Anda di halaman 1dari 11

Beberapa wanita memiliki tingkat kadar gula darah (glukosa) yang tinggi sepanjang masa

kehamilannya. Namun apakah ini akan berpengaruh pada bayi yang dilahirkan?

Kadar gula darah yang tinggi pada wanita hamil dapat memengaruhi bayi setelah lahir.

Bayi yang lahir dari ibu dengan penyakit diabetes sering lahir dengan ukuran lebih besar
dibandingkan bayi lainnya. Organ dalam seperti liver, kelenjar adrenal, dan jantung
cenderung membesar.

Bayi seperti ini biasanya akan mengalami masa di mana kadar gula darah mereka rendah
(hipoglikemia) tak lama setelah lahir, karena meningkatnya kadar insulin di dalam darah
mereka. Insulin adalah zat yang menggerakkan kadar gula (glukosa) dari darah ke dalam
jaringan tubuh. Kadar gula darah si bayi perlu diawasi dalam waktu 12-24 jam pertama
setelah kelahiran.

Ibu dengan diabetes yang kurang terkontrol juga lebih mungkin untuk mengalami keguguran
atau bayi mereka lahir tapi sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Proses kelahiran biasanya
sulit jika ukuran si bayi besar. Hal ini dapat meningkatkan risiko cedera pleksus brakialis dan
trauma lainnya selama melahirkan.

Jika si ibu sudah menderita diabetes sebelum masa kehamilannya, maka bayinya memiliki
peningkatan risiko cacat saat lahir jika penyakit diabetes si Ibu tidak dikendalikan dengan
baik.

Gejala
 Warna kulit biru atau berbintik-bintik
 Denyut jantung cepat, nafas cepat (tanda-tanda paru-paru yang belum sempurna atau
gagal jantung)
 Kulit bayi kuning
 Tidak mau makan atau nafsu makan buruk
 Lesu, menangis lemah (tanda-tanda gula darah rendah yang parah)
 Wajah bengkak
 Kulit tubuh kemerahan
 Gemetar segera setelah lahir

Pemeriksaan
Sebelum bayi lahir:

 USG pada ibu dilakukan beberapa bulan terakhir kehamilan untuk menilai
perkembangan bayi yang hasilnya akan menunjukkan bahwa bayi cukup besar untuk
usia kehamilan.
 Pengujian kematangan paru-paru dapat dilakukan pada cairan ketuban, jika bayi akan
dilahirkan lebih dari 1 minggu sebelum tanggal jatuh tempo.

Setelah bayi lahir:


 Tes dapat menunjukkan apakah bayi memiliki kadar gula darah rendah dan kalsium
darah rendah.
 Ekokardiogram bisa menunjukkan kondisi pembesaran jantung yang tidak normal,
yang dapat dibarengi dengan gagal jantung.

Pengobatan
Semua bayi yang lahir dari ibu yang mengidap diabetes harus diuji mendeteksi gejala gula
darah rendah (hipoglikemia), bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala. Jika bayi
menunjukkan salah satu gejala gula darah rendah, tes dapat dilakukan selama beberapa hari.
Tes akan terus dilanjutkan sampai gula darah bayi bisa kembali stabil sambil tetap diberi ASI
secara normal.

Dalam beberapa kasus ringan, pemberian ASI setelah melahirkan dapat berkhasiat untuk
mencegah gula darah rendah. Kadar gula darah rendah yang tidak kembali normal dengan
cepat dapat ditangani dengan pemberian gula (glukosa) dan air yang diberikan melalui nadi.

Kasus yang jarang terjadi adalah saat bayi mungkin membutuhkan bantuan pernafasan atau
obat-obatan untuk mengobati efek diabetes lainnya. Kadar bilirubin yang tinggi ditangani
dengan terapi cahaya (fototerapi). Selain itu dalam kasus yang juga jarang terjadi, darah bayi
akan diganti dengan darah dari donor (transfusi tukar) untuk menangani masalah ini.

Seringkali, gejala yang terjadi pada bayi akan hilang dalam beberapa minggu. Namun jika
kondisi jantung mereka membesar, mungkin akan butuh beberapa bulan bisa sembuh.

Kemungkinan komplikasi
 Cacat jantung kongenital
 Gagal jantung
 Kadar bilirubin tinggi (hiperbilirubinemia) yang dapat menyebabkan kerusakan otak
permanen jika tidak diobati
 Fungsi paru-paru belum sempurna
 Neonatal polisitemia (sel darah merah lebih banyak dari biasanya) yang dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah atau hiperbilirubinemia
 Gula darah rendah akut yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen
 Sindrom usus kiri kecil yang dapat menyebabkan gejala penyumbatan usus
 Meninggal saat lahir

Kapan saatnya menghubungi dokter


Jika Anda sedang hamil dan mendapatkan perawatan kehamilan secara rutin, tes rutin akan
menunjukkan bahwa Anda sedang sakit/menunjukan gejala diabetes gestasional.

Jika Anda sedang hamil dan memiliki penyakit diabetes yang tidak terkendali, segera
hubungi dokter Anda.

Jika Anda sedang hamil dan tidak mendapatkan perawatan prenatal, hubungi penyedia
layanan kesehatan Anda untuk melakukan diskusi. Anda juga dapat menghubungi Dinas
Jika si ibu sudah menderita diabetes sebelum masa kehamilannya, maka bayinya memiliki
peningkatan risiko cacat saat lahir jika penyakit diabetes si Ibu tidak dikendalikan dengan
baik.

Gejala
 Warna kulit biru atau berbintik-bintik
 Denyut jantung cepat, nafas cepat (tanda-tanda paru-paru yang belum sempurna atau
gagal jantung)
 Kulit bayi kuning
 Tidak mau makan atau nafsu makan buruk
 Lesu, menangis lemah (tanda-tanda gula darah rendah yang parah)
 Wajah bengkak
 Kulit tubuh kemerahan
 Gemetar segera setelah lahir

Pemeriksaan
Sebelum bayi lahir:

 USG pada ibu dilakukan beberapa bulan terakhir kehamilan untuk menilai
perkembangan bayi yang hasilnya akan menunjukkan bahwa bayi cukup besar untuk
usia kehamilan.
 Pengujian kematangan paru-paru dapat dilakukan pada cairan ketuban, jika bayi akan
dilahirkan lebih dari 1 minggu sebelum tanggal jatuh tempo.

Setelah bayi lahir:

 Tes dapat menunjukkan apakah bayi memiliki kadar gula darah rendah dan kalsium
darah rendah.
 Ekokardiogram bisa menunjukkan kondisi pembesaran jantung yang tidak normal,
yang dapat dibarengi dengan gagal jantung.

Pengobatan
Semua bayi yang lahir dari ibu yang mengidap diabetes harus diuji mendeteksi gejala gula
darah rendah (hipoglikemia), bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala. Jika bayi
menunjukkan salah satu gejala gula darah rendah, tes dapat dilakukan selama beberapa hari.
Tes akan terus dilanjutkan sampai gula darah bayi bisa kembali stabil sambil tetap diberi ASI
secara normal.

Dalam beberapa kasus ringan, pemberian ASI setelah melahirkan dapat berkhasiat untuk
mencegah gula darah rendah. Kadar gula darah rendah yang tidak kembali normal dengan
cepat dapat ditangani dengan pemberian gula (glukosa) dan air yang diberikan melalui nadi.

Kasus yang jarang terjadi adalah saat bayi mungkin membutuhkan bantuan pernafasan atau
obat-obatan untuk mengobati efek diabetes lainnya. Kadar bilirubin yang tinggi ditangani
dengan terapi cahaya (fototerapi). Selain itu dalam kasus yang juga jarang terjadi, darah bayi
akan diganti dengan darah dari donor (transfusi tukar) untuk menangani masalah ini.

Seringkali, gejala yang terjadi pada bayi akan hilang dalam beberapa minggu. Namun jika
kondisi jantung mereka membesar, mungkin akan butuh beberapa bulan bisa sembuh.

