Anda di halaman 1dari 16

Impact of Skeletal Muscle Mass on

Long-Term Adverse Cardiovascular


Outcomes in Patients With Chronic
Kidney Disease
Pembimbing :
dr. Maria R. Iryaningrum, Sp.PD-KGH

Oleh:
Steffi Putri Erlani Hidayat 201706010003
Yovita Alviany 201706010067
Anthony Yauwono 201706010007
Pendahuluan
Hilangnya massa
otot skeletal
Sarkopenia
Disfungsi otot skeletal
BACKGROUNDS
Sarkopenia sebagai faktor prognostik baru untuk penyakit
kardiovaskular

Massa otot rangka tidak secara rutin dinilai dalam praktik klinis

Hubungan antara massa otot rangka dan kejadian penyakit


kardiovaskular pada pasien CKD → penilaian lebih lanjut.

Tujuan penelitian: mengevaluasi nilai prediktif massa otot


rangka untuk kemungkinan terjadinya kejadian penyakit
kardiovaskular di masa depan pada pasien CKD asimtomatik.
• Peserta: Pasien klinik rawat jalan Departemen
Nefrologi Rumah Sakit Universitas Nagoya (Januari
2008 - Desember 2012)
• Kriteria eksklusi:
o 34 pasien → tidak melakukan CT abdomen
o 7 pasien → mengidap keganasan aktif
o 5 pasien → tidak dapat dihitung indeks massa otot
METODE psoasnya (PMI)
o 1 pasien → fusi tulang belakang lumbar dengan

PENELITIAN sekrup pedikel dan batang pada tingkat umbilicus


o 79 pasien → perkiraan nilai laju filtrasi glomerulus
(eGFR) > 60 ml/menit/1,73 m2
Total peserta: 226 pasien CKD asimptomatik

(median perkiraan GFR: 36,7 ml /menit/1,73 m2
•Sampel darah diambil setelah puasa
semalaman selama 12 jam.
•eGFR dihitung menggunakan
METODE persamaan untuk mata pelajaran
Jepang yang direkomendasikan oleh
PENELITIAN Perhimpunan Nefrologi Jepang:
➢ eGFR (ml/mnt /1,73 m2) = 194 x SCr ─ 1,094
x usia ─ 0,287 x 0,793 (jika wanita)
•Morfologi ginjal dan massa otot rangka
dinilai dan dikuantifikasi menggunakan
CT scan nonkontras
•Area penampang otot psoas bilateral →
METODE indikator massa otot rangka diukur
menggunakan penelusuran manual pada
PENELITIAN tingkat umbilikal
•PMI = luas penampang otot psoas
bilateral/tinggi2 (cm2/m2 ).
Gambar 1. Gambar CT cross-sectional dan ROI pada level umbilikal. Garis putih
menunjukkan otot psoas bilateral yang diukur dengan penelusuran manual. PMI =
area otot psoas (cm2)/tinggi2 (m2). Gambar representatif cross-sectional dari volume
otot psoas pada pasien dengan PMI rendah 4,0% (A) dan ACI 11,0% (B). ROI =
region of interest
• Pengukuran PMI oleh 2 dokter yang tidak
mengetahui karakteristik klinis pasien
• Reliabilitas dihitung menggunakan koefisien
korelasi intraclass → 0.97 (confidence interval [CI]
95%, 0.95-0.97, p <0.001) dan 0.97 (CI 95%,
0.96-0.99, p <0.001)

METODE • Rentang PMI berbeda berdasarkan jenis kelamin


→ nilai cut-off yang berbeda, menggunakan
receiver operating characteristic curves untuk MACE
PENELITIAN pada pria dan wanita.
• Nilai cut-off PMI: 7.17 (area di bawah receiver
operating characteristic curve [AUC] = 0.57) dan 5.13
cm2/m2 (AUC = 0.61) untuk pria dan wanita →
pasien dibagi menjadi 2 kelompok: PMI rendah (n
= 110) dan PMI tinggi (n = 156).
• Analisis statistic → perangkat lunak SPSS versi 23
untuk Windows dan perangkat lunak R versi 3.3.1
• Perbedaan statistik dinilai menggunakan t Student
test (untuk variabel kontinu terdistribusi normal)
atau Mann-Whitney U test (untuk variabel
terdistribusi asimetris

METODE • Perbedaan dalam variabel


menggunakan uji chi-square.
kategori dinilai

PENELITIAN • Analisis Kaplan-Meier digunakan untuk


memperkirakan event-free survival, dengan
perbandingan menggunakan uji log-rank
• Nilai p <0.05 → signifikan secara statistik.
Total responden: 266 pasien
Usia rata-rata: 71 tahun
Rata-rata eGFR: 36.7 ml/min/1.73 m2
Pada follow up selama 3.2 tahun → 39

HASIL responden terdiagnosis MACE.


HASIL
• Insidensi kematian dan revaskularisasi
koroner pada pasien dengan PMI rendah
lebih tinggi
• Angka kejadian infark miokard dan gagal
jantung lebih tinggi pada kelompok PMI
rendah (tidak bermakna secara statistik)
• Kebiasaan merokok dan kadar CRP tinggi
terkait MACE (tidak bermakna secara

HASIL statistik)
• Definisi sarkopenia menurut European Working
Group on Sarcopenia in Older People
– massa otot yang rendah dengan kekuatan otot
yang melemah dan atau penurunan aktivitas
• Komplikasi sarkopenia
– Sedentary lifestyle
– Menurunkan kualitas hidup
DISKUSI – Risiko kardiovaskular
• Penelitian ini menemukan PMI yang rendah
pada CKD stadium rendah (stadium 3)
– Didukung data hubungan PMI yang rendah
dengan eGFR
– Memiliki risiko 2,9x lipat kardiovaskular
• C-index, NRI dan IDI
• Ditemukan massa otot yang rendah dengan
DISKUSI Major adverse cardiovascular event (MACE) pada
pasien yang tidak menerima hemodialisa
– Intervensi :
• Kekuatan otot & nutrisi
• Beberapa kelemahan dari penelitian :
– Sampel yang sedikit dan sempit
– Hanya mengukur massa otot
– Data yang didapat hanya dari rekam medis.
– Tidak mengukur biomarker dari sarkopenia
• Resistensi insulin
DISKUSI • Penurunan hormon seksual
• Resitensi GH
DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai