campuran semen putih dan
dibentuk menjadi berbagai kerajian seperti pot bunga, asbak, batu nisan, dan lain-
lain. Penelitian terbaru untuk serbuk marmer digunakan sebagai campuran beton,
bata beton pejal dan berlubang. Adapun penelitian tentang sifat mekanik komposit
marmer/resin dengan komposisi 50/50 mempunyai kekuatan tarik sebesar 6,63
MPa, modulus Elastisitas sebesar 39 MPa, serta kekuatan tekan sebesar -2,41
MPa, dan juga nilai kekerasan sebesar 93,33 HRR (Husaini, 2017).

Penggunaan serbuk marmer pada proses AWJM akan memberikan


dampak pada sepesimen yang berbeda karena sifat mekanik dari serbuk marmer
yang sudah dikemukaan, sehingga proses AWJM menggunkan serbuk marmer
sebagai material abrasif bisa dilaksanakan.

1.2 Rumusan Malalah

Berdasarkan latar belakan yang sudah dipaparkan, maka rumusan masalah


dari penelitian ini sebagai berikut.

a. Berapa MRR (Material Removal Rate) dari AWJM menggunakan serbuk


marmer ?
b. Bagaimana kekasaran dari hasil pemotongan AWJM menggunakan sermbuk
marmer ?

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari proses AWJM yang
menggunakan serbuk marmer sebagai material abrasifnya untuk memotong pelat
Aluminium.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini sebagai berikut.

a. Menggunakan serbuk marmer dari limbah industri marmer di Tulungagung.

b. Menggunakan tekanan mesinAWJM sebesar 300 MPa.

c. Kecepatan aliran air 1000 m/s.

d. Bahan spesimen dari aluminum dengan tebal 10 mm.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan memiliki manfaat sebagai berikut.

a. Bagi pembaca
Pembaca diharapkan mendapatkan pembelajaran tentang pemesinan non-
konvesional terutama pada proses AWJM (Abrsive Water Jet Machining).
Mendapatkan pengetahuan pengolahan limbah industri marmer berbentuk serbuk
yang tidak hanya digunakan untuk campuran beton dan bata beton melainkan
dapat digunakan untuk material abrasif pada AWJM.
b. Bagi peneliti
Manfaat bagi peneliti yaitu dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan
dengan sedikit variasi untuk menjadi inovasi yang dapat direalisasikan dan
bermaanfaat pada proses manufaktur.

Anda mungkin juga menyukai