Kemungkinan komplikasi
 Cacat jantung kongenital
 Gagal jantung
 Kadar bilirubin tinggi (hiperbilirubinemia) yang dapat menyebabkan kerusakan otak
permanen jika tidak diobati
 Fungsi paru-paru belum sempurna
 Neonatal polisitemia (sel darah merah lebih banyak dari biasanya) yang dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah atau hiperbilirubinemia
 Gula darah rendah akut yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen
 Sindrom usus kiri kecil yang dapat menyebabkan gejala penyumbatan usus
 Meninggal saat lahir

Kapan saatnya menghubungi dokter


Jika Anda sedang hamil dan mendapatkan perawatan kehamilan secara rutin, tes rutin akan
menunjukkan bahwa Anda sedang sakit/menunjukan gejala diabetes gestasional.

Jika Anda sedang hamil dan memiliki penyakit diabetes yang tidak terkendali, segera
hubungi dokter Anda.

Jika Anda sedang hamil dan tidak mendapatkan perawatan prenatal, hubungi penyedia
layanan kesehatan Anda untuk melakukan diskusi. Anda juga dapat menghubungi Dinas
Kesehatan untuk meminta petunjuk tentang cara mendapatkan perawatan prenatal yang
dibantu negara.

Pencegahan
Wanita yang mengidap diabetes membutuhkan perawatan khusus selama kehamilan untuk
mencegah terjadinya komplikasi. Mengontrol gula darah dan mendiagnosis diabetes
gestational sejak dini dapat mencegah terjadinya berbagai masalah.

Tes kesehatan paru-paru dapat membantu mencegah komplikasi pernafasan yang dapat
terjadi jika bayi yang lahir seminggu lebih awal dari tanggal lahir yang diperkirakan dokter.

Berhati-hati dalam memantau bayi di jam pertama setelah kelahiran dapat mencegah
terjadinya komplikasi karena gula darah rendah. Pemantauan dan pengobatan dalam beberapa
hari pertama dapat mencegah komplikasi akibat tingkat bilirubin yang tinggi.

BACA JUGA:

 Faktor-faktor pemicu risiko diabetes tipe 2


 Komplikasi diabetes: syok insulin
 Diabetes gestasional: diabetes yang terjadi saat sedang hamil

Bagikan artikel ini:

 51Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)51


 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)

Direview tanggal: September 17, 2018 | Terakhir Diedit: September 17, 2018

Sumber
Ingin hidup lebih sehat dan bahagia?
Dapatkan update terbaru dari Hello Sehat seputar tips dan info kesehatan

Artikel sejenis

Pelajari
Waspada, Ini Tandanya Jika Anda Sudah Kecanduan Gula

Pelajari
4 Cara Agar Tak Kena Diabetes Meski Orangtua Anda Mengidap Diabetes

Hadapi
7 Tips untuk Ibu Hamil Supaya Tetap Sehat Meski Punya Diabetes
Pelajari
Pengobatan Diabetes: Insulin Pintar

Kesehatan untuk meminta petunjuk tentang cara mendapatkan perawatan prenatal yang
dibantu negara.

Pencegahan
Wanita yang mengidap diabetes membutuhkan perawatan khusus selama kehamilan untuk
mencegah terjadinya komplikasi. Mengontrol gula darah dan mendiagnosis diabetes
gestational sejak dini dapat mencegah terjadinya berbagai masalah.

Tes kesehatan paru-paru dapat membantu mencegah komplikasi pernafasan yang dapat
terjadi jika bayi yang lahir seminggu lebih awal dari tanggal lahir yang diperkirakan dokter.

Berhati-hati dalam memantau bayi di jam pertama setelah kelahiran dapat mencegah
terjadinya komplikasi karena gula darah rendah. Pemantauan dan pengobatan dalam beberapa
hari pertama dapat mencegah komplikasi akibat tingkat bilirubin yang tinggi.

Dikutip dari Babycenter, Selasa (27/7/2010) ada beberapa dampak pada bayi jika ibu hamil kena
diabetes:

1. Kelebihan gula dalam darah dan insulin ini bisa menyebabkan bayi memiliki lebih banyak lemak
terutama di bagian atas tubuhnya sehingga berat badannya menjadi besar.

Kondisi ini disebut dengan makrosomia dan kemungkinan bayi terlalu besar untuk dilahirkan melalui
proses normal sehingga lebih banyak melahirkan secara caesar.

