Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia industri manufakturing semakin berkembang begitu juga material
yang digunakan dalam dunia industri juga semakin berkembang. Material logam
merupakan material yang sering digunakan dalam dunia industri, namun material
logam memiliki beberapa kekurangan yang jelas yaitu kecenderungan logam untuk
mengalami kakisan atau karat dimana hal ini menyebabkan kerugian serta
penambahan biaya yang berlebih dalam proses manufakturing logam. Komposit
memilki kelebihan sifat mekanikal dan fisikal, serta daya guna yang lebih baik dari
pada logam (Misran, 2013). Berdasarkan alasan tersebut komposit sekarang ini
banyak dikembangkan dalam dunia perindustrian.
Komposit merupakan suatu material hasil penggabungan antara dua
material atau lebih dengan sifat fisis yang berbeda dengan tujuan menemukan
material baru yang memiliki sifat lebih baik daripada material penyusunnya
(Jonathan, 2013 dalam Unknown). Bahan penyusun komposit yang utama adalah
matrik dan bahan penguat. Matrik yang sering digunkan dalam pembuatan
komposit adalah resin polyester, karena memiliki kekurangan sifatnya yang kaku
dan rapuh maka untuk meningkatkan kekuatannya diberikan bahan penguat berupa
serat, baik serat buatan maupun serat alami.
Komposit serat Mendong merupakan hasil komposit yang dibuat oleh Dr.
Heru Suryanto, S.T., M.T. Komposit serat Mendong merupakan komposit dengan
menggunakan serat alami yaitu berupa serat Mendong, karena menggunakan
penguat serat alami maka komposit ini memiliki sifat yang ramah lingkungan.
Komposit serat Mendong merupakan material baru dan juga material khas karena
serat Mendong sendiri yang hanya ada di kecamatan Wajak, Malang. Berdasarkan
alasan tersebut serat Mendong masih belum banyak dilakukan penelitian mengenai
proses manufaktur dari komposit tersebut.
Komposit memiliki kandungan serat penguat yang berfungsi untuk
mengurangi kerapuhan dari matrik komposit. Pemberian serat pada komposit
memiliki kekurangan saat material komposit dilakukan proses pemesinan, yaitu
dimana terdapat serat yang tidak terpotong secara sempurna pada hasil permukaan
benda kerja setelah proses pemesinan. Berdasarkan masalah diatas salah satu cara
mengatasinya adalah dengan cara menggetaskan material komposit terlebih dahulu.
Keadaan cryogenic merupakan cabang dari ilmu fisika yang berurusan
dengan produksi suhu yang sangat rendah juga pengaruhnya pada suatu material
yang terjadi tidak secara alami dimana kemudian digunakan untuk studi alam atau
industri manusia. Suhu cryogenic adalah dibawah 120 K, cairan yang biasa
digunakan untuk cryogenic adalah Metana, Oksigen, Argon, Nitrogen, Neon, dan
Helium. Material yang berada pada suhu cryogenic akan berubah menjadi getas,
namun saat suhu material kembali pada keadaan normal tidak akan terjadi tegangan
sisa yang terdapat pada material karena tidak menggunakan hot working.
Milling merupakan salah satu dari sekian banyak proses pemesinan
konvensional. Mesin milling berfungsi untuk menyelesaikan suatu permukaan dari
benda kerja dengan menggunakan pisau pada arbor yang berputar, dimana benda
kerja terpasang pada meja dengan bantuan pencekam (Amstead, 1992). Proses
pemesinan milling cocok digunakan untuk mengamati kekasaran permukaan
material karena fungsi milling yang mana berdungsi untuk menyelesaikan suatu
luasan bidang permukaan material.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kualitas dari permukaan komposit
serat Mendong pada keadaan cryogenic setelah proses pemesinan milling.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas permukaan
dari komposit serat Mendong pada keadaan cryogenic dibandingkan dengan
material yang hanya pada suhu ruangan.

1.4 Batasan Masalah


Batasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan komposit serat Mendong dengan dimensi 50 × 50 × 20 mm
b. Menggunakan mesin milling konvensional vertical
c. Kedalaman pemakanan 5 mm
d. Feed rate yang digunakan 100 mm/menit
e. Spindel speed 800 rpm
f. Suhu yang digunakan adalah suhu ruangan, suhu -80 °C, suhu -120 °C, dan
suhu -180 °C.
g. Cairan cryogenic yang digunakan adalah Nitrogen cair, dibantu dengan Dry
ice
h. Menggunakan pisau endmill dengan diameter 5 mm

1.5 Manfaat
Penelitian yang dilakukan diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Bagi peneliti
Manfaat yang diperoleh peneliti adalah menerapkan ilmu yang didapatkan
untuk memecahkan masalah dalam proses manufaktur suatu material.
2. Bagi pembaca
Manfaat yang diperoleh pembaca dari penelitian ini adalah bahwa material
dalam proses manufaktur tidak hanya logam saja tapi juga komposit, proses
manufaktur tidak terbatas pada hot working tapi juga bias cold working,
pembaca juga dapat mengetahui bahwa suhu dingin dapat dimanfaatkan untuk
mempermudah proses manufaktur.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Manfaat yang diperoleh oleh peneliti selanjutnya adalah penelitian ini bias
dijadikan referensi penelitian lebih lanjut mengenai pemesinan yang
memanfaatkan keadaan cryogenic.

Anda mungkin juga menyukai