Beberapa saat setelah bayi dilahirkan, ada kemungkinan bayi memiliki kadar gula darah yang rendah
(hipoglikemia). Hal ini disebabkan tubuhnya masih memproduksi insulin berlebih sebagai respons
dari asupan glukosa yang tinggi dari ibunya.

Jika dokter mengetahui bahwa ibunya mengalami diabetes gestational, maka bayi yang baru lahir
tersebut akan dites kadar gula darahnya dengan mengambil setetes darah dari tumit bayi. Jika
kadarnya rendah maka bayi akan segera disusui, namun jika terlalu parah bayi kemungkinan diberi
larutan glukosa IV.

2. Bayi berisiko lebih tinggi terkena penyakit kuning (jaundice), polycuthemia (peningkatan jumlah
sel darah merah dalam darah) dan hypocalcemia (kadar kalsium rendah dalam darah).

3. Jika kontrol kadar gula darahnya buruk, ada kemungkinan fungsi jantung dari bayi bisa
terpengaruh.

4. Sedangkan bagi ibu hamilnya berisiko dua kali lebih tinggi terkena pre-eklamsia.

Pada umumnya diabetes gestational tidak memiliki gejala yang khusus. Itulah sebabnya hampir
semua perempuan hamil perlu memeriksakan kadar glukosanya pada usia kehamilan 24-28 minggu.
Jika hasilnya menunjukkan positif, maka diperlukan kontrol gula darah yang baik dan menjaga
asupan makanannya.

Ibu hamil yang rentan kena diabetes jika memiliki berat badan berlebih, memiliki riwayat diabetes
gestational sebelumnya atau memiliki riwayat diabets yang kuat dalam keluarga.

Dampak preeklampsia berat akan memberikan risiko berbeda pada tiap janin. Dampak utama
pada janin adalah kekurangan gizi akibat kekurangan pasokan darah dan makanan ke
plasenta, hal ini mengarah ke gangguan pertumbuhan si bayi di dalam kandungan. Janin bisa
berisiko lahir cacar hingga lahir mati, akibat tidak mendapatkan makanan yang cukup.

Penelitian lanjutan juga sudah banyak menunjukkan bahwa preeklampsia pada ibu hamil bisa
membuat bayi berisiko terkena penyakit tertentu. Ini disebabkan karena janin harus bertahan
dengan pasokan nutrisi yang terbatas sewaktu di dalam kandungan. Dalam hal ini, mereka
akan mengubah struktur dan metabolisme mereka secara permanen.

Perubahan ini mungkin akan menjadi penyebab dari sejumlah penyakit di kemudian hari,
termasuk penyakit jantung koroner dan gangguan terkait seperti stroke, diabetes dan
hipertensi.

Bayi yang ukuran tubuhnya kecil atau tidak proporsional pada saat lahir, atau yang telah
mengalami perubahan pertumbuhan plasenta, kini diketahui telah memiliki risiko lebih besar
untuk mengalami penyakit jantung koroner, hipertensi dan diabetes non-insulin saat dewasa.

enialian apgar harus segera di lakukan 1 menit begitu bayi lahir dan diulang tiap interval 5
menit sampai di peroleh nilai apgar yang merujuk pada kondisi bayi normal. Jika setelah
beberapa kali penilaian, nilai apgar tetap rendah (antara 0-3) maka besar kemungkinan hal ini
mengindikasi resiko tinggi terjadinya kematian atau penyakit. Bayi yang lahir normal
biasanya dapat di lihat dari nilai apgar pada menit pertama dan lima menit kemudian.
Penilaian apgar pertama menunjukan toleransi bayi terhadap proses kelahirannya. Sedangkan
penilaian apgar 5 menit menunjukan toleransi bayi terhadap lingkungan.

Metode nilai apgar ini pertama kali di perkenalkan oleh seorang dokter anestesi Virginia
Apgar pada 1952. Awal mulanya metode ini di kembangkan untuk mengetahui pengaruh
anestesi obstetrik terhadap bayi. Entah bagaimana ceritanya sampai metode ini kemudian di
gunakan untuk mendeteksi kelainan pada bayi ketika baru di lahirkan. Yang jelas metode
penilaian apgar ini sangat penting dan merupakan prosedur yang wajib di lakukan pada suatu
proses kelahiran. Terutama untuk mencegah terjadinya asfiksia yg tidak terdeteksi yang
merupakan penyebab kematian tertinggi pada bayi yang baru lahir. Untuk mengetahui apa
saja penyebab Asfiksia pada bayi silah baca di SINI.

Skor APGAR adalah suatu metode yang dipakai untuk memeriksa keadaan bayi yang baru
lahir. Skor APGAR ditemukan oleh dr. Virginia Apgar pada tahun 1952 untuk menilai status
klinis bayi yang baru lahir pada usia 1 menit dan menilai kebutuhan intervensi segera untuk
merangsang pernafasan. [1] Dr. Apgar kemudian menerbitkan penelitian lanjutan yang
mencakup lebih banyak pasien. [2]

Pada tahun 1961, dr. Joseph Butterfield memperkenalkan bentuk mnemonic dari APGAR
untuk memudahkan sejawat mengingat komponen dari Skor APGAR.

Komponen dari Skor APGAR adalah:

 A = Appearance (warna kulit)


 P = Pulse (denyut jantung)
 G = Grimace (refleks)
 A = Activity (tonus otot)
 R = Respiration (pernafasan)

Skor APGAR dihitung pada menit ke-1 dan ke-5 untuk semua bayi, kemudian dilanjutkan
setiap 5 menit sampai menit ke-20 untuk bayi dengan skor APGAR kurang dari 7. [3]

Skor APGAR menghitung kuantitas dari tanda-tanda klinis depresi neonatal, seperti sianosis
atau muka pucat, bradikardia, depresi refleks respon terhadap stimulus, hipotonus, dan apnu
atau respirasi yang terganggu.

Skor APGAR tidak dipakai untuk menilai mortalitas seorang bayi dan tidak dapat digunakan
untuk menilai kesehatan atau keadaan neurologis bayi di masa mendatang

Cara Penilaian Skor APGAR

1. Warna Kulit

 2 poin = Warna kulit pink pada tubuh dan ekstrimitas


 1 poin = warna kulit biru pada ekstrimitas, warna kulit pink pada tubuh
 0 poin = warna kulit seluruh tubuh dan ekstrimitas biru

2. Denyut Jantung

 2 poin = >100 kali/menit


 1 poin = <100 kali/menit
 0 poin = tidak ada denyut jantung
o Denyut jantung dihitung dengan menggunakan stetoskop atau dengan
menggunakan dua jari. Denyut jantung dihitung selama 15 detik, kemudian
dikalikan 4 sehingga didapat denyut jantung selama 60 detik (1 menit).
3. Refleks Terhadapn Stimulus Taktil

 2 poin = bayi menangis, batuk atau bersin


 1 poin = meringis atau menangis lemah saat distimulasi
 0 poin = tidak ada respon terhadap stimulasi

4. Tonus Otot

 2 poin = bergerak aktif


 1 poin = sedikit gerakan
 0 poin = lemah atau tidak ada gerakan

5. Pernafasan

 2 poin = pernafasan baik dan teratur, menangis kuat


 1 poin = pernafasan lemah, tidak teratur
 0 poin = tidak ada nafas

Skor APGAR dihitung dengan menjumlahkan skor setiap komponen.

 Nilai terbaik adalah 10. Skor 7, 8 dan 9 adalah normal, bayi dapat dikatakan sehat.
 Skor 10 sangat jarang didapat karena sebagian besar bayi yang baru lahir akan
kehilangan 1 poin dari komponen warna kulit.
 Sebagian besar bayi yang baru lahir akan mempunyai warna kulit kebiruan pada
tangan dan kaki. [4]

Skor APGAR yang rendah biasanya disebabkan oleh:

 Proses kelahiran yang sulit


 Operasi caesar
 Cairan pada jalur pernafasan bayi

Bayi dengan Skor APGAR yang rendah mungkin membutuhkan:

 Oksigen dan pembersihan jalur nafas. Pembersihan jalur nafas dapat dilakukan
dengan menggunakan bulb syringe. Penyedotan dilakukan melalui mulut terlebih
dahulu, kemudian hidung. Urutan ini dipakai untuk mencegah bayi menghirup cairan
sekresi.
 Stimulasi fisik untuk membantu mendapatkan detak jantung yang normal

Skor APGAR dan Resusitasi

Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh Neonatal Resucitation Program, Skor APGAR
berguna untuk memperoleh informasi mengenai status klinis bayi yang baru lahir secara
umum dan respon bayi terhadap resusitasi.

Namun, resusitasi harus diinisiasi sebelum penentuan Skor APGAR pada menit ke-1. Oleh
karena itu Skor APGAR tidak bisa digunakan untuk menentukan kebutuhan resusitasi inisial,
tahapan resusitasi yang diperlukan ataupun kapan resusitasi diperlukan.[3]
Untuk menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru lahir, digunakan Neonatal
Resuscitation Algorithm. Persiapan dimulai dari sebelum bayi lahir yakni dengan menilai
resiko perinatal. [5]

Komponen dari Neonatal Resuscitation Algorithm adalah:

 Apakah kehamilan aterem?


 Apakah bayi memiliki tonus otot yang baik?
 Apakah bayi bernafas atau menangis?

Tiga komponen ini dinilai dalam 30 detik pertama kelahiran bayi. Jika bayi membutuhkan
resusitasi, skop APGAR digunakan untuk kemudian menilai respon bayi terhadap resusitasi.

Pedoman dari Neonatal Resuscitation Program menyatakan bahwa jika Skor APGAR
dibawah 7 setelah menit ke-5 maka penilaian dengan Skor APGAR diulang setiap 5 menit
sampai menit ke-20. [3]

Skor APGAR yang menetap di angka 0 setelah menit ke-10, dapat menjadi pertimbangan
untuk melanjutkan atau menghentikan resusitasi. Sangat sedikit bayi dengan Skor APGAR 0
setelah menit ke-10 dapat bertahan hidup tanpa kelainan neurologis. [3, 6, 7]

Pedoman Neonatal Resuscitation Program tahun 2011 menyatakan jika dapat dikonfirmasi
bahwa tidak ada denyut jantung setelah paling tidak 10 menit maka resusitasi dapat
dihentikan. [3]

Laporan dari Neonatal Encephalopathy and Neurologic Outcome menyatakan bahwa Skor
APGAR 7-10 pada menit ke-5 sebagai keadaan yang meyakinkan, skor 4-6 sebagai keadaan
yang tidak normal, skor 0-3 sebagai keadaan yang buruk bagi bayi yang aterm maupun late-
preterm. [8]

Keterbatasan Skor APGAR

Skor APGAR adalah penilaian mengenai kondisi bayi yang baru lahir pada suatu waktu
tertentu dan memiliki beberapa komponen yang bersifat subjektif.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi penilaian Skor APGAR, seperti:

 sedasi maternal atau anastesi


 malformasi kongenital
 usia gestasi
 trauma
 variasi antar penilai. [7]

Komponen seperti tonus otot, warna kulit, dan refleks bersifat subjektif dan sebagian
bergantung pada maturitas fisiologis dari bayi tersebut. Bayi pre-term yang sehat tanpa tanda-
tanda asfiksia bisa memiliki Skor APGAR yang rendah hanya karena usia kelahiran yang
belum cukup (immaturity). [9,10]

Skor APGAR tidak bisa dijadikan satu-satunya patokan untuk menentukan keadaan asfiksia
pada bayi yang baru lahir. Asfiksia adalah suatu istilah yang menggambarkan proses dengan
beragam derajat keparahan dan durasi daripada sebuah titik akhir. Oleh karena itu asfiksia
kurang tepat jika digunakan pada momen kelahiran jika tidak disertai dengan hasil tes
laboratorium yang menyatakan adanya kelainan intrapartum yang spesifik.

Untuk menentukan keadaan asfiksia, selain Skor APGAR, diperlukan juga hasil dari
pemantauan abnormalitas pada umbilical arterial blood gas, fungsi klinis sistem serebral,
hasil dari neuroimaging, neonatal electroencephalography, patologi plasenta, hasil tes
hematologi, dan indikasi adanya disfungsi multisistem organ. [7]

Ketika bayi yang baru lahir memiliki Skor APGAR kurang dari atau sama dengan 5 pada
menit ke-5 maka sample dari umbilical arterial blood gas sebaiknya diambil. Uji patologi
untuk plasenta juga sebaiknya dilakukan.

PENILAIAN APGAR SKOR

Nilai
Tanda 0 1 2
Denyut
Tidak ada Lambat < 100 >100
jantung(pulse)
Usaha Lambat, tidak Menangis dengan
Tidak ada
nafas(respisration) teratur keras
Fleksi pada
Tonus otot(activity) Lemah Gerakan aktif
ekstremitas
Kepekaan
Tidak ada Merintih Menangis kuat
reflek(gremace)
Tubuh merah
Biru Seluruhnya merah
Warna(apperence) muda,
pucat muda
ekstremitas biru
Sumber : Saifuddin, 2002

Klasifikasi :

a. Asfiksia ringan (apgar skor 7-10)

b. Asfiksia sedang (apgar skor 4-6)

c. Asfiksia berat (apgar skor 0-3)

Anda mungkin juga menyukai

  • Kuesioner Penelitian
    Kuesioner Penelitian
    Dokumen4 halaman
    Kuesioner Penelitian
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen14 halaman
    Kelompok 1
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1 Isbd
    Kelompok 1 Isbd
    Dokumen13 halaman
    Kelompok 1 Isbd
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 6 Ibu Rossa
    Kelompok 6 Ibu Rossa
    Dokumen15 halaman
    Kelompok 6 Ibu Rossa
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • INKOMPLIT
    INKOMPLIT
    Dokumen1 halaman
    INKOMPLIT
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Surat Perjanjian Pendirian Commanditaire Vennootschap (CV)
    Surat Perjanjian Pendirian Commanditaire Vennootschap (CV)
    Dokumen7 halaman
    Surat Perjanjian Pendirian Commanditaire Vennootschap (CV)
    Haryo Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Job Sheet
    Job Sheet
    Dokumen11 halaman
    Job Sheet
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • KEBIDANAN
    KEBIDANAN
    Dokumen11 halaman
    KEBIDANAN
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • KEBIDANAN
    KEBIDANAN
    Dokumen11 halaman
    KEBIDANAN
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Alat Kuretase
    Alat Kuretase
    Dokumen2 halaman
    Alat Kuretase
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pijat Oksitosin
    Makalah Pijat Oksitosin
    Dokumen13 halaman
    Makalah Pijat Oksitosin
    Teewee Pratiwi
    100% (3)
  • Makalah Pijat Oksitosin
    Makalah Pijat Oksitosin
    Dokumen13 halaman
    Makalah Pijat Oksitosin
    Teewee Pratiwi
    100% (3)
  • Plasenta Previa
    Plasenta Previa
    Dokumen13 halaman
    Plasenta Previa
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ibu Fauziah
    Tugas Ibu Fauziah
    Dokumen7 halaman
    Tugas Ibu Fauziah
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Nilai Apgar
    Nilai Apgar
    Dokumen11 halaman
    Nilai Apgar
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • KEBIDANAN
    KEBIDANAN
    Dokumen11 halaman
    KEBIDANAN
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ibu Fauziah
    Tugas Ibu Fauziah
    Dokumen7 halaman
    Tugas Ibu Fauziah
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Plasenta Previa
    Plasenta Previa
    Dokumen13 halaman
    Plasenta Previa
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • KEBIDANAN
    KEBIDANAN
    Dokumen11 halaman
    KEBIDANAN
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Nilai Apgar
    Nilai Apgar
    Dokumen11 halaman
    Nilai Apgar
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Plasenta Previa
    Plasenta Previa
    Dokumen13 halaman
    Plasenta Previa
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • KEBIDANAN
    KEBIDANAN
    Dokumen11 halaman
    KEBIDANAN
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat
  • Plasenta Previa
    Plasenta Previa
    Dokumen13 halaman
    Plasenta Previa
    Telpa Mindra Sulantry Penteno
    Belum ada peringkat